Senin, 12 April 2021

PESAN YESUS UNTUK PARA RASUL EPISODE VIII

[3] Bahwa orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat (ay. 22). Sangatlah menghibur dalam hal ini untuk mengetahui,

pertama, bahwa akan ada akhir dari segala penderitaan ini. Penderitaan bisa saja berlangsung lama, namun tidak akan terus ada untuk selamanya. Kristus sendiri menghibur diri-Nya dengan hal ini, dan para pengikut-Nya pun boleh demikian juga: apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi (Luk. 22:37; KJV, "Segala sesuatu yang berkaitan dengan Aku ada kesudahannya"). Dabit Deus his quoque finem -- Semuanya ini juga akan diakhiri oleh Allah. Perhatikanlah, jika kita percaya akan kesudahan masa-masa penderitaan, maka itu akan sangat membantu dalam menguatkan kita di dalam menanggung penderitaan. Ketika orang fasik berhenti menimbulkan huru-hara, orang yang kehabisan tenaga mendapat istirahat (Ayb. 3:17). Allah akan memberikan hari depan yang diharapkan (Yer. 29:11). Kesukaran-kesukaran yang kita hadapi sekarang mungkin membuat kita kehilangan semangat, seperti hari-hari orang upahan, tetapi, terpujilah Allah, semuanya itu tidak akan ada untuk selamanya.

Kedua, bahwa walaupun berbagai kesukaran itu terus berdatangan, kita bisa menanggungnya. Seperti halnya masalah-masalah itu tidak akan ada untuk selamanya, demikian pula masalah-masalah itu bukan tidak tertahankan. Kita bisa menanggungnya, menanggungnya sampai pada kesudahan, karena kita akan ditopang di atas kesukaran itu, di dalam lengan-lengan yang kekal, Allah akan memberi kita kekuatan yang dibutuhkan (1Kor. 10:13).

Ketiga, keselamatan merupakan upah kekal bagi mereka yang bertahan sampai pada kesudahannya. Badai topan dan cuaca buruk yang kita alami sekarang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kebahagiaan abadi yang akan kita nikmati pada saat kita pulang ke rumah Bapa. Iman akan mahkota kemuliaan telah menjadi penghibur dan kekuatan bagi orang-orang kudus yang menderita di segala zaman (2Kor. 4:16-17, 28; Ibr. 10:34). Ini bukan hanya suatu dorongan bagi kita untuk bertahan, melainkan juga suatu ajakan agar kita bertahan sampai pada kesudahannya. Orang yang hanya bertahan sebentar saja dan dalam masa pencobaan menjadi murtad sudah berjuang dengan sia-sia dan juga akan kehilangan segala sesuatu yang telah mereka capai. Hanya orang yang bertahan sampai akhir sajalah yang pasti akan mendapat imbalan, dan hanya mereka saja. Setialah sampai mati, maka kamu akan mendapatkan mahkota kehidupan.

[4] Bahwa seberat apa pun masalah yang dihadapi murid-murid Kristus, semuanya itu tidaklah melebihi apa yang sudah dihadapi Guru mereka sebelumnya (ay. 24-25).

Seorang murid tidak lebih daripada gurunya. Kita juga melihat perkataan ini dijadikan alasan mengapa mereka harus bersedia melakukan pekerjaan yang paling hina sekalipun, bahkan untuk saling membasuh kaki mereka (Yoh. 13:16). Di sini perkataan tersebut diberikan sebagai alasan mengapa mereka tidak boleh menyerah di dalam penderitaan yang paling berat sekalipun. Mereka diingatkan akan perkataan ini (Yoh. 15:20), sebuah ungkapan peribahasa, bahwa seorang hamba tidaklah lebih dari tuannya, karena itu, seorang hamba janganlah mengharapkan yang lebih baik daripada tuannya. Perhatikanlah,

pertama, Yesus Kristus adalah Tuan kita, Tuan yang mengajar kita, dan kita adalah murid-murid-Nya, untuk belajar dari-Nya. Ia juga Tuan yang memerintah kita, dan kita adalah hamba-hamba-Nya yang harus mematuhi-Nya. Ia adalah Tuan rumah, oikodespotēs, yang mempunyai kekuasaan mutlak di dalam gereja, yang adalah keluarga-Nya.

Kedua, Tuhan dan Guru kita Yesus Kristus menghadapi masalah-masalah berat di dunia. Orang-orang memanggil-Nya Beelzebul, dewa lalat, nama penghulu setan, dan mereka berkata bahwa Dia bersekutu dengannya. Dalam hal ini sulit dikatakan mana yang lebih mengherankan, kejahatan orang-orang yang melecehkan Kristus seperti itu, ataukah kesabaran Kristus untuk menahan diri walaupun dilecehkan demikian. Ia, yang adalah Allah segala Kemuliaan, direndahkan sebagai dewa lalat. Raja Israel dikatakan sebagai dewa Ekron. Raja segala terang dan hidup disebut penghulu kuasa-kuasa kegelapan dan kematian. Musuh dan Pembinasa Iblis yang terbesar diturunkan derajat-Nya menjadi sekutu Iblis. Namun dalam semuanya ini Ia tetap bertahan menghadapi perlawanan dari para pendosa itu.

Ketiga, dengan melihat bagaimana Kristus dilecehkan di dunia ini, maka kita juga harus siap sedia menghadapi hal serupa dan menanggungnya dengan sabar. Janganlah kita merasa aneh jika orang-orang yang membenci-Nya juga membenci kita sebagai para pengikut-Nya, dan janganlah merasa berat jika orang-orang yang sebentar lagi akan dibuat serupa seperti Dia di dalam kemuliaan, sekarang dibuat serupa seperti Dia di dalam penderitaan. Kristus memulai dengan cawan yang pahit, jadi marilah kita juga bersedia menanggungnya bersama Dia. Dengan memanggul salib, Ia menjadikan segalanya menjadi mudah bagi kita.

[5] Bahwa tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka (ay. 26). Dari perkataan ini kita bisa mengetahui,

pertama, tentang pengungkapan Injil ke seluruh dunia. "Beritakanlah Injil (ay. 27), karena mau tidak mau Injil pasti akan diberitakan. Kebenaran-kebenaran yang sekarang tersembunyi dari umat manusia sebagai misteri akan diberitakan kepada segala bangsa di dalam bahasa mereka sendiri" (Kis. 2:11). Seluruh ujung bumi harus melihat keselamatan ini. Perhatikanlah, mereka yang melakukan pekerjaan Kristus boleh merasa berbesar hati dengan mengetahui bahwa pekerjaan yang mereka lakukan itu pasti akan selesai. Pekerjaan ini seperti pekerjaan membajak tanah yang akan dipercepat penyelesaiannya oleh Allah. Atau,

kedua, perkataan ini untuk membersihkan nama baik hamba-hamba Kristus yang menderita, yang dipanggil Beelzebul. Sifat mereka yang sesungguhnya kini masih sangat tersamar oleh gambaran-gambaran palsu yang dilontarkan terhadap mereka, namun apa pun itu, sekaranglah waktunya kesalehan dan keunggulan mereka ditampakkan, semuanya akan diungkapkan. Terkadang hal tersebut terjadi secara besar-besaran di dunia ini, ketika melalui berbagai peristiwa yang datang silih berganti, kebenaran orang-orang kudus menjadi bersinar seperti cahaya. Namun demikian, pengungkapan secara menyeluruh akan terjadi pada hari penghakiman besar, di mana kemuliaan mereka akan dinyatakan ke seluruh bumi, dan kepada semua malaikat serta seluruh umat manusia, yang pada saat ini orang-orang kudus menjadi tontonan mereka (1Kor. 4:9). Segala penghinaan yang ditujukan kepada mereka akan dihapuskan, dan semua perbuatan baik serta pelayanan mereka yang sekarang tersembunyi akan diperlihatkan (1Kor. 4:5). Perhatikanlah, walaupun umat Allah difitnah dan dicela oleh manusia, mereka boleh merasa terhibur dengan mengetahui bahwa akan ada hari kebangkitan untuk nama, seperti juga untuk tubuh, pada akhir zaman, ketika orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari. Biarlah hamba-hamba Kristus tetap setia mengungkapkan kebenaran-kebenaran-Nya, dan berserah kepada Dia saja untuk menyatakan nama baik mereka pada waktu yang ditentukan.

[6] Bahwa Allah di dalam pemeliharaan-Nya memerhatikan secara khusus orang-orang kudus di dalam penderitaan-penderitaan mereka (ay. 29-31).

Baik bagi kita untuk kembali kepada dasar-dasar kebenaran kita yang utama, khususnya mengenai ajaran mengenai pemeliharaan Allah yang berlaku atas apa saja di seluruh alam semesta ini, yang meliputi segala makhluk dan semua perbuatan mereka, bahkan untuk hal yang paling kecil sekalipun. Alam sendiri mengajarkan hal ini kepada kita, dan ini sangat menghibur bagi umat manusia, terutama bagi semua orang baik yang di dalam iman dapat memanggil Allah ini sebagai Bapa mereka, yang memelihara mereka dengan penuh kelembutan. Perhatikanlah di sini:

Pertama, pemeliharaan ilahi yang secara umum meliputi seluruh makhluk hidup, bahkan yang paling kecil sekalipun seperti burung pipit (ay. 29). Begitu tidak berartinya hewan yang mungil ini sampai satu ekor saja tidak ada harganya. Harus ada dua ekor untuk bisa dijual seduit (malah harus ada lima ekor untuk dihargai dengan dua duit, Luk. 12:6). Namun demikian burung-burung itu tidak luput dari pemeliharaan ilahi. "Seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu," yang berarti:

Ketika mereka turun ke tanah untuk mencari-cari makan, untuk memungut biji jagung, Bapamu di sorga, Dia-lah, dengan pemeliharaan-Nya, yang telah menyiapkan makanan bagi mereka. Dalam kitab lain yang juga berbicara tentang hal ini, yaitu Lukas 12:6, diungkapkan begini, "Tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah," lupa diberi makan; sebaliknya, Ia memberi mereka makan (Mat. 6:26). Karena itulah, Ia yang memberikan makan burung pipit pasti tidak akan membuat orang-orang kudus kelaparan.

Burung-burung itu tidak akan jatuh ke bumi dan mati, entah itu karena kematian alami atau karena kecelakaan, tanpa diketahui Allah. Jadi, walaupun mereka hanya merupakan bagian yang begitu kecil saja dari ciptaan, namun bahkan kematian mereka pun tidak luput dari perhatian pemeliharaan Allah. Apalagi kematian murid-murid-Nya! Lihatlah, burung-burung yang melayang tinggi di atas, jatuh juga ke bumi ketika mati. Kematian membawa yang paling tinggi kembali ke bumi. Sebagian orang berpendapat bahwa dalam hal ini Kristus merujuk kepada dua ekor burung yang dipakai untuk menahirkan orang yang sakit kusta (Im. 14:4-6). Kedua burung itu secara sepintas disebut burung pipit; yang satu dibunuh, dan dengan demikian jatuh ke bumi, dan yang lain dilepaskan. Nah, untuk memutuskan yang mana dari keduanya yang harus dibunuh kelihatannya merupakan sesuatu yang remeh. Orang yang harus membunuhnya mengambil yang mana saja yang ia suka, tetapi Allah di dalam pemeliharaan-Nya merancang dan menentukan mana yang harus mati. Nah, Allah ini, yang memperhatikan burung-burung pipit sedemikian rupa karena mereka adalah ciptaan-Nya, akan terlebih lagi memperhatikan kamu, yang adalah anak-anak-Nya. Jika burung pipit saja tidak akan mati tanpa sepengetahuan Bapamu, tentu manusia juga tidak, terutama kamu yang adalah seorang Kristen, seorang hamba, teman-Ku, dan anak-Ku. Seekor burung tidak akan jatuh ke dalam jerat pemburu unggas, atau karena tembakan si pemburu, dan dengan demikian tidak akan dijual di pasar, jika bukan menurut pemeliharaan ilahi. Musuh-musuhmu, seperti pemburu unggas yang licik, memasang jerat bagimu, dan dengan diam-diam menembakmu, namun mereka tidak dapat membawamu dan tidak dapat menangkapmu, jika Allah tidak mengizinkannya. Oleh sebab itu, janganlah takut terhadap kematian, karena musuh-musuhmu tidak akan mempunyai kuasa untuk melawanmu, kalau tidak diberikan kepada mereka dari atas. Allah bisa menghancurkan panah dan jerat mereka (Mzm. 38:13-16; 64:5, 8), dan membuat jiwa kita terluput seperti burung (Mzm. 124:7); sebab itu janganlah kamu takut (ay. 31). Perhatikanlah, ajaran tentang pemeliharaan ilahi dapat menenangkan segala ketakutan yang dirasakan umat Allah: Kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Semua manusia demikian adanya, karena makhluk lain diciptakan untuk manusia dan diletakkan di bawah kakinya (Mzm. 8:7-9). Terlebih lagi murid-murid Yesus Kristus, yang adalah orang-orang istimewa di bumi, meskipun saat ini mereka direndahkan seolah-olah tidak seharga dengan satu burung pipit.

Kedua, perhatian khusus yang diberikan Allah kepada murid-murid Kristus, terutama di dalam penderitaan-penderitaan mereka (ay. 30), rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Ini adalah suatu ungkapan peribahasa yang menunjukkan betapa Allah sangat memerhatikan dan memedulikan umat-Nya, bahkan hal-hal yang kecil dan yang paling sedikit diperhatikan sekalipun. Mengenai hal ini, tidak perlulah kita bertanya-tanya mengenai kebenarannya, sebaliknya kita terdorong untuk hidup dengan terus bergantung pada pemeliharaan Allah yang meliputi segala kejadian. Pemeliharaan ilahi itu sama sekali tidak merendahkan kemuliaan yang tidak terbatas atau mengganggu ketenangan yang tidak terhingga dari Sang Akal Budi yang Kekal. Jika rambut manusia saja dihitung-Nya, apalagi kepala mereka. Terlebih lagi Ia akan mengurusi hidup mereka, kesejahteraan mereka, dan jiwa mereka. Ini menunjukkan bahwa Allah lebih memperhatikan mereka daripada mereka memperhatikan diri mereka sendiri. Orang biasanya cemas menghitung uang, barang, dan ternak mereka namun tidak pernah mau dengan teliti menghitung rambutnya, yang gugur dan hilang, dan mereka tidak pernah merasa kehilangan rambut mereka itu. Tetapi Allah menghitung rambut umat-Nya, dan tidak sehelai pun dari rambut kepala mereka akan hilang (Luk. 21:18). Mereka tidak akan dibiarkan disakiti sedikit pun, kecuali atas pertimbangan yang matang. Begitu berharganya orang-orang kudus, dan kehidupan, serta kematian mereka bagi Allah!

[7] Bahwa Kristus sebentar lagi, pada hari kemenangan, akan mengakui orang-orang yang mengakui-Nya pada masa pencobaan, sementara mereka yang menyangkal-Nya akan disangkal dan ditolak-Nya untuk selama-lamanya (ay. 32-33). Perhatikanlah,

Pertama, kita wajib mengakui Kristus di depan manusia, dan jika kita melakukannya, maka pada masa nanti pengakuan kita akan menjadi suatu kehormatan dan kebahagiaan kita yang tidak terkira.

Kita wajib bukan hanya untuk percaya kepada Kristus, tetapi juga untuk mengakui iman kepercayaan itu, dengan menderita bersama-Nya pada waktu kita dipanggil untuk mengalaminya, dan juga dengan melayani-Nya. Kita tidak boleh merasa malu akan hubungan kita dengan Kristus, persekutuan kita bersama-Nya, dan hal-hal yang kita harapkan dari-Nya. Dengan inilah ketulusan iman kita dibuktikan, nama-Nya dimuliakan, dan orang lain pun dibangun.

Walaupun hal ini dapat membuat kita dicela dan dihadapkan pada masalah sekarang, kita akan mendapat balasan yang berlimpah karenanya pada hari kebangkitan orang-orang benar, di mana kita akan mendapat kehormatan dan kebahagiaan yang tidak terkira pada saat mendengar Kristus berkata (apalagi yang lebih membahagiakan dari ini?), "Aku akan mengakuinya, walaupun ia hanyalah cacing tanah yang tidak berharga, namun ia adalah salah satu kepunyaan-Ku, salah satu teman dan kesayangan-Ku, yang mengasihi-Ku, dan yang Aku kasihi, yang telah kutebus dengan darah-Ku, dan yang merupakan hasil karya Roh-Ku. Aku akan mengakuinya di depan Bapa-Ku, dan ini akan sangat menguntungkannya. Aku akan mengatakan hal-hal yang baik tentang dia, ketika dia berdiri di hadapan Bapa-Ku untuk menerima keputusan terakhir baginya. Aku akan mempersembahkannya, mewakilinya, di hadapan Bapa-Ku." Orang yang menghormati Kristus akan dihormati demikian oleh Kristus. Mereka menghormati-Nya di depan manusia, ini suatu hal yang sepele, dan Ia akan memberi mereka kehormatan di depan Bapa-Nya, ini suatu hal yang hebat.

Kedua, orang yang menolak dan menyangkal Kristus di depan manusia akan mendapat bahaya besar, karena mereka yang melakukannya akan disangkal oleh-Nya pada hari penghakiman besar, ketika mereka justru paling membutuhkan-Nya. Ia tidak akan mengakui mereka sebagai hamba-hamba-Nya karena mereka tidak mengakui-Nya sebagai Tuan mereka, "Aku berkata, Aku tidak pernah mengenal kamu" (7:23). Pada abad-abad pertama Kekristenan, orang yang mengakui Kristus pasti akan kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya di dunia ini, dan karena itu, pengakuan di masa itu lebih dari sekadar ujian ketulusan; pengakuan di masa itu melebihi yang terjadi sekarang ini, yang memiliki banyak keuntungan duniawi yang menyertainya. Bersambung

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung