Senin, 30 Desember 2019

HARUS TERLAHIR KEMBALI

Harus Terlahir Kembali
Yohanes 3:1-12

Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."

===========================

Kerohanian tidak ditentukan dari gelar yang disandangnya. Ada orang yang memiliki jabatan rohani, tetapi hidupnya seperti orang yang tidak mengenal Tuhan. Sebaliknya, ada orang yang tampak sederhana, tetapi mempunyai kehidupan spiritualitas yang mendalam.

Ada seorang Farisi bernama Nikodemus (1). Ia sudah mendengar tentang Yesus dan terkagum-kagum dengan berbagai tanda yang dikerjakan-Nya. Ia sengaja mencari Yesus di waktu malam untuk memenuhi keingintahuannya (2). Ia mengakui Yesus sebagai seorang rabi yang mendapat penyertaan dari Allah. Namun, itu bukanlah kebenaran inti yang ingin disampaikan Yesus.

Lalu, Yesus menjelaskan perihal kelahiran kembali (3). Tampaknya Nikodemus asing dengan ajaran tersebut dan mulai kebingungan (4). Nikodemus menyadari bahwa ia belum masuk ke inti kebenaran tentang Kerajaan Allah. Ia hanya memahami agamanya sebatas logika (9): "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" Yesus menjawab, "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?" (10).

Percakapan mereka membukakan kepada kita betapa kerohanian bangsa Israel sedang terpuruk tanpa pengenalan yang benar tentang Allah. Bahkan seorang pemimpin agama saja tidak mengerti. Kebenaran kelahiran kembali ternyata terlalu tinggi bagi seorang pengajar Israel.

Akan tetapi, Yesus menerima Nikodemus apa adanya. Ia memberitakan kebenaran kepada Nikodemus pada malam itu. Kelak semuanya ini akan berdampak dalam hidup Nikodemus. Ia pun menjadi mengikut Kristus.

Mungkin kita sudah menjadi orang Kristen puluhan tahun dan tahu banyak dogma Kristen. Seperti Nikodemus, mungkin kita juga gagal memahami inti kebenaran ajaran Yesus. Kita masih ingin sesuatu yang sifatnya jasmani dan bukan relasi yang intim dengan Allah. Ada yang Allah ingin ubah dari kita. Tanpa perubahan karakter, kita belum masuk pada inti kebenaran Kerajaan Allah. Pertanyaannya adalah maukah Anda diubahkan Tuhan?

Doa: Tuhan, aku ingin mengenal Engkau dan perkara-perkara surgawi. [JS]


Minggu, 29 Desember 2019

TANDA CINTA

Tanda Cinta
Yohanes 2:13-25

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."  Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorang pun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.

========================

Ada berapa banyak ekspresi cinta yang kita ketahui dalam relasi lawan jenis? Ada yang memberikan bunga, kalung, mobil, buku, dan lain sebagainya. Semua ekspresi yang berbeda-beda itu memperlihatkan satu kesamaan, yaitu tindakan memberi.

Bacaan hari ini membahas tentang kemarahan Yesus di Bait Allah (13-16). Saat Yesus mengekspresikan amarah-Nya, para murid teringat kata-kata dari Perjanjian Lama: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku" (17). Dalam kondisi itu, manusia sulit melihat ekspresi cinta yang muncul karena Yesus mengasihi rumah Bapa-Nya. Mengapa? Pertama, manusia cenderung berpikir negatif jika tindakan itu merugikan mereka. Bisnis timbal-balik yang saling menguntungkan antara para pedagang dengan pemimpin agama menjadi lebih penting daripada ajaran Yesus. Kedua, rasa takut manusia sering kali muncul kalau berhadapan dengan otoritas dan kekuasaan. Hal itu terlihat dari sikap masyarakat Yahudi yang mempertanyakan otoritas Yesus yang melarang mereka berjualan di Bait Allah. Kedua hal ini yang membuat mereka tidak mampu melihat tanda cinta dari Yesus (18).

Yesus memberi jawaban, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali" (19). Hal ini menuai protes dari orang-orang Yahudi (20). Logika mereka tidak nyambung dengan kebenaran yang diutarakan Yesus. Perkataan ini terlalu tinggi maknanya bagi mereka.

Kelak para murid memahami makna perkataan ini, setelah Yesus dibangkitkan Allah dari antara orang mati (21-22). Kemudian, Yesus menyatakan beberapa tanda di sana dan banyak orang percaya kepada-Nya (23). Akan tetapi, Yesus tidak memercayakan diri-Nya kepada mereka. Sebab, Ia tahu apa motif jahat yang ada dalam hati mereka (24-25).

Tindakan Yesus yang mengubrak-abrik di Bait Allah memperlihatkan dua hal, yaitu menegur perilaku yang salah dan tidak benar dan mempertegas bahwa tempat kudus patut dihormati.

Doa: Tuhan, tolong kami menghormati tempat kudus-Mu dengan benar. [JS]

Sabtu, 28 Desember 2019

Biasa menjadi Luarbiasa

Biasa Menjadi Luar Biasa
Yohanes 2:1-12

Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; 

Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. 

Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." 

Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."

Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" 

Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.

Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. 

Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya. 

Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu — dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya — ia memanggil mempelai laki-laki,

dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.

Sejak awal Yohanes Pembaptis menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah sekaligus Allah. Segala sesuatu yang Yesus lakukan menunjukkan kesetaraan-Nya dengan Bapa Surgawi. Sebagai ibu-Nya, Maria tahu bahwa Yesus bukan manusia biasa. Maria yakin, dalam Yesus ada kuasa yang sama besarnya dengan Bapa Surgawi. Hal itu terlihat dalam pesta perkawinan di Kana sebagai tanda pertama dari pelayanan Yesus.

Yesus bersama para murid-Nya menghadiri undangan pesta perkawinan di Kana. Ibu Yesus pun ada di sana (1-2). Di tengah suasana pesta, tuan rumah menjadi panik saat mengetahui anggur telah habis (3). Bagi orang Yahudi, kehabisan anggur dalam sebuah pesta merupakan hal yang memalukan. Di sini Maria berusaha memberikan pertolongan pertama, yaitu datang kepada Yesus. Namun, Yesus mengatakan bahwa saat-Nya belum tiba (4).

Dalam hal ini, kita melihat betapa teguh iman Maria, ketika ia mengatakan kepada para pelayan untuk mematuhi perintah Yesus (5-6). Dan terbukti bahwa air yang dituangkan ke dalam tempayan diubah-Nya menjadi anggur. Ternyata bukan anggur biasa, melainkan anggur berkualitas tinggi (7-10).

Yesus bertindak bukan karena desakan Maria, tetapi atas kehendak Bapa. Apa yang dilakukan Yesus memberikan penghiburan kepada kita bahwa Dia tidak pernah diam menyaksikan kesulitan yang kita alami. Seperti halnya Maria yang meyakini bahwa Yesus adalah Anak Allah yang berkuasa, demikian pula seharusnya iman kita teguh di dalam Kristus.

Yesus yang kita percaya tidak hanya berdaulat menyelamatkan kita, tetapi juga Dia mampu memberikan pemahaman baru dari setiap krisis yang kita alami.

Dan Tuhan pun menuntut ketaatan yang sungguh-sungguh. Dengan demikian, Allah akan melimpahkan anugerah melalui penyertaan-Nya yang luar biasa. Ia akan menjadikan banyak hal yang biasa sebagai luar biasa dalam kuasa-Nya dan ketaatan kita.

Doa: Mampukan kami memahami kasih-Mu dan tolong kami hidup dalam ketaatan. [RS]

Jumat, 27 Desember 2019

Mempersiapkan murid untuk menemukan Mesias

Kami Menemukan Mesias
Yohanes 1:35-51

Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)."Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." 

Dalam teks diatas kita dapat memahami bahwa, Allah menggenapi janji-Nya kepada bangsa Israel dengan menghadirkan Yesus yang disebut Mesias bagi kita. Dan Yohanes tahu persis apa yang harus dia lakukan.

Yohanes mengakui kemesiasan Yesus di depan kedua muridnya (35-56). Para murid itu pun segera pergi meninggalkan Yohanes dan mengikut Dia (37). Dan setelah terjadi dialog singkat, Yesus menerima mereka (38-40).

Andreas, salah satu murid yang mengikut Yesus, kemudian membawa Simon (Petrus) kepada Yesus (41). Dan Yesus juga menerimanya.

Sosok seorang guru bagi muridnya harus memberikan teladan dan ajaran kebenaran. Sebagai guru bagi murid-muridnya, Yohanes mengajarkan hal yang benar tentang Yesus Kristus yang disebut Mesias. Terbukti, ketika Yohanes mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah, para murid segera memahami dan langsung mengikuti Dia. Yohanes tidak berat hati dengan hal tersebut. Ini menunjukkan bahwa memang Yohanes hadir untuk membuka jalan bagi Yesus.

Keesokan harinya, Yesus memanggil Filipus. Dan Filipus membawa Natanael dengan perkataan yang sama bahwa ia telah menemukan Mesias (43-51).

Ungkapan "Kami telah menemukan Mesias!" menunjukkan kepada kita bahwa para murid telah lama menantikan kehadiran Mesias bersama dengan bangsa Israel lainnya. Mereka berani meninggalkan segala sesuatu demi mengikut Yesus karena mereka sadar mengikut Mesias merupakan hal tertinggi dalam hidup mereka. Tidak ada yang lebih penting dari itu. Meskipun mereka belum memahami secara lengkap Kemesiasan Yesus adalah dalam menyatakan Kerajaan Allah, bukan kerajaan dunia ini, tetapi tekad yang mereka berikan murni dengan kesungguhan hati. Semakin waktu bergulir, mereka semakin dibukakan siapa Yesus, Sang Mesias yang dinantikan sepanjang sejarah itu. Dan mereka makin takjub.

Siapakah Yesus bagi kita? Jika Yesus sungguh penting bagi kita, sudahkah kita memberikan hati kita bagi-Nya?

Doa: Tuhan, kami rindu mengenal Yesus Sang Mesias lebih dalam lagi. Amin. [RS]

#gurubaikhati



Kamis, 26 Desember 2019

TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI ALLAH

BAGI ALLAH TIDAK ADA YANG MUSTAHIL
Injil Lukas 1:37

Dalam Terjemahan Lama (TL) “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Dalam Terjemahan Firman Allah Yang Hidup (FAYH) “Karena setiap janji Allah pasti digenapi." Dalam Terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) “Sebab untuk Allah tidak ada yang mustahil."  KJV  Luke 1:37 For with God nothing shall be impossible. NAS  Luke 1:37 "For nothing will be impossible with God." BYZ  Luke 1:37 Ὅτι (bahwa) οὐκ (dimana) ἀδυνατήσει (adalah mustahil) παρὰ (berasal) τῷ (itu) θεῷ (Allah) πᾶν (setiap, semua.segala) ῥῆμα. (pernyataan, ucapan, Firman) 
“Mustahil bagi kita adalah Kelahiran Yesus dalam rahim seorang perempuan yang belum menikah”

Ketiga setiap hamba Tuhan mengatakan bahwa “bagi Allah tidak ada yang mustahil” jawab spontanitas kita adalah “amin” tanpa memperhatikan teks dan konteks pembicraan itu. Amin artinya menyatakan persetujuan dengan tegas atau sangat setuju dengan pernyataan diatasnya. Lalu bagaimana dengan teks Lukas 1:37 yang berbunyi “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh penulis Injil Lukas ? dalam ayat ini tidak boleh di pisahkan dengan konteks pembicaraan antara Maria dengan Malaikat Gabriel tentang kelahiran seorang anak tanpa ada hubungan suami istri.

Diluar ilmu pengetahuan dan diluar pemikian Manusia bahwa tidak mungkin seorang wanita bisa hamil tanpa ada hubungan suami istri. Walaupun bisa hamil tanpa hubungan suami istri berarti ada rekayasa dari ilmu kedokteran, berupa insiminasi  buatan atau dengan istilah kedokteran lainnya. Persoalannya saat itu teknologi tidak secanggi sekarang, sehingga anggapan tentang insiminasi buatan kita tolak secara tegas. 

Kekuasaan manusia sangat terbatas dalam ruang dan waktu namun kekuasaan Tuhan tidak terbatas oleh waktu. Maka itu penulis injil Lukas tidak menggunakan ouk dunamos, tetapi menggunakan kata ouk adunathesei  artinya mepertanyakan kekuasan itu berasal. 

Frase kata “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” artinya bahwa segala sesuatu jika Tuhan berkehendak maka semuanya jadi, sebagaimana Allah dengan Firman-Nya telah menciptakan segala isi Dunia maka dengan Firman-Nya juga dapat mewujudkan segala yang menjadi tujuan-Nya yaitu untuk menyatakan kebaikan hati-Nya bagi Manusia dengan cara menjelma menjadi manusia dan lahir di kandang sebagai tanda penebusan dosa manusia. Dengan lahir di kandang sebagai bukti bahwa untuk menunjukkan yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia itu mungkin bagi Allah yaitu:

1. Merelahkan diri-Nya untuk lahir di Kandang

Setidak-tidaknya setiap kita lahir di rumah, atau paling tidak lahir di rumah sakit. Apalagi keluarga orang yang berada pasti mencari rumah bersalin terbaik, dokter terbaik dan fasilitas terbaik, dan semua yang terbaik disiapkan. Bagaimana dengan Yesus ? apakah Dia tidak  mempertimbangkan segala fasilitas itu ? Kenapa Dia memilih lahir dalam keluarga yang miskin ? Seharusnya Dia bisa lahir dalam keluarga Imam atau keluarga yang terhormat lainnya. Semua pertanyaan itu diluar pengetahuan kita untuk menjawabnya.  Yesaya 55:8-9, Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.  Jadi yang dimaksud dengan tidak ada yang mustahil bagi Allah adalah dia yang berkuasa atas ruang dan waktu, yang dapat memisahkan roh dan jiwa, yang mengetahui segala sesuatu bisa dapat hadir dalam dunia seperti manusia biasa dan mengambil rupah orang yang telah menghianati-Nya. Manusia telah menghianati Allah sejak semulah sehingga telah kehilangan kemuliaan-Nya. Maka itu sesuatu yang tidak mungkin bagi kita bahwa mengambil rupah orang yang menghianati  melukai dan menyakiti merupakan suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia, itulah yang dilakukan oleh Allah. Sesuatu yang rasanya tidak mungkin untuk kita melakukannya sebab mamusia  jelas-jelas melakukan penghianatan, seperti dalam filem “spartacus” bukan “sparta” suatu kisah tentang kejahatan romawi, untuk memperoleh kekuasaan menggunakan segala cara tidak kenal kawan dan lawan komunikasi yang menguntungkan dimanfaatkan sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan. Seperti itulah yang dilakukan oleh Manusia atas perintah Tuhan.

Melayakkan orang yang melukai dan menghianati adalah sesuatu yang mustahil dilakukan oleh manusia, sebab kita sering kali dengar istilah kepercayaanku botak. Persoalannya apanya yang botak ? pastinya adalah kehilangan kepercayaan kepada seseorang untuk percaya kedua kalinya sangat sulit, mengangkat kembali untuk percaya lagi adalah mustahil membutuhkan waktu yang panjang. Tuhan tidak melakukan itu justru Dia mengambil bagian dalam ketidak layakkan manusia dan mengatakan “Aku mengasihi engkau  sebagaimana adanya kamu” 
 
2. Sangat mengasihi Manusia yang berdosa

Dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma 3: 23  “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” dan Roma 6: 23  “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”. Injil Yohanes 3:16  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Firman Allah Yang Hidup (FAYH) 16  Karena Allah sangat mengasihi isi dunia ini, sehingga diberikan-Nya Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya,  tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Karena Allah begitu mengasihi kita sehingga merelahkan diri-Nya untuk datang ke dalam dunia dalam wujud Manusia, sebagai bukti kasih-Nya yang besar bagi saudara dan saya. Bagaimana mungkin manusia melakukan hal itu ? hanya Allah dengan kasih-Nya yang besar telah mengosongkan diri untuk mengasihi kita dalam kondisi apapun. 

Oleh karena itu tidak ada alasan untuk menolak kebaikan hati Tuhan melalui Yesus Kristus dalam Natal yang kudus. Kita sering kali mempunyai banyak alasan untuk tidak merayakan NATAL pada hal sebagai tanda penebusan kita dari dosa, hanya kemanusia kita sering berontak dengan banyak alasan, bahwa sibuk ini sibuk itu dan sebagainya sehingga tidak menikmati natal. Natal hanyalah sekali dalam satu tahun namun kita sepertinya tidak menyadari betapa Allah mengasihi kita, dalam kondisi yang paling hina, yang harusnya tidak layak untuk dilayakkan, tetapi hal itu Allah telah melakukannya. 

3. Allah memberikan Keselamatan kepada Manusia

Ijil Lukas 1:77  untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka. Dalam terjemahan Firman Allah Yang Hidup (FAYH) Lukas, 1: 77  Kepada umat-Nya engkau akan memberitakan jalan untuk memperoleh keselamatan melalui pengampunan dosa mereka. Demikian juga dalam Lukas 19:10 “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." YESUS datang tidak hanya untuk orang baik, tetapi Yesus datang untuk setiap orang yang mau merespon akan kehadiran-Nya serta menerima-Nya dalam hidup mereka makan akan melihat kemuliaan Tuhan. YESUS akan masuk ke dalam hidup kita dan mengubah kita menjadi orang-orang yang diberkati Tuhan jika kita mengijinkan-Nya. Jika kita mau mengalami perubahan ayo mulai dari sekarang ambil keputusan untuk berubah. Jika kita mengambil keputusan hari ini maka kita sedang meletakkan fondasi perubahan untuk masa depan yang penuh harapan. Amin Tunan memberkati. 

4. Kesimpulan 
Keselamatan yang kita peroleh dengan cara bertobat dan mengakui kedaulatan Tuhan dalam hidup kita. Yang mustahil dilakukan oleh manusia telah dilaksanakan oleh Yesus dengan cara merelahkan diri-Nya untuk mengambil bagian yang seharusnya DIA tidak melakukannya namun DIA kerjakan supaya kita yang tidak layak dilayakkan. Sehingga tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa saya sibuk sehingga tidak terlibat dalam NATAL, tahukah kita bahwa Yesus tidak mengatakan saya sibuk sehingga kamu kerjakan sendiri saja. Kita harus tau bahwa setiap detik Allah jaga kita, bahwa sampai sehelai rambut saja jatuh dihitung Tuhan. Apa hebatnya saudara dan saya ? apa yang kita banggakan ? bukanka hidup ini milik Tuhan, dan semua yang kita punyai hari ini adalah milik Tuhan ? Karena itu marilah kita beramai-ramai sadar dalam  merobah konsep berfikir yang lama, dan selalu memandang kebaikan Tuhan dalam  hidup kita. Jika itu yang terjadi maka kita akan menikmati kehidupan ini. Amin

Wamena, 24 Desember 2019
Ibadah Malam Natal
Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jemaat Anugerah Wamena
Pembicara
Pdm.Yoel Giban, S.Th.M.Pd.K

Pewarta bukan yang diwartakan

Pewarta Bukan yang Diwartakan!
Yohanes 1:19-28

Ayat 19 Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" 20 Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."  21 Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!"  22 Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" 23 Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."  24 Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi.  25 Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"26 Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, 27 yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak." 28 Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis. 

====================

Menjadi populer adalah impian hampir semua orang. Karena popularitas adalah sesuatu yang dianggap mampu memberikan berbagai kenyamanan sehingga harus diraih dengan cara apa pun! Bagi Yohanes Pembaptis, menjadi populer bukanlah tujuan hidupnya. Tujuan hidupnya adalah menyerukan pertobatan dan membuka jalan bagi kedatangan Mesias.

Apa yang dilakukan Yohanes Pembaptis membuat dirinya makin dikenal banyak orang. Dan orang-orang Yahudi mengutus para imam dan orang Lewi untuk menyelidik tentang siapa Yohanes Pembaptis (19). Mereka bertanya, "Apakah engkau Mesias?" Ia pun menyangkalnya. Tidak puas dengan jawabannya, mereka mulai mengajukan beberapa nama yang memiliki kehormatan dan karisma di mata orang Israel, "Eliakah? Atau seorang nabi yang akan datang?" Semua dugaan itu disangkal oleh Yohanes Pembaptis (19-22). Pikir mereka, kalau Yohanes Pembaptis bukan siapa-siapa mengapa ia melakukan baptisan (25-26)? Lalu, ia menegaskan bahwa dirinya adalah suara yang berseru-seru di padang gurun (23). Ia hanyalah sarana yang dipakai Allah untuk membawa bangsanya bertobat dan menerima kedatangan Juru Selamat.

Sebenarnya, situasi saat itu memungkinkan bagi Yohanes Pembaptis meraih popularitas. Karena ada sekelompok massa yang percaya dan menghormatinya. Namun, bukan itu yang Yohanes lakukan. Ia tetap menempatkan Yesus sebagai inti pemberitaannya. Di sini, Yohanes adalah pewarta, bukan yang diwartakan.

Jangan bangga dengan diri sendiri jika orang lain mengelu-elukan karya dan kehadiran kita. Ingatlah, di balik semua pewartaan dalam ucapan, laku, dan kerja kita ada Yesus Kristus yang harus selalu diutamakan. Jangan kita menyombongkan diri karena kemampuan kita yang mengundang decak kagum orang di sekitar kita! Jangan kita mengubah peran pewarta menjadi yang diwartakan!

Doa: Tuhan, mampukan kami untuk tidak menyombongkan diri, sebaliknya terus-menerus mengagumi karya besar-Mu dalam diri kami. [RS]

Kasih dan Kesetiaan

Kasih dan Ketaatan
Yohanes 1:29-34

 Perjanjian Lama, tradisi pengurbanan anak domba memiliki kedudukan yang penting dalam kehidupan rohani orang Yahudi. Dalam Perjanjian Baru, istilah "anak domba" tidak lagi merujuk kepada anak domba secara harfiah, tetapi kepada Yesus sebagai kurban penebusan dosa.

Di tengah pertanyaan tentang identitasnya, Yohanes Pembaptis menunjuk Yesus dan berkata, "Lihatlah, Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia!" (29). Ia sedang mengonfirmasikan nubuatan nabi Perjanjian Lama tentang anak domba Allah. Tidak ada rekayasa antara Yohanes dan Yesus. Karena Yesus sudah ada sejak mulanya sebelum Yohanes ada (30-31). Artinya, segala kebenaran yang disampaikan Yohanes Pembaptis murni untuk menyatakan kehendak Allah.

Yesus adalah Anak Domba yang disediakan dan dipersiapkan Allah untuk menggantikan kita yang telah berdosa kepada-Nya. Dia dikurbankan Allah demi misi penebusan. Dan Kristus taat karena Ia mengasihi umat manusia. Ia taat sampai akhirnya.

Jika kasih Allah terlihat dalam ketaatan mutlak Anak-Nya, maka kita pasti dapat memahami arti pengorbanan bagi sesama. Karena kasih dan ketaatan adalah dua hal penting yang terwujud melalui tindakan dan ketaatan Yesus. Seharusnya, kita meneladani apa yang telah dilakukan oleh Kristus secara konkret.

Kedatangan Yesus yang didasari oleh kasih dan kepedulian-Nya terhadap dosa, seharusnya membuat kita merasa layak dibinasakan Allah. Karena itu, marilah kita belajar peduli kepada sesama yang masih terus-menerus hidup dalam dosa. Kita dapat mengasihi mereka dengan cara memberitakan kasih Kristus, baik dalam tutur kata, perilaku, dan kehidupan kita yang mencerminkan cinta kasih Allah.

Untuk hidup dalam kasih dan ketaatan dibutuhkan pengorbanan. Itulah yang diteladankan Kristus. Apa yang telah kita persembahkan bagi Kristus yang sudah berkorban bagi kita?

Doa: Tuhan mampukan kami untuk memahami arti kasih Allah dan ketaatan Kristus. [RS]

Selasa, 24 Desember 2019

TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI ALLAH

BAGI ALLAH TIDAK ADA YANG MUSTAHIL
Injil Lukas 1:37

Dalam Terjemahan Lama (TL) “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Dalam Terjemahan Firman Allah Yang Hidup (FAYH) “Karena setiap janji Allah pasti digenapi." Dalam Terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) “Sebab untuk Allah tidak ada yang mustahil."  KJV  Luke 1:37 For with God nothing shall be impossible. NAS  Luke 1:37 "For nothing will be impossible with God." BYZ  Luke 1:37 Ὅτι (bahwa) οὐκ (dimana) ἀδυνατήσει (adalah mustahil) παρὰ (berasal) τῷ (itu) θεῷ (Allah) πᾶν (setiap, semua.segala) ῥῆμα. (pernyataan, ucapan, Firman) 
“Mustahil bagi kita adalah Kelahiran Yesus dalam rahim seorang perempuan yang belum menikah”

Ketiga setiap hamba Tuhan mengatakan bahwa “bagi Allah tidak ada yang mustahil” jawab spontanitas kita adalah “amin” tanpa memperhatikan teks dan konteks pembicraan itu. Amin artinya menyatakan persetujuan dengan tegas atau sangat setuju dengan pernyataan diatasnya. Lalu bagaimana dengan teks Lukas 1:37 yang berbunyi “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh penulis Injil Lukas ? dalam ayat ini tidak boleh di pisahkan dengan konteks pembicaraan antara Maria dengan Malaikat Gabriel tentang kelahiran seorang anak tanpa ada hubungan suami istri.

Diluar ilmu pengetahuan dan diluar pemikian Manusia bahwa tidak mungkin seorang wanita bisa hamil tanpa ada hubungan suami istri. Walaupun bisa hamil tanpa hubungan suami istri berarti ada rekayasa dari ilmu kedokteran, berupa insiminasi  buatan atau dengan istilah kedokteran lainnya. Persoalannya saat itu teknologi tidak secanggi sekarang, sehingga anggapan tentang insiminasi buatan kita tolak secara tegas. 

Kekuasaan manusia sangat terbatas dalam ruang dan waktu namun kekuasaan Tuhan tidak terbatas oleh waktu. Maka itu penulis injil Lukas tidak menggunakan ouk dunamos, tetapi menggunakan kata ouk adunathesei  artinya mepertanyakan kekuasan itu berasal. 

Frase kata “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” artinya bahwa segala sesuatu jika Tuhan berkehendak maka semuanya jadi, sebagaimana Allah dengan Firman-Nya telah menciptakan segala isi Dunia maka dengan Firman-Nya juga dapat mewujudkan segala yang menjadi tujuan-Nya yaitu untuk menyatakan kebaikan hati-Nya bagi Manusia dengan cara menjelma menjadi manusia dan lahir di kandang sebagai tanda penebusan dosa manusia. Dengan lahir di kandang sebagai bukti bahwa untuk menunjukkan yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia di mungkin bagi Allah yaitu:

1. Merelahkan diri-Nya untuk lahir di Kandang

Setidak-tidaknya setiap kita lahir di rumah, atau paling tidak lahir di rumah sakit. Apalagi keluarga orang yang berada pasti mencari rumah bersalin terbaik, dokter terbaik dan fasilitas terbaik, dan semua yang terbaik disiapkan. Bagaimana dengan Yesus ? apakah Dia tidak  mempertimbangkan segala fasilitas itu ? Kenapa Dia memilih lahir dalam keluarga yang miskin ? Seharusnya Dia bisa lahir dalam keluarga Imam atau keluarga yang terhormat lainnya. Semua pertanyaan itu diluar pengetahuan kita untuk menjawabnya.  Yesaya 55:8-9, Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.  Jadi yang dimaksud dengan tidak ada yang mustahil bagi Allah adalah dia yang berkuasa atas ruang dan waktu, yang dapat memisahkan roh dan jiwa, yang mengetahui segala sesuatu bisa dapat hadir dalam dunia seperti manusia biasa dan mengambil rupah orang yang telah menghianati-Nya. Manusia telah menghianati Allah sejak semulah sehingga telah kehilangan kemuliaan-Nya. Maka itu sesuatu yang tidak mungkin bagi kita bahwa mengambil rupah orang yang menghianati  melukai dan menyakiti merupakan suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia, itulah yang dilakukan oleh Allah. Sesuatu yang rasanya tidak mungkin untuk kita melakukannya sebab mamusia  jelas-jelas melakukan penghianatan, seperti dalam filem “spartacus” bukan “sparta” suatu kisah tentang kejahatan romawi, untuk memperoleh kekuasaan menggunakan segala cara tidak kenal kawan dan lawan komunikasi yang menguntungkan dimanfaatkan sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan. Seperti itulah yang dilakukan oleh Manusia atas perintah Tuhan.

Melayakkan orang yang melukai dan menghianati adalah sesuatu yang mustahil dilakukan oleh manusia, sebab kita sering kali dengar istilah kepercayaanku botak. Persoalannya apanya yang botak ? pastinya adalah kehilangan kepercayaan kepada seseorang untuk percaya kedua kalinya sangat sulit, mengangkat kembali untuk percaya lagi adalah mustahil membutuhkan waktu yang panjang. Tuhan tidak melakukan itu justru Dia mengambil bagian dalam ketidak layakkan manusia dan mengatakan “Aku mengasihi engkau  sebagaimana adanya kamu” 
 
2. Sangat mengasihi Manusia yang berdosa

Dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma 3: 23  “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” dan Roma 6: 23  “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”. Injil Yohanes 3:16  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Firman Allah Yang Hidup (FAYH) 16  Karena Allah sangat mengasihi isi dunia ini, sehingga diberikan-Nya Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya,  tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Karena Allah begitu mengasihi kita sehingga merelahkan diri-Nya untuk datang ke dalam dunia dalam wujud Manusia, sebagai bukti kasih-Nya yang besar bagi saudara dan saya. Bagaimana mungkin manusia melakukan hal itu ? hanya Allah dengan kasih-Nya yang besar telah mengosongkan diri untuk mengasihi kita dalam kondisi apapun. 

Oleh karena itu tidak ada alasan untuk menolak kebaikan hati Tuhan melalui Yesus Kristus dalam Natal yang kudus. Kita sering kali mempunyai banyak alasan untuk tidak merayakan NATAL pada hal sebagai tanda penebusan kita dari dosa, hanya kemanusia kita sering berontak dengan banyak alasan, bahwa sibuk ini sibuk itu dan sebagainya sehingga tidak menikmati natal. Natal hanyalah sekali dalam satu tahun namun kita sepertinya tidak menyadari betapa Allah mengasihi kita, dalam kondisi yang paling hina, yang harusnya tidak layak untuk dilayakkan, tetapi hal itu Allah telah melakukannya. 

3. Allah memberikan Keselamatan kepada Manusia

Ijil Lukas 1:77  untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka. Dalam terjemahan Firman Allah Yang Hidup (FAYH) Lukas, 1: 77  Kepada umat-Nya engkau akan memberitakan jalan untuk memperoleh keselamatan melalui pengampunan dosa mereka. Demikian juga dalam Lukas 19:10 “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." YESUS datang tidak hanya untuk orang baik, tetapi Yesus datang untuk setiap orang yang mau merespon akan kehadiran-Nya serta menerima-Nya dalam hidup mereka makan akan melihat kemuliaan Tuhan. YESUS akan masuk ke dalam hidup kita dan mengubah kita menjadi orang-orang yang diberkati Tuhan jika kita mengijinkan-Nya. Jika kita mau mengalami perubahan ayo mulai dari sekarang ambil keputusan untuk berubah. Jika kita mengambil keputusan hari ini maka kita sedang meletakkan fondasi perubahan untuk masa depan yang penuh harapan. Amin Tunan memberkati. 

4. Kesimpulan 
Keselamatan yang kita peroleh dengan cara bertobat dan mengakui kedaulatan Tuhan dalam hidup kita. Yang mustahil dilakukan oleh manusia telah dilaksanakan oleh Yesus dengan cara merelahkan diri-Nya untuk mengambil bagian yang seharusnya DIA tidak melakukannya namun DIA kerjakan supaya kita yang tidak layak dilayakkan. Sehingga tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa saya sibuk sehingga tidak terlibat dalam NATAL, tahukah kita bahwa Yesus tidak mengatakan saya sibuk sehingga kamu kerjakan sendiri saja. Kita harus tau bahwa setiap detik Allah jaga kita, bahwa sampai sehelai rambut saja jatuh dihitung Tuhan. Apa hebatnya saudara dan saya ? apa yang kita banggakan ? bukanka hidup ini milik Tuhan, dan semua yang kita punyai hari ini adalah milik Tuhan ? Karena itu marilah kita beramai-ramai sadar dalam  merobah konsep berfikir yang lama, dan selalu memandang kebaikan Tuhan dalam  hidup kita. Jika itu yang terjadi maka kita akan menikmati kehidupan ini. Amin

Wamena, 24 Desember 2019
Ibadah Malam Natal
Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jemaat Anugerah Wamena
Pembicara
Pdm.Yoel Giban, S.Th.M.Pd.K

Miliki Pengenalan Yang berkualitas

Miliki Pengenalan yang Berkualitas
Yoh 1:1-18

Saksi mata adalah mereka yang menyaksikan sendiri sebuah peristiwa. Jika saksi mata menyampaikan peristiwa yang disaksikannya tanpa rekayasa, maka penjelasan dari peristiwa itu diterima sebagai fakta kebenaran. Yohanes adalah salah satu saksi kunci mengenai perkataan dan kehidupan Yesus.

Pengalaman bersama Yesus tidak hanya menjadikan Yohanes sebagai seorang saksi, tetapi membuat dirinya makin mengenal siapakah Yesus itu. Bagi Yohanes, Yesus adalah Sang Firman (1-3) dan Terang (4-9, 12). Setiap orang yang telah memutuskan untuk hidup dalam Yesus seharusnya tidak lagi hidup dalam kegelapan.

Yesus adalah Firman yang berinkarnasi menjadi manusia. Hal ini tidak serta-merta membuat manusia dapat menerima kehadiran dan perbuatan-Nya dengan mudah. Yohanes justru mencatat bahwa manusia menolak-Nya (10-11).

Kebersamaan dan kedekatan Yohanes dengan Yesus memberikan banyak pengalaman rohani yang berkualitas. Pengalaman itu membuat Yohanes mengenal dan memahami identitas Yesus. Pengenalan yang berkualitas inilah yang seharusnya kita miliki supaya kita mampu dan siap sedia menjadi saksi bagi kebenaran-Nya, walaupun kita harus berhadapan dengan penolakan. Di sini Yohanes memberikan teladan yang berkualitas tentang pengenalan yang sejati akan Kristus.

Seberapa dekat Anda mengenal Yesus? Kita mungkin sulit untuk menjawabnya dengan lugas dan jujur. Karena kita sering mengabaikan kehadiran-Nya. Satu hal yang pasti, kita tidak akan mengenal Kristus secara mendalam jika kita tidak pernah menganggap penting hal-hal yang berkaitan dengan Yesus dan memberikan sepenuhnya hati kita kepada-Nya.

Hari ini kita merayakan hari kelahiran Yesus Kristus. Marilah kita merindukan kedekatan yang berkualitas dengan-Nya sehingga di mana pun kita berada banyak orang menyaksikan kebaikan-Nya di dalam dan melalui kita.

Doa: Tuhan, mampukan kami untuk memiliki kedekatan yang berkualitas dengan-Mu. [RS]

Minggu, 22 Desember 2019

PEPERANGAN ROHANI

Peperangan Rohani
Efesus 6:10-20 

Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,  kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;  dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,  dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil,yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.

============

Alkitab menjelaskan bahwa kehidupan kita itu tidak adem ayem saja, tetapi penuh peperangan dan gejolak. Setiap anak Tuhan pasti mengalami cobaan dan cobaan itu dapat dilihat sebagai ujian dan peperangan rohani.

Nats ini menjelaskan peperangan rohani yang dikaitkan dengan kehidupan kita dan bagaimana menang dengan mengandalkan kuasa Tuhan (10-11). Setiap peristiwa yang dialami orang percaya semuanya merupakan peperangan rohani. Peperangan kita adalah melawan penguasa angkasa (12). Karena itu, Paulus mendorong orang kita untuk mengambil seluruh perlengkapan senjata Allah untuk mengadakan perlawanan dan tetap berdiri sampai akhirnya (13).

Paulus mulai dengan menguraikan ikat pinggang kebenaran dan baju zirah keadilan (14). Kebenaran dan keadilan di sini merupakan kebenaran dan keadilan Kristus yang diterima oleh iman tatkala kita percaya ( Ef 4:21). Di samping itu, perlengkapan lain dihadirkan untuk kita agar dapat memenangkan peperangan rohani, yaitu kasut kerelaan memberitakan Injil (15), perisai iman (16), ketopong keselamatan, dan pedang Roh (17). Lalu, Paulus menutupnya dengan senjata terakhir, yaitu doa dan berjaga-jaga (18). Paulus pun minta didukung dalam doa (19-20). Ia menggunakan doa sebagai kekuatan rohaninya.

Semua perlengkapan ini menjamin kita akan menang dalam peperangan rohani jika ia sungguh bergantung kepada Allah dan menggunakannya. Orang Kristen sejati pasti akan mengalami peperangan rohani dalam hidupnya. Dengan bersandar kepada kuasa Allah, niscaya kita pasti menang. Karena Allah tidak membiarkan kita berperang sendiri dan kalah. Sebaliknya, Allah menyertai akan kita jika kita bersandar padanya. Bahkan, Allah sendiri berperang bersama dan untuk kita.

Adakah kita mengandalkan kuasa-Nya dalam hari-hari kita? Atau, kita memperhitungkan Tuhan pada hari Minggu saja?

Doa: Tuhan, sertai kami dalam peperangan rohani setiap hari. [JS]

Jumat, 20 Desember 2019

YESUS DATANG MENCARI DAN MENYELAMATKAN YANG HILANG

Lukas 19:1-10 (TB) 1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. 2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. 3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. 4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. 5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." 6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. 7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." 8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. 10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
==============================
Persoalan terbesar dalam teks ini adalah Zakheus yang PENDEK. Kependekan Zakheus membuat cerita dalam teks ini menjadi menarik untuk dibicarakan. Pembahasan ini dimulai dengan logika berfikirnya Zakheus yang cemerlang, bahwa jika dia berdiri pada posisi berdiri orang-orang sekitarnya maka Yesus tidak mungkin melihat Zakheus sebab banyak orang yang berada di sekelilingnya Zakheus sehingga Zakheus tidak terlihat dan tersembunyi. Oleh karena itu Zakheus mendahului orang banyak dan NAIK POHON, sebab jika dia mendahului dan berdiri di depan sekalipun Zakheus tidak dapat melihat Yesus oleh karena dia pendek maka itu dia harus naik pohon supaya bebas melihat Yesus dan setidak-tidaknya Yesus dapat melihatnya.

Sebagaimana yang diketahui kalayak bahwa Zakheus dari nama Ibrani dan Aram, Zakkai, bentuk singkat dari Zakharia. Ia kepala pemungut cukai di Yerikho dan menjadi murid Kristus (Luk 19:1-10). Mungkin ia pengumpul pajak umum; dan tidaklah diragukan bahwa ia menyalahgunakan kedudukannya untuk memperkaya diri sendiri. Karena sosoknya pendek, ia memanjat pohon untuk melihat Yesus, dan Yesus berkata akan singgah di rumahnya.

Dalam Alkitab Terjemahan Bebas (TB) hanya disebutkan 4x dalam 4 ayat yaitu Lukas 19. 2, 5, 6, 8.  Zakheus menyambut Yesus dengan penuh sukacita. Ia mengungkapkan pertobatannya dengan mengatakan, 'Setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang, akan kukembalikan empat kali lipat.'

Yesus mengatakan pernyataannya itu menunjukkan bahwa Zakheus benar anak Abraham, dan menyatakan bahwa penyelamatan telah datang, bukan hanya bagi Zakheus, tapi juga bagi seluruh isi rumahnya. Orang-orang yang merasa dirinya benar di antara massa yang berkerumun itu, mengecam tindakan Yesus, tetapi Dia menyatakan bahwa misi-Nya adalah untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.

Sebab lain adalah orang banyak mengikuti Yesus dan diantaranya ada ahli taurat atau pemimpin agama Yahudi itu sebabhya Zakheus bukan siapa-siapa bagi Yesus dan bagi ahli taurat. Zakheus hanyalah seorang pemungut cukai yang dibenci oleh orang-orang yang menganggap benar karena kedudukan mereka yang tidak sama dengan Zakheus. Zakheus bukan siapa-siapa tetapi aksinya menarik perhatian Yesus sehingga Yesus berkata turunlah Zakheus aku mau mampir di rumahmu, sebab diantara banyak orang yang menantikan Yesus sebagai Raja hanya Zakheus yang menunjukkan keseriusannya dalam menyambut kedatangan-Nya. Zakheus mengambil keputusan yang tepat pada waktu yang tepat.
Zakheus tidak menyerah dengan kondisi tubuhnya yang pendek, tetapi berusaha untuk melihat Yesus atau mencari Yesus dengan segala cara. Usaha inilah yang menarik perhatian Yesus untuk mampir di rumahnya. Zakheus merupakan keturunan Abraham tetapi orang Yahudi membencinya. Ada tiga alasan kenapa orang Yahudi menganggap Zakheus adalah orang berdosa yaitu:

1. Pergaulannya
Paulus berkata dalam 1 Korintus 15:33 "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik". 
2. Pekerjaannya
YESUS berkata dalam Yohanes 15:24 (TB)  Sekiranya Aku tidak melakukan pekerjaan di tengah-tengah mereka seperti yang tidak pernah dilakukan orang lain, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, namun mereka membenci baik Aku maupun Bapa-Ku.
3. Pengabdiannya kepada orang Romawi
Yesus berkata dalam Injil Matius 6:24 "Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

ZAKHEUS  MELAKUKAN TIGA UPAYAN UNTUK MENDAPATKAN PERHATIAN YESUS SUPAYA DAPAT DISELAMATKAN YAITU:

1. Berusaha untuk mencari Yesus dengan cara NAIK POHON, ayat  3
Definisi kata mencari dari kata dasar cari yang mempunyai pengertian, men·ca·ri 1 berusaha mendapatkan (menemukan, memperoleh); 2 berusaha mendapat nafkah (rezeki): 3 Mk memilih.
2. Taat mendengarkan suarah Yesus, TURUN DARI POHON ayat 5-6
Definisi kata men·de·ngar  menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah 1 dapat menangkap suara (bunyi) dng telinga; tidak tuli: 2 mendapat kabar: 3 telah mendengarkan (dl resolusi, keputusan, dsb): 4 menurut; mengin
3. Mengambil keputusan untuk berubah  ayat 8
Kata ke·pu·tus·an Menurut Kamus bear bahasa Indonesia adalah 1 perihal yangg berkaitan dng putusan; segala putusan yg telah ditetapkan. 2 ketetapan; sikap terakhir (langkah yg harus dijalankan): 3 kesimpulan a; 4 hasil pemeriksaan

RESPON YESUS ATAS TIGA HAL  DARI ZAKHEUS DIATAS MAKA YESUS BERKATA:

1. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu Ayat, 5b
Tinggalkanlah segala sesuatu yang membuat kita tertekan dan putus asa, serta segala hal yang menjaukan kita dari Tuhan. Sebab hari ini Yesus datang sebagai penyelamat dalam hidup kita dalam natal ini. Janganlah mempunyai konotasi dosa  adalah batas yang menjauhkan kita dari Tuhan, tetapi percayalah ada kesempatan untuk mendapatkan keselamatan dan yang penting bertobat dan ijinkan Yesus masuk dalam hidup kita dan dalam rumah kita maka perubahan dan kesuksesan menjadi bagian kita.
2. YESUS datang untuk mencari yang hilang.
Lukas 19:10 "Sebab Anak Manusia datang untuk (a)mencari dan (b)menyelamatkan yang hilang." Tiga poin dalam konsep orang Yahudi diatas tidak mengurangi maksud Yesus untuk mencari orang berdosa termasuk Zakheus, saudara dan saya. Oleh karena itu Yesus berkata aku datang memcarimu karena engkaulah yang membutuhkan keselamatan itu. Setiap orang berdosa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan keselamatan jika kita  bertobat tetapi sebaliknya jika kita tidak meresponya maka orang lainlah yang akan diselamatkan.
3. YESUS datang untuk Menyelamatkan yang hilang
Lukas 19:10 "Sebab Anak Manusia datang untuk (a)mencari dan (b)menyelamatkan yang hilang." Yesus adalah kebenaran dan kehidupan dan pada-Nya ada keselamatan karena itu jangan buang-buang waktumu tetapi berbalik dan datanglah pada-Nya sebab Dia datang untuk menyelamatkan setiap kita, yang mau bertobat dari segala perbuatan jahat kita. Setiap dosa yang kita perbuat dapat diampuni jika ada keterbukaan dan pengakuan kepada-Nya, sebab Dialah Tuhan dan juruselamat itu.
Kesimpulan
YESUS datang tidak hanya untuk orang baik, tetapi Yesus datang untuk setiap orang yang mau merespon akan kehadiran-Nya serta menerima-Nya dalam hidup mereka makan akan melihat kemuliaan Tuhan. 
YESUS akan masuk ke dalam hidup kita dan mengubah kita menjadi orang-orang yang diberkati Tuhan jika kita mengijinkan-Nya. Jika kita mau mengalami perubahan ayo mulai dari sekarang ambil keputusan untuk berubah. Jika kita mengambil keputusan hari ini maka kita sedang meletakkan fondasi perubahan untuk masa depan yang penuh harapan. Amin Tunan memberkati.

Wamena, 19 Desember 2019
Ibadah Natal GSJA PONDOK DAUD
Pdm. Yoel Giban, S.Th.M.Pd.K

Rabu, 18 Desember 2019

KEPALSUAN ADALAH KEJAHATAN BESAR DI HADAPAN TUHAN MENURUT INJIL MATIUS 7:15-20

Teks, Matius 7:15-23 (TB) 15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. 16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? 17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. 18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. 19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. 21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
====================
Di sini diceritakan tentang peringatan terhadap nabi-nabi palsu, supaya kita berhati-hati agar tidak tertipu dan diperdaya oleh mereka. Nabi-nabi seharusnya menyampaikan hal-hal yang akan terjadi dengan semestinya. Di dalam Perjanjian Lama disebutkan tentang beberapa nabi yang pura-pura bernubuat padahal mereka tidak punya wewenang untuk itu, dan ini tampak dari tidak terbuktinya nubuat mereka itu, seperti misalnya Zedekia bin Kenaana (1Raj. 22:11) dan seorang lagi bernama Zedekia bin Maaseya (Yer. 29:21). Namun, nabi-nabi juga mengajarkan kewajiban yang harus dijalankan umat. Jadi, nabi-nabi palsu yang disebutkan di sini adalah guru-guru palsu. Kristus, sebagai Nabi dan Guru yang diutus Allah, yang berencana mengutus guru-guru lain di bawah asuhan-Nya, memberikan peringatan kepada mereka semua agar waspada terhadap nabi-nabi tiruan yang bukannya menyembuhkan jiwa-jiwa melalui pengajaran yang sehat, malah sebaliknya justru meracuni. 
Mereka adalah guru-guru dan nabi-nabi palsu. 
Mereka ini mengeluarkan perintah-perintah palsu, pura-pura mendapatkan wewenang dan petunjuk langsung dari Allah untuk menjadi nabi, dan menerima ilham ilahi, padahal bukan demikian halnya. Meskipun pengajaran mereka mungkin saja benar, kita harus waspada terhadap mereka sebagai nabi-nabi palsu. Rasul-rasul palsu adalah orang-orang yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian (Why. 2:2). "Waspadalah terhadap orang-orang yang mengaku-ngaku memiliki pewahyuan, dan jangan akui mereka tanpa bukti yang cukup, jangan sampai satu kejanggalan diakui, maka seribu lainnya pun menyusul."
Mereka adalah orang-orang yang memberitakan pengajaran palsu mengenai hal-hal mendasar yang merupakan inti dari agama, orang yang mengajarkan hal yang berlawanan dengan kebenaran yang sebenarnya yang ada dalam Yesus, yang bertentangan dengan kesalehan. Jenis nabi yang pertama sepertinya sesuai dengan pengertian pseudo-propheta, nabi palsu atau yang mengaku-ngaku demikian. Namun, yang kedua umumnya termasuk di dalamnya juga, karena siapa pula yang mau menampakkan kepalsuannya selain melalui rancangan palsu dan berpura-pura di dalamnya supaya dengan begitu bisa lebih berhasil menyerang kebenaran. "Jadi, waspadalah terhadap mereka, curigailah mereka, ujilah mereka, dan setelah membongkar kepalsuan mereka, hindarilah mereka. Jangan berurusan dengan mereka. Berdirilah teguh melawan cobaan ini, yang biasanya terjadi pada hari-hari pembaruan dan ketika terjadi pencerahan ilahi yang luar biasa dan penuh kemuliaan." Ketika pekerjaan Allah dihidupkan, Iblis dan para pengikutnya pun semakin sangat sibuk. Berikut ini kita lihat:
I. Alasan yang tepat untuk peringatan itu, Waspadalah terhadap mereka, sebab mereka adalah serigala yang menyamar seperti domba (ay. 15).
Kita perlu sangat berhati-hati, sebab kepura-puraan mereka itu tampak sangat wajar dan tidak menimbulkan prasangka orang, sehingga bisa membuat kita mudah terperdaya bila kita tidak berjaga-jaga. Mereka menyamar seperti domba, sesuai kebiasaan nabi-nabi yang penampilannya bersahaja, kasar, dan biasa-biasa saja. Mereka mengenakan jubah berbulu untuk berbohong (Za. 13:4). Septuaginta menyebut jubah Elia hē mēlotē -- jubah kulit domba. Kita harus berhati-hati agar tidak terperdaya dengan pakaian dan penampilan orang, seperti misalnya milik para ahli Taurat, yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang (Luk. 20:46). Atau, ungkapan ini bisa diartikan sebagai kiasan. Mereka berpura-pura seperti domba, dari luar tampaknya begitu suci, tidak berbahaya, lemah lembut, berguna. Pokoknya, segalanya sangat baik dan tidak tertandingi oleh siapa pun. Mereka berpura-pura sebagai orang yang benar, dan dengan penampilan itu mereka diizinkan masuk ke tengah jemaat sehingga memperoleh kesempatan berbuat jahat sebelum jemaat itu menyadarinya. Diri dan kejahatan mereka disepuh dengan kesucian dan ibadah palsu. Iblis mengubah dirinya sebagai malaikat Terang (2Kor. 11:13-14). Musuh kita bertanduk dua sama seperti anak domba (Why. 13:11), dengan muka sama seperti muka manusia (Why. 9:7-8). Mereka adalah penggoda-penggoda yang manis dalam tutur kata dan perilakunya (Rm. 16:18; Yes. 30:10).
Karena di balik segala kepura-puraan mereka ini ada rancangan yang sangat berbahaya dan jahat, maka sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Orang munafik itu seperti kambing berbulu domba, tetapi nabi palsu adalah serigala berbulu domba. Selain memang bukan domba, dia juga musuh domba yang terbesar, yang datang hanya untuk merobek-robek, menelan, dan mencerai-beraikan domba-domba itu (Yoh. 10:12), menggiring mereka menjauhi Allah dan sesamanya ke dalam jalan-jalan yang bengkok. Orang-orang yang hendak merampas kebenaran apa pun dari kita dan menggantikannya dengan sesuatu yang keliru, sebenarnya merancang kejahatan terhadap jiwa kita, apa pun bentuk kepura-puraan mereka. Paulus menyebut mereka serigala-serigala yang ganas (Kis. 20:29). Mereka memangsa untuk diri sendiri, melayani perut mereka sendiri (Rm. 16:18), memangsa dan menarik keuntungan dari mangsa mereka. Mengingat hal ini begitu mudah terjadi dan begitu berbahaya bila tertipu, waspadalah terhadap nabi-nabi palsu.
II. Berikut ini ada pedoman yang baik untuk berjaga-jaga. Kita harus menguji segala sesuatu (1Tes. 5:21), menguji roh-roh (1Yoh. 4:1), dan kenalilah batu ujiannya: Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka (ay. 16-20). 
Gambaran mengenai perbandingan ini, yaitu buah yang dapat menunjukkan jenis pohonnya. Kita tidak selalu dapat membedakan jenis pohon dari kulit dan daun-daunnya, atau dari rentangan dahan-dahannya, tetapi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Buah selalu sesuai dengan jenis pohonnya. Melalui pengakuannya, manusia bisa saja menentang tabiat alaminya dan melawan asas batinnya. Namun, arus gerakan dan penyimpangan perbuatan-perbuatan mereka selalu akan berjalan sesuai dengan tabiat dan batin mereka. Kristus menekankan hal kesesuaian antara buah dan pohon sedemikian rupa hingga:
(1) Jika orang tahu jenis pohonnya, ia bisa tahu buah apa yang dapat diharapkannya. Jangan pernah berharap dapat memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri, sebab memang bukan sewajarnya tanaman-tanaman itu menghasilkan buah-buah tadi. Buah apel bisa saja ditancapkan atau setandan buah anggur digantungkan pada duri. Demikian pula dengan kebenaran, perkataan atau perbuatan baik, bisa saja didapati dalam diri orang jahat. Namun, yakinlah bahwa hal-hal itu tidak pernah bertumbuh dari dalam dirinya. Perhatikanlah:
[1] Hati yang jahat, kejam, dan belum dikuduskan adalah seperti semak duri dan rumput duri, yang penuh dosa, tidak berharga, menjengkelkan, dan akhirnya dibuang ke dalam api.
[2] Perbuatan baik adalah seperti buah yang baik, seperti buah anggur dan buah ara, menyenangkan bagi Allah dan berguna bagi manusia.
[3] Buah yang baik ini tidak pernah bisa diharapkan dari orang jahat. Ini seperti mengharapkan sesuatu yang tahir keluar dari yang najis, karena orang demikian tidak memiliki asas moral yang bisa diterima. Dari perbendaharaan yang jahat akan keluar hal-hal yang jahat.
(2) Di lain pihak, jika orang mengenal buahnya, dari situ ia juga akan mengenal jenis pohonnya. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, atau pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Tidak, mau tidak mau yang dihasilkannya adalah buah yang tidak baik. Maka yang harus diperhatikan adalah buah mana yang dihasilkan pohon secara alami dan asli -- yakni yang dihasilkan dalam jumlah besar dan terus-menerus seperti biasa. Manusia dikenali bukan dari perbuatan-perbuatan tertentu, melainkan dari arah dan gerakan perilaku serta tindakan-tindakan yang lebih sering diperbuatnya, terutama yang tampak bebas dan berasal dari dirinya sendiri, bukan karena pengaruh dari alasan dan dorongan luar.
Penerapan hal ini pada nabi-nabi palsu.
(1) Melalui ketakutan dan ancaman (ay. 19). Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik pasti ditebang. Ungkapan ini persis sama seperti yang digunakan Yohanes Pembaptis (3:10). Kristus bisa saja memakai ungkapan ini dengan kata-kata lain, mengubahnya atau memberinya makna baru. Namun, Ia tidak segan-segan menggunakan kata-kata yang sama seperti yang diucapkan Yohanes sebelum Dia. Janganlah para hamba Tuhan terlampau ingin menciptakan ungkapan-ungkapan baru; demikian juga jemaat, jangan gatal telinga untuk selalu mau mendengar hal-hal baru. Menulis dan mengatakan hal-hal yang sama bukanlah hal memalukan, sebab ini justru aman. Di sini terdapat:
[1] Uraian mengenai pohon yang tidak subur, yaitu pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik. Kalaupun ada buahnya, tetapi buahnya itu tidak baik (sekalipun kita melakukan sesuatu, yang sebenarnya baik, namun tidak dikerjakan dengan baik, dengan cara dan tujuan yang benar), maka tetap saja pohon itu dianggap tidak subur.
[2] Nasib pohon yang tidak subur, pasti akan ditebang dan dibuang ke dalam api. Allah akan memperlakukan orang jahat seperti manusia memperlakukan pohon kering yang mengotori tanah: Ia akan menandai mereka dengan beberapa tanda rasa tidak senang-Nya. Ia akan menguliti mereka dengan cara mengambil semua bagian berkat dan karunia-karunia dari mereka dan menebang mereka lewat maut serta membuang mereka ke dalam api neraka, api yang dikobarkan dengan murka Allah dan dinyalakan dengan kayu dari pohon-pohon yang tidak menghasilkan buah itu (bdk. Yeh. 31:12-13; Dan. 4:14; Yoh. 15:6).
(2) Melalui pengujian. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
[1] Dari buah pribadi, kata-kata, tindakan, dan gerak-gerik perilaku mereka. Jika ingin tahu apakah mereka orang yang benar atau tidak, amatilah cara hidup mereka, sebab perbuatan mereka akan bersaksi bagi atau melawan mereka. Para ahli Taurat dan orang Farisi duduk di kursi Musa dan mengajarkan hukum Taurat, tetapi mereka bersikap sombong, tamak, palsu, dan suka menindas. Itulah sebabnya Kristus memperingatkan murid-murid-Nya agar waspada terhadap mereka dan juga ragi mereka (Mrk. 12:38). Jika orang berpura-pura sebagai nabi tetapi berperilaku tidak senonoh, itu sudah membuktikan kepura-puraan mereka itu. Mereka ini bukanlah sahabat sejati salib Kristus, apa pun pengakuan mereka, karena Tuhan mereka ialah perut mereka, dan pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi (Flp. 3:18-19). Orang yang kehidupannya membuktikan bahwa ia dipimpin oleh roh najis, bukanlah orang yang diajar atau diutus oleh Allah yang kudus. Allah menempatkan harta ke dalam wadah tanah liat, dan bukan ke dalam wadah yang kotor. Mereka bisa saja menyatakan hukum-hukum Allah, tetapi apakah perbuatan mereka sesuai dengan pernyataan mereka?
[2] Dari buah ajaran mereka, dari buah-buah mereka sebagai nabi: ini bukannya satu-satunya jalan, melainkan salah satu cara saja untuk menguji berbagai ajaran, apakah itu berasal dari Allah atau bukan. Apakah yang cenderung mereka lakukan? Ke dalam kesukaan dan perbuatan, apakah mereka akan membawa orang-orang yang menerima ajaran itu? Jika ajaran itu berasal dari Allah, maka ini akan menimbulkan kesalehan, kerendahan hati, kedermawanan, kekudusan, dan kasih yang sungguh-sungguh, bersama-sama dengan anugerah-anugerah Kristiani lainnya. Namun, bila sebaliknya, ajaran yang disampaikan para nabi ini menunjukkan kecenderungan membuat orang menjadi sombong, duniawi, dan suka bertengkar, berperilaku ceroboh, tidak adil, tidak dermawan, gemar menggolong-golongkan, mengganggu ketenangan umum, memuaskan kebebasan hawa nafsu, dan menyebabkan orang meninggalkan pengendalian atas diri dan keluarga mereka menurut aturan ketat jalan yang sempit itu, kita boleh menyimpulkan bahwa ajakan ini bukan datang dari Dia (Gal. 5:8). Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas (Yak. 3:15). Iman dan hati nurani yang suci dipersatukan (1Tim. 1:19; 3:9). Perhatikanlah, ajaran yang menimbulkan keragu-raguan harus diuji dengan anugerah dan melalui kewajiban-kewajiban, apakah dilakukan atau tidak. Kalau menuntun kepada dosa, maka itu bukan berasal dari Allah. Akan tetapi, bila kita tidak dapat mengenal mereka dari buahnya, kita harus memakai jalan yang hebat itu, yaitu batu ujian, sang hukum itu, dan kesaksian mereka. Apakah mereka berbicara menurut aturan tersebut?
====TUHAN YESUS MEMBERKATI==

Selasa, 17 Desember 2019

Alasan Orang Yahudi membenci Orang Samaria

ALASAN ORANG YAHUDI MEMBENCI ORANG SAMARIA MENURUT KAMUS ALKITAB DAN ENSIKLOPEDIA KRISTEN

Sebenarnya orang Samaria adalah bagian dari bangsa Yahudi, tetapi orang Yahudi tidak menerima mereka sebagai orang Yahudi murni sebab di antara mereka telah terjadi kawin campur dengan bangsa lain. 

Menurut Kamus Browning
Ibu kota kerajaan Utara yang terpisah sejak zaman raja Omri kurang lebih tahun 870 sebelum masehi, lRaj. 16:24  sampai tahun 722 sM pada waktu Asyur merebutnya. Kota ini sangat diperkuat dan beberapa penduduknya sangat mewah (Am. 6:4-6). Daerah perbukitan sekitar Samaria diduduki suku-suku Yusuf pada waktu awal mula pendudukan, tetapi setelah ditaklukkan Asyur, sebagian besar penduduk setempat dikeluarkan (2Raj. 17:6 ) dan diganti dengan pendatang asing sekitar tahun 720 sM. Ini adalah penjelasan orang Yahudi tentang perasaan benci di antara orang Yehuda dan Samaria yang makin memburuk dengan dibangunnya kembali Yerusalem, setelah masa pembuangan Ezr. 4:8-24. Di lain pihak, permusuhan orang Yahudi setelah pembuangan itu yang mungkin menghasilkan catatan permusuhan mengenai asal-usul orang Samaria. Pada waktu zaman Helenis 325-363 sM ada gangguan lebih lanjut dan orang Samaria membangun kembali kota di Sikhem dan Bait Suci untuk Yahweh di Gunung Gerizim. Pada zaman Makabe daerah ini dikuasai Yudea. Pemerintah Romawi yang memberikannya kepada  Herodes Agung pada tahun 30 sM dan dilanjutkan kepada  Arkhelaus (4sM-6M). Sebagai daerah pemerintahan, Samaria disebut dalam Perjanjian Baru (Mat. 10:5; Kis. 8:4-25).
Orang-orang yang ditempatkan di daerah Samaria oleh Asyur menurut 2Raj. 17:29 dan yang oleh orang Yahudi dinyatakan menjalankan suatu bentuk peribadahan Ibrani yang dicemari oleh campuran peribadahan mereka terdahulu. Pada zaman Perjanjian Baru  orang Samaria dihina oleh orang Yahudi sebagai orang asing Luk. 17:18 padahal mereka masih mempunyai banyak persamaan dengan orang Yahudi. Karena Kitab Suci Samaria hanya terdiri dari Pentateukh, orang Samaria merasa memegangnya lebih kuat daripada orang Yahudi, terutama dalam peraturan hari Sabat. Bait Suci orang Samaria ada di Gunung Gerizim dan dilayani oleh imam-imam (Yoh. 4:20). Warisan yang sama dari orang Yahudi dan orang Samaria bersama sejarah keretakan dan ketidakcocokan mereka menambah ramai soal sikap Yesus yang bersahabat dengan orang Samaria (Luk. 17:18; Yoh. 4:7) dan nada anti-ras yang mengejutkan dalam perumpamaan Orang Samaria yang Murah Hati (Luk. 10:33). Dalam perluasan Gereja dari Yerusalem ke Roma, orang Samaria menempati kedudukan tengah dalam penginjilan orang Yahudi Palestina dan orang Yahudi Helenis di satu pihak dan orang bukan Yahudi di lain pihak (Kis. 8:12). Kendati penganiayaan dan goncangan politik dan militer terjadi di Palestina, suatu persekutuan kecil orang Samaria tetap bertahan sampai ke dalam zaman modern.

Menurut Ensiklopedia Alkitab
I. Sejarahnya Orang Samaria
Sesudah memerintah 6 thn di Tirza, Omri membangun ibu kota baru kerajaan Utara di atas bukit, 11 km di sebelah barat laut Sikhem, menguasai jalur perdagangan utama yang melalui dataran Esdraelon. Ia membeli daerah itu seharga 2 talenta perak, dan menamainya menurut nama pemiliknya Semer (1 Raj 16:24). Tempat itu tidak dikenal bila tidak disamakan dengan Samir, rumah Tola (Hak 10:1; F. M Abel, Geographie de la Palestine, 2, hlm 444).
Bukit yang tingginya 100 m, dan meliputi pemandangan di atas dataran itu tak dapat ditaklukkan kecuali dengan mengepungnya (2 Raj 6:24), dan nama (syom'ron) dapat dihubungkan dengan kata Ibrani yang berarti 'pos penjagaan'. 
Omri mengizinkan orang Aram dari Damsyik mendirikan beberapa pasar di kota Samaria (1 Raj 20:34). Enam tahun Omri membangun Samaria. Kemudian dilanjutkan oleh Ahab, yang membangun sebuah rumah yang dihiasi atau dilapisi dengan gading (1 Raj 22:39). Dalam sebuah kuil bagi Baal, dewa Sidon (Melqart), yang penyembahannya didorong oleh Izebel (1 Raj 18:22), Ahab mendirikan pilar ('asyera) di dekat mezbah, yang kemudian dibuang oleh Yoram ( 2 Raj 3:2). Kuil-kuil dan gedung-gedung lainnya yang dipakai oleh imam-imam penyembah berhala, nampaknya sudah digunakan sejak zaman ini sampai terjadi pembaruan yang dilakukan oleh Yehu (2 Raj 10:19). Samaria untuk kurun waktu yang lama dianggap oleh para nabi sebagai pusat penyembahan berhala (Yes 8:4; 9:9; Yer 23:13; Yeh 23:4; Hos 7:1; Mi 1:6).
Ben-Hadad II dari Siria mengepung Samaria. Mula-mula tidak berhasil (1 Raj 20:1-21). Tapi kemudian pasukan Siria menimbulkan bala kelaparan yang amat hebat (2 Raj 6:25). Ini dapat diatasi hanya oleh kepanikan dan penarikan mundur pasukan Siria secara tiba-tiba, seperti yang diketahui dan dilaporkan oleh penderita kusta (2 Raj 7). Ahab dikuburkan di kota itu, sama seperti sejumlah raja Israel lainnya yang tinggal di sana (1 Raj 22:37; 2 Raj 13:9, 13; 14:16). Keturunan Ahab terbunuh di sana (2 Raj 10:1), termasuk Ahazia, yg sia-sia bersembunyi di kota yg ramai itu (2 Taw 22:9). Samaria dikepung lagi pada zaman Elisa dan secara ajaib diselamatkan (2 Raj 6:8).
Pada tahun ke-10 pemerintahan Menahem, ia menyelamatkan Samaria dari serangan Asyur dengan membayar upeti, semacam pajak kepala, kepada Tiglat-Pileser III (2 Raj 15:17-20). Putranya, Pekah, menyewa dan membawa tentara Asyur lagi menyerang Yehuda.
Dalam almanak Asyur, kota itu juga disebut Samarina atau Bit-Humri ('Rumah Omri'), dikepung oleh Salmaneser V dari Asyur pada tahun 725-722 sM. Kitab 2 Raj 3 dan mencatat bahwa ia menaklukkan Samaria, dan catatan itu sesuai dengan Tawarikh Babel. Tapi agaknya ia meninggal sebelum kota itu pada akhirnya menyerah. Penduduk, yang dihasut oleh Iau-bi'di dari Hamat, menolak membayar pajak yang dipaksakan kepada mereka. Pada tahun berikutnya (721 sM), Sargon II, raja baru Asyur, memulai rencana pembuangan massal seluruh penduduk wilayah itu. Menurut almanaknya, Sargon mengangkut 27.270 atau 27.290 tawanan, dan maksudnya ialah untuk meniadakan keberadaan kerajaan Israel Utara sebagai suatu negara yang merdeka. Orang-orang buangan itu dikirim ke tempat-tempat di Siria, Asyur, dan Babel. Tempat asal mereka diserahkan kepada rakyat jajahan dari daerah-daerah yang tidak aman, bagian wilayah kekaisaran Asyur ( 2 Raj 17:24). Kegagalan mengolah lahan wilayah yang ditinggalkan itu menyebabkan meningkatnya serangan singa-singa (ay 25). Beberapa orang Israel yang disebut orang Samaria (ay 29) masih mendiami bagian kota itu dan melanjutkan ibadah di Yerusalem (Yer 41:5). Menurut suatu prasasti kuniform (HCS, 247), kota itu berada di bawah gubernur Asyur; baik Esar-Hadon (Ezr 4:2) maupun Asyurbanipal (Ezr 4:9, 10) memasukkan tambahan rakyat dari Babel dan Elam. Persaingan antara Samaria dan Yehuda yang terjadi sejak dulu makin bertambah tegang, walaupun Samaria sebagai kota makin merosot.
Papirus-papirus yang baru ditemukan di gua di Wadi ed-Daliyeh, 14 km di utara Yerikho, nampaknya menguatkan catatan ahli sejarah kuno, bahwa mula-mula Samaria memihak pada Aleksander yang merebut kota itu pada thn 331 sM. Tapi pada saat Aleksander di Mesir, mereka membunuh gubernur Siria yang dilantik oleh Aleksander: ia kembali dan membinasakan Samaria, membunuh pemimpin-pemimpin kota itu dalam gua tempat pelarian mereka, dan membawa orang Makedonia sebagai penduduk negeri. Data papirus itu memungkinkan pendaftaran nama gubernur Samaria mulai dari Sanbalat I lk 445 sM.
Samaria dikepung oleh Yohanes Hirkanus pada kurun 111-107 sM, dan desa-desa di sekitarnya dibinasakan. Pompeius dan Gabinius mulai membangunnya kembali (Jos., Ant. 14.75), tapi Herodes-lah yang memperindah kota itu selanjutnya dan memberi nama baru, Sebaste (Agusta), untuk menghormati kaisar. Di dalam kota itu ia tempatkan 6.000 veteran, termasuk orang-orang Yunani. Sesudah Herodes meninggal, Samaria menjadi bagian wilayah Arkhelaus, kemudian menjadi koloni Romawi di bawah Septimus Severus. Meskipun ada pertentangan antara Yehuda dan Samaria, Yesus Kristus menempuh jalan pintas lewat Samaria ke Galilea (Luk 17:11), dan beristirahat di Sikhar dekat Sikhem, sebuah kota Samaria (Yoh 4:4). Filipus berkhotbah di Samaria, tapi mungkin yang dimaksud ialah distriknya bukan kotanya, karena dalam Kis 8:5 tidak ada kata sandangnya.
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa kejatuhan Samaria pada 722 sM memulai zaman baru dalam sejarah kerajaan Utara. Pemindahan penduduk Yahudi ke negeri-negeri lain oleh Sargon, dibarengi pemasukan orang-orang buangan dari wilayah-wilayah lain Kekaisaran Asyur ke Samaria oleh Sargon, Esar-Hadon dan Asyurbanipal. Orang-orang Israel yg tinggal di Samaria menjadi inti masyarakat baru itu, dan walaupun berbagai kultus diperkenalkan, mereka dapat menjamin kelangsungan ibadah kepada Yahweh. Hubungan dekat dengan Yehuda sebelum dan sesudah kejatuhan Yerusalem pada 586 sM tetap dipertahankan (2 Taw 30:1, 2 Raj 23:19, 20; Yer 41:4).
Pada zaman Persia mula-mula, ketika orang Yahudi diperbolehkan kembali ke Yerusalem, mereka mencoba membangun kembali Bait Allah dan tembok kota. Mereka segera menghadapi perlawanan dari para penguasa Samaria. Cukup kuat alasan untuk mengatakan bahwa perlawanan ini melulu berlatar belakang politik, karena sampai akhir abad 5 sM orang Yahudi di Elephantine dapat meminta bantuan dari para penguasa Yerusalem maupun Samaria, guna pembangunan kembali rumah ibadat.
Dengan kedatangan Ezra dan Nehemia ketegangan memuncak. Semangat baru untuk kemurnian suku bangsa yang diimpor dari masyarakat Yahudi di Babel, tidak suka dengan nenek moyang Samaria yang campuran. Ketika cucu imam besar menikah dengan putri Sanbalat, Nehemia mengusirnya. Yosefus mencatat suatu peristiwa yang serupa, yang diberi penanggalan abad berikutnya, dan sulit untuk menghubungkan kedua kisah tersebut. Mungkin mereka mencatat dua peristiwa yang berlainan, atau mungkin Yosefus mengacaukan beberapa data rinciannya. Ia menghubungkan gedung kuil Samaria di bukit Gerizim dengan peristiwa tersebut, dan dalam hal kuil itu mungkin ia benar.
Kerusuhan terakhir antara orang Yahudi dan orang Samaria rupanya sudah terjadi sekitar tahun 200 sM, ketika Ben-Sira menulis Ekklus 50:25, 26. Alkitab orang Samaria mempunyai hukum tetapi tanpa nabi, dan hal ini juga menyarankan tanggal tersebut. Pada masa pemberontakan Makabeus, Samaria tundukkan diri kepada taufan itu, dan kuil mereka di bukit Gerizim diabdikan kepada Zeus Xenios. Tapi orang Hasmonean memperoleh pengaruh yang makin besar atas Samaria, dan sekitar 128 sM Hyrkanus merebut Sikhem dan menghancurkan kuil Gerizim.
Pada tahun 63 sM Pompeius melepaskan Samaria dan menggabungkannya dengan Propinsi Siria yang baru. Kota Samaria menjadi tempat tinggal yang disukai Herodes Agung, dan ia memberinya nama baru, Sebaste, untuk menghormati Kaisar Agustus. Pada tahun 6 M Yudea dan Samaria disatukan menjadi satu propinsi kelas tiga di bawah Siria, dan kedudukan prokuratornya di Kaisarea. Selama periode ini perpecahan antara Yahudi dan Samaria bertambah tajam oleh beberapa peristiwa Antara tahun 6 dan 9 M orang Samaria menghamburkan tulang-tulang di Bait Allah di Yerusalem menjelang perayaan Paskah. Pada tahun 52 M orang Samaria membantai sekelompok peziarah Galilea di En-Ganim. Hal ini menyebabkan sengketa di hadapan Klaudius, memberikan keputusan yang menguntungkan bagi Yahudi.
Seperti orang Yahudi, orang Samaria menderita penindasan Romawi. Pada tahun 36 M seorang Samaria yang fanatik mengumpulkan massa di bukit Gerizim. Ia menjanjikan akan menunjukkan tempat perkakas-perkakas suci disembunyikan. Banyak dari mereka yang dibunuh oleh Pilatus. Protes yang ditujukan kepada Vitellius, wakil kaisar di Siria, mengakibatkan Pilatus dipecat. Dalam pemberontakan tahun 66 M Sebaste dibakar rata dengan tanah, dan sekelompok orang yang tidak mau tunduk di bukit Gerizim dibantai habis oleh Vettukenus Cerealis, mungkin tahun 67. Sejak itu orang Samaria mempertahankan hidup sebagai masyarakat minoritas yang sering dianiaya. Masih ada sekitar 300 Iebih sedikit orang Samaria di Nablus (Sikhem).
Pengakuan percaya orang Samaria mempunyai 6 pasal: Percaya kepada satu Tuhan, kepada Musa sang nabi, kepada Hukum, kepada bukit Gerizim sebagai tempat yang ditetapkan Tuhan untuk mempersembahkan korban (bacaan Samaria dlm UI 27:4), kepada hari pengadilan dan penganugerahan, dan akan datangnya kembali Musa sebagai Taheb, atau pembaharu (sesuatu yang dekat dengan Mesias). Kepercayaan mereka akan kebangkitan kurang jelas. Orang Yahudi memandang orang Samaria sebagai sempalan, bukan golongan kafir, dan mempunyai kepercayaan yang sama, mis tentang pajak-pajak dan ketidaksucian yang timbul dari kuburan. Penyebab utama persaingan mereka ialah kuil Gerizim. Pentateukh Samaria merupakan kesaksian yang amat penting bagi teks asli, walaupun ada modifikasi-modifikasi berdasarkan teologi.
Yohanes menceritakan bagaimana Yesus tinggal selama 2 hari di Sikhem, dan di situ banyak orang percaya kepadaNya. Selama pelayanan-Nya, Ia memandang misi-Nya terutama tertuju kepada orang Israel, tapi sesudah kebangkitan-Nya Ia memerintahkan para rasul memberitakan Injil ke Samaria, dan misi ke Samaria dilaksanakan terutama oleh orang-orang Helenis sesudah Stefanus mati martir.

Sumber data untuk sejarah orang Samaria sebagai berikut: 
1. PL, khususnya 2 Raj 17, Ezr dan Neh: Ekklus 50:2, 26; 2 Makabe 6:2; Testamen Lewi 7:2; Prisma Sargon dalam Almanak Asyur; Papirus Elephantine (A. E Cowley, Aramaic Papyri of the Fifth Century BC, No. 30); Mishnah (Berakoth 7:1; 8:8; Demai 3:4; 5:9; 6:1; 7:4; Shebiith 8:10; Terumoth 3:9; Shekalim 1:5; Rosh ha-Shanah 2:2; Ketuboth 3:1; Nadarim 3:10; Gittin 1:5; Kiddushin 4:3; Oholoth 17:3; Niddah 4:1, 2; 7:4, 5); Talmud Babel (Masseket Kutim)
2. PB (Mat 10:5; Luk 9:52; 10:33; 17:16; Yoh 4:7-42; 8:48; Kis 1:8; 8:1, 5-25; 9:31; 15:3); Yosefus, terutama BJ 2:12.3-7, Ant. 9.14.3, 11.7.2, 8.2-7, 13.9.1, 18.2.2, 4.1, 2, 20.6.1, 2; dan kesusastraan Samaria pada umumnya, khususnya Pentateukh Samaria, Targum, 'Kitab Yosua', Toledoth, Tawarikh Abu'l Fath dan karya-karya teologis dan liturgis lainnya.

II. Arkeologi

Bukit Samaria (Sebastiyeh, modern) pada Zaman Perunggu I telah didiami, kemudian ditinggalkan hingga Zaman Besi. Di situ telah ditemukan 16 tingkat pemukiman oleh kelompok Harvard (1908-19 10), dan kemudian kerja sama antara Harvard Hebrew University  British School of Archaeology di Yerusalem mengadakan penelitian (1931-1935). Selanjutnya tempat itu digali lagi oleh Departemen Badan Purbakala pemerintahan Yordan (1965) dan British School of Archaeology di Yerusalem (1968). Daerahnya sulit digali karena padatnya dan deretan perumahan serta pembangunan kembali yang terus-menerus. Masa pemukiman tujuh tingkat telah dianggap berasal dari orang Israel: Tingkat I-II = Omri-Ahab (28 thn). Dinding benteng sebelah dalam (tebalnya 1,5 m) dan sebelah luar (tebalnya 6 m) diselesaikan oleh raja Ahab melingkari puncaknya. Sebuah gerbang utama nampaknya mempunyai ruang masuk dengan tugu. Istana yang kemudian diubah oleh Yerobeam II mempunyai halaman yang luas, di mana terdapat sebuah tempat persediaan air atau kolam (10 x 5 m). Mungkin itulah tempat mencuci kereta Ahab yang berlumuran darah (1 Raj 22:38). Dalam gudang yang bersambungan dengan kolam itu ditemukan lebih dari 200 plakat atau potongan gading. Ini menunjukkan adanya pengaruh gaya Fenisia dan Mesir kuno, dan mungkin merupakan alas bagi perabot rumah Ahab. Enam puluh lima ostraka dengan prasasti Ibrani kuno, mencatat kapasitas dan pemilik asli dari bejana anggur, beserta tanggal isinya (DOTT, hlm 204-208). Ini mungkin menunjuk kepada pemerintahan Yerobeam II.
Tingkat III menandai zaman Yehu termasuk perubahan di gedung-gedung terdahulu. Kemudian, sesudah diantarai suatu kurun waktu, datang tingkat IV-VI, zaman Israel meliputi Yerobeam dan abad 8 sM. Kota Samaria diperbaiki pada dasawarsa-dasawarsa terakhir sebelum kejatuhannya ke tangan Asyur pada tahun 722 sM, yanh ditandai oleh pembinasaan tingkat VII.
Sisa-sisa bangunan Helenistik terpelihara baik, dengan menara bulat yang berdiri setinggi sembilan belas tumpukan batu, sebuah benteng, tembok kota (dekat Gerbang Barat), kepingan-kepingan uang logam, gagang bejana yang dicap, dan sisa-sisa tembikar Yunani.
Bagian kota yang disebut Kota Romawi, yakni bangunan Herodes dikenal karena kuil besar yang diperuntukkan bagi Kaisar Agustus. Bagian ini dibangun di atas istana-istana Israel. Sisa-sisa lainnya mencakup dinding yang tertutup Gerbang Barat, dengan tiga menara bulat, sebuah jalan (820 m) dengan deretan tiang-tiang yang dibatasi oleh portal-portal dan toko-toko, kuil Isis yang diperuntukkan kembali bagi Kore, sebuah basilika (68 x 32 m), terbagi menjadi tiga bagian oleh tiang batu besar bergaya Korintus, sebuah forum, sebuah stadion, dan sebuah saluran air. Banyak dari puing-puing yang dapat ditemukan mungkin harus diberi penanggalan dari zaman orang-orang yang memperbaikinya, terutama Septimus Severus (tahun 193-211). Demikian

KEPUSTAKAAN. 
A Parrot, Samaria 1958; 
J. W Crowfoot, K Kenyon dll, Samaria 1, The Building at Samaria, 1943; 2, Earlylvories at Samaria, 1938; 3, The Objects from Samaria, 1957; BA 26, 1963, hlm 110-121; 
J. B Hennessy, 'Exavations at Samaria-Sebaste' 1968, Levant 2, 1970, hlm 1-21: 
P. W dan N. L Lapp, Discoveries in the Wadi ed-Daliyeh, AASOR 41, 1974. DJW/S/HAO
J MacDonald, The Theologi of the Samaritans, 1964, memberi informasi tentang naskah-naskah Samaria. 
J. A Montgomery, The Samaritans 1908; 
G. E Wright, Shechem 1965, ps 10; 
J. D Purvis, The Samaritan Penteteuch and the Origin of the Samaritan Sect, 1968; 
R. J Bull, BA 31, 1968, hlm 58-72; 
H. G Kippenberg, Garizim and Synagoge 1971; 
C. H. H Scobie, NTS 19, 1972-1973, hlm 390-414; 
R Bergmeier, Journal for the Study of Judaism 5, 1974, hlm 121-153; 
J. D Purvis, NovT 17, 1975, hlm 161-198; 
R. J Coggins, Samaritans and Jews 1975; 
K Haacker, NIDNTT 3, hlm 449-467. AG/S/HAO

Senin, 16 Desember 2019

Doa yang memberi berkat

Doa yang Memberi Berkat
Efesus 3:14-21

Doa merupakan kunci hidup iman dari sebuah spiritualitas. Doa bukan sekadar ritual, tetapi juga sebuah relasi yang tak terlepaskan dari iman. Di tengah zaman yang sibuk, doa tidak lagi menjadi prioritas. Namun, di tengah kesibukannya, Paulus senantiasa berdoa.

Paulus berdoa karena ia percaya sepenuhnya kepada kuasa Allah dan menghargai kepercayaan berita Injil yang sangat bernilai (3:1-13). Dalam doanya, Rasul Paulus memohon supaya Allah senantiasa memelihara setiap warga jemaat Efesus dalam segala pergumulan mereka.

Paulus berdoa untuk dua hal, yakni: Pertama, jemaat dikuatkan dan diteguhkan imannya (16) agar hidup mereka semakin berakar dalam kasih Kristus (17). Tanpa dikuatkan Allah dan berakar dalam Kristus, iman seseorang akan runtuh. 

Kedua, jemaat mengerti rencana keselamatan yang telah dirancangkan Allah, meski rancangan keselamatan itu sangat lebar, panjang, tinggi, dan dalam, yang melampaui pengetahuan manusia (18-19). Dalam doanya, Paulus rindu supaya jemaat takjub akan pengenalan ini sehingga hidup mereka semakin indah dan diperkenan Allah. Kepenuhan Allah boleh memenuhi mereka dengan pengenalan yang benar (19). Akhirnya, sebagaimana biasa doa Paulus, ia menaikkan kemuliaan bagi Allah. Ia adalah seorang rasul yang sangat memahami bahwa hidup Kristen adalah doksologi (20-21). Ia percaya bahwa Allah akan melanjutkan karya-Nya lebih dari yang dapat ia pikirkan.

Doa merupakan kekuatan umat percaya yang menyatukan. Dalam doa, ada kuasa yang besar. Karena itu, Paulus berdoa. Banyak kebutuhan akan doa dan terlalu banyak hal untuk didoakan. Sehingga, kita tidak dapat berkata bahwa kita bingung apa yang harus didoakan. Kita dapat berdoa untuk gereja yang kesulitan dalam izin beribadah di berbagai tempat. Kita juga dapat mendukung dalam doa bagi bangsa dan negara, pekerjaan Tuhan dan misi, para hamba Tuhan, seminari, pertumbuhan gereja, dan sebagainya. Doa-doa itu diperkenan-Nya.

Doa: Tuhan, ajar kami berdoa dengan benar. [MT]

🚦allrenunganharian.wordpress.com

🚦tulisanyg.blogspot.com


PERSEKUSI

Bagi orang yang demikian cukuplah sudah hukuman oleh sebagian besar dari kamu, sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa karena kesedihan yang terlampau berat. (2 Korintus 2:6-7

=================

Persekusi sedang marak di negeri ini. Orang atau sekelompok orang memburu korbannya dan melakukan intimidasi bahkan kekerasan baik verbal atau fisik. Mereka menganggap korbannya layak dihakimi karena telah melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan bagi organisasi atau pemimpin mereka. Prinsip mereka adalah mata ganti mata.

Prinsip mata ganti mata jauh dari pengampunan. Bagi Paulus, pengampunan seperti peperangan. Jika orang Kristen tak mau saling mengampuni, itu berarti memberi Iblis kesempatan untuk memecah belah tentara Kristus. Paulus mendorong jemaat Korintus untuk tidak menimbulkan kepahitan, walau orang    tersebut bersalah terhadap jemaat. Orang yang bersalah memang harus ditegur! Tetapi jangan berhenti sampai di situ. Harus diingat juga perlunya pengampunan. Tindakan mengampuni menegaskan pengampunan Allah dalam diri orang itu.

Bila saat ini kita mengingat seseorang yang bersalah terhadap kita, ingatlah bahwa segala kepahitan dan kegeraman hendaklah dibuang jauh. Kita ini bukan manusia sempurna yang tidak pernah salah. Suatu kali kita juga akan bertindak salah dan menyakiti hati orang lain. Kita juga memerlukan maaf dari orang lain. Tuhan sendiri sudah mengampuni dosa-dosa kita. Pengampunan-Nya telah memperbarui kita. Sebagai manusia baru hendaklah kita penuh dengan pengampunan. 

www.renunganharian.net

KETIKA ANDA MENGAMPUNI SESEORANG, BERARTI ANDA MEMPERBARUI
INGATAN ANDA TENTANG DIRI ORANG TERSEBUT.-LEWIS SMEDES

Jumat, 13 Desember 2019

DIA tahu yang terbaik buat kita

DIA TAHU YANG TERBAIK BUAT KITA

Yesaya 64:4  "Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian."

Sesungguhnya tiada mata yang tidak pernah melihat hal luar biasa yang telah Tuhan sediakan bagi mereka yang menanti-nantikan Dia.  Kita hanya perlu menanti-nantikan Dia, maka Ia akan menyatakan kepada kita apa pun yang tak dapat dipahami manusia.

Mengapa menanti-nantikan?  Karena tidak semua hal dapat diketahui manusia, sebab: "Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."  (Ulangan 29:29).

Banyak orang yang mempelajari Alkitab percaya bahwa mereka akan bisa memperoleh kehidupan yang kekal.  Tetapi jika mereka tidak datang kepada Yesus dan percaya kepadaNya, maka sebanyak apapun pengetahuan akan firman yang telah mereka dapatkan akan menjadi sia-sia belaka.

Jika kita sedang dalam masalah, apapun bentuknya, jangan ragu datang kepada Tuhan dan berserah penuh kepadaNya, maka kita akan beroleh jawaban dan kelepasan, karena Dia tahu yang terbaik bagi umatNya.  Oleh karena itu tetap nanti-nantikan Tuhan!

Mari kerjakan bagian kita yaitu menaati firman Tuhan, dan Tuhan akan mengerjakan bagianNya yaitu memberkati dan menolong kita karena Dia tahu yang terbaik bagi umatNya.

"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  1 Korintus 2:9
📖  *MULAILAH HARI INI DENGAN MEMBACA FIRMAN TUHAN!*  📖

*Have a Nice Day With LORD*
*GOD BLESS US*

Selasa, 10 Desember 2019

BAGAIMANA MENGENDALIKAN LIDAH

Yakobus 3:1-12 (TB)  Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

Jika di perhatikan maka Lida merupakan anggota tubuh terkecil yang mampuh mengendalikan segala hal dalam hidup manusia.

Rasul Yakobus mengecam keinginan yang berlebihan, dan lidah yang sombong dan semena-mena. Ia juga menunjukkan kewajiban dan keuntungan dari mengekang lidah, karena kekuatan lidah untuk merusak. Orang yang mengaku anak Tuhan harus mengendalikan lidah mereka (ay. 1-12). 

Hikmat yang sejati membuat orang lemah lembut dan menghindari perselisihan dan iri hati. Dan dari sini hikmat sejati dapat dengan mudah dibedakan dari hikmat yang bersifat duniawi dan munafik.

Bagaimana Mengendalikan Lidah (3:1-12)

Pasal sebelumnya menunjukkan bagaimana iman tanpa perbuatan adalah iman yang tidak bermanfaat dan mati. Jelas tersirat dari apa yang pertama-tama disampaikan dalam pasal ini bahwa iman seperti itu juga cenderung membuat orang angkuh dan semena-mena dalam perilaku dan perkataan mereka. Orang yang menegakkan iman dengan cara yang dikecam dalam pasal sebelumnya adalah orang yang paling mudah jatuh ke dalam dosa-dosa lidah yang dikecam dalam pasal ini. Jadi orang-orang terbaik memang sungguh-sungguh perlu diperingatkan supaya tidak menggunakan lidah mereka untuk berbuat semena-mena, mencela, dan merusak. Oleh karena itu kita diajar,

I. Untuk tidak menggunakan lidah kita sampai berkuasa atas orang lain: Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru (ay. 1). 

Perkataan ini tidak melarang kita untuk melakukan apa yang kita bisa untuk membimbing dan mengajar orang lain dalam kewajiban mereka, atau untuk menegur mereka atas apa yang salah dengan cara-cara yang kita lakukan. Tetapi kita tidak boleh bicara dan bertindak seperti orang yang senantiasa berkuasa. Kita tidak boleh mengatur-atur hak seorang terhadap yang lain, sehingga menjadikan perasaan kita sendiri sebagai patokan untuk menguji semua orang lain. Sebab Allah memberikan berbagai macam karunia kepada manusia, dan mengharapkan dari tiap-tiap orang sesuai dengan ukuran terang yang Ia berikan. “Oleh sebab itu, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi tuan” (atau guru, seperti sebagian orang membacanya). “Janganlah bersikap menggurui, seperti pihak yang berkuasa, dan hakim, tetapi berbicaralah dengan rendah hati dan dengan semangat untuk belajar. Janganlah mencela satu sama lain, seolah-olah semua orang harus mengikuti patokanmu.” 

Hal ini dipertegas dengan dua alasan

1. Orang yang mau menjadi seperti hakim dan pencela seperti itu akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Menghakimi orang lain hanya akan membuat kita dihakimi dengan lebih keras dan berat (Mat. 7:1-2). Orang yang ingin mencari-cari kesalahan orang lain, dan angkuh dalam mencela mereka, hendaklah sadar bahwa Allah akan berlaku sama kerasnya dalam memperhitungkan kesalahan yang mereka katakan dan lakukan.

2. Alasan lain yang diberikan supaya kita tidak bersikap menggurui adalah karena kita semua adalah orang-orang berdosa: Kita semua bersalah dalam banyak hal (ay. 2). Kalau saja kita lebih memikirkan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran-pelanggaran kita sendiri, kita tidak akan begitu mudah menghakimi orang lain. Sementara kita bersikap keras dalam mengecam apa yang kita anggap salah dalam diri orang lain, kita tidak mempertimbangkan seberapa banyak dalam diri kita sendiri yang secara wajar dianggap salah oleh orang lain. Orang yang suka membenarkan diri biasanya menipu diri sendiri. Kita semua bersalah di hadapan Allah. Jadi orang yang bermegah di atas kekurangan dan kelemahan orang lain, sedikit memikirkan berapa banyak mereka sendiri melakukan pelanggaran. Bahkan, bisa jadi kelakuan mereka sendiri yang sok berkuasa, dan lidah mereka yang suka mencela itu, ternyata lebih buruk daripada kesalahan-kesalahan apa saja yang mereka kecam dalam diri orang lain. Marilah kita belajar untuk keras dalam menghakimi diri sendiri, tetapi bermurah hati dalam menghakimi orang lain.

II. Untuk mengendalikan lidah kita sehingga dapat membuktikan bahwa kita adalah manusia yang sempurna dan lurus hati.

Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Tersirat di sini bahwa orang yang hati nuraninya disadarkan akan dosa-dosa lidah, dan yang berusaha untuk menghindarinya, adalah orang yang lurus hati, dan tidak diragukan lagi beroleh tanda anugerah yang sesungguhnya. Akan tetapi, di sisi lain, jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, (seperti yang dinyatakan dalam pasal pertama) tetapi tidak mengekang lidahnya, maka apa pun pengakuan mulutnya, sia-sialah ibadahnya. 

Lebih jauh lagi, orang yang tidak bersalah dalam perkataannya akan membuktikan dirinya sebaga anak Tuhan yang tidak hanya tulus, tetapi juga yang sudah sangat matang dan bertumbuh. Sebab hikmat dan anugerah yang memampukan dia untuk mengendalikan lidahnya akan memampukan dia juga untuk mengendalikan semua perbuatannya. Kita melihat hal ini digambarkan dalam dua perbandingan:

1. Mengendalikan dan mengarahkan gerakan-gerakan kuda, dengan kekang yang dipasang pada mulutnya

Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya (ay. 3). Ada begitu besar keberingasan dan keliaran dalam diri kita. Hal ini dengan sendirinya ditunjukkan oleh lidah, sehingga lidah harus dikekang. Seperti yang dikatakan bahwa “Aku hendak menahan mulutku dengan kekang (atau, aku hendak mengekang mulutku) selama orang fasik masih ada di depanku.” Semakin gesit dan hidup lidah kita, semakin kita harus berusaha mengendalikannya. Jika tidak, sama seperti kuda yang liar dan susah diatur akan membawa kabur penunggangnya, atau melemparkan dia, demikian pula lidah yang liar akan melayani orang-orang yang dengan cara serupa tidak dapat mengendalikannya.

Sementara, jika tekad dan kewaspadaan, dengan kuasa anugerah Allah, mengendalikan lidah, maka segala gerakan dan tindakan seluruh tubuh akan dapat dengan mudah diatur dan dikendalikan.

2. Mengendalikan kapal dengan cara mengendalikan kemudinya dengan benar

Diumpmakan seperti kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar (ay. 4-5). Seperti halnya kemudi adalah bagian yang sangat kecil dari kapal, demikian pula lidah adalah anggota yang sangat kecil dari tubuh. Tetapi jika kemudi dikendalikan, maka kapal akan berjalan dan berbelok menurut kehendak si juru mudi. Jadi, mengendalikan lidah dengan benar berarti, dalam banyak hal, mengendalikan orang secara keseluruhan. 

Ada keindahan yang menakjubkan dalam perbandingan-perbandingan ini, untuk menunjukkan bagaimana benda yang kecil bisa mempunyai manfaat yang luar biasa. Maka dari itu, kita harus belajar untuk berusaha lebih lagi dalam mengatur lidah kita dengan benar, karena meskipun anggota tubuh yang kecil, lidah mampu melakukan kebaikan atau kerugian yang besar. Oleh karena itu,

III. Kita diajar untuk  sadar akan lidah yang liar sebagai salah satu kejahatan terbesar dan paling merusak dalam hidup kita.

 Lidah yang liar dibandingkan dengan sepercik api di antara banyak bahan yang mudah terbakar, yang akan segera menyulut api dan menghanguskan semua yang ada di hadapannya: 

Betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan (ay. 5-6). Ada begitu banyak dosa dalam lidah hingga lidah bisa disebut sebagai dunia kejahatan.

Betapa banyak kecemaran yang ditimbulkannya! Betapa besar dan mengerikan api yang disulutnya! Demikianlah lidah mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh. Oleh karena itu, ada kecemaran dan noda yang besar dalam dosa-dosa lidah. Nafsu-nafsu yang mencemarkan disulutkan, dilampiaskan, dan dimanjakan oleh anggota tubuh yang liar ini. Dan oleh lidah, seluruh tubuh sering kali diseret ke dalam dosa dan kebersalahan. Oleh sebab itu Salomo berkata, janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa (Pkh. 5:5). Perangkap yang kadang-kadang menjerat manusia karena lidah itu tidak tertahankan bagi diri mereka sendiri dan merusak bagi orang lain. Lidah menyalakan roda kehidupan kita. Perkara-perkara manusia dan masyarakat menjadi kacau-balau, dan semuanya terbakar, oleh lidah manusia.

Sebagian orang membacanya, setiap angkatan terbakar oleh lidah. Tidak ada zaman di dunia ini, atau keadaan hidup, entah pribadi atau umum, yang di dalamnya tidak ditemukan contoh ini. Sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. Dari sini, neraka mempunyai andil yang besar dalam membesarkan api lidah lebih daripada yang disadari orang pada umumnya. Karena rancangan-rancangan setanlah maka lidah manusia disulut. Iblis secara tegas disebut sebagai pendusta, pembunuh, pendakwa saudara-saudara kita. Dan, setiap kali lidah manusia dipakai untuk berdusta, membunuh, atau mendakwa, lidah mereka dinyalakan oleh api neraka. 

Roh Kudus memang pernah turun dalam lidah-lidah seperti nyala api (Kis. 2). Dan, apabila lidah itu dibimbing dan dinyalakan oleh api sorga, ia menyalakan pikiran-pikiran yang baik, perasan-perasaan yang kudus, dan ibadah yang menyala-nyala. Tetapi apabila dinyalakan oleh api neraka, seperti halnya semua panas yang tidak pantas, maka ia melakukan kerusakan, menimbulkan kegeraman dan kebencian, dan segala hal yang memenuhi tujuan-tujuan Iblis. Oleh karena itu, sama seperti engkau ngeri terhadap nyala api, demikian pula engkau harus ngeri terhadap perselisihan, cercaan, fitnah, kebohongan, dan segala hal yang akan menyalakan api murka dalam rohmu sendiri atau roh orang lain di sekitarmu.

IV. Kta harus sadar bahwa sangat sulit mengendalikan lidah kita sendiri

Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia. Tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah (ay. 7-8). 

Seolah-olah Rasul Yakobus berkata, “Singa, dan binatang-binatang yang paling buas, serta kuda dan unta, dan makhluk-makhluk yang paling kuat, telah dijinakkan dan dikendalikan oleh manusia. Demikian pula halnya dengan burung-burung, meskipun mereka liar dan tidak jinak, dan sayap-sayap mereka senantiasa menjauhkan mereka dari jangkauan kita. Bahkan ular, kendati dengan segala bisa dan kelicikannya, telah dijinakkan dan dibuat tidak berbahaya.

Binatang-binatang di laut pun telah ditangkap oleh manusia, dan dibuat berguna bagi mereka. Makhluk-makhluk ini tidak saja sudah ditaklukkan atau dijinakkan oleh mujizat (seperti singa-singa yang bertelut di samping Daniel, bukan melahap dia, dan burung-burung gagak yang memberi makan Elia, serta ikan besar yang membawa Yunus dari kedalaman laut ke tanah kering), tetapi juga apa yang dibicarakan di sini merupakan sesuatu yang lazim terjadi. Mereka ini tidak hanya sudah dijinakkan, tetapi juga sudah menjadi jinak terhadap manusia. 

Sekalipun begitu, masih saja lidah lebih buruk dari semua makhluk ini, dan tidak dapat dijinakkan oleh kekuatan dan keahlian yang bermanfaat untuk menjinakkan makhluk-makhluk ini. Tidak ada orang yang bisa menjinakkan lidah tanpa anugerah dan pertolongan adikodrati.” Rasul Yakobus tidak bermaksud menggambarkannya sebagai hal yang mustahil, tetapi sebagai hal yang luar biasa sulit. Oleh karena itu diperlukan banyak kewaspadaan, usaha, dan doa untuk tetap mengendalikan lidah. Namun kadang-kadang semua usaha ini pun masih saja kurang. 

Sebab ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Binatang-binatang buas dapat dipelihara dalam batas-batas tertentu, mereka dapat diatur dengan aturan-aturan tertentu, dan bahkan ular dapat digunakan, sehingga meskipun berbisa, ia tidak melukai. Tetapi lidah mudah menerobos semua batasan dan aturan, dan menyemburkan racunnya pada satu atau lain kesempatan, meskipun kita sudah bertindak dengan sangat hati-hati. Sehingga lidah bukan saja perlu diawasi, dijaga, dan dikendalikan, sama seperti binatang buas, atau makhluk yang berbahaya dan beracun, tetapi juga akan diperlukan jauh lebih banyak perhatian dan upaya untuk mencegah semburan-semburan dan dampak-dampak yang merusak dari lidah. 

V. Kita harus merenungkan bagaimana kita menggunakan lidah kita di dalam melayani Allah. 

Dengan permenungan ini, kita juga diajar bagaimana menjaga lidah supaya tidak mengutuk, mencela, dan melakukan apa saja yang jahat pada kesempatan-kesempatan lain

Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi (ay. 9-10). 

Betapa tidak masuk akal bahwa orang yang menggunakan lidah mereka untuk berdoa dan memuji, serta menyampaikan Firman Allah diatas mimbar yang kudus tetapi juga menggunakannya untuk mengutuk, memfitnah, dan sejenisnya! Jika kita memuji Allah sebagai Bapa kita, itu seharusnya mengajar kita untuk berbicara yang baik-baik mengenai dan ramah kepada semua orang yang mengenakan gambar-Nya. 

Lidah yang menyapa Yang Ilahi dengan rasa hormat harus tetap dijaga setia, supaya jangan berbalik kepada sesama dengan memakai bahasa yang mencerca dan mencaci maki. Dikatakan tentang para Serafim yang memuji Allah, bahwa mereka tidak berani menghakimi dengan kata-kata hujatan. Terlebih lagi, jika manusia mencela orang yang tidak hanya mengenakan gambar Allah dalam indra-indra alami mereka, tetapi juga yang diperbaharui menyerupai rupa Allah oleh anugerah Injil, maka ini merupakan perbuatan bertentangan yang paling memalukan bagi pengakuan bibir mereka bahwa mereka menghormati Yang Asali. Hal ini tidak boleh demikian terjadi. Dan jika permenungan-permenungan seperti itu selalu kita perhatikan, maka pasti tidak akan terjadi yang demikian. 

Kesalehan dipermalukan jika hanya dipamerkan tanpa ada kasih di dalamnya. Lidah menyangkal dirinya sendiri jika pada suatu waktu ia berlagak memuja kesempurnaan-kesempurnaan Allah, dan mengembalikan semuanya kepada Dia, sementara pada waktu lain ia mengutuk bahkan orang-orang baik sekalipun jika mereka tidak memakai kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang sama seperti yang digunakannya. Lebih jauh lagi, untuk menegaskan permenungan ini, Rasul Yakobus mengajarkan bahwa dampak-dampak yang berlawanan dari penyebab yang sama itu dahsyat, dan tidak ditemukan di dalam alam, dan karena itu tidak mungkin bersesuaian dengan anugerah Allah.

Adakah satu sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? 

Adakah satu pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar (ay. 11-12). 

Anak Tuhan yang benar tidak akan mengakui tindakan-tindakan yang bertentangan. Dan orang yang betul-betul beragama tidak akan pernah membiarkan adanya pertentangan entah dalam perkataan atau perbuatannya. Berapa banyak dosa yang akan dicegah, dan berapa banyak orang akan kembali bertobat, jika mereka senantiasa diingatkan untuk selalu setia dengan diri mereka sendiri! Jangan lagi menjadi pemfitnah tetapi ubahlah darah hidupmu yang tidak memulihkan Tuhan.

Tahun 2019 jangan lagi membawa ke tahun 2020 berubah oleh kasih akan yang lain Tuhan Yesus memberkati. By yoelgiban

Statistik Pengunjung