Rabu, 18 Maret 2020

cerita soal Iman

Pada suatu hari di kampung Yoasim ada satu keluarga yang terdiri atas bapak mama dan kedua anak mereka yaitu satu laki-laki dan satunya perempuan. Bapaknya buta karena kena  cipratan batu waktu kerja. Suatu hari terdengar berita di kampung akan ada kebaktian kebangunan rohani (KKR) dari kota akan diadakan di kampung sehingga bapak mengatakan kepada anaknya anak saya ingin menghadiri kebaktian itu supaya aku dapat sembuh. Anaknya mengatakan ok bapak kalau begitu nanti saya antar bapak ke kebaktian nanti. Setelah dua hari kemudian bapak dan anaknya berangkat sebelum ibadah KKR mulai dengan harapan bapak dapat sembuh dari kebutaannya.

Setelah pemberitaan Firman Tuhan seperti biasanya dalam kebaktian kebangunan rohani pendeta tantang semua yang ingin disembuhkan silakan maju ke depan untuk di doakan. Maka anak dari bapak yang buta itu mengantar bapaknya ke dekat pangkung. Pendeta mulai mendoakan satu persatu sampai kepada bapak yang buta itu dan pendeta bertanya bapak, apakah bapak percaya Yesus sanggup menyembuhkan bapak ? jawabnya saya percaya. Apakah bapak percaya dalam kuasa kematian dan kebangkitan-Nya dapat menolong dan memberkati bapak serta menyembuhkan mata bapak yang buta hari ini ?  Jawabnya saya percaya Yesus anak Daud dapat menolong saya sebagaimana yang Dia lakukan kepada kebanyakan orang lainnya.

Selanjutnya pendeta bertanya yang terakhir kepada bapak yang buta itu, apakah bapak ke tempat ibadah ini bersama keluarga ? Ya benar pak pendeta. Apakah istri yang mengantar ? Jawabnya tidak pak pendeta saya diantar sama IMAN. Pendeta jawab dengan TEGAS dengan satu KEYAKINAN yang sama dan berkata kepadanya kalau begitu bapak akan disembuhkan oleh IMAN bapak hari ini dan saat ini juga. 

Bapak yang buta ini terkejut mendengarnya dan berkata kepada pak pendeta bapak saya hari ini jam ini juga saya sangat kecewa akan ucapan bapak. Saya pikir bapak akan menyembuhkan saya dengan doa-doa bapak sebagai dengan yang lainnya namun bapak mengatakan IMAN yang menyembuhkan saya. Iman selalu bersama saya tetapi dia tidak perduli dengan apa yang saya alami ini. Dia tahu saya buta tetapi dia (Iman) hanya terdiam seribu bahasa tidak melakukan apapun. Tetapi kenapa begitu pak pendeta apakah saya mendidik iman salah ?

Pendeta bertanya kepadanya maksudnya bagaimana bapak ? Jawabnya iman itu adalah anak laki-laki satu-satunya yang tinggal di rumah. Pendeta terdiam seribu bahasa dan berkata coba bapak kasitahu sebelumnya supaya aku paham.

Cerita ini lucu namun bagaimana kita menafsirkanya ? Iman yang tersimpan hanya dalam kata-kata akan mendatangkan kekecewan yang mendalam. Karena kita menganggap bahwa iman itu hanya ada dalam imajinasi saja. Belajar untuk percaya yang tidak terlibat...corona vs KUASA DARAH YESUS.(YGM)

Cerita by.yoelgiban


Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung