Senin, 12 April 2021

PESAN YESUS UNTUK PARA RASUL EPISODE AKHIR

[8] Bahwa dasar dari pemuridan mereka diletakkan sedemikian rupa sehingga mereka bisa mengalami penderitaan-penderitaan itu dengan sangat ringan dan mudah.

Kristus juga memanggil mereka untuk menjadi pengikut-pengikut-Nya dengan satu syarat bahwa mereka harus siap untuk menderita (ay. 37-39). Pertama-tama Ia memberi tahu mereka bahwa mereka tidak layak bagi-Nya jika mereka tidak bersedia meninggalkan semuanya untuk mengikut Dia. Orang janganlah merasa bimbang dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang memang harus datang sebagai akibat dari pengakuan iman mereka, kalau mereka sudah memperhitungkannya dan menyatakan pengakuan mereka itu. Mereka harus memilih untuk menanggung kepenatan dan kesukaran itu dengan gembira atau membuang berbagai hak istimewa dan keuntungan yang akan diperoleh dari pengakuan iman mereka itu. Nah, dalam Kekristenan, orang-orang yang tidak menempatkan kepentingan Kristus di atas kepentingan-kepentingan yang lain dianggap tidak layak mendapat kehormatan dan kebahagiaan dari itu. Orang yang tidak setuju dengan syarat-syarat untuk mengadakan jual beli tidak dapat berharap akan menerima keuntungan-keuntungan dari jual beli itu. Nah, persyaratan ini sudah ditentukan. Jika agama memang berharga untuk apa saja, maka ia juga akan berharga untuk setiap hal; dan karena itu, siapa saja yang percaya akan kebenaran agama, ia juga akan segera membayar harganya; dan siapa saja yang menjadikan agama sebagai pekerjaan dan kebahagiaannya, ia akan menempatkannya di atas segala sesuatu. Orang yang tidak menyukai Kristus dengan syarat-syarat-Nya ini boleh meninggalkan-Nya dan menanggung sendiri akibatnya. Perhatikanlah, kita akan sangat dikuatkan jika berpikir bahwa apa pun yang kita tinggalkan, yang kita lepaskan, atau yang kita derita bagi Kristus, semuanya itu tidak menyusahkan diri kita sendiri. Kita akan terhibur dengan berpikir bahwa apa pun yang kita tinggalkan, semuanya itu memang sangat layak kita tinggalkan demi memperoleh mutiara itu. Syaratnya adalah bahwa kita harus lebih memilih Kristus.

Pertama, kita harus lebih memilih Kristus daripada saudara-saudari kita yang paling dekat dan yang paling kita kasihi, bapa atau ibu, putra atau putri kita. Dalam hubungan kekeluargaan ini, biasanya hanya ada sedikit ruang untuk rasa iri hati, dan ada lebih banyak ruang untuk kasih. Oleh sebab itu, hubungan kekeluargaan ini dijadikan contoh sebagai hubungan yang paling besar pengaruhnya bagi kita. Anak-anak harus mengasihi orangtua mereka, dan orangtua harus mengasihi anak-anak mereka. Akan tetapi, jika mereka mengasihi keluarga mereka lebih dari Kristus, mereka tidak layak bagi-Nya. Seperti halnya janganlah kita dibelokkan dari Kristus oleh kebencian saudara-saudari kita seperti yang dibicarakan Kristus di sini (ay. 21, 35-36), demikian pula kita jangan ditarik menjauh dari-Nya oleh kasih mereka. Orang-orang Kristen harus seperti orang Lewi, yang berkata tentang ayahnya dan tentang ibunya, "Aku tidak mengindahkan mereka" (Ul. 33:9).

Kedua, kita harus lebih memilih Kristus daripada kenyamanan dan keamanan kita sendiri. Kita harus memikul salib kita dan mengikuti-Nya, kalau tidak, maka kita tidak layak bagi-Nya. Perhatikanlah dalam hal ini:

Orang yang mau mengikut Kristus harus mengharapkan salib mereka dan memikulnya.

Dalam memikul salib, kita harus mengikut teladan Kristus, dan memikulnya seperti Dia memikul salib-Nya.

Ketika kita menghadapi salib, itu merupakan dorongan semangat yang luar biasa bagi kita, karena dengan memikulnya kita mengikut Kristus, yang sudah menunjukkan jalannya bagi kita, dan jika kita mengikuti-Nya dengan setia, Dia akan memimpin kita melewati berbagai penderitaan seperti Dia, untuk menuju kemuliaan bersama-Nya.

Ketiga, kita harus lebih memilih Kristus daripada hidup itu sendiri (ay. 39). Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Orang yang menyangka sudah memperoleh nyawanya, sudah menyelamatkannya, dan sudah mempertahankannya, dengan menyangkal Kristus, akan kehilangan nyawanya dalam kematian kekal. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Kristus, yang bersedia kehilangan nyawanya daripada menyangkal Kristus, akan memperolehnya, dengan keuntungan yang tiada taranya, dalam kehidupan kekal. Orang yang paling siap menghadapi kehidupan yang akan datang adalah orang yang paling tidak terikat pada kehidupan sekarang.

[9] Bahwa Kristus sendiri akan mendukung perbuatan mereka dengan sepenuh hati, sampai-sampai Ia menunjukkan diri-Nya sebagai Teman bagi semua teman mereka, dan membalas segala kebaikan mereka kapan saja waktunya (ay. 40-42). Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku.

Pertama, dalam hal ini tersirat bahwa walaupun orang pada umumnya akan menolak mereka, namun mereka pasti akan bertemu dengan sebagian orang yang mau menerima dan menjamu mereka, yang mau menyambut pesan mereka dalam hati, dan mempersilakan para pembawa pesan ini masuk ke dalam rumah-rumah mereka, dan semuanya ini dilakukan orang-orang itu demi pesan itu sendiri. Demikianlah Injil itu seperti orang berjual beli, kalau yang ini tidak mau, yang lain akan mau membeli. Pada masa-masa yang paling gelap pun masih ada sisa-sisa umat Allah yang dipilih melalui anugerah. Hamba-hamba Kristus tidak akan bersusah payah dengan sia-sia.

Kedua, Yesus Kristus menganggap apa pun yang dilakukan terhadap hamba-hamba-Nya yang setia, entah kebaikan atau kejahatan, itu sama saja dengan melakukannya terhadap diri-Nya sendiri. Ia merasa diperlakukan sebagaimana murid-murid-Nya diperlakukan. "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku." Penghormatan atau penghinaan yang diberikan kepada seorang utusan mencerminkan penghormatan atau penghinaan terhadap penguasa yang mengutusnya, dan hamba-hamba Kristus adalah utusan-utusan-Nya. Lihatlah bagaimana Kristus merasa senang dengan mereka yang mau memperlihatkan penghormatan mereka terhadap-Nya. Umat-Nya dan hamba-hamba-Nya selalu ada bersama kita, dan Ia selalu menyertai mereka, bahkan sampai pada akhir zaman. Bukan itu saja, penghormatan ini bahkan naik lebih tinggi lagi, "Barangsiapa yang menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku." Bukan hanya Kristus yang menganggap bahwa suatu hal yang dilakukan terhadap murid-murid-Nya dilakukan juga terhadap diri-Nya sendiri, Allah pun menganggapnya demikian, melalui Kristus. Dengan menyambut hamba-hamba Kristus, orang bukan hanya dengan tidak disadari menjamu malaikat-malaikat, melainkan juga menjamu Kristus, dan bahkan terlebih lagi, menjamu Allah itu sendiri, juga tanpa sadar, seperti yang tampak dalam 25:37, "Bilamanakah kami melihat Engkau lapar?"

Ketiga, bahwa kebaikan yang dilakukan terhadap murid-murid Kristus itu, meskipun kecil sifatnya, karena kita tidak mampu melakukan sesuatu yang lebih, lakukan saja bila ada kesempatan, dan itu akan diterima, sekalipun hanya memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini (ay. 42). Murid-murid Kristus itu orang-orang kecil, miskin dan lemah, dan sering kali perlu sesuatu yang menyegarkan, dan mereka pasti akan senang meskipun menerima sedikit saja. Betapa luar biasanya hal yang kecil itu sampai secangkir air sejuk pun merupakan pertolongan yang sangat besar. Perhatikanlah, kebaikan yang ditunjukkan kepada murid-murid Kristus dihargai menurut ukuran Kristus, bukan menurut harga pemberian itu, melainkan menurut kasih dan perasaan si pemberi. Dengan demikian, berdasarkan ukuran seperti ini, maka uang si janda miskin yang sangat sedikit itu bukan saja dipandang berlaku, tetapi juga bernilai tinggi (Luk. 21:3-4). Jadi, orang yang benar-benar kaya dalam anugerah juga bisa kaya dalam perbuatan baik, meskipun mereka miskin dalam dunia.

Keempat, kebaikan terhadap murid-murid Kristus yang akan diterima-Nya itu harus dilakukan dengan mata yang tertuju kepada-Nya, dan demi nama-Nya. Seorang nabi harus disambut sebagai nabi, seorang benar sebagai orang benar, dan salah seorang kecil ini sebagai seorang murid, bukan karena mereka orang terpelajar atau cerdas, juga bukan karena mereka saudara atau tetangga kita, melainkan karena mereka orang benar, yang karena demikian membawa citra Kristus. Mereka juga harus disambut karena mereka adalah nabi dan murid, yang diutus demikian untuk melakukan pesan Kristus. Kepedulian yang dilandasi rasa percaya kepada Kristuslah yang membuat kebaikan yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya memiliki suatu nilai yang berharga. Kristus sendiri tidak akan menunjukkan perhatian-Nya terhadap suatu perkara jika kita tidak terlebih dulu mengajak-Nya untuk memperhatikan perkara itu. Ut tibi debeam aliquid pro eo quod præstas, debes non tantum mihi præstare, sed tanquam mihi -- "Jika kamu ingin agar aku merasa memiliki kewajiban terhadapmu atas pelayanan apa saja yang kamu lakukan, maka kamu bukan hanya harus melaksanakan pelayanan itu, melainkan juga harus meyakinkan aku bahwa kamu melakukannya demi aku" (Seneca). Sumher: Comentary Mathew Hendry

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung