[3] Bahwa orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat (ay. 22). Sangatlah menghibur dalam hal ini untuk mengetahui,
pertama,
bahwa akan ada akhir dari segala penderitaan ini. Penderitaan bisa saja
berlangsung lama, namun tidak akan terus ada untuk selamanya. Kristus sendiri
menghibur diri-Nya dengan hal ini, dan para pengikut-Nya pun boleh demikian
juga: apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi (Luk. 22:37; KJV,
"Segala sesuatu yang berkaitan dengan Aku ada kesudahannya"). Dabit
Deus his quoque finem -- Semuanya ini juga akan diakhiri oleh Allah.
Perhatikanlah, jika kita percaya akan kesudahan masa-masa penderitaan, maka itu
akan sangat membantu dalam menguatkan kita di dalam menanggung penderitaan.
Ketika orang fasik berhenti menimbulkan huru-hara, orang yang kehabisan tenaga
mendapat istirahat (Ayb. 3:17). Allah akan memberikan hari depan yang
diharapkan (Yer. 29:11). Kesukaran-kesukaran yang kita hadapi sekarang mungkin
membuat kita kehilangan semangat, seperti hari-hari orang upahan, tetapi,
terpujilah Allah, semuanya itu tidak akan ada untuk selamanya.
Kedua,
bahwa walaupun berbagai kesukaran itu terus berdatangan, kita bisa
menanggungnya. Seperti halnya masalah-masalah itu tidak akan ada untuk
selamanya, demikian pula masalah-masalah itu bukan tidak tertahankan. Kita bisa
menanggungnya, menanggungnya sampai pada kesudahan, karena kita akan ditopang
di atas kesukaran itu, di dalam lengan-lengan yang kekal, Allah akan memberi
kita kekuatan yang dibutuhkan (1Kor. 10:13).
Ketiga,
keselamatan merupakan upah kekal bagi mereka yang bertahan sampai pada
kesudahannya. Badai topan dan cuaca buruk yang kita alami sekarang tidak ada
apa-apanya jika dibandingkan dengan kebahagiaan abadi yang akan kita nikmati
pada saat kita pulang ke rumah Bapa. Iman akan mahkota kemuliaan telah menjadi
penghibur dan kekuatan bagi orang-orang kudus yang menderita di segala zaman
(2Kor. 4:16-17, 28; Ibr. 10:34). Ini bukan hanya suatu dorongan bagi kita untuk
bertahan, melainkan juga suatu ajakan agar kita bertahan sampai pada
kesudahannya. Orang yang hanya bertahan sebentar saja dan dalam masa pencobaan
menjadi murtad sudah berjuang dengan sia-sia dan juga akan kehilangan segala
sesuatu yang telah mereka capai. Hanya orang yang bertahan sampai akhir sajalah
yang pasti akan mendapat imbalan, dan hanya mereka saja. Setialah sampai mati,
maka kamu akan mendapatkan mahkota kehidupan.
[4] Bahwa seberat apa pun
masalah yang dihadapi murid-murid Kristus, semuanya itu tidaklah melebihi apa
yang sudah dihadapi Guru mereka sebelumnya (ay. 24-25).
Seorang
murid tidak lebih daripada gurunya. Kita juga melihat perkataan ini dijadikan
alasan mengapa mereka harus bersedia melakukan pekerjaan yang paling hina
sekalipun, bahkan untuk saling membasuh kaki mereka (Yoh. 13:16). Di sini
perkataan tersebut diberikan sebagai alasan mengapa mereka tidak boleh menyerah
di dalam penderitaan yang paling berat sekalipun. Mereka diingatkan akan
perkataan ini (Yoh. 15:20), sebuah ungkapan peribahasa, bahwa seorang hamba
tidaklah lebih dari tuannya, karena itu, seorang hamba janganlah mengharapkan
yang lebih baik daripada tuannya. Perhatikanlah,
pertama,
Yesus Kristus adalah Tuan kita, Tuan yang mengajar kita, dan kita adalah
murid-murid-Nya, untuk belajar dari-Nya. Ia juga Tuan yang memerintah kita, dan
kita adalah hamba-hamba-Nya yang harus mematuhi-Nya. Ia adalah Tuan rumah,
oikodespotēs, yang mempunyai kekuasaan mutlak di dalam gereja, yang adalah
keluarga-Nya.
Kedua,
Tuhan dan Guru kita Yesus Kristus menghadapi masalah-masalah berat di dunia.
Orang-orang memanggil-Nya Beelzebul, dewa lalat, nama penghulu setan, dan
mereka berkata bahwa Dia bersekutu dengannya. Dalam hal ini sulit dikatakan
mana yang lebih mengherankan, kejahatan orang-orang yang melecehkan Kristus
seperti itu, ataukah kesabaran Kristus untuk menahan diri walaupun dilecehkan
demikian. Ia, yang adalah Allah segala Kemuliaan, direndahkan sebagai dewa
lalat. Raja Israel dikatakan sebagai dewa Ekron. Raja segala terang dan hidup
disebut penghulu kuasa-kuasa kegelapan dan kematian. Musuh dan Pembinasa Iblis
yang terbesar diturunkan derajat-Nya menjadi sekutu Iblis. Namun dalam semuanya
ini Ia tetap bertahan menghadapi perlawanan dari para pendosa itu.
Ketiga,
dengan melihat bagaimana Kristus dilecehkan di dunia ini, maka kita juga harus
siap sedia menghadapi hal serupa dan menanggungnya dengan sabar. Janganlah kita
merasa aneh jika orang-orang yang membenci-Nya juga membenci kita sebagai para
pengikut-Nya, dan janganlah merasa berat jika orang-orang yang sebentar lagi
akan dibuat serupa seperti Dia di dalam kemuliaan, sekarang dibuat serupa
seperti Dia di dalam penderitaan. Kristus memulai dengan cawan yang pahit, jadi
marilah kita juga bersedia menanggungnya bersama Dia. Dengan memanggul salib,
Ia menjadikan segalanya menjadi mudah bagi kita.
[5] Bahwa tidak ada sesuatu
pun yang tertutup yang tidak akan dibuka (ay. 26). Dari perkataan ini kita bisa
mengetahui,
pertama,
tentang pengungkapan Injil ke seluruh dunia. "Beritakanlah Injil (ay. 27),
karena mau tidak mau Injil pasti akan diberitakan. Kebenaran-kebenaran yang
sekarang tersembunyi dari umat manusia sebagai misteri akan diberitakan kepada
segala bangsa di dalam bahasa mereka sendiri" (Kis. 2:11). Seluruh ujung
bumi harus melihat keselamatan ini. Perhatikanlah, mereka yang melakukan
pekerjaan Kristus boleh merasa berbesar hati dengan mengetahui bahwa pekerjaan
yang mereka lakukan itu pasti akan selesai. Pekerjaan ini seperti pekerjaan
membajak tanah yang akan dipercepat penyelesaiannya oleh Allah. Atau,
kedua,
perkataan ini untuk membersihkan nama baik hamba-hamba Kristus yang menderita,
yang dipanggil Beelzebul. Sifat mereka yang sesungguhnya kini masih sangat
tersamar oleh gambaran-gambaran palsu yang dilontarkan terhadap mereka, namun
apa pun itu, sekaranglah waktunya kesalehan dan keunggulan mereka ditampakkan,
semuanya akan diungkapkan. Terkadang hal tersebut terjadi secara besar-besaran
di dunia ini, ketika melalui berbagai peristiwa yang datang silih berganti,
kebenaran orang-orang kudus menjadi bersinar seperti cahaya. Namun demikian,
pengungkapan secara menyeluruh akan terjadi pada hari penghakiman besar, di
mana kemuliaan mereka akan dinyatakan ke seluruh bumi, dan kepada semua
malaikat serta seluruh umat manusia, yang pada saat ini orang-orang kudus
menjadi tontonan mereka (1Kor. 4:9). Segala penghinaan yang ditujukan kepada
mereka akan dihapuskan, dan semua perbuatan baik serta pelayanan mereka yang
sekarang tersembunyi akan diperlihatkan (1Kor. 4:5). Perhatikanlah, walaupun
umat Allah difitnah dan dicela oleh manusia, mereka boleh merasa terhibur
dengan mengetahui bahwa akan ada hari kebangkitan untuk nama, seperti juga
untuk tubuh, pada akhir zaman, ketika orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari.
Biarlah hamba-hamba Kristus tetap setia mengungkapkan kebenaran-kebenaran-Nya,
dan berserah kepada Dia saja untuk menyatakan nama baik mereka pada waktu yang
ditentukan.
[6] Bahwa Allah di dalam
pemeliharaan-Nya memerhatikan secara khusus orang-orang kudus di dalam
penderitaan-penderitaan mereka (ay. 29-31).
Baik
bagi kita untuk kembali kepada dasar-dasar kebenaran kita yang utama, khususnya
mengenai ajaran mengenai pemeliharaan Allah yang berlaku atas apa saja di
seluruh alam semesta ini, yang meliputi segala makhluk dan semua perbuatan
mereka, bahkan untuk hal yang paling kecil sekalipun. Alam sendiri mengajarkan
hal ini kepada kita, dan ini sangat menghibur bagi umat manusia, terutama bagi
semua orang baik yang di dalam iman dapat memanggil Allah ini sebagai Bapa
mereka, yang memelihara mereka dengan penuh kelembutan. Perhatikanlah di sini:
Pertama,
pemeliharaan ilahi yang secara umum meliputi seluruh makhluk hidup, bahkan yang
paling kecil sekalipun seperti burung pipit (ay. 29). Begitu tidak berartinya
hewan yang mungil ini sampai satu ekor saja tidak ada harganya. Harus ada dua
ekor untuk bisa dijual seduit (malah harus ada lima ekor untuk dihargai dengan
dua duit, Luk. 12:6). Namun demikian burung-burung itu tidak luput dari
pemeliharaan ilahi. "Seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di
luar kehendak Bapamu," yang berarti:
Ketika
mereka turun ke tanah untuk mencari-cari makan, untuk memungut biji jagung,
Bapamu di sorga, Dia-lah, dengan pemeliharaan-Nya, yang telah menyiapkan makanan
bagi mereka. Dalam kitab lain yang juga berbicara tentang hal ini, yaitu Lukas
12:6, diungkapkan begini, "Tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan
Allah," lupa diberi makan; sebaliknya, Ia memberi mereka makan (Mat.
6:26). Karena itulah, Ia yang memberikan makan burung pipit pasti tidak akan
membuat orang-orang kudus kelaparan.
Burung-burung
itu tidak akan jatuh ke bumi dan mati, entah itu karena kematian alami atau
karena kecelakaan, tanpa diketahui Allah. Jadi, walaupun mereka hanya merupakan
bagian yang begitu kecil saja dari ciptaan, namun bahkan kematian mereka pun
tidak luput dari perhatian pemeliharaan Allah. Apalagi kematian
murid-murid-Nya! Lihatlah, burung-burung yang melayang tinggi di atas, jatuh
juga ke bumi ketika mati. Kematian membawa yang paling tinggi kembali ke bumi.
Sebagian orang berpendapat bahwa dalam hal ini Kristus merujuk kepada dua ekor
burung yang dipakai untuk menahirkan orang yang sakit kusta (Im. 14:4-6). Kedua
burung itu secara sepintas disebut burung pipit; yang satu dibunuh, dan dengan
demikian jatuh ke bumi, dan yang lain dilepaskan. Nah, untuk memutuskan yang
mana dari keduanya yang harus dibunuh kelihatannya merupakan sesuatu yang
remeh. Orang yang harus membunuhnya mengambil yang mana saja yang ia suka,
tetapi Allah di dalam pemeliharaan-Nya merancang dan menentukan mana yang harus
mati. Nah, Allah ini, yang memperhatikan burung-burung pipit sedemikian rupa
karena mereka adalah ciptaan-Nya, akan terlebih lagi memperhatikan kamu, yang
adalah anak-anak-Nya. Jika burung pipit saja tidak akan mati tanpa
sepengetahuan Bapamu, tentu manusia juga tidak, terutama kamu yang adalah
seorang Kristen, seorang hamba, teman-Ku, dan anak-Ku. Seekor burung tidak akan
jatuh ke dalam jerat pemburu unggas, atau karena tembakan si pemburu, dan
dengan demikian tidak akan dijual di pasar, jika bukan menurut pemeliharaan
ilahi. Musuh-musuhmu, seperti pemburu unggas yang licik, memasang jerat bagimu,
dan dengan diam-diam menembakmu, namun mereka tidak dapat membawamu dan tidak
dapat menangkapmu, jika Allah tidak mengizinkannya. Oleh sebab itu, janganlah
takut terhadap kematian, karena musuh-musuhmu tidak akan mempunyai kuasa untuk
melawanmu, kalau tidak diberikan kepada mereka dari atas. Allah bisa
menghancurkan panah dan jerat mereka (Mzm. 38:13-16; 64:5, 8), dan membuat jiwa
kita terluput seperti burung (Mzm. 124:7); sebab itu janganlah kamu takut (ay.
31). Perhatikanlah, ajaran tentang pemeliharaan ilahi dapat menenangkan segala
ketakutan yang dirasakan umat Allah: Kamu lebih berharga dari pada banyak
burung pipit. Semua manusia demikian adanya, karena makhluk lain diciptakan
untuk manusia dan diletakkan di bawah kakinya (Mzm. 8:7-9). Terlebih lagi
murid-murid Yesus Kristus, yang adalah orang-orang istimewa di bumi, meskipun
saat ini mereka direndahkan seolah-olah tidak seharga dengan satu burung pipit.
Kedua,
perhatian khusus yang diberikan Allah kepada murid-murid Kristus, terutama di
dalam penderitaan-penderitaan mereka (ay. 30), rambut kepalamu pun terhitung
semuanya. Ini adalah suatu ungkapan peribahasa yang menunjukkan betapa Allah
sangat memerhatikan dan memedulikan umat-Nya, bahkan hal-hal yang kecil dan
yang paling sedikit diperhatikan sekalipun. Mengenai hal ini, tidak perlulah
kita bertanya-tanya mengenai kebenarannya, sebaliknya kita terdorong untuk
hidup dengan terus bergantung pada pemeliharaan Allah yang meliputi segala
kejadian. Pemeliharaan ilahi itu sama sekali tidak merendahkan kemuliaan yang
tidak terbatas atau mengganggu ketenangan yang tidak terhingga dari Sang Akal
Budi yang Kekal. Jika rambut manusia saja dihitung-Nya, apalagi kepala mereka.
Terlebih lagi Ia akan mengurusi hidup mereka, kesejahteraan mereka, dan jiwa
mereka. Ini menunjukkan bahwa Allah lebih memperhatikan mereka daripada mereka
memperhatikan diri mereka sendiri. Orang biasanya cemas menghitung uang,
barang, dan ternak mereka namun tidak pernah mau dengan teliti menghitung
rambutnya, yang gugur dan hilang, dan mereka tidak pernah merasa kehilangan
rambut mereka itu. Tetapi Allah menghitung rambut umat-Nya, dan tidak sehelai
pun dari rambut kepala mereka akan hilang (Luk. 21:18). Mereka tidak akan
dibiarkan disakiti sedikit pun, kecuali atas pertimbangan yang matang. Begitu
berharganya orang-orang kudus, dan kehidupan, serta kematian mereka bagi Allah!
[7] Bahwa Kristus sebentar
lagi, pada hari kemenangan, akan mengakui orang-orang yang mengakui-Nya pada
masa pencobaan, sementara mereka yang menyangkal-Nya akan disangkal dan
ditolak-Nya untuk selama-lamanya (ay. 32-33). Perhatikanlah,
Pertama,
kita wajib mengakui Kristus di depan manusia, dan jika kita melakukannya, maka
pada masa nanti pengakuan kita akan menjadi suatu kehormatan dan kebahagiaan
kita yang tidak terkira.
Kita
wajib bukan hanya untuk percaya kepada Kristus, tetapi juga untuk mengakui iman
kepercayaan itu, dengan menderita bersama-Nya pada waktu kita dipanggil untuk
mengalaminya, dan juga dengan melayani-Nya. Kita tidak boleh merasa malu akan
hubungan kita dengan Kristus, persekutuan kita bersama-Nya, dan hal-hal yang
kita harapkan dari-Nya. Dengan inilah ketulusan iman kita dibuktikan, nama-Nya
dimuliakan, dan orang lain pun dibangun.
Walaupun
hal ini dapat membuat kita dicela dan dihadapkan pada masalah sekarang, kita
akan mendapat balasan yang berlimpah karenanya pada hari kebangkitan
orang-orang benar, di mana kita akan mendapat kehormatan dan kebahagiaan yang
tidak terkira pada saat mendengar Kristus berkata (apalagi yang lebih
membahagiakan dari ini?), "Aku akan mengakuinya, walaupun ia hanyalah
cacing tanah yang tidak berharga, namun ia adalah salah satu kepunyaan-Ku,
salah satu teman dan kesayangan-Ku, yang mengasihi-Ku, dan yang Aku kasihi,
yang telah kutebus dengan darah-Ku, dan yang merupakan hasil karya Roh-Ku. Aku
akan mengakuinya di depan Bapa-Ku, dan ini akan sangat menguntungkannya. Aku
akan mengatakan hal-hal yang baik tentang dia, ketika dia berdiri di hadapan
Bapa-Ku untuk menerima keputusan terakhir baginya. Aku akan mempersembahkannya,
mewakilinya, di hadapan Bapa-Ku." Orang yang menghormati Kristus akan
dihormati demikian oleh Kristus. Mereka menghormati-Nya di depan manusia, ini
suatu hal yang sepele, dan Ia akan memberi mereka kehormatan di depan Bapa-Nya,
ini suatu hal yang hebat.
Kedua,
orang yang menolak dan menyangkal Kristus di depan manusia akan mendapat bahaya
besar, karena mereka yang melakukannya akan disangkal oleh-Nya pada hari
penghakiman besar, ketika mereka justru paling membutuhkan-Nya. Ia tidak akan
mengakui mereka sebagai hamba-hamba-Nya karena mereka tidak mengakui-Nya
sebagai Tuan mereka, "Aku berkata, Aku tidak pernah mengenal kamu"
(7:23). Pada abad-abad pertama Kekristenan, orang yang mengakui Kristus pasti
akan kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya di dunia ini, dan
karena itu, pengakuan di masa itu lebih dari sekadar ujian ketulusan; pengakuan
di masa itu melebihi yang terjadi sekarang ini, yang memiliki banyak keuntungan
duniawi yang menyertainya. Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar