Selasa, 03 September 2019

PENDALAMAN ALKITAB (PA)



BUKU  PENDALAMAN ALKITAB
TENTANG
MISTERI-MISTERI KEHIDUPAN KRISTUS

               Dari kehidupan Kristus, pengakuan iman hanya menyebut misteri penjelmaan menjadi manusia (perkandungan dan kelahiran) dan misteri Paska (kesengsaraan, penyaliban, kematian, kenaikan ke surga). Tentang misteri-misteri kehidupan tersembunyi dan kehidupan di muka umum tidak dibicarakan dengan jelas. Tetapi artikel-artikel iman, yang menyangkut inkarnasi dan Paska Yesus, menerangi seluruh kehidupan duniawi Kristus; "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sejak awal sampai pada hari Ia terangkat [ke surga]" (Kis I :1 2), harus dilihat dalam cahaya misteri Natal dan Paska.
               Katekese harus, sesuai dengan masing-masing situasi, menyingkapkan kekayaan seluruh isi misteri Yesus. Di sini hanya ditunjukkan beberapa unsur yang terdapat pada semua misteri kehidupan Kristus (1); lalu dijelaskan secara singkat misteri-misteri pokok dalam kehidupan Yesus yang tersembunyi (II) dan di muka umum (III).

I.  Seluruh Kehidupan Kristus Adalah Misteri
             Banyak hal, yang karena sifat ingin tahu kita hendak kita ketahui tentang Yesus, tidak ditemukan dalam Injil-injil. Mengenai kehidupan-Nya di Nasaret hampir tidak ada apa-apa yang diberitakan, malahan mengenai sebagian besar kehidupan-Nya di muka umum tidak diberitakan apa apa. Apa yang dicatat dalam Injil-injil, "dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya" (Yoh 20:31).
             Injil-injil ditulis oleh manusia-manusia, yang termasuk orang-orang beriman pertama dan yang hendak menyampaikan imannya kepada orang lain. Karena mereka mengetahui dari iman, siapa Yesus, mereka dapat melihat dalam seluruh , kehidupan duniawi-Nya jejak-jejak rahasia batin-Nya dan mengarahkan orang lain kepada-Nya. Dalam kehidupan Yesus segala sesuatu mulai dari kain lampin waktu kelahiran-Nya sampai kepada cuka waktu kesengsaraan-Nya dan kain kafan waktu kebangkitan-Nya   merupakan tanda-tanda rahasia batin-Nya. Oleh perbuatan-Nya, mukjizat-Nya, perkataan-Nya menjadi nyata, bahwa "di dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an" (Kol 2:9). Kemanusiaan-Nya sendiri tampak sebagai "sakramen", artinya sebagai tanda dan sarana ke-Allah-an-Nya dan keselamatan, yang Ia bawakan. Apa yang kelihatan dalam kehidupan-Nya, menunjukkan misteri keputeraan-Nya sebagai Anak Allah dan perutusan-Nya sebagai Penebus.


II. Ciri-ciri Mendasar yang Sama dari Misteri-misteri Yesus
         Seluruh kehidupan Yesus   kata kata-Nya dan perbuatan-Nya, kebungkaman-Nya dan kesengsaraan-Nya, caranya Ia hidup dan berbicara adalah wahyu tentang Bapa. Yesus dapat mengatakan: "Yang melihat Aku melihat Bapa" (Yoh 14:9) dan Bapa: "Inilah Putera Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia" (Mrk 9:7). Karena Kristus menjadi manusia untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya, maka setiap hal kecil dari hidup-Nya menyatakan bagi kita "kasih Allah ... di tengah-tengah kita" (1 Yoh 4:9).
