BUKU PENDALAMAN ALKITAB
TENTANG
MISTERI-MISTERI KEHIDUPAN KRISTUS
Dari kehidupan Kristus, pengakuan iman hanya menyebut
misteri penjelmaan menjadi manusia (perkandungan dan kelahiran) dan misteri
Paska (kesengsaraan, penyaliban, kematian, kenaikan ke surga). Tentang
misteri-misteri kehidupan tersembunyi dan kehidupan di muka umum tidak
dibicarakan dengan jelas. Tetapi artikel-artikel iman, yang menyangkut
inkarnasi dan Paska Yesus, menerangi seluruh kehidupan duniawi Kristus;
"segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sejak awal sampai pada
hari Ia terangkat [ke surga]" (Kis I :1 2), harus dilihat dalam cahaya
misteri Natal dan Paska.
Katekese harus, sesuai dengan masing-masing situasi,
menyingkapkan kekayaan seluruh isi misteri Yesus. Di sini hanya ditunjukkan
beberapa unsur yang terdapat pada semua misteri kehidupan Kristus (1); lalu
dijelaskan secara singkat misteri-misteri pokok dalam kehidupan Yesus yang
tersembunyi (II) dan di muka umum (III).
I. Seluruh Kehidupan Kristus Adalah Misteri
Banyak hal, yang karena sifat
ingin tahu kita hendak kita ketahui tentang Yesus, tidak ditemukan dalam
Injil-injil. Mengenai kehidupan-Nya di Nasaret hampir tidak ada apa-apa yang
diberitakan, malahan mengenai sebagian besar kehidupan-Nya di muka umum tidak
diberitakan apa apa. Apa yang dicatat dalam Injil-injil, "dicatat, supaya
kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu
memperoleh hidup dalam nama-Nya" (Yoh 20:31).
Injil-injil
ditulis oleh manusia-manusia, yang termasuk orang-orang beriman pertama dan
yang hendak menyampaikan imannya kepada orang lain. Karena mereka mengetahui
dari iman, siapa Yesus, mereka dapat melihat dalam seluruh , kehidupan
duniawi-Nya jejak-jejak rahasia batin-Nya dan mengarahkan orang lain
kepada-Nya. Dalam kehidupan Yesus segala sesuatu mulai dari kain lampin waktu
kelahiran-Nya sampai kepada cuka waktu kesengsaraan-Nya dan kain kafan waktu
kebangkitan-Nya merupakan tanda-tanda rahasia batin-Nya. Oleh
perbuatan-Nya, mukjizat-Nya, perkataan-Nya menjadi nyata, bahwa "di dalam
Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an" (Kol 2:9).
Kemanusiaan-Nya sendiri tampak sebagai "sakramen", artinya sebagai
tanda dan sarana ke-Allah-an-Nya dan keselamatan, yang Ia bawakan. Apa yang
kelihatan dalam kehidupan-Nya, menunjukkan misteri keputeraan-Nya sebagai Anak
Allah dan perutusan-Nya sebagai Penebus.
II. Ciri-ciri Mendasar yang Sama dari Misteri-misteri
Yesus
Seluruh kehidupan Yesus kata kata-Nya dan
perbuatan-Nya, kebungkaman-Nya dan kesengsaraan-Nya, caranya Ia hidup dan
berbicara adalah wahyu tentang Bapa.
Yesus dapat mengatakan: "Yang melihat Aku melihat Bapa" (Yoh 14:9)
dan Bapa: "Inilah Putera Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia" (Mrk
9:7). Karena Kristus menjadi manusia untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya, maka
setiap hal kecil dari hidup-Nya menyatakan bagi kita "kasih Allah ... di
tengah-tengah kita" (1 Yoh 4:9).
Seluruh kehidupan Kristus adalah misteri penebusan. Penebusan kita peroleh
terutama melalui darah yang tertumpah di salib, tetapi misteri ini bekerja
dalam seluruh kehidupan Yesus; sejak penjelmaan-Nya menjadi manusia, dalamnya
Ia menjadi miskin, untuk memperkaya kita melalui kemiskinan-Nya; dalam
kehidupan-Nya yang tersembunyi, yang menyilih ketidaktaatan kita dengan
ketaatan-Nya; dalam tutur kata-Nya, yang memurnikan para pendengar-Nya; dalam
penyembuhan-Nya dan pengusiran setan, dalamnya "Ia memikul kelemahan kita
dan menanggung penyakit kita" (Mat 8:17); dalam kebangkitan-Nya, yang
olehnya kita dibenarkan.
Seluruh kehidupan Kristus adalah misteri pengumpulan baru dari segalanya di bawah
satu Kepala. Segala sesuatu yang telah dikerjakan, dikatakan dan diderita
Yesus, bermaksud menempatkan kembali manusia yang sudah jatuh ke dalam
panggilannya yang asli:
"Dengan menjadi manusia
oleh inkarnasi, Ia merangkumkan dalam diri-Nya perkembangan manusia yang begitu
lama dan menganugerahkan di dalam rangkuman ini keselamatan untuk kita, supaya
kita menerima kembali dalam Kristus Yesus keberadaan kita menurut gambar dan
rupa Allah, yang telah kita hilangkan dalam Adam" (Ireneus. haer. 3,18,1).
"Karena itu, Yesus melewati setiap tangga usia, supaya memperbaiki lagi
untuk semua orang persekutuan dengan Allah" (haer. 3,18,7).
III. Keikutsertaan Kita dalam Misteri Yesus
Seluruh "kekayaan Kristus harus
tersedia bagi setiap orang dan harus menjadi milik setiap orang" (RH 11).
Kristus tidak menghidupi kehidupan-Nya untuk Diri tetapi untuk kita - sejak inkarnasi-Nya "untuk kita manusia dan untuk
keselamatan kita" sampai pada kematian-Nya "untuk dosa-dosa"
kita (1 Kor 15:3) dan kebangkitan-Nya "demi pembenaran kita" (Rm
4:25). Sekarang pun Ia adalah "pengantara kita pada Bapa" (1 Yoh
2:1), "karena Ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara kita" (Ibr
7:25). Dengan segala sesuatu yang Ia hidupi dan derita satu kali untuk
selamanya bagi semua kita, sekarang ini Ia berada untuk selamanya "di
depan hadirat Allah guna kepentingan kita" (lbr 9: 24).
Dalam seluruh kehidupan-Nya Yesus merupakan contoh kita: Ia adalah "manusia
sempurna" (GS 38), yang mengundang kita supaya menjadi murid-Nya dan
mengikuti Dia. Oleh pelayanan-Nya yang rendah hati Ia memberi kepada kita
contoh untuk diteladani, oleh doa-Nya Ia mengajak kita untuk berdoa, oleh
kemiskinan-Nya Ia mengajak kita agar menanggung penderitaan dan penganiayaan
dengan rela hati. Kristus mengajak kita untuk menghidupi di dalam diri-Nya segala sesuatu yang pernah Ia hidupi
dan sekarang Ia hidupi di dalam diri kita.
"Sebab Dia, Putera Allah, dalam penjelmaan-Nya dengan cara tertentu telah
menyatukan diri dengan setiap orang" (GS 22,2). Kita harus menjadi
sehakikat dengan Dia; Ia membiarkan kita sebagai anggota-anggota tubuh-Nya
mengambil bagian pada apa yang Ia hidupi dalam daging-Nya untuk kita dan
sebagai contoh bagi kita.
"Kita harus meneruskan dan menyelesaikan
keadaan dan misteri Yesus di dalam kita dan sering memohon kepada-Nya, agar Ia
melaksanakan dan menyelesaikannya di dalam kita dan di dalam seluruh Gereja-Nya
... Putera Allah mempunyai maksud, supaya melalui rahmat yang Ia anugerahkan
kepada kita melalui misteri-misteri ini, dan melalui buah-buah yang Ia hasilkan
di dalam diri kita melalui misteri itu, membiarkan kita mengambil bagian dalam
misteri misteri-Nya, seakan akan memperluasnya dan melanjutkannya di dalam kita
dan di dalam seluruh Gereja-Nya. Dan dengan cara ini Ia hendak menyelesaikannya
di dalam kita" (Yohanes Eudes, regn.).
IV.Misteri Masa Kecil dan Kehidupan Yesus yang
Tersembunyi
Kedatangan Putera Allah ke dunia adalah satu
kejadian yang sekian dahsyat, sehingga Allah hendak mempersiapkannya selama
berabad abad. Semua ritus dan kurban, bentuk dan lambang "perjanjian
pertama" (Ibr 9:15) diarahkan-Nya kepada Yesus; Ia memberitahukan
kedatangan-Nya melalui mulut para nabi, yang susul-menyusul di Israel.
Sementara itu Ia menggerakkan dalam hati kaum kafir satu pengertian yang
samar-samar mengenai kedatangan ini.
Yohanes
Pembaptis adalah perintis Tuhan yang langsung; ia diutus untuk menyiapkan
jalan bagi-Nya. Sebagai "nabi Allah yang mahatinggi" (Luk 1:76) Ia
menonjol di antara semua nabi. Ia adalah yang terakhir dari mereka dan sejak
itu Kerajaan Allah diberitakan. Ia sudah bersorak gembira dalam rahim ibunya
mengenai kedatangan Kristus dan mendapat kegembiraannya sebagai "sahabat
mempelai" (Yoh 3:29), yang ia lukiskan sebagai "Anak Domba Allah,
yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29). Ia mendahului Yesus "dalam roh
dan kuasa Elia" (Luk 1:17) dan memberikan kesaksian untuk Dia melalui
Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias;
dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama
menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan
kedatangan-Nya yang kedua. Dengan merayakan kelahiran dan mati syahid sang
perintis, Gereja menyatukan diri dengan kerinduannya: "la harus makin
besar dan aku harus makin kecil" (Yoh 3:30).
V. Misteri Natal
Yesus datang ke dunia dalam kemiskinan sebuah kandang, dalam
keluarga yang tidak kaya; para gembala sederhana adalah saksi-saksi pertama kejadian
ini. Dalam kemiskinan ini bersinarlah kemuliaan surga. Gereja tidak
bosan-bosan, menyanyikan kemuliaan malam ini:
Perawan melahirkan hari ini
Yang Abadi
dan bumi menyediakan gua untuk yang tidak dapat dihampiri,
para malaikat dan gembala memuji Dia
dan para majus mendekat dengan bintang,
karena Engkau dilahirkan untuk kami,
Engkau Anak mungil, Engkau Allah abadi!
dan bumi menyediakan gua untuk yang tidak dapat dihampiri,
para malaikat dan gembala memuji Dia
dan para majus mendekat dengan bintang,
karena Engkau dilahirkan untuk kami,
Engkau Anak mungil, Engkau Allah abadi!
(Kontakion oleh Romanos Penyanyi)
"Menjadi anak" di depan Allah
adalah syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan surga. Untuk itu, orang harus
merendahkan diri, menjadi kecil; lebih lagi: orang harus "dilahirkan
kembali" (Yoh 3:7), "dilahirkan dari Allah" (Yoh 1:13), supaya
"menjadi anak Allah" (Yoh 1:12). Rahasia Natal terjadi di dalam kita,
kalau "rupa Kristus menjadi nyata" (Gal 4:19) di dalam kita. Natal
adalah misteri "pertukaran yang mengagumkan":
"O pertukaran yang
mengagumkan! Pencipta sudi menjadi manusia dan lahir dari perawan. Tidak
diperanakkan oleh seorang laki-laki, Ia datang ke dunia dan menganugerahkan
kepada kita kehidupan hi
VI.M isteri Kanak-kanak Yesus
Penyunatan
Yesus, pada hari kedelapan sesudah kelahiran-Nya3, adalah suatu bukti bahwa Ia
termasuk dalam keturunan Abraham dalam bangsa perjanjian, bahwa Ia takluk
kepada hukum4 dan ditugaskan untuk ibadah Israel, yang dalamnya Ia akan
mengambil bagian sepanjang hidup-Nya. Ia adalah pratanda "penyunatan yang
diberikan Kristus": "Pembaptisan" (Kol 2:11 12).
Epifani
[penampakan Tuhan] adalah wahyu Yesus sebagai Mesias Israel, Putera Allah dan
Penebus dunia dalam peristiwa Pembaptisan-Nya di Yordan, pernikahan di Kana,
dan penyembahan kepada Yesus oleh "orang-orang majus dari Timur" (Mat
2:1). Dalam "majus-majus" ini, wakil-wakil dari agama-agama kafir di
dunia sekitar, Injil melihat anak-anak sulung bangsa-bangsa yang menerima warta
gembira tentang peristiwa keselamatan penjelmaan Yesus menjadi manusia. Bahwa
para majus itu datang ke Yerusalem, "untuk menyembah [raja Yahudi]"
(Mat 2:2), menunjukkan bahwa mereka dalam cahaya mesianis bintang Daud itu
mencari di Israel Dia, yang akan menjadi raja bangsa-bangsa. Kedatangan mereka
berarti bahwa orang-orang kafir hanya dapat menemukan Yesus dan menyembah-Nya
sebagai Putera Allah dan Penebus dunia, kalau mereka menghubungi orang-orang
Yahudi dan menerima dari mereka janji mesianis, seperti yang tercantum dalam
Perjanjian Lama. Epifani menyatakan bahwa "semua orang kafir masuk ke
dalam keluarga para bapa bangsa" (Leo Agung, serm. 23) dan mendapat
"martabat Israel" (MR, Malam Paska 26; doa sesudah bacaan ketiga).
Persembahan
Yesus dalam kanisah menunjukkan Dia sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan
kepada Tuhan. Dalam Simeon dan Anna terjadilah pertemuan demikianlah tradisi Bisantin menamakan pesta
ini seluruh pengharapan Israel dengan Penebus-Nya. Yesus dikenal
sebagai Mesias yang sudah lama dinanti nantikan, sebagai "cahaya
bangsa-bangsa" dan "kemuliaan Israel", tetapi juga sebagai
"tanda pertentangan". Pedang dukacita, yang diramalkan untuk Maria,
menandakan "persembahan" yang lain, yang sempurna dan yang satu
satunya, di salib, yang akan menganugerahkan keselamatan, "yang Allah
persiapkan untuk segala bangsa".
Pengungsian ke
Mesir dan pembunuhan anak-anak yang tidak berdosa menunjukkan perlawanan
kegelapan terhadap cahaya: "la datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi
orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya" (Yoh 1:11). Seluruh
kehidupan Kristus akan dibayangi oleh penghambatan. Murid murid-Nya ikut serta
dalam nasib ini4. Kedatangan-Nya kembali mengingatkan keluaran dari Mesir dan
memperkenalkan Yesus sebagai pembebas definitif.
VII. Misteri Kehidupan Yesus yang Tersembunyi
Selama sebagian besar
kehidupan-Nya Yesus mengambil bagian dalam nasib kebanyakan manusia: kehidupan
biasa tanpa kebesaran lahiriah, kehidupan seorang pengrajin, kehidupan religius
Yahudi yang takluk kepada hukum Allah, kehidupan dalam persekutuan desa. Dari
seluruh periode ini, hanya inilah yang diwahyukan kepada kita bahwa Yesus
"taat" kepada orang tua-Nya dan bertambah "hikmat-Nya dan
besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia" (Luk 2:51 52).
Dalam kepatuhan kepada
bunda-Nya dan bapa piara-Nya Yesus memenuhi perintah keempat dengan amat
sempurna. Itulah gambaran duniawi mengenai kepatuhan-Nya sebagai Anak terhadap
Bapa surgawi-Nya. Kepatuhan Yesus sehari hari terhadap Yosef dan Maria
menyatakan dan mengantisipasi kepatuhan-Nya pada hari Kamis Putih: "Bukan
kehendak Ku..." (Luk 22:42). Dengan kepatuhan Kristus dalam keseharian
kehidupan yang tersembunyi itu, mulailah sudah pemulihan kembali apa yang telah
dihancurkan oleh ketidakpatuhan Adam.
Kehidupan yang tersembunyi di Nasaret memungkinkan
setiap orang, supaya berada bersama Yesus dalam kegiatan sehari hari:
"Rumah di Nasaret adalah
sebuah sekolah, di mana orang mulai mengerti kehidupan Kristus. Itulah sekolah
Injil ... Pertama-tama ia mengajarkan keheningan.
Semoga hiduplah di dalam kita penghargaan yang besar terhadap keheningan ...
sikap roh yang mengagumkan dan yang perlu ini ... Di sini kita belajar, betapa
pentingnya kehidupan di rumah.
Nasaret memperingatkan kita akan apa sebenarnya keluarga, akan kebersamaannya
dalam cinta, akan martabatnya, akan keindahannya yang gemilang, akan
kekudusannya, dan haknya yang tidak dapat diganggu gugat ... Akhirnya kita
belajar di sini aturan bekerja dengan
penuh ketertiban. O mimbar Nasaret, rumah putera pengrajin. Di sini ingin saya
kenal dan rayakan hukum pekerjaan manusiawi yang keras, tetapi membebaskan ...
Akhirnya saya ingin menyampaikan berkat kepada para pekerja di seluruh dunia
dan menunjukkan kepada mereka contoh luhur saudara ilahinya" (Paulus VI,
pidato 5 Januari 1964 di Nasaret).
Penemuan kembali
Yesus di kanisah adalah satu satunya peristiwa yang diberitakan Injil
mengenai tahun-tahun kehidupan Yesus yang tersembunyi. Yesus memperlihatkan di
sini misteri penyerahan diri secara menyeluruh kepada perutusan-Nya, yang
disebabkan oleh keadaan-Nya sebagai Putera Allah: "Tidak tahukah kamu,
bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa Ku?" Yosef dan Maria tidak
mengerti ungkapan ini, tetapi mereka menerimanya dalam iman, dan Maria
"menyimpan semua peristiwa itu dalam hatinya" selama tahun-tahun, di
mana Yesus tersembunyi dalam kesunyian kehidupan biasa.
V. III. Misteri Kehidupan Yesus di Muka Umum
1.Pembaptisan Yesus
Pada awal
kehidupan-Nya di muka umum Yesus membiarkan Diri dibaptis oleh Yohanes
diYordan. Yohanes mengumumkan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis
dan Allah akan mengampuni dosamu" (Luk 3:3). Banyak pendosa: pemungut
cukai dan serdadu, orang Farisi dan Sadukis serta pelacur membiarkan diri dibaptis
olehnya. "Lalu datanglah Yesus". Yohanes Pembaptis ragu-ragu, tetapi
Yesus mendesak dan menerima Pembaptisan. Dalam rupa merpati Roh Kudus turun
atas Yesus dan satu suara dari surga mengatakan: "Inilah Putera yang
Kukasihi". Itulah penampakan [epifani] Yesus sebagai Mesias Israel dan
sebagai Putera Allah.
Pembaptisan untuk
Yesus adalah penerimaan dan permulaan perutusan-Nya sebagai Hamba Allah yang
menderita. Ia memasukkan Diri dalam golongan orang berdosa. Ia adalah
"Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29). Ia sudah
mengantisipasi "pembaptisan" kematian-Nya yang berdarah. Ia datang,
untuk "menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Mat 3:15), artinya Ia
takluk sepenuhnya kepada kehendak Bapa: karena cinta Ia menerima pembaptisan
kematian demi pengampunan dosa-dosa kita. Atas kerelaan ini suara Bapa menjawab
bahwa Ia berkenan kepada putera-Nya. Roh yang memenuhi Yesus sepenuhnya sejak
Ia dikandung, turun, supaya "tinggal" di atas-Nya (Yoh 1:3233). Yesus
akan menjadi sumber roh bagi seluruh umat manusia. Waktu pembaptisan-Nya, surga
yang ditutup oleh dosa Adam "terbuka" (Mat 3:16), dan karena Yesus
dan Roh turun ke dalam air, maka air dikuduskan inilah awal penciptaan baru.
Melalui
Pembaptisan seorang Kristen secara sakramental dibentuk menurut rupa Yesus,
yang dalam Pembaptisan-Nya telah mendahului kematian-Nya dan kebangkitan-Nya.
Umat Kristen harus masuk dalam misteri pengosongan diri dan bertobat dengan
rendah hati, harus masuk bersama Yesus ke dalam air, supaya keluar lagi bersama
Dia. Ia harus dilahirkan kembali dari air dan roh, supaya di dalam Putera
sendiri menjadi putera Bapa yang kekasih dan "hidup dalam hidup yang
baru" (Rm 6:4).
"Baiklah kita membiarkan
diri dikuburkan bersama Kristus dalam Pembaptisan, supaya bangkit bersama-Nya:
baiklah kita turun bersama-Nya supaya ditinggikan bersama-Nya; kita naik lagi
bersama-Nya supaya dimuliakan di dalam-Nya" (Gregorius dari Nasiansa, or.
40,9).
"Segala sesuatu yang
terjadi pada Kristus, membuat kita mengerti bahwa sesudah Pembaptisan, Roh
Kudus melayang layang dari surga ke atas kita dan bahwa kita menjadi
putera-putera Allah, melalui suara Bapa" (Hilarius, Matth. 2).
2. Percobaan Yesus
Injil-injil berbicara tentang waktu
kesendirian yang Yesus lewati di sebuah tempat sunyi, langsung sesudah
pembaptisan-Nya oleh Yohanes : "Dibawa" oleh Roh Kudus ke padang
gurun, Yesus tinggal di sana selama empat puluh hari, tanpa makan. Ia hidup di
antara binatang-binatang buas, dan malaikat-malaikat melayani-Nya. Pada
akhirnya setan mencobai-Nya sebanyak tiga kali, dengan berusaha menggoyahkan
sikap keputeraan Yesus terhadap Allah. Yesus menampik serangan-serangan ini,
dalamnya cobaan Adam di firdaus dan cobaan Israel di padang gurun sekali lagi
diangkat ke permukaan, dan setan mundur dari hadapan-Nya, supaya kembali lagi
"pada waktunya" (Luk 4:13).
Injil-injil menunjukkan arti
keselamatan dari kejadian yang penuh rahasia ini. Yesus adalah Adam baru, yang
tetap setia, sedangkan Adam pertama menyerah kepada percobaan. Yesus
melaksanakan perutusan Israel secara sempurna. Bertentangan dengan mereka yang
dulu selama empat puluh tahun di padang gurun menantang Allah, Kristus
memperlihatkan Diri sebagai Hamba Allah, yang taat sepenuhnya kepada kehendak
Allah. Dengan demikian Yesus adalah pemenang atas setan: ia sudah
"mengikat orang kuat", untuk merampas kembali darinya jarahannya.
Kemenangan Kristus atas penggoda di padang gurun mendahului kemenangan
kesengsaraan, bukti ketaatan cinta-Nya yang paling tinggi sebagai anak kepada
Bapa-Nya.
Percobaan itu menunjukkan,
alas cara apa Putera Allah itu Mesias, bertentangan dengan peranan yang setan
usulkan kepada-Nya dan di mana manusia lebih senang melihatnya. Karena itu
Kristus mengalahkan penggoda demi kita. "Sebab Imam Besar yang kita punya,
bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita,
sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa"
(Ibr 4:15). Oleh masa puasa selama empat puluh hari setiap tahun, Gereja
mempersatukan diri dengan misteri Yesus di padang gurun.
3. "Kerajaan Allah sudah Dekat"
"Sesudah Yohanes ditangkap, datanglah
Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, katanya: `Waktunya telah genap;
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil" (Mrk
1:14 15). "Untuk memenuhi kehendak Bapa, Kristus meresmikan Kerajaan surga
di dunia" (LG 3). Tetapi kehendak Bapa itulah "mengangkat manusia
untuk ikut serta menghayati hidup ilahi" (LG 2). Ia melakukan itu, dengan
mengumpulkan manusia-manusia di keliling Anak-Nya Yesus Kristus. Perhimpunan
ini adalah Gereja; ia merupakan "benih serta awal Kerajaan Allah di
dunia" (LG 5).
Kristus adalah pusat, dan di
sekeliling-Nya dikumpulkan manusia-manusia menjadi "keluarga Allah".
Ia memanggil mereka kepada-Nya melalui tutur kata, melalui tanda-tanda, yang
mewartakan Kerajaan Allah, dan melalui perutusan para murid-Nya. Ia akan
menegakkan Kerajaan-Nya terutama melalui misteri Paska-Nya: kematian-Nya di
salib dan kebangkitan-Nya. "Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku
akan menarik semua orang datang kepada Ku" (Yoh 12:32). Semua orang
dipanggil untuk persatuan dengan Kristus.
5.Pewartaan Kerajaan Allah
Semua orang dipanggil supaya masuk ke dalam Kerajaan. Kerajaan
mesianis ini pertama-tama diwartakan kepada anak-anak Israel, tetapi
diperuntukkan bagi semua orang dari segala bangsa. Siapa yang hendak masuk ke
dalam Kerajaan itu, harus menerima sabda Yesus.
"Memang, sabda Tuhan diibaratkan benih, yang
ditaburkan di ladang (lih. Mrk 4:14); mereka yang mendengarkan sabda itu dengan
iman dan termasuk kawanan kecil Kristus (lih. Luk 12:32), telah menerima
Kerajaan itu sendiri. Kemudian benih itu bertunas dan bertumbuh atas
kekuatannya sendiri hingga waktu panen (lih. Mrk 4:26 29)" (LG 5).
Kerajaan itu adalah milik kaum miskin dan kecil, artinya mereka
yang menerimanya dengan rendah hati. Yesus diutus, "untuk menyampaikan
kabar baik kepada orang-orang miskin" (Luk 4:18)3. Ia menyebut mereka
bahagia, karena "merekalah yang mempunyai Kerajaan surga" (Mat 5:3).
Kepada "orang kecil" Bapa hendak menyatakan apa yang Ia sembunyikan
bagi orang bijak dan orang pandai. Dari palungan sampai salib Yesus turut serta
dalam kehidupan orang miskin; Ia menderita lapar, haus, dan kekurangan. Lebih
lagi: Ia mengidentikkan Diri dengan segala jenis orang miskin dan menetapkan
cinta yang aktif kepada mereka sebagai prasyarat untuk penerimaan di dalam
Kerajaan-Nya.
Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah: "Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17). Ia mengajak
mereka supaya bertobat, karena tanpa tobat orang tidak dapat masuk ke dalam
Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada mereka perkataan dan perbuatan belas
kasihan Bapa yang tidak terbatas dan "kegembiraan" yang luar biasa,
yang "akan ada di surga, karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih
daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak
memerlukan pertobatan" (Luk 15:7). Bukti cinta-Nya yang terbesar ialah
penyerahan kehidupan-Nya "untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28).
Melalui perumpamaan satu bentuk mengajar-Nya yang khas
Yesus mengajarkan supaya masuk ke dalam Kerajaan-Nya". Lewat perumpamaan
Ia mengundang ke perjamuan Kerajaan-Nya, tetapi menuntut juga keputusan yang
radikal. Untuk memperoleh Kerajaan itu, orang harus melepaskan segala sesuatu;
kata-kata hampa tidak mencukupi; perbuatan sangat dibutuhkan".
Perumpamaan-perumpamaan itu seakan akan menempatkan sebuah cermin di depan
manusia, dalamnya ia dapat mengerti: Apakah ia menerima kata-kata itu sebagai
tanah yang berbatu batu atau sebagai tanah yang baik? Apa yang ia lakukan
dengan talenta yang ia terima? Yesus dan kehadiran Kerajaan di dunia adalah
inti semua perumpamaan. Orang harus masuk ke dalam Kerajaan, artinya harus
menjadi murid Kristus, untuk "mengetahui rahasia Kerajaan surga" (Mat
13:11). Untuk mereka yang "ada di luar" (Mrk 4:11), segala sesuatu
tinggal rahasia.
6. Tanda-tanda Kerajaan Allah
Yesus mengiringi kata kata-Nya dengan
"kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda" (Kis 2:22).
Semuanya ini menunjukkan bahwa Kerajaan hadir di dalam-Nya, karena memberi
kesaksian bahwa Yesuslah Mesias yang di janjikan itu.
Tanda-tanda yang dikerjakan
`Yesus memberi kesaksian bahwa Bapa mengutus-Nya. Tanda itu mengundang supaya
percaya kepada-Nya. Kepada mereka yang berpaling kepada-Nya dengan penuh
kepercayaan, Ia memberikan apa yang mereka minta. Dengan demikian
mukjizat-mukjizat memperkuat iman kepada Dia, yang melaksanakan pekerjaan
Bapa-Nya: mereka memberi kesaksian bahwa Ia adalah Putera Allah. Tetapi
tanda-tanda juga dapat menjadi sebab bagi "skandal" (Mat 11:6).
Tanda-tanda bukan hendak memuaskan rasa ingin tabu dan keinginan-keinginan
magis. Kendati mukjizat-mukjizat-Nya yang begitu nyata, Yesus ditolak oleh
beberapa orang; malahan orang menuduh Dia bahwa Ia bekerja dengan bantuan
roh-roh jahat".
Dengan membebaskan orang-orang
tertentu dari kemalangan duniawi: dari kelaparan", ketidakadilan,
penyakit, dan kematian". Yesus menampilkan tanda -tanda mesianis. Namun Ia
tidak datang untuk melenyapkan segala kemalangan di dunia ini", tetapi
untuk membebaskan manusia dari perhambaan terburuk, dari dosa. Dosa inilah yang
menghalang halangi mereka dalam panggilannya menjadi anak-anak Allah dan
membawa ke dalam aneka ragam ketergantungan.
Kedatangan Kerajaan Allah adalah kekalahan
kerajaan setan: "Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah,
maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu" (Mat 12:28). Pengusiran setan [eksorsisme] yang
dilakukan Yesus membebaskan manusia dari kekuasaan setan". Mereka
mendahului kemenangan Yesus yang besar atas "penguasa dunia ini" (Yoh
12:31). Kerajaan Allah secara definitif didirikan oleh salib Kristus:
"Dari salib, Allah kita memerintah" (LH. Madah "Vexilla
Regis").
6. "Kunci-kunci
Kerajaan"
Sejak awal kehidupan-Nya di muka
umum Yesus memilih laki-laki sebanyak dua belas orang; mereka ini harus ada
bersama Dia dan mengambil bagian dalam perutusan-Nya. Ia membolehkan mereka
mengambil bagian dalam otoritas-Nya dan mengutus mereka "untuk
memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang" (Luk 9:2).
Mereka tetap berhubungan dengan Kerajaan Kristus, karena Kristus memimpin
Gereja melalui mereka:
"Dan Aku menentukan
hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa Ku menentukannya bagi Ku, bahwa
kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan Ku dan kamu akan
duduk
Dalam kolegium
kedua belas orang itu Simon Petrus menduduki tempat yang pertama. Yesus
mempercayakan kepadanya satu perutusan yang khusus. Berkat wahyu yang Petrus
terima dari Bapa, ia mengakui: "Engkaulah Mesias, Putera Allah yang
hidup". Dan Tuhan kita berkata kepadanya: "Engkaulah Petrus dan di
atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat Ku dan alam maut tidak akan menguasainya"
(Mat 16:16 18). Kristus "batu yang hidup" (1 Ptr 2:4) menjanjikan
kepada Gereja-Nya yang didirikan atas Petrus itu, kemenangan atas kekuasaan
maut. Alas dasar iman yang ia akui, Petrus tetap tinggal wadas Gereja yang
tidak tergoyangkan. Ia menerima perutusan supaya menjaga iman itu jangan sampai
gugur, dan supaya menguatkan saudara saudaranya di dalam iman itu.
Yesus mempercayakan kepada
Petrus wewenang yang khusus: "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan
surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kau
lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga" (Mat 16:19). "Kuasa
kunci-kunci" berarti wewenang untuk memimpin rumah Allah, ialah Gereja.
Yesus "gembala yang baik" (Yoh 10:11), menegaskan tugas ini sesudah kebangkitan-Nya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku" (Yoh 21:15 17). Wewenang untuk
"mengikat" dan "melepaskan" menyatakan wewenang di dalam
Gereja untuk membebaskan dari dosa, mengambil keputusan menyangkut ajaran dan
memberikan keputusan-keputusan disipliner. Kristus mempercayakan otoritas ini
kepada Gereja melalui pelayanan para Rasul dan terutama melalui Petrus, kepada
siapa Ia secara khusus menyerahkan kunci-kunci Kerajaan-Nya.
7. Pantulan Kerajaan: Perubahan Rupa [transfigurasi]
Sejak saat Petrus mengakui bahwa Yesus
Kristus adalah Putera Allah yang hidup, "Yesus mulai menyatakan kepada
murid murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak
penderitaan... lalu dibunuh, dibangkitkan pada hari ketiga" (Mat 16:21).
Petrus menolak pernyataan itu; juga yang lain-lain tidak mengerti perkataan
itu. Dalam hubungan ini terdapatlah kejadian perubahan rupa Yesus yang penuh
rahasia di alas gunung yang tinggi di depan tiga saksi yang terpilih oleh-Nya:
Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Wajah dan pakaian Yesus menjadi putih berkilau
kilauan; Musa dan Elia nampak dan berbicara "tentang tujuan kepergian-Nya
yang akan digenapi-Nya di Yerusalem" (Luk 9:31). Awan datang menaungi
mereka dan satu suara dari surga berkata: "Inilah Anak Ku yang Kupilih,
dengarkanlah Dia" (Luk 9:35).
Untuk sementara Yesus
membiarkan kemuliaan ilahi-Nya bersinar, dengan demikian meneguhkan pengakuan
Petrus. Ia juga menunjukkan bahwa Ia harus menderita kematian di salib di
Yerusalem "untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya" (Luk 24:26). Musa dan
Elia telah melihat kemuliaan Allah di alas gunung; hukum dan para nabi telah
mengumumkan penderitaan Mesias. Kesengsaraan Yesus 2576, 2583 adalah kehendak
Bapa. Putera bertindak sebagai Hamba Allah; awan adalah tanda kehadiran Roh
Kudus; "Seluruh Tritunggal tampak: Bapa dalam surga, Putera 257 sebagai
manusia, dan Roh Kudus dalam awan yang bersinar" (Tomas Aqu., s. th.
3,45,4 ad 2).
"Engkau dimuliakan di alas gunung, dan sejauh
mereka mampu untuk itu, murid murid-Mu memandang kemuliaan-Mu, Kristus Allah,
supaya apabila memandang Engkau yang tersalib, mereka mengerti bahwa
kesengsaraan Mu adalah sukarela, dan dengan demikian mereka menyampaikan kepada
dunia bahwa Engkau sesungguhnya cahaya Bapa" (Liturgi Bisantin, Kontakion
pada pesta "Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya").
Pada awal kehidupan-Nya di depan
umum terdapat Pembaptisan, pada awal Paska perubahan rupa. Dalam Pembaptisan
Yesus diumumkan "rahasia kelahiran baru yang pertama": Pembaptisan
kita; perubahan rupa adalah "Sakramen kelahiran kembali kedua":
kebangkitan kita (Tomas Aqu., s. th. 3,45,4, ad 2). Sejak sekarang kita
mengambil bagian dalam kebangkitan Tuhan melalui Roh Kudus, yang bekerja di
dalam Sakramen-sakramen Gereja, Tubuh Kristus. Perubahan rupa memberi kepada
kita satu bayangan mengenai kedatangan Kristus kembali dalam kemuliaan,
"yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini sehingga serupa dengan
tubuh-Nya yang mulia" (Flp 3:21). Tetapi ia juga mengatakan kepada kita
bahwa kita "harus mengalami banyak sengsara untuk masuk ke dalam Kerajaan
Allah" (Kis 14:22).
"Itulah yang Petrus belum mengerti, ketika ia
hendak hidup bersama Kristus di atas gunung. Ia menunda itu bagimu, Petrus,
sampai waktu sesudah kematian-Nya. Tetapi sekarang Ia sendiri mengatakan:
Turunlah, untuk bekerja keras, untuk melayani, untuk dihina dan disalibkan di
atas bumi. Kehidupan turun untuk membiarkan dirinya dibunuh; roti turun, untuk
menderita kelaparan; jalan turun, supaya menjadi letih di jalan; sumber air
turun untuk menderita kehausan dan kamu menolak untuk berusaha
keras?" (Agustinus, serm. 78,6).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar