Jumat, 28 Juli 2023
Renungan Pagi
Rabu, 26 Juli 2023
Renungan Pagi Matius 5:13-16
Matius 5:13-16 membahas tentang dua perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada para murid-Nya. Mari kita bahas setiap ayatnya dengan lebih mendalam:
Matius 5:13:
"Kamu adalah garam bagi bumi; tetapi jika garam menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya, selain dibuang ke luar dan diinjak orang."
Dalam ayat ini, Yesus menyatakan bahwa para pengikut-Nya (murid-murid-Nya) adalah "garam bagi bumi." Garam dalam zaman kuno digunakan untuk memberi rasa pada makanan, sebagai bahan pengawet, dan memiliki banyak manfaat lainnya. Dengan menggunakan perumpamaan ini, Yesus ingin menyampaikan bahwa murid-murid-Nya harus berfungsi sebagai "garam" di dunia ini.
Sebagai "garam," mereka harus memberikan dampak positif dalam masyarakat dan dunia di sekitar mereka. Mereka diharapkan untuk membawa cita-cita, kebenaran, kasih, dan pengorbanan bagi sesama manusia. Namun, perumpamaan ini juga mengingatkan para murid untuk menjaga diri agar tidak kehilangan pengaruh mereka yang positif. Jika garam menjadi tawar atau kehilangan rasa, maka kegunaannya akan hilang, dan garam tersebut akan dianggap tidak berguna. Oleh karena itu, para murid diingatkan untuk tetap hidup dalam kekudusan, kebenaran, dan kasih untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Matius 5:14-16:
"Kamu adalah terang dunia. Tidak mungkin sebuah kota tersembunyi di atas gunung. Dan juga, orang tidak menyalakan pelita untuk meletakkannya di bawah bakul, melainkan di atas kaki bakul, sehingga menerangi semua orang di rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di hadapan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Di sini, Yesus menyatakan bahwa para murid juga adalah "terang dunia." Seperti halnya kota yang terletak di atas gunung, terang para murid harus menjadi terang yang jelas dan terlihat bagi orang-orang di sekitar mereka. Terang ini mencerminkan kebenaran, keadilan, kasih, dan hidup yang mengikuti ajaran-Nya.
Seperti orang yang menyalakan pelita, para murid diminta untuk membiarkan terang mereka bersinar dengan jelas di depan orang lain, sehingga tindakan dan perilaku baik mereka akan terlihat oleh semua orang. Tujuan dari cahaya ini adalah untuk memuliakan Allah Bapa di sorga dan menarik orang lain untuk mengenal-Nya melalui tindakan dan kesaksian hidup para murid.
Rangkuman:
Renungan Pagi pada Matius 5:13-16 mengajarkan bahwa para pengikut Yesus (murid-murid) dipanggil untuk menjadi "garam bagi bumi" dan "terang dunia." Mereka harus berfungsi sebagai berkat bagi dunia dengan membawa cita-cita, kebenaran, dan kasih, serta memberikan contoh hidup yang baik yang mencerminkan ajaran Yesus. Semua ini bertujuan untuk memuliakan Allah dan menarik orang lain kepada-Nya melalui tindakan dan kesaksian hidup kita. Amin
Disini
Wamena, 27 Juli 2023
An Yoel Giban
Selasa, 25 Juli 2023
Renungan pagi Matius 5:1-12
Senin, 24 Juli 2023
Renungan Pagi Matius 4:23-25
Minggu, 23 Juli 2023
Renungan Pagi Matius 4:1-11
Sabtu, 22 Juli 2023
Renungan Pagi Matius 3:13-17
Jumat, 21 Juli 2023
Renungan Pagi Matius 3:1-12
Kamis, 20 Juli 2023
Renungan Pagi Roma 12:1
Bacaan Roma 12:1 Ayat Ini adalah bagian dari surat Paulus kepada jemaat di Roma, di mana Paulus memberikan pengajaran tentang bagaimana seorang Kristen seharusnya hidup sebagai tanggapan atas kasih karunia Allah.
"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu: persembahkanlah tubuhmu sebagai kurban yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itulah ibadahmu yang sejati."
Ayat ini menekankan pentingnya hidup yang sepenuhnya diserahkan kepada Tuhan sebagai bentuk ibadah sejati bagi seorang Kristen. Kata-kata "persembahkanlah tubuhmu sebagai kurban yang hidup" menunjukkan bahwa setiap aspek kehidupan fisik dan spiritual kita harus dipersembahkan kepada Tuhan. Tuhan menginginkan kita untuk hidup dengan taat dan setia kepada-Nya dalam segala hal.
Seluruh pasal 12 dari surat Roma memberikan pedoman praktis tentang bagaimana hidup sebagai orang percaya, dengan menekankan kasih, kesalehan, pelayanan, dan kerendahan hati. Pasal ini berisi ajaran-ajaran yang relevan bagi kehidupan sehari-hari dan hubungan kita dengan sesama serta dengan Allah.
Semoga ayat ini menginspirasi Anda untuk hidup dengan sepenuhnya bagi Tuhan, dan mendedikasikan setiap aspek hidup Anda sebagai ibadah yang sejati bagi-Nya. Amin
Disini
Wamena, 21 Juli 2023
An Yoel Giban
Rabu, 19 Juli 2023
Renungan pagi
Renungan Malam
Selasa, 18 Juli 2023
Judul Matius 1:18-25
Minggu, 16 Juli 2023
Renungan Ratapan 4:10
Sabtu, 15 Juli 2023
Renungan Pagi Ulangan 12:29-32
Jumat, 14 Juli 2023
Renungan Pagi Mazmur 23
Kamis, 13 Juli 2023
Renungan Pagi Kejadian 3.1-24
Rabu, 12 Juli 2023
Renungan Pagi Mazmur 123
Mata kami tertuju kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita." (Mazmur 123:2)
Mazmur 123 adalah sebuah seruan yang tulus kepada Tuhan, dengan hati dan pikiran yang penuh harap, dan memandang-Nya sebagai satu-satunya sumber pertolongan. Mazmur ini mengajarkan kita untuk tetap berfokus pada Tuhan dalam segala situasi hidup kita.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menghadapi berbagai tekanan dan tantangan. Namun, dalam segala hal tersebut, kita harus ingat bahwa kita memiliki Allah yang dapat kita percayai. Seperti mazmur ini katakan, "Mata kami tertuju kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita."
Renungan pagi ini mengajarkan kita untuk mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan dalam segala situasi. Daripada terfokus pada masalah kita, kita harus memandang kepada Tuhan yang dapat memberikan pertolongan dan penyelamatan. Kita tidak boleh terfokus pada apa yang terjadi di sekeliling kita, tetapi mengarahkan fokus kita kepada Tuhan yang berkuasa.
Mazmur ini juga mengingatkan kita bahwa kita harus tunduk dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Jangan mengandalkan kekuatan kita sendiri, tetapi bersandarlah dan bergantunglah kepada Allah yang bersemayam di takhta sorgawi. Dalam segala situasi, kita harus meletakkan kepercayaan penuh kita kepada-Nya.
Pesan yang dapat kita ambil dari mazmur ini adalah pentingnya menjaga dan memelihara hubungan yang erat dengan Tuhan. Ketika kita menghadapi tantangan dan cobaan, mari kita tetap mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan. Percayalah bahwa Dia dapat mengasihani kita dan memberikan pertolongan dalam segala waktu.
Hari ini, marilah kita memulai hari kita dengan mengarahkan pandangan dan harapan kita kepada Tuhan. Marilah kita memohon belas kasihan dan pertolongan-Nya dalam segala keadaan. Bersandarlah sepenuhnya kepada-Nya, dan percayalah bahwa Dia adalah Allah yang setia dan berkuasa. Tetaplah mengandalkan-Nya dalam segala situasi hidup kita. Amin.
Disini
Wamena, 13 Juli 2023
An Yoel Giban
Selasa, 11 Juli 2023
Renungan Pagi
Senin, 10 Juli 2023
Renungan Malam
Jumat, 07 Juli 2023
Renungan Lilin Kecil
Injil Matius 3:1-13
Pada renungan pagi kali ini, kita akan melihat kisah Yohanes Pembaptis dan pelayanan pertobatannya seperti yang dicatat dalam Injil Matius 3:1-13.
Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi yang secara khusus dipilih oleh Allah untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias atau Yesus Kristus.
Yohanes mulai muncul di tengah-tengah masyarakat pada saat itu dan memberitakan bahwa Kerajaan Surgawi sudah dekat. Ia memanggil orang untuk bertobat dan membaptis mereka dalam sungai Yordan sebagai tanda pengakuan dosa dan kesediaan untuk berbalik dari jalan yang salah.
Orang datang dari berbagai penjuru untuk mendengarkan pemberitaan Yohanes dan menerima pembaptisan dari tangannya. Tapi Yohanes juga memberi peringatan keras kepada mereka yang datang hanya untuk memperlihatkan diri atau mengikuti tren. Ia berkata, "Airah dulu dirimu dalam kesediaan untuk berbalik dari jalan yang salah. Jangan berpikir bahwa karena kamu adalah keturunan Abraham, kamu akan diselamatkan. Allah mampu membuat orang dari batu-batu ini menjadi keturunan Abraham."
Yohanes juga menegaskan bahwa ia sendiri bukanlah Mesias, melainkan hanya seorang pengacak kartu yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan yang sejati. "Aku membaptis kamu dengan air untuk memberitahu bahwa Kamu perlu bertobat, tapi ada yang akan datang sesudah aku yang lebih berkuasa dan akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan api. Aku tidak layak membuka tali sepatunya. Ia akan membersihkan lantai tempat pengirikan gandum-Nya dan mengumpulkan gandum dalam lumbung, tapi yang tidak berguna akan Dia bakar dengan api yang tak terpadamkan."
Renungan dari kisah ini adalah pentingnya kita untuk selalu mempersiapkan diri kita untuk menghadapi kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Kita perlu tahu bahwa keselamatan tidaklah didapatkan hanya karena kita menempati tempat tertentu dalam masyarakat atau karena kita memiliki keturunan yang saleh. Kita perlu bertobat dari segala dosa dan mengakui bahwa kita membutuhkan keselamatan yang hanya bisa diberikan oleh Kristus.
Mari kita selalu merenungkan kembali hati kita dan mempersiapkan kita dengan sungguh-sungguh karena kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang. Jangan sampai kita terbuai dengan kehidupan sehari-hari yang seringkali menghalau hati kita dari kebenaran Allah. Segeralah bertobat dan jangan lewatkan kesempatan untuk menerima pembaharuan hidup dari Kristus. Amin.
Disini
Wamena, 08 Juli 2023
An Dr.Yoel Giban
Renungan Lilin Kecil
Kamis, 06 Juli 2023
Renungan Malam
"Setiap orang berhak menerima pengampunan dan belas kasih dari Tuhan".
1 Timotius 1:12-17
Dalam ayat pertama, Paulus mengatakan bahwa dia bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang memberikan kekuatan kepadanya, karena Dia menganggapnya setia dan mempercayainya untuk melayani Dia. Paulus sangat merasakan kasih dan rahmat Tuhan yang berlimpah atas hidupnya.
Pada ayat kedua, ia mengingatkan bahwa sebelumnya ia adalah seorang penganiaya gereja dan pembunuh Kristen, tetapi Tuhan memberikan pengampunan dan arahan kepadanya, sehingga dia berubah menjadi seorang pengikut Yesus yang setia dan berani. Kita sebagai umat Tuhan seharusnya mengambil pelajaran dari pengalaman Paulus dan percaya bahwa setiap orang berhak menerima pengampunan dan belas kasih dari Tuhan, meskipun dosanya sebesar apapun.
Menurut ayat ketiga, Paulus mengatakan bahwa Tuhan mampu memberikan pengampunan dan rahmat-Nya kepada siapa saja, bahkan orang yang paling berdosa sekalipun, seperti dirinya sebelum menjadi seorang Kristen. Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak memandang status sosial atau pekerjaan seseorang, Dia memberikan pengampunan dan belas kasih-Nya kepada semua orang, asalkan mereka mau bertobat dan percaya kepada-Nya.
Dalam ayat keempat dan kelima, Paulus mengingatkan bahwa Tuhan kemudian menganggap dirinya layak untuk melayani Dia dan meneruskan kabar baik tentang keselamatan melalui Yesus Kristus ke seluruh dunia. Dia menjadi seorang murid Kristus yang setia dan mempercayai panggilannya untuk melayani Dia di mana saja.
Pada akhirnya, Paulus mengatakan bahwa Tuhan memegang semua kemuliaan dan pujian karena kasih dan rahmat-Nya yang tak terbatas. Dia adalah Raja abadi dan penghibur kita yang selalu ada bagi kita. Kiranya renungan ini dapat memotivasikita untuk terus mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita dan melayani Dia dengan sepenuh hati. Terima kasih. Amin
Disini Wamena
Tanggal 6 Juli 2023
An Yoel Giban