Jumat, 13 Maret 2020

Hidup sebagai anak Tuhan bagian I Revisi

Teks.Efesus 5:1-3 (TB)  "Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus".

Dalam teks diatas Rasul Paulus menasihatkan kepada jemaat di Efesus bahwa sebagai anak Tuhan harus memperlihatkan perbedaan kualitas hidup seperti terang dalam kegelapan. Anak Tuhan identik dengan terang yang bersinar di malam hari. Terang yang dimaksudkan adalah seperti lilin kecil dalam gelap akan terlihat besar. Itu sebabnya Paulus menasehatkan anak-Tuhan seperti lilin kecil dalam kegelapan. Anak Tuhan berbeda dengan anak-anak dalam kegelapan. Perbedaan itu  harus terlihat dari, sikap, tutur kata, tindak tanduk dan perbuatan dalam menjalani hidup.

Rasul Paulus menasihatkan kepada kita mengenai bagaimana  dapat mewartakan Kristus dalam kesaksian hidup melalui sikap saling mengasihi dan saling mengampuni serta saling memolong dalam Tuhan. Rasul Paulus juga menegaskan dalam pasal sebelumnya, khususnya di dalam ayat-ayat terakhir pasal tersebut, yang ditunjukkan dengan penggunaan kata sebab itu yang digunakan sebagai kata sambung untuk menghubungkan apa yang telah ia katakan di dalam pasal sebelumnya dengan apa yang terkandung di dalam ayat-ayat di atas ini, “Sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu, sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, atau penurut-penurut teladan-Nya (TL).” Sehingga sikap kata-kata dan perbuatan kita menjadi kesaksian yang hidup yang dapat mempengaruhi kehidupan orang lain dalam mengiring Tuhan.

Orang percaya harus meneladani Yesus, sepanjang Ia menyatakan Diri-Nya dalam hidup kita dengan ikuti teladan-Nya. Hidup anak Tuhan harusnya menyelaraskan diri dengan teladan-teladan-Nya, dan memperbarui kembali gambar Allah di atas diri kita. Hal ini dapat mendatangkan kehormatan bagi hidup beragama kita, bahwa dalam ber-agama berarti meneladani Allah. Jadilah kamu penurut-penurut Allah, atau berusahalah menyerupai Dia dalam setiap anugerah, khususnya di dalam kasih-Nya serta di dalam kebajikan-Nya dalam mengampuni. Allah adalah kasih, dan barang siapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah, dan Allah di dalam dia. Dengan demikian Ia telah menyatakan nama-Nya, yaitu Pengasih dan penyayang, dan berlimpah kasih setia. Hal hal ini harusnya menjadi kesaksian yang hidup dalam bermasyarakat sehingga secara tidak langsung kita menjadi pewartanya Allah. Pewarta bukan hanya yang menyampaikan Firman Allah diatas mimbar gereja melainkan pewarta yang hidup adalah dia yang meladani Yesus dalam hidup bermasyarakat dan melalui sikap dan tutur katanya menjadi kesaksian hidup yang mempengaruhi kehidupan orang lain sesungguhnya dialah pewarta yang sebenarnya.
Rasul Paulus mengajar kita bahwa anak Terang selalu membawa terang dalam kegelapan. Karena itu paulus menasehatkan kepada jemaat di Efesus bahwa " jadilah penurut" Allah" pengertian yang mendalam terlihat dalam terjemahan Firman Allah Yang Hidup  Efesus 5:1-2 (FAYH)  Dalam segala perbuatan hendaklah Saudara mengikuti teladan Allah sebagaimana seorang anak yang sangat dikasihi mengikuti teladan ayahnya. Ayat 2, Kasihilah orang lain dengan mengikuti teladan Kristus yang mengasihi Saudara, dan yang memberikan diri-Nya kepada Allah sebagai suatu kurban yang menghilangkan dosa Saudara. Dan Allah bersenang hati, sebab kasih Kristus kepada Saudara bagaikan wangi-wangian yang harum bagi-Nya.
Jadi ayat pertama dalam surat efesus dikatakan bahwa dalam segala perbuatan hendaknya mengikuti teladan Tuhan. Sebagaimana pemahaman kita dalam bermasyarakat bahwa buah tidak jauh dari pohonnya demikian juga sebagai anak Tuhan seharusnya berlaku seperti anak Tuhan. Paulus juga menasehatkan agar setiap anak Tuhan harus memperlihatkan perbedaan dalam dunia.

Sebagai pesan terakhir dari saya bahwa anak Tuhan bukan palayan Tuhan. Anak Tuhan adalah dia yang melakukan kehendak Tuhan dan mengikuti teladan Tuhan. Bukan dia yang berkata TUHAN-TUHAN tetapi perbuatan dan perkataannya jauh dari harapan Tuhan. Ayat penutup yang harus kita baca adalah Injil Matius 7:21 (TB)  Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Yang punya hak dan status sebagai anak Tuhan adalah dia yang melakukan kehendak Tuhan dan mengikuti teladan-Nya dan bukan dia yang mengatakan Tuhan" tetapi sikap dan perilakunya tidak mencerminkan sebagai anak Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati.

Bacar juga tulisan saya tentang "Hidup sebagai anak terang bagian 2-6 di 
https/tulisanyg.blogspot.com/ RH Lilin Kecil


Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung