SAMPAI DISINI TUHAN MENOLONG KITA “EBEN
HAEZER”
1 Samuel 7:12 (TB) Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan
mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai
di sini TUHAN menolong kita."
Salah satu penyebab utama untuk umat
Israel sering kali gagal dan terpuruk adalah mereka melupakan Allah dan
perbuatan-Nya. Keadaan seperti ini sedang terjadi ketika Samuel dipanggil dan
memulai pelayanannya sebagai pemimpin umat Israel. Keadaan itu juga
yang membuat Bangsa Isarel di bawah pimpinan Imam Samuel tidak lagi mengalami penyertaan Tuhan.
Tabut Allah yang mereka andalkan
hanya sebagai simbol belaka, yang tanpa makna. Allah membiarkan mereka
mengalami kekalahan yang mengenaskan. Di mata bangsa Filistin, Israel dianggap
sebagai bangsa pecundang. Tabut perjanjian sebagai simbol kehadiran Allah bagi
umat Israel telah dirampas bangsa Filistin. Dengan demikian “telah lenyap
kemuliaan dari Israel” (1 Samuel 4:21).
Namun Allah tidak membiarkan tabut-Nya
diperlakukan dengan tidak patut. Sehingga bangsa Filistin akhirnya harus
melepaskan rampasan tabut Allah. Tetapi tabut Allah tetap tidak kembali kepada
umat Israel; selama dua puluh tahun tabut itu tidak berada di antara mereka.
Ini berarti umat Israel hidup tanpa mengalami penyertaan Allah.
Oleh sebab itu mereka mengeluh kepada
Allah atas kondisi yang terpuruk tersebut. Dalam keadaan yang terpuruk dan
rusak ini, Samuel tampil dan mengajak seluruh umat Israel mengakui dosa dan
bertobat. Dalam kondisi yang terpuruk dan tidak berdaya, ancaman dahsyat dari
musuh menyerang. Pada saat itulah mereka berseru kepada Allah dan Allah
menolong mereka dengan cara-Nya yang ajaib.
Eben-haezer, yang berarti batu
pertolongan, merupakan batu peringatan tentang pertolongan Tuhan atas umat
Israel yang didirikan oleh Samuel. Dengan mendirikan batu tersebut Samuel
berkata: “Sampai di sini, hari ini Tuhan telah dan selalu menolong kita.” Apa
yang penting dari eben-haezer bukanlah batu itu sendiri, melainkan pertolongan
Tuhan atas umat Israel.
Dengan eben-haezer Samuel bermaksud
agar:
1. Umat Israel selalu mengingat
akan kebaikan dan pertolongan Tuhan.
2. Umat Israel selalu mengingat
akan kasih-setia Tuhan.
3. Umat Israel selalu mengingat
akan kesalahan mereka, yaitu tidak setia pada Allah.
DENGAN HARAPAN:
Relasi yang baik dengan Allah, tidak
mungkin tanpa ingatan (memori), karena kita mengenal Allah juga lewat
pengalaman kita tentang Allah: kebaikanNya, berkatNya, pertolonganNya, dll.
Sehingga tanpa ingatan berarti sama dengan tanpa adanya relasi. Ingatan adalah
hal yang sangat penting dalam relasi kita dengan Allah.
Setiap kita pasti telah mengalami
kebaikan dan pertolongan Tuhan sepanjang hidup kita. Meskipun tidak setiap hari
kita kelanjaran (nyeri,urut) hidup dan tidak setiap tahun kita mengalami
keberhasilan usaha kita. Kita tidak boleh melupakan hal-hal yang Tuhan sudah
perbuat dalam hidup kita. Kebaikan dan pertolonganNya sudah dan akan selalu
kita alami dalam hidup kita.
Benarlah apa yang dikatakan Yeremia dalam kitab Ratapan:
“This I recall in my mind, therefore I have hope” (NASB, 3:21)
"Ini saya ingat dalam pikiran saya, oleh karena itu saya memiliki
harapan" (NASB, 3:21)
Hari ini adalah hari TERAKHIR kita di
tahun 2020. Kita tidak tahu bagaimana perjalanan hidup kita di tahun 2021. Kita
berharap bahwa tahun 2021 ini akan lebih baik dari tahun 2020. Bagi kita yang
dalam tahun lalu menghadapi banyak kesulitan dan persoalan, mungkin tahun ini
menjadi tanda tanya buat kita, apakah semua akan ada penyelesaian. Life is
problem, tidak ada hidup yang tanpa persoalan. Eben-haezer mengingatkan kita
bahwa Allah adalah sumber pertolongan kita, Ia akan selalu memberi pertolongan.
A.
Eben-haezer
mengingatkan kita bahwa pertolongan Allah pasti selalu ada; namun ini tidak meniadakan
kesulitan yang Allah mungkin izinkan terjadi dalam kehidupan anak-anakNya.
Pertolongan Tuhan pasti tidak akan terlambat, pertolonganNya pasti datang pada
waktunya. Sumber pertolongan bagi umat Israel adalah Allah sendiri, bukan tabut
Allah, meskipun tabut melambangkan kehadiran Allah. Tanpa relasi yang benar
dengan Allah, tabut hanya sekedar simbol atau “jimat” yang tidak menolong sama
sekali.
B.
Eben-haezer
mengingatkan kita bahwa kasih setia Allah tidak pernah berkesudahan; namun ini
tidak meniadakan tanggung jawab dan kesetiaan kita kepadaNya. Kita selalu
terkondisi oleh situasi kehidupan kita yang bisa membuat kita kehilangan
kesetiaan kita kepada Tuhan.
C.
Eben-haezer
mengingatkan kita bahwa kita adalah manusia yang cenderung melupakan apa yang
harus kita ingat senantiasa. Kita bisa melupakan semua kebaikan Tuhan yang
telah kita alami hanya karena satu persoalan yang tidak menyenangkan.
D.
Eben-haezer
mengingatkan kita bahwa Allah adalah Allah yang selalu mendengar permohonan
pengampunan umat dan anak-anakNya. Ia memulihkan dan mengampuni meskipun umat
Israel telah berpaling dari Allah dan berbuat dosa.
KESIMPULAN
Apapun pengalaman kita di tahun 2020,
kita harus selalu mengingat bahwa “tidak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak
habis-habisnya rahmatNya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaanMu.” (Ratapan
3:22-23)
Eben Haezer sampai di sini Tuhan telah menolong kita.
Jika Tuhan telah hantar sampai saat ini, maka Ia yang setia pasti akan menolong
kita menyongsong masa depan - berharaplah pada Tuhan Yesus yang setia, di tahun
2021 ini, amin.
WAMENA, 31 Desember 2020
Pdm.Yoel Giban, S.Th.M.Pd.K
Tidak ada komentar:
Posting Komentar