Jumat, 18 Agustus 2023

Renungan Lilin Kecil Matius 16:21-28

Matius 16:21-27 berbicara tentang pengajaran Yesus kepada murid-murid-Nya mengenai penderitaan-Nya yang akan datang dan panggilan untuk mengikutinya dengan mengorbankan diri.

Pada saat itu, Yesus mulai memberitahukan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, menderita banyak hal dari para tua-tua, imam kepala, dan ahli-ahli Taurat, dan dibunuh, tetapi akan bangkit kembali pada hari ketiga.

Namun, Petrus menarik Yesus ke sisi dan mulai menegor-Nya, katanya, "Tuhan, jauhkanlah hal itu dari-Mu, hal ini tidak boleh terjadi kepadamu."

Yesus membalas Petrus, "Enyahlah, Iblis! Engkau menjadi batu penghalang bagi-Ku, sebab engkau tidak berpikir tentang apa yang dipikirkan Allah, melainkan tentang apa yang dipikirkan manusia."

Kemudian Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jika ada orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Sebab barangsiapa ingin menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Atau apakah yang dapat diberikan seseorang sebagai gantinya atas nyawanya? Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya dengan para malaikat-Nya, lalu Ia akan menghakimi setiap orang sesuai dengan perbuatannya."

Dalam cerita ini, Yesus mengajarkan murid-murid-Nya tentang tujuan dan akibat para pengikut-Nya. Ia dengan jelas menyatakan bahwa Ia harus menderita, mati, dan bangkit kembali sebagai rencana penyelamatan Allah. Namun, Petrus tidak paham atau tidak menerima kebenaran ini, dan mencoba mencegah Yesus untuk mengalami penderitaan tersebut.

Yesus menegur Petrus dan memanggilnya "Iblis", menunjukkan bahwa perlawanan terhadap rencana penyelamatan-Nya berasal dari pikiran manusia dan bukan dari kehendak Allah. Yesus kemudian mengajarkan bahwa siapa pun yang ingin mengikutinya harus siap untuk menyangkal dirinya sendiri, memikul salibnya (merelakan hidupnya untuk Yesus), dan mengikuti-Nya sepenuhnya. Ia juga menjelaskan bahwa mengorbankan hidup kita untuk Yesus adalah jalan menuju hidup yang sejati, sementara memilih untuk menyelamatkan diri sendiri akan menyebabkan kehilangan hidup yang kekal.

Kesan utama dari cerita ini adalah bahwa mengikut Yesus melibatkan pengorbanan diri. Kita harus siap untuk menyerahkan kehendak kita kepada Tuhan, mengikuti-Nya dalam penderitaan, dan hidup sesuai dengan prinsip dan nilai-Nya. Yesus juga mengingatkan kita bahwa pengorbanan kita tidak akan sia-sia, karena pada akhirnya Ia akan datang dalam kemuliaan-Nya dan menghakimi setiap orang sesuai dengan perbuatannya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk hidup dengan kesadaran bahwa hidup kita adalah milik Tuhan dan untuk kemuliaan-Nya.Amin


Disini
Wamena, 19 Agustus 2023
an Yoel Giban

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung