YESUS MENYUCIKAN BAIT ALLAH
Matius 21:12-17 (TB) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel, lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"
Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.
===°==========°======
Ketika masuk di Yerusalem, meskipun Kristus datang sebagai seorang Raja, Ia tidak lantas pergi ke istana saat Ia memasuki Yerusalem, melainkan langsung ke Bait Allah, sebab Kerajaan-Nya itu bersifat rohani dan bukan berasal dari dunia ini. Dalam hal-hal yang kudus sajalah Dia memerintah, dan di Bait Allah-lah Dia menunjukkan kuasa-Nya. Lantas, apa yang Ia lakukan di sana?
I. Dia mengusir semua orang yang berjual beli. Segala penyelewengan memang harus dibersihkan terlebih dulu, dan segala tanaman yang tidak ditanam Allah harus dicabut, sebelum perkara yang benar dapat mulai ditegakkan. Sang Penebus Agung juga berperan sebagai Yang Memperbarui, yang menyingkirkan kefasikan (Rm. 11:26).
Apa yang Dia perbuat (ay. 12). Ia mengusir semua orang yang berjual beli. Dia pernah melakukan hal yang sama sebelumnya (Yoh. 2:14-15), dan kini Dia pun berkesempatan melakukannya sekali lagi. Perhatikanlah, para pedagang dan pembeli yang telah diusir dari Bait Allah pasti akan kembali untuk bersarang di sana lagi, jika tidak ada usaha yang berkelanjutan untuk mencegah mereka, dan jika tindakan keras terhadap mereka itu tidak ditindaklanjuti atau tidak dilakukan berulang-ulang.
(1) Penyelewengan yang dilakukan adalah berjual beli dan tukar-menukar uang di Bait Allah. Perhatikan, hal-hal yang sesuai dengan hukum pun dapat menjadi dosa, jika dilakukan di tempat dan waktu yang salah. Sesuatu yang layak, walaupun halal dan terpuji, dapat menjadi hal yang menajiskan tempat kudus dan melanggar kekudusan hari Sabat, bila dilakukan di tempat yang tidak sesuai. Sekalipun merupakan pekerjaan duniawi, tetapi proses jual beli dan pertukaran uang ini berkedok in ordine ad spiritualia -- untuk tujuan-tujuan rohani.
Mereka menjual hewan untuk korban, agar memudahkan orang, karena lebih mudah membawa uang daripada menyeret-nyeret binatang ke Bait Allah. Mereka juga menukarkan uang bagi orang-orang yang memerlukan uang setengah syikal untuk membayar uang tebusan tahunan yang dipungut setiap tahun, atau juga untuk menukar uang kembalian. Demikianlah, segala kegiatan itu bisa dianggap sebagai urusan luar Bait Allah, namun Kristus tetap tidak memperbolehkan semua itu. Perhatikan, kejahatan dan penyelewengan besar-besaran menyusup ke dalam gereja melalui perbuatan orang-orang yang mengambil untung melalui ibadah, mereka yang mencari keuntungan duniawi dalam ibadah mereka, dan berpura-pura saleh hanya untuk mengambil keuntungan bagi diri mereka sendiri (1Tim. 6:5), menjauhlah dari mereka.
(2) Pembersihan penyelewengan ini. Kristus mengusir semua orang yang berjual beli. Sebelumnya, Dia telah melakukan hal serupa dengan sebuah cambuk dari tali (Yoh. 2:15), tetapi kini, Dia melakukan-Nya hanya dengan sebuah pandangan mata dan raut muka yang penuh teguran, serta sebuah kata perintah. Sebagian orang memperhitungkan peristiwa ini sebagai salah satu mujizat-Nya, sebab Dia mampu menyucikan Bait Allah tanpa mendapat perlawanan berarti dari mereka yang mencari nafkah dengan berjualan di Bait Allah, yang disokong oleh para imam dan tua-tua. Hal ini menunjukkan kuasa-Nya atas roh manusia, serta kemampuan-Nya dalam mengendalikan hati nurani mereka. Hal ini adalah satu-satunya perbuatan Kristus yang menunjukkan wewenang-Nya sebagai Raja serta kuasa-Nya yang dapat memaksa orang lain untuk tunduk kepada-Nya, yang Ia perbuat semasa hidup-Nya sebagai manusia. Dia memulai perbuatan-Nya itu dengan memakai kedua hal itu (yaitu wewenang dan kuasa-Nya), seperti yang diceritakan dalam Yohanes 2, dan di sini Dia mengakhirinya dengan cara yang sama pula. Tradisi menggambarkan bahwa wajah-Nya bercahaya, dan dari mata-Nya yang mulia terpancar kilatan sinar, sehingga orang-orang yang ada di pasar Bait Allah itu terpukau, dan akhirnya tunduk kepada perintah-Nya. Jika memang benar demikian, maka firman dalam Amsal 20:8 pun tergenapi, Raja yang bersemayam di atas kursi pengadilan dapat mengetahui segala yang jahat dengan matanya. Ia membalikkan meja-meja penukar uang. Dia tidak mengambil uang itu untuk diri-Nya sendiri, melainkan menyerakkannya ke tanah, tempat yang paling pantas untuk uang semacam itu. Di zaman Ester, orang Yahudi tidaklah mengulurkan tangan kepada barang rampasan (Est. 9:10).
Apa yang Ia katakan untuk membenarkan perbuatan-Nya itu dan untuk menyatakan kesalahan mereka (ay. 13), Ada tertulis. Perhatikanlah, dalam proses pembaruan gereja, mata kita harus tertuju pada firman Allah, dan kita harus melakukan ini sebagai suatu peraturan, sebagai sebuah pola yang harus dijalankan. Kita tidak boleh melakukan sesuatu melebihi apa yang diperbolehkan bagi kita seperti yang ada tertulis. Karena itu, pembaruan diri dapat dikatakan benar hanya jika segala perbuatan yang salah dikembalikan kepada bentuk asalnya yang benar.
(1) Melalui sebuah nubuat Kitab Suci, Dia memberi tahu mereka seperti apa Bait Allah itu seharusnya, dan untuk apa Bait Allah itu didirikan, Rumah-Ku akan disebut rumah doa, yang dikutip dari Yesaya 56:7.
Perhatikan, semua ketetapan dan kebiasaan dalam beribadah dimaksudkan untuk melayani kewajiban moral. Rumah tempat korban dipersembahkan seharusnya menjadi rumah doa, sebab doa adalah inti dan jiwa dari segenap ibadah tersebut. Bait Allah telah dikuduskan secara khusus untuk menjadi rumah doa, sebab tempat itu bukan saja berfungsi untuk melakukan penyembahan, tetapi juga sebagai pengantara supaya doa-doa yang dipanjatkan di dalamnya atau terarah ke sana punya jaminan janji untuk diterima (2Taw. 6:21), karena Bait Allah itu sendiri merupakan gambaran dari Kristus sendiri, yang merupakan Sang Pengantara. Karena itulah, Daniel pun menghadap ke arah sana sewaktu ia berdoa. Dalam pengertian ini, sekarang tidak ada lagi rumah atau tempat yang bisa dijadikan rumah doa seperti itu, sebab Kristus sendirilah Bait Suci kita. Namun, dalam pengertian lain, tempat kita berkumpul dan beribadah masih bisa disebut demikian, yaitu sebagai tempat di mana doa sering dipanjatkan (Kis. 16:13, KJV).
(2) Dia mengecam mereka dengan Kitab Suci, bagaimana mereka telah melecehkan Bait Allah dan menyerongkan tujuannya.
Kamu menjadikannya sarang penyamun. Kalimat ini dikutip dari Yeremia 7:11, Sudahkah menjadi sarang penyamun di matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini? Ketika kesalehan palsu dijadikan kedok untuk menutupi kefasikan, saat itulah rumah doa dikatakan telah berubah menjadi sarang penyamun, dan di dalamnya orang-orang bersembunyi untuk mengintip dan menerkam. Pasar sering kali menjadi sarang penyamun karena banyaknya perbuatan jahat dan curang ketika berjual beli, dan pasar di Bait Suci juga jelas-jelas seperti itu, sebab orang-orang ini merampok kehormatan Allah, yang sungguh lebih buruk lagi daripada seorang pencuri (Mal. 3:8). Para imam sudah hidup berkelimpahan dengan apa yang diberikan di mezbah. Namun, tidak puas dengan semuanya itu, mereka masih mencari cara lain lagi untuk memeras uang dari orang lain. Karena itulah Kristus menyebut mereka penyamun, sebab mereka mengambil apa yang bukan milik mereka.
II. Di sana, di dalam Bait Allah itu, Dia menyembuhkan orang-orang buta dan orang-orang timpang (ay. 14).
Setelah Dia mengusir semua orang yang berjual beli keluar dari Bait Allah, Dia lalu mengundang mereka yang buta dan timpang untuk masuk ke dalamnya, sebab Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa. Di dalam Bait Allah itu Kristus memberitakan firman-Nya, dan menyembuhkan mereka yang buta dan timpang secara rohani, sebagai jawaban atas doa-doa yang telah dipanjatkan orang di sana. Memang baik bila datang ke Bait Allah saat Kristus ada di sana, yaitu Dia yang menunjukkan rasa cemburu-Nya demi kehormatan Bait itu dengan mengusir semua orang yang menajiskannya, dan yang menunjukkan anugerah-Nya kepada mereka yang mencari Dia dengan segala kerendahan hati. Orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk ke dalam istana Daud (2Sam. 5:8) tetapi mereka diizinkan masuk ke rumah Allah, sebab kehormatan dan keagungan Bait-Nya tidak terletak pada segala kemegahan yang biasa ditemui dalam istana para raja, yang tidak boleh didekati oleh orang-orang buta dan timpang. Dalam Bait Allah, hanya orang-orang fasik dan jahat yang tidak boleh masuk. Bait itu jadi tercemar dan disalahgunakan saat dijadikan tempat berjual beli, tetapi menjadi mulia dan agung saat dijadikan tempat penyembuhan. Lebih baik berbuat baik dalam rumah Allah, karena itu lebih mendatangkan kehormatan, daripada mencari uang di dalam sana.
Kesembuhan dari Kristus merupakan jawaban yang benar dari pertanyaan, Siapakah orang ini? Perbuatan-Nya menjadi kesaksian yang lebih besar dibandingkan sorak-sorai hosana dari orang banyak itu, dan kesembuhan yang diberikan-Nya menjadi penggenapan janji, bahwa kemuliaan Bait yang terakhir lebih besar daripada yang pertama.
Di sana, Ia juga membungkam omelan para imam kepala dan tua-tua yang merasa kesal saat mereka mendengar apa yang dikatakan oleh orang-orang yang mengiringi Dia (ay. 15-16). Mereka yang seharusnya paling dahulu memberikan penghormatan terhadap-Nya justru menjadi musuh-Nya yang paling besar.
Hati mereka sudah jengkel karena hal-hal menakjubkan yang Ia lakukan. Mereka tidak dapat menyangkal bahwa hal-hal itu benar-benar merupakan mujizat, dan oleh sebab itulah hati mereka sangat tertusuk oleh kemarahan sewaktu menyaksikan mujizat-mujizat tersebut (Kis. 4:16; 5:33). Pekerjaan yang Kristus lakukan patut diterima dengan baik oleh setiap hati nurani manusia. Jika saja para imam kepala dan tua-tua itu sedikit berperasaan, tentu saja mereka tidak dapat menyangkal mujizat itu, dan jika saja mereka itu bersifat sedikit lebih baik, mereka pasti akan jatuh hati karena belas kasihan yang terlihat dalam perbuatan Kristus itu. Akan tetapi, mereka begitu berkeras hati melawan Dia, sebab mereka sangat dengki pada perbuatan-perbuatan yang dilakukan-Nya dan bersungut-sungut karena Dia.
Secara terang-terangan mereka marah karena sorakan hosana anak-anak. Bagi mereka, penghormatan tersebut tidak layak diberikan kepada Dia, dan merupakan sesuatu yang berlebihan. Orang sombong tidak tahan menyaksikan penghormatan diberikan kepada orang lain selain mereka, dan sangat gusar bila mendengar pujian diberikan kepada orang lain yang memang layak mendapatkannya. Oleh sebab itulah Saul merasa dengki karena nyanyian para wanita mengenai Daud, sebab "siapa dapat tahan terhadap cemburu?" Saat Kristus ditinggikan, para musuh-Nya pun menjadi geram karena itu.
Kita baru saja melihat bagaimana Kristus lebih memilih orang-orang buta dan timpang daripada orang-orang yang berjual beli, dan kini kita mendapati bagaimana Dia melawan para imam dan tua-tua dengan memihak anak-anak (ay. 16).
(1) Anak-anak itu ada di Bait Allah. Mereka mungkin sedang bermain-main di sana. Tidaklah mengherankan bila mereka memakai Bait Allah sebagai tempat bermain, sebab para penguasa sendiri menggunakan tempat itu untuk berdagang. Meski demikian, kita juga berharap bahwa banyak dari anak-anak itu ada di sana untuk beribadah. Perhatikan, membawa anak-anak di saat yang tepat ke rumah doa adalah hal yang baik untuk dilakukan, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga. Biarlah anak-anak diajarkan untuk menjadi saleh, sebab hal itu akan membawa mereka ke dalam kuasa kesalehan itu sendiri. Kristus sangat menyayangi anak-anak domba dari kumpulan yang digembalakan-Nya.
(2) Anak-anak itu bersorak, Hosana bagi Anak Daud. Mereka meniru-niru orang dewasa yang melakukan itu. Anak kecil selalu mencontoh perkataan dan perbuatan orang lain. Mereka begitu gampang meniru, sehingga kita harus berhati-hati untuk memberi mereka contoh yang baik, dan bukan yang buruk. Maxima debetur puero reverentia -- Pergaulan kita dengan anak-anak kecil haruslah dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Anak-anak selalu belajar dari orang-orang yang ada di sekitar mereka, baik itu mengutuk atau bersumpah-serapah, maupun berdoa atau memuji. Orang Yahudi memang mengajarkan anak-anak mereka untuk membawa ranting-ranting pada Hari Raya Pondok Daun, sambil bersorak hosana, namun di sini, Allah mengajari mereka untuk melakukannya bagi Kristus. Perhatikan, Hosana bagi Anak Daud keluar dari mulut anak-anak kecil, yaitu mereka yang sedari muda harus mempelajari bahasa Kanaan, yaitu pengharapan akan janji-janji Allah.
(3) Tuhan kita Yesus tidak saja membiarkan mereka, tetapi juga sangat senang mendengarnya dan bahkan mengutip firman yang digenapi melalui perbuatan mereka itu (Mzm. 8:3), atau, setidaknya, firman itu membenarkan perbuatan mereka, Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian. Menurut sebagian orang, kutipan ini merujuk kepada sorak-sorai yang diteriakkan orang-orang dan dinyanyikan para wanita untuk menyanjung Daud saat ia kembali setelah membunuh orang-orang Filistin, dan hal ini cocok untuk diterapkan dalam sorakan hosana yang ditujukan untuk menyambut Anak Daud, saat Ia memasuki perseteruan-Nya melawan si Goliat, yaitu Iblis.
[1] Kristus sama sekali tidak malu dielu-elukan oleh anak-anak kecil itu, sehingga Ia pun menaruh perhatian khusus pada mereka (dan anak kecil memang selalu senang diperhatikan), dan Ia pun bersuka karena mereka. Jika Allah dapat dimuliakan oleh bayi dan anak-anak yang masih menyusu yang belum bisa berbuat banyak itu, Dia pasti akan lebih dipermuliakan melalui anak-anak-Nya yang telah tumbuh dewasa dan mampu melakukan hal-hal yang lebih besar lagi.
[2] Puji-pujian menjadi sempurna dalam mulut anak-anak kecil. Puji-pujian akan dianggap tidak lengkap dan tidak sempurna jika anak-anak tidak mengambil bagian di dalamnya. Ini merupakan cambuk agar anak-anak bersikap baik dan supaya para orangtua mengajarkan mereka untuk bersikap demikian. Kerja keras kedua pihak tersebut tidak akan sia-sia. Dalam Mazmur tertulis, Kauletakkan dasar kekuatan. Perhatikan, Allah menyediakan puji-pujian dengan meletakkan dasar kekuatan pada mulut bayi dan anak-anak menyusu. Saat hal-hal besar dilakukan dengan memakai alat yang sepertinya lemah dan tidak mampu, Allah semakin ditinggikan, sebab kekuatan-Nya sempurna dalam kelemahan, dan bayi dan anak menyusu yang lemah itu dijadikan tempat untuk menunjukkan kuasa ilahi. lanjutan dari mazmur tadi, untuk membungkamkan musuh dan pendendam, benar-benar patut ditujukan kepada para imam dan tua-tua itu. Tetapi Kristus tidak melakukannya, Ia membiarkan mereka menyadarinya sendiri.
Terakhir, setelah membungkam mereka, Kristus pun meninggalkan mereka (ay. 17). Ia meninggalkan mereka dengan cara yang bijaksana, sehingga mereka tidak memiliki alasan untuk menangkap-Nya sebelum saat-Nya tiba. Dia juga menunjukkan keadilan-Nya dengan meninggalkan mereka, sebab mereka telah menghina keberadaan-Nya di sana. Dengan mengeluhkan pujian terhadap Kristus, kita menjauhkan Dia dari diri kita. Dia meninggalkan mereka sebagai orang-orang degil, dan Dia pun pergi ke luar kota ke Betania, yang merupakan tempat yang lebih tenang untuk menyepi, bukan supaya Dia bisa tidur dengan nyenyak tanpa terganggu, melainkan supaya bisa berdoa dengan tenang. Betania terletak hanya sekitar dua mil dari Yerusalem, sehingga Dia pun berjalan kaki saja ke sana, untuk menunjukkan bahwa sebelumnya Dia mengendarai keledai hanya untuk menggenapi firman. Dia tidak menjadi sombong karena sorakan hosana orang-orang itu, tetapi, seolah sudah melupakannya, Ia pun kembali ke cara bepergian-Nya yang semula.
====TUHAN YESUS MEMBERKATI=====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar