Senin, 20 Juli 2020

OTONOMI KHUSUS PAPUA

Saya sebagai orang asli Papua lahir besar di Papua dan meninggalpun di Papua demikian juga dengan anak cucuk saya, sebab merekalah pemilik dari segala kekayaan alam di bumi cendrawasih. 
Akhir-akhir ini parah elit politik di Papua dari berbagai kalangan merasahkan seperti cacing kepanasan sehingga mereka ngotot untuk melanjutkan program otonomi khusus jilid II, tanpa melihat hasil dan dampak otonomi khusus bagi masyarakat Papua lepas dari segala kepentingan. 

Namun bertanya kepada seorang anak daerah secara jujur dari hati nuraninya bahwa, sebenarnya otonomi khusus itu apa dan untuk siapa ? Maka, yang tidak merasahkan dampaknya dari otonomi khusus akan berkata, apa itu dan saya tidak tahu namun yang paham otonomi khusus akan berkata otonomi khusus tidak berhasil selama 20 tahun lebih.

Dari pemahaman itu dapat memberikan setitik kejelasan bahwa Sesungguhnya
otonomi khusus 20 tahun itu benar-benar tidak ada artinya sama sekali dan tidak membangun masyarakat Papua, uang otonomi khusus yang katanya lebih dari 90 triliun bagaikan angin tanpa memperlihatkan bentuk dan wujudnya, kita hanya merasahkan tiupan angin ketika lewat begitu saja tanpa permis, Itulah sebenarnya yang terjadi dengan otonomi khusus bagi masyarakat Papua itu.

Uang yang jumlahnya begitu banyak di cairkan atas nama otonomi khusus bagi masyarakat Papua, namun masyarakat Papua hanya dianggap sebagai obyek untuk kepentingan kelompok elit politik beberapa orang Papua yang gila' dengan harta serta suka menimbun kekayaan atas nama masyarakat dan isu lain yang bisa dapat menghasilkan kekayaan. Alasan itulah mereka sangat ngotot untuk otonomi khusus dilanjutkan ke Jilid II diatas penderitaan dan tangisan anak negeri Papua. 

Harusnya elit-elit politik sebagai anak-anak Papua dan bagian dari anggota masyarakat Papua membuka mata lebar-lebar untuk merasahkan dan melihat kenyataan bahwa mama- mama Papua sampai hari ini masih berjualan di pinggir jalan sembari memperhatikan lalu lalangnya manusia tanpa hati di jalan-jalan raya diatas tanahnya sendiri. 

Bukti nyata tidak berhasilnya otonomi khusus di Papua adalah hidup masyarakat seperti biasa saja sebelum otonomi khusus dan sesudah otonomi khusus tidak ada perubahan sama sekali. Tidak ada tanda mata bagi masyarakat kecil di pedalaman-pedalaman yang ada hanyalah tangisan dan tetesan air Mata dimana-mana. 

Hai para elit politik di Papua sadarlah dan berjuanglah untuk masyarakatmu yang sedang menangis di pinggiran jalan namun engkau seperti angin tanpa mengetahui arah dan tujuannya, kau bisa menabung harta atas nama orang Papua kau tidak akan bahagia karena dalam hartamu ada setetes air mata pemilik negeri emas yaitu masyarakat Papua. 

Sio Tuhan sampai hati kita menelantarkan anak-anak negeri  di pinggir jalan dan mati dalam kelaparan seperti tikus mati dalam lumbung padi, kepada siapa harus berseru kalau bukan kepada Tuhan. Akhir kata "MATA TUHAN MELIHAT HATIMU YANG JAHAT ITU" jika DIA murka batu dan gunungpun akan seperti abu tanpa wujudnya demikianlah yang akan terjadinya padamu. Terkutuklah KAU yang menari diatas penderitaan masyarakat Papua sebagai Pemiliki segala kekayaan alam yang sedang KAU CURI tanpa permisi kepada pemiliknya.

Ambon, 21 Juli 2020
Yoel Giban,.M.Pd.K


Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung