Jumat, 28 Juli 2023

Renungan Pagi

Matius 5:13-16 Pada ayat-ayat ini, Yesus mengingatkan kita sebagai pengikut-Nya untuk menjadi garam dan terang dunia. Garam memiliki sifat penyedap dan pengawet, sementara terang memberikan penerangan di kegelapan. Kita sebagai orang percaya dipanggil untuk membawa pengaruh positif di dunia ini.

Sebagai garam, kita harus memberikan rasa yang berbeda dalam segala hal yang kita lakukan. Ketika kita hidup dengan nilai-nilai Kristus, kita akan mempengaruhi orang lain di sekitar kita. Kita akan memberikan contoh kebaikan, kasih, dan kebenaran. Garam tidak dapat memberikan pengaruh jika tetap berada di dalam garamshaker, begitu juga dengan kita. Kita harus terlibat dalam kehidupan sehari-hari, berinteraksi dengan orang lain, dan berbagi kasih Kristus kepada mereka.

Selain itu, kita juga dipanggil untuk menjadi terang dunia. Terang tidak dapat disembunyikan; ia harus menerangi tempat-tempat yang gelap. Ketika kita hidup dengan integritas, kejujuran, dan kerendahan hati, kita menunjukkan jalan yang benar kepada orang lain. Melalui hidup kita yang penuh kasih, kebaikan dan kasih karunia, kita menjadi saksi bagi kuasa dan kemuliaan Allah.

Namun, kita harus berhati-hati agar keberadaan kita yang memberikan pengaruh positif tidak menjadi kesempatan untuk memperoleh pujian dan penghargaan manusia. Yesus mengingatkan kita untuk tidak beramal-agama hanya untuk memperoleh pujian dan pandangan manusia. Sebaliknya, kita harus melakukan segala sesuatu dengan rendah hati dan tulus, tanpa menyombongkan diri.

Tujuan kita adalah memberitakan kemuliaan Allah, bukan kemuliaan pribadi. Jika kita melakukan segala sesuatu hanya untuk memuaskan orang lain, kita kehilangan esensi dari panggilan kita sebagai orang percaya. Sebaliknya, kita harus hidup dengan kerinduan untuk menyenangkan Allah dan menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Hari ini, mari kita bertekad untuk hidup sebagai garam dan terang dunia. Mari kita jadikan hidup kita sebagai saksi yang menginspirasi dan membawa kemuliaan kepada Allah. Setiap tindakan kita, setiap perkataan kita, dan setiap sikap kita harus mencerminkan kasih Kristus kepada orang lain. Jangan biarkan kehidupan kita tersembunyi, tetapi biarkanlah terang Kristus bersinar melalui kita dan membawa perubahan bagi dunia di sekitar kita.Amin

Disini
Wamena, 29 Juli 2023
An Yoel Giban

Rabu, 26 Juli 2023

Renungan Pagi Matius 5:13-16

Matius 5:13-16 membahas tentang dua perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada para murid-Nya. Mari kita bahas setiap ayatnya dengan lebih mendalam:

Matius 5:13:

"Kamu adalah garam bagi bumi; tetapi jika garam menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya, selain dibuang ke luar dan diinjak orang."

Dalam ayat ini, Yesus menyatakan bahwa para pengikut-Nya (murid-murid-Nya) adalah "garam bagi bumi." Garam dalam zaman kuno digunakan untuk memberi rasa pada makanan, sebagai bahan pengawet, dan memiliki banyak manfaat lainnya. Dengan menggunakan perumpamaan ini, Yesus ingin menyampaikan bahwa murid-murid-Nya harus berfungsi sebagai "garam" di dunia ini.

Sebagai "garam," mereka harus memberikan dampak positif dalam masyarakat dan dunia di sekitar mereka. Mereka diharapkan untuk membawa cita-cita, kebenaran, kasih, dan pengorbanan bagi sesama manusia. Namun, perumpamaan ini juga mengingatkan para murid untuk menjaga diri agar tidak kehilangan pengaruh mereka yang positif. Jika garam menjadi tawar atau kehilangan rasa, maka kegunaannya akan hilang, dan garam tersebut akan dianggap tidak berguna. Oleh karena itu, para murid diingatkan untuk tetap hidup dalam kekudusan, kebenaran, dan kasih untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Matius 5:14-16:

"Kamu adalah terang dunia. Tidak mungkin sebuah kota tersembunyi di atas gunung. Dan juga, orang tidak menyalakan pelita untuk meletakkannya di bawah bakul, melainkan di atas kaki bakul, sehingga menerangi semua orang di rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di hadapan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Di sini, Yesus menyatakan bahwa para murid juga adalah "terang dunia." Seperti halnya kota yang terletak di atas gunung, terang para murid harus menjadi terang yang jelas dan terlihat bagi orang-orang di sekitar mereka. Terang ini mencerminkan kebenaran, keadilan, kasih, dan hidup yang mengikuti ajaran-Nya.

Seperti orang yang menyalakan pelita, para murid diminta untuk membiarkan terang mereka bersinar dengan jelas di depan orang lain, sehingga tindakan dan perilaku baik mereka akan terlihat oleh semua orang. Tujuan dari cahaya ini adalah untuk memuliakan Allah Bapa di sorga dan menarik orang lain untuk mengenal-Nya melalui tindakan dan kesaksian hidup para murid.

Rangkuman:

Renungan Pagi pada Matius 5:13-16 mengajarkan bahwa para pengikut Yesus (murid-murid) dipanggil untuk menjadi "garam bagi bumi" dan "terang dunia." Mereka harus berfungsi sebagai berkat bagi dunia dengan membawa cita-cita, kebenaran, dan kasih, serta memberikan contoh hidup yang baik yang mencerminkan ajaran Yesus. Semua ini bertujuan untuk memuliakan Allah dan menarik orang lain kepada-Nya melalui tindakan dan kesaksian hidup kita. Amin


Disini

Wamena, 27 Juli 2023

An Yoel Giban


Selasa, 25 Juli 2023

Renungan pagi Matius 5:1-12

Kotbah di Bukit yang merupakan kumpulan ajaran-ajaran Yesus yang terkenal dalam Kitab Suci. Di sini, Yesus berdiri di sebuah bukit dan mulai mengajar kepada murid-murid-Nya serta orang banyak yang hadir.

Verse 1 menyatakan bahwa ketika Yesus melihat orang banyak tersebut, Ia naik ke atas sebuah bukit dan murid-murid-Nya datang kepada-Nya. Yesus duduk dan mulai mengajar mereka.

Verse 3-12 kemudian menjelaskan tentang sembilan pengucapan salam yang dikenal sebagai "Berbahagialah" atau "Bahkan": "Berbahagialah orang yang miskin di dalam roh, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memperoleh bumi sebagai milik pusaka mereka." "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." "Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan melihat Allah." "Berbahagialah orang yang tulus hati, karena mereka akan melihat Allah." "Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan melihat Allah." "Berbahagialah orang yang memberi damai, karena mereka akan dipanggil anak-anak Allah." "Berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."

Pengajaran Yesus dalam pengucapan salam ini menunjukkan sikap hati dan jiwa yang diterima dan dipermuliakan oleh Allah. Yesus menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki sikap hati seperti ini akan menerima berkat dan penghiburan dari Allah, serta akan memperoleh kerajaan-Nya.

Verse 13 kemudian menyatakan bahwa Yesus juga mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka adalah "garam dunia" dan "terang dunia." Mereka dipanggil untuk mempengaruhi dan memperbaiki dunia di sekitar mereka, dengan memberikan rasa garam (menjaga moralitas dan keadilan) dan cahaya (menyebarkan kebenaran dan kasih Allah).

Renungan dari pasal ini mengajarkan kepada kita beberapa hal:

1. Kehidupan berbahagia tidak bergantung pada keadaan materi atau kepuasan duniawi, melainkan didasarkan pada sikap hati yang murni dan relasi yang benar dengan Allah. Kita harus mencari dan mengutamakan kerajaan-Nya di dalam hidup kita.

2. Orang yang hidup dengan sikap hati yang miskin di dalam roh, rendah hati, lemah lembut, lapar serta haus akan kebenaran, murah hati, tulus hati, murni hati, pemberi damai, dan siap menderita karena iman akan memperoleh berkat dan penghiburan dari Allah.

3. Sebagai murid-murid Yesus, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi garam dunia dan terang dunia. Kita harus mempengaruhi dunia di sekitar kita dengan moralitas yang tinggi, kebenaran, dan kasih yang tulus. Kita juga harus siap untuk menderita dan dianiaya karena iman kita.

Mari kita belajar dari ajaran Yesus ini dan berkomitmen untuk hidup dengan sikap hati yang benar di dalam hidup kita. Marilah kita menjadi garam dan terang di dunia ini, mempengaruhi dan menyebarkan kebaikan serta kasih Allah kepada orang-orang di sekitar kita. Semoga hidup kita menjadi saksi yang kuat bagi kemuliaan Allah dan memberkati banyak orang di sepanjang perjalanan kita.Amin

Disini
Wamena, 26 Juli 2023
An Yoel Giban

Senin, 24 Juli 2023

Renungan Pagi Matius 4:23-25

Renungan dalam Injil Matius 4:23-25 berbicara tentang pelayanan Yesus di daerah Galilea dan bagaimana kabar-Nya tersebar luas di kalangan orang-orang Palestina pada waktu itu.

Verse 23 mengatakan bahwa Yesus berkeliling di seluruh Galilea, mengajar di sinagoge-sinagoge mereka, memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah, dan menyembuhkan segala macam penyakit dan kelemahan di antara masyarakat. Kabar-Nya pun tersebar luas ke seluruh wilayah Palestina, sehingga orang-orang membawa kepada-Nya semua orang yang sakit, dengan berbagai macam penyakit dan penderitaan, seperti yang tercantum dalam verse 24.

Verse 25 menyatakan bahwa banyak orang mengikuti Yesus dari Galilea, Dekapolis, Yerusalem, Yudea, dan wilayah-wilayah di seberang sungai Yordan.

Renungan dari pasal ini mengajarkan kepada kita beberapa hal:

1. Yesus adalah Guru dan Pelayan yang sempurna

Ia mengajar dengan kuasa dan otoritas, memberitakan Kabar baik tentang Kerajaan Allah, dan menyembuhkan segala macam penyakit dan kelemahan. Yesus bukan hanya memberikan kehidupan rohani, tetapi juga peduli pada kebutuhan jasmani dan emosi manusia.

2. Kabar baik tentang Yesus menyebar luas. 

Orang-orang dari berbagai daerah datang kepada-Nya untuk mencari kesembuhan dan belajar dari-Nya. Ini menunjukkan betapa pentingnya memberitakan Kabar baik tentang Yesus kepada orang lain dan membagikan pengalaman kita dengan-Nya.

3. Yesus adalah Tuan dan Penguasa atas segala penyakit dan penderitaan. 

Orang-orang membawa kepada-Nya semua orang yang sakit dan Ia menyembuhkan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada penyakit atau penderitaan yang terlalu sulit bagi Yesus untuk menyembuhkan. Kita dapat percaya bahwa Tuhan kita memiliki kuasa atas segala sesuatu dan dengan iman, kita dapat memohon kepada-Nya untuk menyembuhkan dan menghapus penderitaan kita atau orang-orang yang kita kasihi.

Mari kita belajar dari pelayanan Yesus yang luar biasa ini dan melanjutkan karya-Nya di dunia ini. Marilah kita berbagi kabar baik tentang keselamatan dan pertolongan dari Yesus kepada orang-orang di sekitar kita, dan mengajak mereka untuk mengenal dan mengikut-Nya. Semoga hidup kita menjadi berkat bagi banyak orang dan menyaksikan kuasa penyembuhan dan pelengkap Yesus dalam segala aspek kehidupan. Amin

Disini
Wamena, 25 Juli 2023
An Yoel Giban

Minggu, 23 Juli 2023

Renungan Pagi Matius 4:1-11

 Matius 4:1-11 berbicara tentang percobaan yang dihadapi oleh Yesus di padang gurun dan mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki keteguhan iman dan ketaatan kepada Allah.

Setelah Yesus dibaptis, Roh Kudus membimbing-Nya menuju padang gurun untuk diuji oleh iblis. Selama empat puluh hari dan malam, Yesus berpuasa dan menghadapi lapar yang luar biasa. Iblis berusaha untuk mempengaruhi-Nya dan menjauhkan-Nya dari jalan yang benar.

Pada percobaan pertama, iblis memanfaatkan keadaan lapar Yesus dan menyarankan agar Yesus mengubah batu menjadi roti. Tetapi Yesus tetap teguh dalam iman-Nya dan menjawab bahwa manusia hidup bukan hanya dari roti, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Yesus menunjukkan bahwa mentalitas-Nya tidak hanya berfokus pada kebutuhan jasmani, tetapi lebih penting lagi adalah memenuhi kehendak dan rencana Allah.

Pada percobaan kedua, iblis membawa Yesus ke atas bahu bait Allah dan menantang-Nya untuk melompat, karena dalam nas Kitab Suci tertulis bahwa Allah akan memerintahkan malaikat-Nya untuk melindungi-Nya. Tetapi Yesus menejukkan kepada iblis bahwa tidak boleh mencobai Tuhan, dan iman yang benar tidak bergantung pada penampakan yang spektakuler atau kejadian luar biasa, tetapi pada kekuatan dan persekutuan yang tulus dengan Allah.

Pada percobaan ketiga, iblis menjanjikan kekuasaan dan kemuliaan dunia kepada Yesus jika Ia bersedia untuk menyembah iblis. Tetapi Yesus menegaskan bahwa hanya Allah yang harus disembah dan Ia tidak akan mau menyembah yang lain.

Dalam renungan ini, kita bisa belajar bahwa iman dan ketaatan kita kepada Allah adalah yang paling penting. Dalam hidup ini, kita juga akan menghadapi banyak godaan dan percobaan seperti yang Yesus alami. Namun, jika kita memiliki keteguhan iman dan tetap setia kepada Allah, kita akan dapat mengatasi setiap godaan dan menghadapi setiap percobaan dengan bijaksana.

Mari kita belajar dari keteguhan Yesus dalam renungan ini dan bertekun dalam iman kita. Kita tidak sendirian dalam menghadapi percobaan, karena Allah senantiasa bersama kita dan memberikan kekuatan bagi kita untuk menghadapinya. Semoga renungan ini menjadi dorongan bagi kita untuk terus hidup dalam iman yang teguh dan setia kepada Allah.Amin


Disini
Wamena, 23 Juli 2023
An Yoel Giban

Sabtu, 22 Juli 2023

Renungan Pagi Matius 3:13-17

Matius 3:13-17 mengisahkan tentang baptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis.

Pada ayat 13, kita melihat bahwa Yesus datang dari Galilea ke sungai Yordan untuk dibaptis oleh Yohanes. 

Pada awalnya, Yohanes merasa tidak pantas untuk membaptis Yesus, karena Yohanes menyadari bahwa Yesus adalah Mesias yang jauh lebih besar daripada dirinya. Namun, Yesus meyakinkan Yohanes bahwa baptisan ini penting untuk menaati segala kehendak Allah.

Ketika Yesus dibaptis, ayat 16 mencatat bahwa langit terbuka dan Roh Allah turun seperti burung merpati dan mendarat di atas Yesus. Selain itu, suara dari surga juga terdengar, yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan beberapa hal penting. 

Pertama, pentingnya ketaatan kepada kehendak Allah. Yesus, sebagai Anak Allah, datang ke dunia ini untuk menaati dan memenuhi segala kehendak Allah. Dia memilih untuk bertobat dan dibaptis sebagai suatu tindakan yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan-Nya kepada Bapa.

Kedua, renungan ini mengajarkan tentang kehadiran Roh Allah. Ketika Yesus dibaptis, Roh Allah turun ke atas-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Penyelamat yang diurapi oleh Roh Kudus. Roh Kudus juga terlibat dalam kehidupan dan pelayanan kita sebagai pengikut Kristus. Dia memberikan kuasa dan petunjuk-Nya kepada kita untuk menjalani hidup yang setia kepada Tuhan.

Terakhir, renungan ini mengajak kita untuk mengenal Yesus sebagai Anak Allah yang dikasihi oleh Bapa. Suara yang terdengar dari surga menyatakan kasih Bapa kepada Anak-Nya. Dalam Yesus, kita juga mendapatkan anugerah kasih Allah yang tak terbatas. Kita dipanggil untuk mempercayai Yesus sebagai Juruselamat kita dan hidup dalam pengenalan akan kasih-Nya.

Renungan ini mengingatkan kita bahwa baptisan bukanlah sekadar tindakan fisik semata, tetapi juga peristiwa rohani yang melibatkan kehadiran Allah dan bukti kasih-Nya. Kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan terhadap kehendak Allah, membiarkan Roh Kudus memimpin hidup kita, dan mengenal Yesus dengan lebih dalam, menjalin hubungan yang erat dengan-Nya sebagai Anak Allah yang dikasihi oleh Bapa.

Melalui Renungan Pagi Matius 3:13-17, mari kita merenungkan lebih dalam panggilan kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah, mengalami kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita, dan mengenal Yesus sebagai Juruselamat dan Anak Allah yang dikasihi oleh Bapa.Amin

Disini
Wamena, 22 Juli 2023
An Yoel Giban

Jumat, 21 Juli 2023

Renungan Pagi Matius 3:1-12

Matius 3:1-12 mengajak kita untuk merenungkan pesan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis.

Pada bagian awal, kita melihat bahwa Yohanes muncul sebagai seorang nabi yang menyampaikan pesan penyesalan dan pertobatan kepada orang-orang Yahudi. Dia datang dengan panggilan dari Allah untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias, Yesus Kristus. Yohanes mengajak orang-orang untuk meninggalkan dosa-dosa mereka dan mengubah hidup mereka agar siap menerima Kristus.

Yohanes menggunakan air baptisan sebagai simbol dari pertobatan. Dia meminta orang-orang untuk dibaptis sebagai tanda bahwa mereka telah bertobat dan bersedia mengubah hidup mereka. Namun, Yohanes juga menegaskan bahwa baptisan dengan air hanyalah simbol eksternal belaka, sedangkan yang benar-benar penting adalah pertobatan hati dan perubahan hidup yang didalamnya.

Yohanes juga memperingatkan tentang kedatangan Mesias yang akan membawa penghakiman dan pemisahan yang tegas antara orang yang hidup setia kepada Allah dan orang yang hidup dalam dosa. Dia menggunakan gambaran pohon anggur untuk menggambarkan betapa teliti pemisahan tersebut. Pohon anggur yang tidak berbuah akan dipotong dan dibuang, sedangkan pohon anggur yang berbuah baik akan dirawat dan dijaga dengan baik.

Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan tentang pentingnya pertobatan dan hidup yang setia kepada Allah. Baptisan hanyalah simbol eksternal belaka, yang benar-benar penting adalah perubahan hati dan hidup yang disertai dengan buah-buah yang baik. Kita harus berani mengakui dosa-dosa kita, bertobat dari dosa-dosa tersebut, dan hidup setia kepada Allah. Hanya dengan cara itu kita akan siap menyambut kedatangan Kristus dan hidup yang menyenangkan kepada-Nya.

Dalam renungan ini, kita juga diajak untuk mengevaluasi apakah kehidupan kita saat ini berbuah baik atau tidak. Apakah hidup kita telah mengalami perubahan yang nyata setelah bertobat? Apakah kita menghasilkan buah-buah yang baik, seperti kasih, sukacita, damai, kesabaran, kemurahan hati, kesetiaan, kebaikan, dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23)? Jika tidak, renungan ini mengingatkan kita untuk selalu memperbaiki diri dan memohon bantuan Roh Kudus agar hidup kita bisa berbuah baik.

Mari kita merenungkan pesan Yohanes Pembaptis dalam Renungan Pagi Matius 3:1-12 ini dan bertekad untuk hidup bertobat dan setia kepada Allah, sehingga hidup kita berbuah baik dan siap menyambut kedatangan Kristus.Amin

Disini
Wamena, 22 Juli 2023
An Yoel Giban

Kamis, 20 Juli 2023

Renungan Pagi Roma 12:1

Bacaan Roma 12:1 Ayat Ini adalah bagian dari surat Paulus kepada jemaat di Roma, di mana Paulus memberikan pengajaran tentang bagaimana seorang Kristen seharusnya hidup sebagai tanggapan atas kasih karunia Allah.

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu: persembahkanlah tubuhmu sebagai kurban yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itulah ibadahmu yang sejati."

Ayat ini menekankan pentingnya hidup yang sepenuhnya diserahkan kepada Tuhan sebagai bentuk ibadah sejati bagi seorang Kristen. Kata-kata "persembahkanlah tubuhmu sebagai kurban yang hidup" menunjukkan bahwa setiap aspek kehidupan fisik dan spiritual kita harus dipersembahkan kepada Tuhan. Tuhan menginginkan kita untuk hidup dengan taat dan setia kepada-Nya dalam segala hal.

Seluruh pasal 12 dari surat Roma memberikan pedoman praktis tentang bagaimana hidup sebagai orang percaya, dengan menekankan kasih, kesalehan, pelayanan, dan kerendahan hati. Pasal ini berisi ajaran-ajaran yang relevan bagi kehidupan sehari-hari dan hubungan kita dengan sesama serta dengan Allah.

Semoga ayat ini menginspirasi Anda untuk hidup dengan sepenuhnya bagi Tuhan, dan mendedikasikan setiap aspek hidup Anda sebagai ibadah yang sejati bagi-Nya. Amin


Disini

Wamena, 21 Juli 2023

An Yoel Giban

Rabu, 19 Juli 2023

Renungan pagi

Matius 2:13-15. Bagian ini menceritakan tentang pelarian Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Mesir dan kembali ke Israel setelah ancaman nyawanya oleh Raja Herodes.

Setelah orang Majus meninggalkan Betlehem, seorang malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Yosef dalam mimpi. Malaikat itu memberi tahu Yosef bahwa Herodes akan mencari Yesus untuk membunuh-Nya dan memerintahkan Yosef untuk pergi ke Mesir dengan Maria dan Yesus untuk bersembunyi di sana. Yosef segera berangkat pada malam hari dengan keluarganya dan tinggal di Mesir sampai Herodes meninggal.

Ketika Herodes meninggal, malaikat Tuhan sekali lagi menampakkan diri kepada Yosef dalam mimpi dan memerintahkan mereka untuk kembali ke Israel. Yosef serta Maria dan Yesuspun pergi ke wilayah Israel, tetapi karena takut kepada Archelaus, putra Herodes yang kemudian menjadi raja, mereka tidak pergi ke Yudea tetapi pergi ke Galilea dan tinggal di kota Nazaret.

Dalam cerita ini, kita melihat kerja Tuhan yang luar biasa dalam melindungi Yesus dari ancaman nyawa. Malaikat Tuhan secara langsung berkomunikasi dengan Yosef melalui mimpi, memberi petunjuk dan perlindungan kepada keluarga tersebut. Kita dapat melihat bahwa Tuhan selalu aktif dalam memelihara dan melindungi umat-Nya.

Selain itu, peristiwa ini juga menggenapkan nubuat-nubuat dalam Kitab Suci. Matius mencatat bahwa pelarian Yesus ke Mesir dan kembali ke Israel sesuai dengan nubuat-nubuat tertulis dalam kitab Nabi Hosea: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku" (Hosea 11:1). Hal ini menunjukkan penggenapan janji Allah dan bahwa Yesus adalah Mesias yang telah dinubuatkan.

Renungan ini mengingatkan kita akan kekuatan dan perlindungan Allah dalam hidup kita. Seperti Yosef yang dipimpin oleh petunjuk Tuhan, kita juga harus senantiasa mempercayai dan mengikuti kehendak Allah, meskipun kadang-kadang jalan yang ditunjukkan-Nya mungkin tampak tidak wajar atau sulit. Kita dapat yakin bahwa Tuhan selalu ada bersama kita, melindungi dan membimbing kita melalui segala keadaan.

Di pagi hari ini, mari kita bersyukur kepada Tuhan atas perlindungan-Nya yang ajaib dalam hidup kita. Marilah kita juga menempatkan kepercayaan dan iman kita sepenuhnya kepada-Nya, mempercayai bahwa Ia senantiasa menjaga kita dalam segala situasi. Dan ketika kita menghadapi tantangan dan rintangan dalam hidup, marilah kita mengingat dan mempercayai bahwa Tuhan adalah pelindung yang setia yang akan menjaga dan mengarahkan setiap langkah kita. Amin

Disini
Wamena, 20 Juli 2023
An Yoel Giban

Renungan Malam

Renungan Malam ini berdasarkan bacaan dari Matius 2:1-12. Ini adalah kisah tentang orang majus yang mencari Yesus, sang Raja orang Yahudi yang baru lahir.

Kisah dimulai dengan kedatangan orang majus dari Timur ke Yerusalem. Mereka datang dengan maksud untuk mencari dan menyembah Raja orang Yahudi yang baru lahir. Ketika mereka tiba di Yerusalem, mereka bertanya kepada para ahli Taurat di sana tentang keberadaan sang Raja. Herodes, raja pada saat itu, mendengar tentang kedatangan orang majus, merasa terganggu dan gemetar karena takut takhtanya diambil alih oleh seorang Raja baru. Dia berpura-pura ingin menyembah Yesus, tetapi sesungguhnya dia memiliki niat jahat.

Orang majus kemudian meninggalkan Yerusalem dan mengikuti bintang yang mereka lihat di Timur. Bintang itu memimpin mereka ke Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Mereka sangat bersukacita ketika melihat bintang itu berhenti di atas rumah tempat Yesus berada. Mereka masuk ke dalam rumah dan menyembah Yesus serta memberikan persembahan berupa emas, kemenyan, dan mur.

Dalam pengalaman ini, kita dapat melihat beberapa pesan yang penting. Pertama, kedatangan Orang Majus mengingatkan kita bahwa Yesus bukan hanya Raja orang Yahudi, tetapi Raja bagi seluruh dunia. Orang Majus yang datang dari Timur mewakili semua bangsa dan suku yang datang untuk menyembah-Nya. Yesus adalah Raja yang tidak terbatas oleh batas geografis atau suku bangsa.

Kedua, ketika orang Majus melihat dan menyembah Yesus, mereka menunjukkan adanya keyakinan dan iman yang kuat. Mereka melakukan perjalanan jauh, mengorbankan waktu dan energi mereka hanya untuk menemukan dan menyembah-Nya. Mereka memberikan persembahan yang berharga, menunjukkan kehormatan dan penghormatan mereka kepada-Nya. Kita juga dipanggil untuk memiliki iman seperti itu, untuk mencari dan menyembah Yesus dengan sepenuh hati.

Akhirnya, ada juga pesan tentang kerendahan hati dan ketaatan dalam kisah ini. Para orang Majus, yang memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan yang besar, tunduk kepada Yesus sebagai Raja. Mereka tidak melawan atau menentang kehendak Allah, tetapi dengan taat mengikuti perintah-Nya. Mereka juga menerima peringatan ilahi untuk tidak kembali kepada Herodes. Ini mengingatkan kita akan pentingnya untuk selalu tunduk kepada Allah dan mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya dalam hidup kita.

Di Malam ini, mari kita merenungkan kisah orang Majus yang mencari dan menyembah Yesus. Mari kita mengasihi, percaya, dan taat kepada-Nya sebagai Raja kita. Mari kita memberikan persembahan yang berharga kepada-Nya, yaitu hidup kita yang sungguh-sungguh dan sepenuhnya. Dan dalam segala hal, marilah kita tetap kerendahan hati dan taat kepada kehendak Allah dalam hidup kita.Amin

Disini
Wamena, 19 Juli 2023
An Yoel Giban

Selasa, 18 Juli 2023

Judul Matius 1:18-25

Matius 1:18-25: Pada renungan pagi kali ini, kita akan mempelajari kisah kelahiran Yesus Kristus menurut kitab Matius. Kisah ini dimulai ketika Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf. Namun, sebelum mereka hidup sebagai suami istri, Maria sudah hamil oleh pekerjaan Roh Kudus.

Kisah ini menunjukkan betapa istimewanya kelahiran Yesus Kristus. Yesus tidak lahir dari hubungan manusiawi biasa, tetapi secara luar biasa dikandung oleh Roh Kudus. Hal ini menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang unik dan istimewa.

Pada awalnya, Yusuf berpikir untuk menceraikan Maria dengan diam-diam karena tidak ingin menyiakan kehormatan Maria. Namun, malaikat Tuhan tampil kepadanya dalam mimpi dan memberitahu kebenaran tentang kehamilan Maria. Malaikat tersebut menyampaikan bahwa apa yang dikandung oleh Maria adalah dari Roh Kudus dan Yusuf diminta untuk menerima Maria sebagai isterinya.

Melalui penglihatan itu, Yusuf menyadari bahwa kelahiran Yesus adalah bagian dari rencana Allah yang besar untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Sesuai dengan firman Tuhan yang disampaikan melalui nabi, seorang dara akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan dinamai Imanuel, yang berarti "Allah menyertai kita".

Ketika Yusuf bangun dari tidurnya, ia dengan setia melakukan seperti yang diperintahkan oleh malaikat Tuhan dan menerima Maria sebagai istrinya. Meskipun Yusuf tidak bersenggama dengan Maria sebelum melahirkan anak laki-laki, ia menamakan anak tersebut Yesus, sesuai dengan perintah yang diberikan oleh malaikat Tuhan.

Renungan ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya kita untuk memiliki kepercayaan dan keteguhan iman dalam menghadapi situasi yang sulit dan tidak terduga. Yusuf akan mengalami stigma dan penghinaan karena menerima Maria sebagai istrinya yang sudah hamil sebelum menikah. Namun, ia tetap setia pada Allah dan berpegang pada firman Tuhan.

Kisah kelahiran Yesus Kristus mengajarkan kepada kita tentang kesetiaan Allah dalam memenuhi janji-janji-Nya, terlepas dari situasi yang sulit. Allah menggunakan kejadian yang luar biasa dan tidak biasa untuk memenuhi rencana-Nya dalam menyelamatkan umat-Nya.

Renungan ini mengajak kita untuk lebih mengandalkan Allah dalam setiap keadaan hidup kita. Meskipun segala sesuatu terlihat mustahil atau sulit, tetapi Allah tetap bisa bekerja dan menggenapi rencana-Nya. Kita harus siap untuk setia mengikuti dan melaksanakan kehendak-Nya, sebagaimana Yusuf yang setia dalam menerima Maria dan menamai anaknya Yesus.

Marilah kita mengambil pelajaran dari kisah ini dan berpegang pada kebenaran firman Tuhan. Biarlah kelahiran Yesus Kristus, yang merupakan bukti nyata kasih Allah kepada umat-Nya, menjadi pengingat bagi kita untuk selalu percaya pada-Nya dan hidup sesuai dengan rencana-Nya. Amin.

Disini,
Wamena 19 Juli 2023
An Yoel Giban

Minggu, 16 Juli 2023

Renungan Ratapan 4:10

Kitab Ratapan ditulis oleh nabi Yeremia sebagai ungkapan kesedihan dan ratapan atas kehancuran Yerusalem oleh Babel.

Ayat 10 dari pasal 4 menyatakan:

"Tangan belas kasihan perempuan-perempuan Yerusalem telah memasak anak-anak mereka sendiri; anak-anak itu menjadi makanan bagi mereka, pada waktu bangsa Yahudi mengalami kebinasaan."

Ayat ini menggambarkan situasi kehancuran yang mengerikan yang dialami oleh penduduk Yerusalem. Kehancuran dan pengepungan oleh pasukan Babel membuat situasi kehidupan menjadi sangat mengerikan, di mana perempuan-perempuan di Yerusalem sampai pada titik terdesak dan menyedihkan yang pada akhirnya mereka memakan anak-anak mereka sendiri sebagai makanan untuk bertahan hidup.

Ayat ini memberikan gambaran keputusasaan dan penderitaan yang dihadapi oleh penduduk Yerusalem pada masa itu. Ini juga adalah bagian dari ratapan dan kesedihan yang dirasakan oleh nabi Yeremia yang mencerminkan kesedihan dan kepahitan hati yang dirasakan oleh umat Israel yang mengalami akibat dari keputusan-keputusan buruk mereka dan penghukuman dari Tuhan karena dosa-dosa mereka.

Ratapan ini juga menunjukkan akibat buruk dari ketidaksetiaan umat Allah dan peringatan tentang pentingnya bertekun dalam iman dan tetap hidup dalam ketaatan kepada Tuhan.Amin

Disini
wamena, 16 Juli 2023
An Yoel Giban

Sabtu, 15 Juli 2023

Renungan Pagi Ulangan 12:29-32

Ulangan 12:29-32

Pasal ini berbicara tentang perintah kepada umat Israel ketika mereka memasuki tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Tuhan. Dalam pasal tersebut, Tuhan menyuruh mereka untuk mengusir bangsa-bangsa kafir dan menghancurkan segala bentuk penyembahan berhala yang ada di sana.

Ayat 29-30 menyatakan peringatan kepada umat Israel agar mereka berhati-hati dan tidak jatuh ke dalam praktek penyembahan berhala bangsa-bangsa kafir itu. Tuhan ingin pemusnahan terhadap berhala-berhala dan penyembahan berhala itu tidak menyebar ke kalangan umat Israel. Mereka harus menjaga diri dan tetap setia kepada Tuhan.

Ayat 31-32 menyatakan bahwa umat Israel tidak boleh melakukan apa yang dianggap baik atau benar di mata mereka sendiri, tetapi harus mengikuti perintah-perintah Tuhan. Mereka harus menghancurkan berhala-berhala yang mereka temukan dan tidak boleh melestarikannya atau mempraktikkan penyembahan berhala itu. Tuhan tidak menghendaki adanya kompromi atau pencampuran antara penyembahan berhala dan penyembahan kepada-Nya.

Pesan dari pasal ini adalah pentingnya tetap setia dan taat kepada Tuhan serta menjauhi segala bentuk penyembahan berhala.

Israel dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dan hanya menyembah-Nya seorang. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam pasal ini juga dapat menjadi pengingat bagi kita untuk tetap berpegang teguh pada iman dan prinsip-prinsip kebenaran yang Tuhan ajarkan dalam Firman-Nya. Amin

Disini
Wamena, 16 Juli 2023
An Yoel Giban

Jumat, 14 Juli 2023

Renungan Pagi Mazmur 23

Dalam Mazmur 23, Daud menggambarkan Tuhan sebagai gembalanya. Di dalam gambaran ini, kita dapat belajar banyak tentang hubungan intim kita dengan Tuhan dan bagaimana Dia adalah sumber kekuatan dan perlindungan bagi kita.

Mazmur ini dimulai dengan pernyataan kuat, "Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku" (ayat 1). Kata-kata ini mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah sumber segala kebutuhan kita. Dalam hidup ini yang penuh kegelisahan dan kekhawatiran, kita dapat menemukan kedamaian dan kecukupan dalam Tuhan.

Daud melanjutkan, "Dialah yang menenangkan aku di padang rumput yang hijau, Dia membimbing aku ke air tenang" (ayat 2). Padang rumput yang hijau melambangkan tempat kesuburan dan penyegaran. Ketika hidup kita penuh dengan tantangan dan kekeringan rohani, Tuhan hadir untuk menghibur dan menyegarkan kita. Dia membawa kita ke air tenang, mengistirahatkan jiwa kita dan memulihkan kelelahan.

Dalam perjalanan hidup, kita sering kali mengalami lembah kegelapan dan bayang-bayang kematian. Namun, Daud berkata, "Aku tiada takut malapetaka sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, sebab Engkau besertaku" (ayat 4). Kehadiran Tuhan memberi kita keberanian untuk menghadapi tantangan hidup dan mengatasi ketakutan kita. Dia adalah perlindungan yang kokoh dan setia.

Mazmur ini juga menekankan kasih dan kesetiaan Tuhan. Daud menyatakan, "Biarlah kesetiaan dan kasih setia-Mu menemani aku sepanjang hidupku, dan aku akan tinggal di rumah Tuhan selama-lamanya" (ayat 6). Kasih Tuhan mengikutipun akan melindungi kita dan membimbing kita sepanjang hidup kita. Kesetiaan-Nya tidak akan pernah berubah dan kita dapat memiliki kepastian bahwa kita akan tinggal di rumah Tuhan selama-lamanya.

Renungan dari Mazmur 23 mengajak kita untuk mencari Tuhan dengan setia dan bersandar pada-Nya sebagai gembala yang baik. Mari kita percayakan hidup kita kepada-Nya, melepaskan semua kekhawatiran kita, dan menemukan kedamaian dan kekuatan yang hanya dapat ditemukan di dalam diri-Nya.Amin

Disini
Wamena, 15 Juli 2023
An Yoel Giban

Kamis, 13 Juli 2023

Renungan Pagi Kejadian 3.1-24

Dalam pembacaan kita hari ini dari Kejadian 1:1-24, kita mendapatkan pengantar yang indah tentang penciptaan dunia oleh Allah. Kitab Kejadian adalah awal dari Kitab Suci dan memberikan dasar bagi pemahaman kita tentang asal mula segala sesuatu.

Ayat pertama dalam Kitab Kejadian menyatakan, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." Dalam ayat ini, kita melihat kekuasaan, otoritas, dan kehadiran Allah yang membentuk segala sesuatu. Allah, sebagai pencipta, memiliki kekuasaan dan kebijaksanaan untuk membentuk dunia ini dengan perencanaan dan tujuan yang sempurna.

Selama enam hari, Allah secara bertahap menciptakan segala sesuatu. Dia menciptakan langit dan bumi, cahaya, air, tanah, tumbuh-tumbuhan, matahari, bulan, dan bintang-bintang, serta ikan dan burung, dan akhirnya menciptakan manusia. Setiap penciptaan-Nya dianggap baik oleh Allah.

Melalui penciptaan ini, kita melihat kebajikan dan kebijaksanaan Allah. Dia menciptakan segala sesuatu dengan perhatian terhadap detail, harmoni, dan keragaman. Kehadiran-Nya dalam penciptaan-Nya mengisyaratkan pentingnya kita memandang dunia ini sebagai anugerah yang indah dan unik dari Allah.

Dalam penciptaan manusia, kita sebagai manusia mencerminkan citra Allah. Allah menciptakan kita dengan tanggung jawab dan misi yang jelas, yaitu untuk mengatur dan menjaga dunia ini dengan bijaksana. Dia memberikan kita otoritas atas ciptaan-Nya.

Renungan kita pada hari ini mengajak kita untuk merenungkan kebesaran Allah sebagai Pencipta. Menyaksikan keindahan dan kompleksitas ciptaan-Nya harus mengundang kita untuk memuliakan dan memuji-Nya. Kita juga harus merenungkan tanggung jawab kita sebagai manusia dalam mengelola dan merawat dunia ini dengan bijaksana.

Selain itu, kita harus menghargai keberagaman dan keharmonisan yang ada dalam ciptaan Allah. Seperti yang telah kita lihat, Allah menciptakan segala sesuatu dengan tujuan dan maksud. Dalam keberagaman alam ini, kita dapat melihat kebijaksanaan dan kebaikan-Nya yang tak terbatas.

Dalam renungan kita hari ini, marilah kita merenungkan betapa besar dan indahnya ciptaan Allah. Marilah kita bersyukur dan menghormati Allah sebagai Pencipta yang sempurna. Marilah kita juga melakukan bagian kita dalam mengelola dan merawat dunia ini dengan bijaksana, sebagai bentuk penghormatan kepada Allah.Amin

Disini
Wamena, 14 Juli 2023
An Yoel Giban

Rabu, 12 Juli 2023

Renungan Pagi Mazmur 123

Mata kami tertuju kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita." (Mazmur 123:2)

Mazmur 123 adalah sebuah seruan yang tulus kepada Tuhan, dengan hati dan pikiran yang penuh harap, dan memandang-Nya sebagai satu-satunya sumber pertolongan. Mazmur ini mengajarkan kita untuk tetap berfokus pada Tuhan dalam segala situasi hidup kita.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menghadapi berbagai tekanan dan tantangan. Namun, dalam segala hal tersebut, kita harus ingat bahwa kita memiliki Allah yang dapat kita percayai. Seperti mazmur ini katakan, "Mata kami tertuju kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita."

Renungan pagi ini mengajarkan kita untuk mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan dalam segala situasi. Daripada terfokus pada masalah kita, kita harus memandang kepada Tuhan yang dapat memberikan pertolongan dan penyelamatan. Kita tidak boleh terfokus pada apa yang terjadi di sekeliling kita, tetapi mengarahkan fokus kita kepada Tuhan yang berkuasa.

Mazmur ini juga mengingatkan kita bahwa kita harus tunduk dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Jangan mengandalkan kekuatan kita sendiri, tetapi bersandarlah dan bergantunglah kepada Allah yang bersemayam di takhta sorgawi. Dalam segala situasi, kita harus meletakkan kepercayaan penuh kita kepada-Nya.

Pesan yang dapat kita ambil dari mazmur ini adalah pentingnya menjaga dan memelihara hubungan yang erat dengan Tuhan. Ketika kita menghadapi tantangan dan cobaan, mari kita tetap mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan. Percayalah bahwa Dia dapat mengasihani kita dan memberikan pertolongan dalam segala waktu.

Hari ini, marilah kita memulai hari kita dengan mengarahkan pandangan dan harapan kita kepada Tuhan. Marilah kita memohon belas kasihan dan pertolongan-Nya dalam segala keadaan. Bersandarlah sepenuhnya kepada-Nya, dan percayalah bahwa Dia adalah Allah yang setia dan berkuasa. Tetaplah mengandalkan-Nya dalam segala situasi hidup kita. Amin.


Disini

Wamena, 13 Juli 2023

An Yoel Giban

Selasa, 11 Juli 2023

Renungan Pagi

Hari ini, kita akan merenungkan Mazmur 5.

Mazmur 5 adalah doa Daud kepada Tuhan, meminta perlindungan dan petunjuk-Nya. Dalam mazmur ini, Daud menyampaikan permintaannya kepada Tuhan dengan keyakinan bahwa Dia yang benar dan setia akan mendengarkan dan menjawab doanya.

Daud mulai mazmur ini dengan memohon agar Tuhan mendengarkan seruannya. Ia menyatakan keyakinannya bahwa Tuhan adalah Allah yang adil, yang tidak menyukai kejahatan. Dalam doanya, Daud juga mengungkapkan kehendaknya untuk beribadah di hadapan Tuhan dan mengandalkan kasih dan kemurahan-Nya.

Daud juga mengadukan musuh-musuhnya kepada Tuhan. Ia meminta Tuhan untuk menghancurkan para penyerangnya karena setiap orang yang melakukan kejahatan dan berdusta pasti akan bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Mazmur ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Ketika kita menghadapi tantangan, kesulitan, atau ketidakadilan, kita dapat datang kepada-Nya dalam doa, seperti yang dilakukan Daud. Kita dapat memercayakan masalah dan kebutuhan kita kepada Tuhan yang adil dan setia.

Selain itu, mazmur ini juga mengajarkan pentingnya hidup yang benar di hadapan Tuhan. Seperti yang dinyatakan oleh Daud, Tuhan tidak menyukai kejahatan dan berdusta. Oleh karena itu, kita perlu hidup dalam kebenaran, integritas, dan ketaatan kepada Tuhan.

Mazmur 5 juga mengingatkan kita akan kepentingan memprioritaskan ibadah dan persekutuan dengan Tuhan. Daud dengan penuh keyakinan menyatakan keinginannya untuk beribadah di hadapan Tuhan. Begitu juga, kita perlu meluangkan waktu untuk berdoa, membaca Firman Tuhan, dan menghormati-Nya dalam segala hal yang kita lakukan.

Jadi, mari kita belajar dari Mazmur 5 agar kita dapat hidup dengan mengandalkan Tuhan sepenuhnya, hidup dalam kebenaran dan integritas, dan memprioritaskan ibadah kepada-Nya. Betapa baiknya menghadap Tuhan dalam doa dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya.

Semoga renungan ini memberkati dan mengilhami kita untuk memiliki hati yang rendah hati, taat, dan penuh keyakinan dalam hidup kita setiap harinya. Marilah kita mengikuti teladan Daud dalam memercayakan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan dan hidup dalam kehendak-Nya. Amin.

Disini
Wamena, 12 Juli 2023
An Yoel Giban

Senin, 10 Juli 2023

Renungan Malam

Hari ini, mari kita merenungkan Mazmur 1.

"Mazmur ini mengajarkan tentang kebahagiaan orang yang mengikuti firman Tuhan dalam hidupnya. Orang ini digambarkan seperti sebuah pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada waktu yang tepat dan daunnya tidak layu. Segala sesuatu yang dilakukan oleh orang ini berhasil." (Mazmur 1:1-3)

Mazmur ini menggarisbawahi pentingnya hidup yang diperintahkan oleh Tuhan. Orang yang hidup dengan mengikuti dan mematuhi firman-Nya akan mengalami kebahagiaan dan kelimpahan dalam hidup mereka. Mereka akan merasakan sukacita yang dijanjikan Tuhan kepada mereka yang setia.

Perumpamaan yang digunakan dalam Mazmur ini, tentang pohon yang ditanam di tepi aliran air, menggambarkan bagaimana hidup kita seharusnya terhubung langsung dengan sumber kehidupan yang sejati yaitu Tuhan. Ketika kita hidup dalam relasi yang intim dengan-Nya, kita akan diberi hidup yang penuh dan berkembang.

Di tengah kehidupan yang serba sulit dan penuh godaan, Mazmur 1 mengingatkan kita akan pentingnya memilih jalan yang benar. Orang yang hidup menurut kehendak Tuhan tidak akan terpengaruh oleh perbuatan jahat orang lain. Mereka tidak ikut campur dalam keberdosaan dunia, tetapi justru mereka giat mempelajari hukum Tuhan dan berfokus pada-Nya.

Bukan hanya itu, Mazmur ini juga menegaskan bahwa Tuhan mengawasi dan mengenal perjalanan hidup kita. Orang yang menjadi kebanggaan-Nya akan mendapatkan pertolongan dan perlindungan dari Tuhan di setiap situasi. Mereka akan menjalani hidup yang diberkati dan mendapatkan umur yang panjang.

Karenanya, Mari kita merenungkan dan menggali firman Tuhan setiap hari. Marilah kita hidup menurut kehendak-Nya dan menghindari godaan dan dosa. Dan ketika kita menjalani hidup dengan hati yang taat kepada-Nya, maka hidup kita akan dimeriahkan oleh kebahagiaan, kesejatian, dan kesuksesan yang hanya bisa diberikan oleh Tuhan.

Semoga renungan ini mengilhami dan menguatkan kita untuk hidup mengikuti firman Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Marilah kita menjadi pohon yang teguh berakar di dalam Tuhan, menghasilkan buah yang baik, dan menjadi terang dunia yang memuliakan-Nya.Amin

Disini
Wamena, 10 Juli 2022
An Yoel Giban

Jumat, 07 Juli 2023

Renungan Lilin Kecil

Injil Matius 3:1-13

Pada renungan pagi kali ini, kita akan melihat kisah Yohanes Pembaptis dan pelayanan pertobatannya seperti yang dicatat dalam Injil Matius 3:1-13.

 Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi yang secara khusus dipilih oleh Allah untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias atau Yesus Kristus.


Yohanes mulai muncul di tengah-tengah masyarakat pada saat itu dan memberitakan bahwa Kerajaan Surgawi sudah dekat. Ia memanggil orang untuk bertobat dan membaptis mereka dalam sungai Yordan sebagai tanda pengakuan dosa dan kesediaan untuk berbalik dari jalan yang salah.

Orang datang dari berbagai penjuru untuk mendengarkan pemberitaan Yohanes dan menerima pembaptisan dari tangannya. Tapi Yohanes juga memberi peringatan keras kepada mereka yang datang hanya untuk memperlihatkan diri atau mengikuti tren. Ia berkata, "Airah dulu dirimu dalam kesediaan untuk berbalik dari jalan yang salah. Jangan berpikir bahwa karena kamu adalah keturunan Abraham, kamu akan diselamatkan. Allah mampu membuat orang dari batu-batu ini menjadi keturunan Abraham."

Yohanes juga menegaskan bahwa ia sendiri bukanlah Mesias, melainkan hanya seorang pengacak kartu yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan yang sejati. "Aku membaptis kamu dengan air untuk memberitahu bahwa Kamu perlu bertobat, tapi ada yang akan datang sesudah aku yang lebih berkuasa dan akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan api. Aku tidak layak membuka tali sepatunya. Ia akan membersihkan lantai tempat pengirikan gandum-Nya dan mengumpulkan gandum dalam lumbung, tapi yang tidak berguna akan Dia bakar dengan api yang tak terpadamkan."

Renungan dari kisah ini adalah pentingnya kita untuk selalu mempersiapkan diri kita untuk menghadapi kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Kita perlu tahu bahwa keselamatan tidaklah didapatkan hanya karena kita menempati tempat tertentu dalam masyarakat atau karena kita memiliki keturunan yang saleh. Kita perlu bertobat dari segala dosa dan mengakui bahwa kita membutuhkan keselamatan yang hanya bisa diberikan oleh Kristus.

Mari kita selalu merenungkan kembali hati kita dan mempersiapkan kita dengan sungguh-sungguh karena kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang. Jangan sampai kita terbuai dengan kehidupan sehari-hari yang seringkali menghalau hati kita dari kebenaran Allah. Segeralah bertobat dan jangan lewatkan kesempatan untuk menerima pembaharuan hidup dari Kristus. Amin.

Disini

Wamena, 08 Juli 2023

An Dr.Yoel Giban


Renungan Lilin Kecil

Dalam Injil Matius 4:23-25 
Yesus melakukan banyak tindakan pengajaran, pemberitaan injil, dan penyembuhan di antara orang banyak. 

Orang-orang yang datang dari seluruh daerah dan membawa kepada-Nya orang-orang yang sakit, yang menderita berbagai penyakit dan kesakitan, dan yang kerasukan setan. Yesus menyembuhkan mereka semua.

Renungan kita hari ini adalah tentang keajaiban penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus. Seperti yang tercantum dalam ayat ini, orang-orang datang kepada-Nya dengan iman dan Yesus menyembuhkan mereka semua. Keajaiban-keajaiban ini menunjukkan kekuasaan dan kasih Allah yang luar biasa. Meskipun kita mungkin merasa tidak berdaya dalam menghadapi banyak masalah dan penderitaan, dengan percaya pada Yesus Kristus kita dapat mengalami penyembuhan dan pemulihan.

Yesus masih melakukan keajaiban penyembuhan hari ini. Dia mengasihi kita dan Dia memiliki kuasa atas segala sesuatu. Hari ini, mari kita datang kepada-Nya dengan kepercayaan dan harapan, memohon untuk disembuhkan dan diselamatkan dari segala macam penyakit dan kesakitan, seperti orang-orang di zaman Yesus.

Renungkanlah hari ini tentang keajaiban Yesus, dan berdoalah kepada-Nya dengan iman dan minta Dia memelihara kesehatan dan keselamatan kita serta memberkati semua orang yang membutuhkan penyembuhan.Amin Tuhan Yesus memberkati. 

Disini
Wamena, 7 Juli 2023
An Yoel Giban

Kamis, 06 Juli 2023

Renungan Malam

"Setiap orang berhak menerima pengampunan dan belas kasih dari Tuhan".

 1 Timotius 1:12-17 

Dalam ayat pertama, Paulus mengatakan bahwa dia bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang memberikan kekuatan kepadanya, karena Dia menganggapnya setia dan mempercayainya untuk melayani Dia. Paulus sangat merasakan kasih dan rahmat Tuhan yang berlimpah atas hidupnya.

Pada ayat kedua, ia mengingatkan bahwa sebelumnya ia adalah seorang penganiaya gereja dan pembunuh Kristen, tetapi Tuhan memberikan pengampunan dan arahan kepadanya, sehingga dia berubah menjadi seorang pengikut Yesus yang setia dan berani. Kita sebagai umat Tuhan seharusnya mengambil pelajaran dari pengalaman Paulus dan percaya bahwa setiap orang berhak menerima pengampunan dan belas kasih dari Tuhan, meskipun dosanya sebesar apapun.

Menurut ayat ketiga, Paulus mengatakan bahwa Tuhan mampu memberikan pengampunan dan rahmat-Nya kepada siapa saja, bahkan orang yang paling berdosa sekalipun, seperti dirinya sebelum menjadi seorang Kristen. Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak memandang status sosial atau pekerjaan seseorang, Dia memberikan pengampunan dan belas kasih-Nya kepada semua orang, asalkan mereka mau bertobat dan percaya kepada-Nya.

Dalam ayat keempat dan kelima, Paulus mengingatkan bahwa Tuhan kemudian menganggap dirinya layak untuk melayani Dia dan meneruskan kabar baik tentang keselamatan melalui Yesus Kristus ke seluruh dunia. Dia menjadi seorang murid Kristus yang setia dan mempercayai panggilannya untuk melayani Dia di mana saja.

Pada akhirnya, Paulus mengatakan bahwa Tuhan memegang semua kemuliaan dan pujian karena kasih dan rahmat-Nya yang tak terbatas. Dia adalah Raja abadi dan penghibur kita yang selalu ada bagi kita. Kiranya renungan ini dapat memotivasikita untuk terus mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita dan melayani Dia dengan sepenuh hati. Terima kasih. Amin

Disini Wamena

Tanggal 6 Juli 2023

An Yoel Giban


Selasa, 04 Juli 2023

Renungan Malam, Matius 7:24-27

"Sebab itu setiap orang yang mendengarkan perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia akan menyerupai orang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu karang. Maka turunlah hujan, datanglah banjir, angin meniup dan menerbangkan rumah itu, tetapi rumah itu tetap kukuh, karena dibangun di atas batu karang. Tetapi setiap orang yang mendengarkan perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia akan menyerupai orang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Maka turunlah hujan, datanglah banjir, angin meniup dan menerbangkan rumah itu, dan rumah itu roboh dan hancur."

Renungan:
Renungan malam ini mengajak kita untuk merenungkan tentang dasar yang kokoh dalam hidup. Kita seperti dua orang dalam perumpamaan ini: yang bijaksana dan yang bodoh. Yang bijaksana mendirikan rumahnya di atas batu karang, sedangkan yang bodoh mendirikan rumahnya di atas pasir.

Rumah yang dibangun di atas batu karang kuat dan kokoh, melawan segala cuaca yang datang. Begitu juga dengan hidup kita, jika kita berdasarkan hidup kita pada Firman Tuhan yang kokoh, maka kita akan tegak dan kuat menghadapi segala tantangan dan godaan kehidupan. Sedangkan jika kita berdasarkan hidup kita pada keinginan duniawi yang tidak kokoh, seperti uang, harta dan kenikmatan duniawi, maka kita akan mudah tergoyahkan dan roboh ketika diuji oleh kehidupan.

Renungan malam ini mengajarkan kita untuk senantiasa membangun hidup kita di atas dasar yang kokoh yaitu Firman Tuhan. Bertekun dalam firman-Nya, taat dalam menjalankan perintah-Nya, dan kita akan berbuah kehidupan yang penuh berkat dan damai sejahtera. Tuhan memberkati.Amin

Disini tanggal 4 Juli 2023
An. Yoel Giban

Senin, 03 Juli 2023

Renungan Pagi Lilin Kecil

Kejadian 6:8
"Dalam derasnya segala kejahatan yang mengisi dunia, hanya satu keluarga yang menerima restu Allah."

Kisah Nuh dan bahteranya mencerminkan dunia yang kita lihat hari ini. Kita hidup di dunia yang penuh dengan kejahatan, korupsi, kekerasan, dan kebencian. Namun, dalam kegelapan itu, Tuhan masih mencari orang-orang yang mencintainya dan menjalankan kehendak-Nya. Orang-orang yang menjaga kebenaran, kejujuran, kasih, dan saling mengasihi sesama manusia. 

Banyak orang mungkin merasa kesepian dan terisolasi ketika mereka mencoba untuk menjalankan kehendak Tuhan di tengah-tengah dunia yang dipenuhi dosa ini. Namun, kita diingatkan bahwa Allah selalu bersama kita dan tidak akan pernah meninggalkan kita dalam pengalaman kesepian atau penderitaan. Seperti halnya Nuh dan bahteranya, Tuhan mengasihi dan melindungi kita dalam setiap saat.

Tantangan dalam hidup mungkin terasa berat dan bukan tanpa tantangan. Namun, kita tidak pernah boleh menyerah pada pengharapan kita kepada Tuhan dan tidak pernah boleh meninggalkannya. Jangan pernah lupa bahwa Tuhan selalu memperhatikan kebaikan yang ada pada kita dan tidak akan melepaskan kita dari tangan-Nya. Jadilah anak Tuhan yang setia dan tetaplah berpegang teguh kepada Firman-Nya meskipun dunia ini penuh dengan kejahatan. Amin

Disini, Wamena tanggal 4 Juli 2023
An Yoel Giban

Minggu, 02 Juli 2023

Renungan Pagi Mazmur 62:1-12

Mazmur 62:1-12 mengajarkan nilai kepercayaan dan harapan yang seharusnya kita miliki kepada Tuhan. Menjadi benar-benar penting bagi kita untuk dapat mempercayai Allah dalam segala hal yang kita hadapi.

Berikut adalah beberapa renungan dari Mazmur 62:1-12:

1. Allah adalah tempat perlindungan. 

Dalam ayat pertama, Daud menyatakan bahwa hanya Allah-lah yang memberikan perlindungan yang kokoh. Terkadang kita mencari perlindungan dari orang lain atau hal lain yang pada akhirnya tidak dapat memberikan perlindungan sekuat apa yang Allah berikan kepada kita. Sebagai umat Allah, jangan pernah lupa bahwa Tuhan adalah tempat perlindunganmu yang paling kokoh.

2. Berdamai dengan Allah

Ayat dua dan tiga mengajarkan pentingnya berdamai dengan Allah dan menjauhkan diri dari dosa. Kita sebagai manusia sering kali melakukan kesalahan kepada Tuhan tetapi ada masa-masa dimana kita harus merenung dan meminta ampun dari kesalahan kita sehingga hati kita selalu berada dalam ketenangan.

3. Menempatkan harapan pada Allah

Dalam ayat lima, Daud mengajarkan kita untuk menempatkan harapan pada Allah. Artinya kita harus yakin bahwa Allah mampu menuntun dan memberikan salah satu jalan keluar terbaik dalam segala kesulitan yang kita hadapi. Tidak perlu ragu atau merasa tidak yakin karena Allah Maha Kuasa.

4. Jangan menyerahkan diri kepada kemuliaan palsu

Ayat sepuluh mengajarkan pentingnya tidak menyerahkan diri kepada kemuliaan palsu. Ini untuk mengingatkan kita bahwa kemuliaan dalam dunia ini selalu bersifat sementara. Namun, kemuliaan yang kekal hanya bisa ditemukan dalam Tuhan. Kita harus mengikuti tuntunan Allah karena hanya dalam Dia kita akan merasa puas.

5. Berdoa dan mempercayai

Mazmur 62:8 mengatakan kepada kita bahwa kita seharusnya selalu memercayai Allah dan berdoa kepada-Nya. Aktivitas yang sebenarnya sangat sederhana tapi terkadang kita terlalu fokus pada hal lain karena kita lupa bahwa hanya Allah yang memiliki segala jawaban bagi kita.

Kesimpulannya adalah, kita harus mempercayai Allah di dalam segala hal dan selalu menempatkan Dia di depan dalam hidup kita. Kita harus menyerahkan diri kepada-Nya dalam damai dan kepercayaan dan menempatkan harapan pada-Nya. 

Hanya dengan begitu kita dapat merasa tenang dalam setiap kesulitan dan kemuliaan Allah yang sejati akan terbesar dan kekal. Amin

Disini Wamena, 3 Juli 2023
An Yoel Giban

Statistik Pengunjung