           Seluruh kehidupan Kristus adalah misteri penebusan. Penebusan kita peroleh terutama melalui darah yang tertumpah di salib, tetapi misteri ini bekerja dalam seluruh kehidupan Yesus; sejak penjelmaan-Nya menjadi manusia, dalamnya Ia menjadi miskin, untuk memperkaya kita melalui kemiskinan-Nya; dalam kehidupan-Nya yang tersembunyi, yang menyilih ketidaktaatan kita dengan ketaatan-Nya; dalam tutur kata-Nya, yang memurnikan para pendengar-Nya; dalam penyembuhan-Nya dan pengusiran setan, dalamnya "Ia memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita" (Mat 8:17); dalam kebangkitan-Nya, yang olehnya kita dibenarkan.
           Seluruh kehidupan Kristus adalah misteri pengumpulan baru dari segalanya di bawah satu Kepala. Segala sesuatu yang telah dikerjakan, dikatakan dan diderita Yesus, bermaksud menempatkan kembali manusia yang sudah jatuh ke dalam panggilannya yang asli:
"Dengan menjadi manusia oleh inkarnasi, Ia merangkumkan dalam diri-Nya perkembangan manusia yang begitu lama dan menganugerahkan di dalam rangkuman ini keselamatan untuk kita, supaya kita menerima kembali dalam Kristus Yesus keberadaan kita menurut gambar dan rupa Allah, yang telah kita hilangkan dalam Adam" (Ireneus. haer. 3,18,1). "Karena itu, Yesus melewati setiap tangga usia, supaya memperbaiki lagi untuk semua orang persekutuan dengan Allah" (haer. 3,18,7).

III. Keikutsertaan Kita dalam Misteri Yesus
                         Seluruh "kekayaan Kristus harus tersedia bagi setiap orang dan harus menjadi milik setiap orang" (RH 11). Kristus tidak menghidupi kehidupan-Nya untuk Diri tetapi untuk kita - sejak inkarnasi-Nya "untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita" sampai pada kematian-Nya "untuk dosa-dosa" kita (1 Kor 15:3) dan kebangkitan-Nya "demi pembenaran kita" (Rm 4:25). Sekarang pun Ia adalah "pengantara kita pada Bapa" (1 Yoh 2:1), "karena Ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara kita" (Ibr 7:25). Dengan segala sesuatu yang Ia hidupi dan derita satu kali untuk selamanya bagi semua kita, sekarang ini Ia berada untuk selamanya "di depan hadirat Allah guna kepentingan kita" (lbr 9: 24).
                         Dalam seluruh kehidupan-Nya Yesus merupakan contoh kita: Ia adalah "manusia sempurna" (GS 38), yang mengundang kita supaya menjadi murid-Nya dan mengikuti Dia. Oleh pelayanan-Nya yang rendah hati Ia memberi kepada kita contoh untuk diteladani, oleh doa-Nya Ia mengajak kita untuk berdoa, oleh kemiskinan-Nya Ia mengajak kita agar menanggung penderitaan dan penganiayaan dengan rela hati.   Kristus mengajak kita untuk menghidupi di dalam diri-Nya segala sesuatu yang pernah Ia hidupi dan sekarang Ia hidupi di dalam diri kita. "Sebab Dia, Putera Allah, dalam penjelmaan-Nya dengan cara tertentu telah menyatukan diri dengan setiap orang" (GS 22,2). Kita harus menjadi sehakikat dengan Dia; Ia membiarkan kita sebagai anggota-anggota tubuh-Nya mengambil bagian pada apa yang Ia hidupi dalam daging-Nya untuk kita dan sebagai contoh bagi kita.
                          "Kita harus meneruskan dan menyelesaikan keadaan dan misteri Yesus di dalam kita dan sering memohon kepada-Nya, agar Ia melaksanakan dan menyelesaikannya di dalam kita dan di dalam seluruh Gereja-Nya ... Putera Allah mempunyai maksud, supaya melalui rahmat yang Ia anugerahkan kepada kita melalui misteri-misteri ini, dan melalui buah-buah yang Ia hasilkan di dalam diri kita melalui misteri itu, membiarkan kita mengambil bagian dalam misteri misteri-Nya, seakan akan memperluasnya dan melanjutkannya di dalam kita dan di dalam seluruh Gereja-Nya. Dan dengan cara ini Ia hendak menyelesaikannya di dalam kita" (Yohanes Eudes, regn.).

IV.Misteri Masa Kecil dan Kehidupan Yesus yang Tersembunyi
            Kedatangan Putera Allah ke dunia adalah satu kejadian yang sekian dahsyat, sehingga Allah hendak mempersiapkannya selama berabad abad. Semua ritus dan kurban, bentuk dan lambang "perjanjian pertama" (Ibr 9:15) diarahkan-Nya kepada Yesus; Ia memberitahukan kedatangan-Nya melalui mulut para nabi, yang susul-menyusul di Israel. Sementara itu Ia menggerakkan dalam hati kaum kafir satu pengertian yang samar-samar mengenai kedatangan ini.
      Yohanes Pembaptis adalah perintis Tuhan yang langsung; ia diutus untuk menyiapkan jalan bagi-Nya. Sebagai "nabi Allah yang mahatinggi" (Luk 1:76) Ia menonjol di antara semua nabi. Ia adalah yang terakhir dari mereka dan sejak itu Kerajaan Allah diberitakan. Ia sudah bersorak gembira dalam rahim ibunya mengenai kedatangan Kristus dan mendapat kegembiraannya sebagai "sahabat mempelai" (Yoh 3:29), yang ia lukiskan sebagai "Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29). Ia mendahului Yesus "dalam roh dan kuasa Elia" (Luk 1:17) dan memberikan kesaksian untuk Dia melalui Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua. Dengan merayakan kelahiran dan mati syahid sang perintis, Gereja menyatukan diri dengan kerinduannya: "la harus makin besar dan aku harus makin kecil" (Yoh 3:30).
 V. Misteri Natal
         Yesus datang ke dunia dalam kemiskinan sebuah kandang, dalam keluarga yang tidak kaya; para gembala sederhana adalah saksi-saksi pertama kejadian ini. Dalam kemiskinan ini bersinarlah kemuliaan surga. Gereja tidak bosan-bosan, menyanyikan kemuliaan malam ini:
Perawan melahirkan hari ini Yang Abadi
dan bumi menyediakan gua untuk yang tidak dapat dihampiri,
para malaikat dan gembala memuji Dia
dan para majus mendekat dengan bintang,
karena Engkau dilahirkan untuk kami,
Engkau Anak mungil, Engkau Allah abadi!
         (Kontakion oleh Romanos Penyanyi)
         "Menjadi anak" di depan Allah adalah syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan surga. Untuk itu, orang harus merendahkan diri, menjadi kecil; lebih lagi: orang harus "dilahirkan kembali" (Yoh 3:7), "dilahirkan dari Allah" (Yoh 1:13), supaya "menjadi anak Allah" (Yoh 1:12). Rahasia Natal terjadi di dalam kita, kalau "rupa Kristus menjadi nyata" (Gal 4:19) di dalam kita. Natal adalah misteri "pertukaran yang mengagumkan":
"O pertukaran yang mengagumkan! Pencipta sudi menjadi manusia dan lahir dari perawan. Tidak diperanakkan oleh seorang laki-laki, Ia datang ke dunia dan menganugerahkan kepada kita kehidupan hi
 VI.M isteri Kanak-kanak Yesus
       Penyunatan Yesus, pada hari kedelapan sesudah kelahiran-Nya3, adalah suatu bukti bahwa Ia termasuk dalam keturunan Abraham dalam bangsa perjanjian, bahwa Ia takluk kepada hukum4 dan ditugaskan untuk ibadah Israel, yang dalamnya Ia akan mengambil bagian sepanjang hidup-Nya. Ia adalah pratanda "penyunatan yang diberikan Kristus": "Pembaptisan" (Kol 2:11 12).
          Epifani [penampakan Tuhan] adalah wahyu Yesus sebagai Mesias Israel, Putera Allah dan Penebus dunia dalam peristiwa Pembaptisan-Nya di Yordan, pernikahan di Kana, dan penyembahan kepada Yesus oleh "orang-orang majus dari Timur" (Mat 2:1). Dalam "majus-majus" ini, wakil-wakil dari agama-agama kafir di dunia sekitar, Injil melihat anak-anak sulung bangsa-bangsa yang menerima warta gembira tentang peristiwa keselamatan penjelmaan Yesus menjadi manusia. Bahwa para majus itu datang ke Yerusalem, "untuk menyembah [raja Yahudi]" (Mat 2:2), menunjukkan bahwa mereka dalam cahaya mesianis bintang Daud itu mencari di Israel Dia, yang akan menjadi raja bangsa-bangsa. Kedatangan mereka berarti bahwa orang-orang kafir hanya dapat menemukan Yesus dan menyembah-Nya sebagai Putera Allah dan Penebus dunia, kalau mereka menghubungi orang-orang Yahudi dan menerima dari mereka janji mesianis, seperti yang tercantum dalam Perjanjian Lama. Epifani menyatakan bahwa "semua orang kafir masuk ke dalam keluarga para bapa bangsa" (Leo Agung, serm. 23) dan mendapat "martabat Israel" (MR, Malam Paska 26; doa sesudah bacaan ketiga).
         Persembahan Yesus dalam kanisah menunjukkan Dia sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan kepada Tuhan. Dalam Simeon dan Anna terjadilah pertemuan demikianlah tradisi Bisantin menamakan pesta ini   seluruh pengharapan Israel dengan Penebus-Nya. Yesus dikenal sebagai Mesias yang sudah lama dinanti nantikan, sebagai "cahaya bangsa-bangsa" dan "kemuliaan Israel", tetapi juga sebagai "tanda pertentangan". Pedang dukacita, yang diramalkan untuk Maria, menandakan "persembahan" yang lain, yang sempurna dan yang satu satunya, di salib, yang akan menganugerahkan keselamatan, "yang Allah persiapkan untuk segala bangsa".
         Pengungsian ke Mesir dan pembunuhan anak-anak yang tidak berdosa menunjukkan perlawanan kegelapan terhadap cahaya: "la datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya" (Yoh 1:11). Seluruh kehidupan Kristus akan dibayangi oleh penghambatan. Murid murid-Nya ikut serta dalam nasib ini4. Kedatangan-Nya kembali mengingatkan keluaran dari Mesir dan memperkenalkan Yesus sebagai pembebas definitif.
VII. Misteri Kehidupan Yesus yang Tersembunyi
                       Selama sebagian besar kehidupan-Nya Yesus mengambil bagian dalam nasib kebanyakan manusia: kehidupan biasa tanpa kebesaran lahiriah, kehidupan seorang pengrajin, kehidupan religius Yahudi yang takluk kepada hukum Allah, kehidupan dalam persekutuan desa. Dari seluruh periode ini, hanya inilah yang diwahyukan kepada kita bahwa Yesus "taat" kepada orang tua-Nya dan bertambah "hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia" (Luk 2:51 52).
                       Dalam kepatuhan kepada bunda-Nya dan bapa piara-Nya Yesus memenuhi perintah keempat dengan amat sempurna. Itulah gambaran duniawi mengenai kepatuhan-Nya sebagai Anak terhadap Bapa surgawi-Nya. Kepatuhan Yesus sehari hari terhadap Yosef dan Maria menyatakan dan mengantisipasi kepatuhan-Nya pada hari Kamis Putih: "Bukan kehendak Ku..." (Luk 22:42). Dengan kepatuhan Kristus dalam keseharian kehidupan yang tersembunyi itu, mulailah sudah pemulihan kembali apa yang telah dihancurkan oleh ketidakpatuhan Adam.
         Kehidupan yang tersembunyi di Nasaret memungkinkan setiap orang, supaya berada bersama Yesus dalam kegiatan sehari hari:
"Rumah di Nasaret adalah sebuah sekolah, di mana orang mulai mengerti kehidupan Kristus. Itulah sekolah Injil ... Pertama-tama ia mengajarkan keheningan. Semoga hiduplah di dalam kita penghargaan yang besar terhadap keheningan ... sikap roh yang mengagumkan dan yang perlu ini ... Di sini kita belajar, betapa pentingnya kehidupan di rumah. Nasaret memperingatkan kita akan apa sebenarnya keluarga, akan kebersamaannya dalam cinta, akan martabatnya, akan keindahannya yang gemilang, akan kekudusannya, dan haknya yang tidak dapat diganggu gugat ... Akhirnya kita belajar di sini aturan bekerja dengan penuh ketertiban. O mimbar Nasaret, rumah putera pengrajin. Di sini ingin saya kenal dan rayakan hukum pekerjaan manusiawi yang keras, tetapi membebaskan ... Akhirnya saya ingin menyampaikan berkat kepada para pekerja di seluruh dunia dan menunjukkan kepada mereka contoh luhur saudara ilahinya" (Paulus VI, pidato 5 Januari 1964 di Nasaret).
        Penemuan kembali Yesus di kanisah adalah satu satunya peristiwa yang diberitakan Injil mengenai tahun-tahun kehidupan Yesus yang tersembunyi. Yesus memperlihatkan di sini misteri penyerahan diri secara menyeluruh kepada perutusan-Nya, yang disebabkan oleh keadaan-Nya sebagai Putera Allah: "Tidak tahukah kamu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa Ku?" Yosef dan Maria tidak mengerti ungkapan ini, tetapi mereka menerimanya dalam iman, dan Maria "menyimpan semua peristiwa itu dalam hatinya" selama tahun-tahun, di mana Yesus tersembunyi dalam kesunyian kehidupan biasa.
V. III. Misteri Kehidupan Yesus di Muka Umum
1.Pembaptisan Yesus
   Pada awal kehidupan-Nya di muka umum Yesus membiarkan Diri dibaptis oleh Yohanes diYordan. Yohanes mengumumkan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu" (Luk 3:3). Banyak pendosa: pemungut cukai dan serdadu, orang Farisi dan Sadukis serta pelacur membiarkan diri dibaptis olehnya. "Lalu datanglah Yesus". Yohanes Pembaptis ragu-ragu, tetapi Yesus mendesak dan menerima Pembaptisan. Dalam rupa merpati Roh Kudus turun atas Yesus dan satu suara dari surga mengatakan: "Inilah Putera yang Kukasihi". Itulah penampakan [epifani] Yesus sebagai Mesias Israel dan sebagai Putera Allah.
   Pembaptisan untuk Yesus adalah penerimaan dan permulaan perutusan-Nya sebagai Hamba Allah yang menderita. Ia memasukkan Diri dalam golongan orang berdosa. Ia adalah "Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29). Ia sudah mengantisipasi "pembaptisan" kematian-Nya yang berdarah. Ia datang, untuk "menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Mat 3:15), artinya Ia takluk sepenuhnya kepada kehendak Bapa: karena cinta Ia menerima pembaptisan kematian demi pengampunan dosa-dosa kita. Atas kerelaan ini suara Bapa menjawab bahwa Ia berkenan kepada putera-Nya. Roh yang memenuhi Yesus sepenuhnya sejak Ia dikandung, turun, supaya "tinggal" di atas-Nya (Yoh 1:3233). Yesus akan menjadi sumber roh bagi seluruh umat manusia. Waktu pembaptisan-Nya, surga yang ditutup oleh dosa Adam "terbuka" (Mat 3:16), dan karena Yesus dan Roh turun ke dalam air, maka air dikuduskan inilah awal penciptaan baru.
   Melalui Pembaptisan seorang Kristen secara sakramental dibentuk menurut rupa Yesus, yang dalam Pembaptisan-Nya telah mendahului kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Umat Kristen harus masuk dalam misteri pengosongan diri dan bertobat dengan rendah hati, harus masuk bersama Yesus ke dalam air, supaya keluar lagi bersama Dia. Ia harus dilahirkan kembali dari air dan roh, supaya di dalam Putera sendiri menjadi putera Bapa yang kekasih dan "hidup dalam hidup yang baru" (Rm 6:4).
"Baiklah kita membiarkan diri dikuburkan bersama Kristus dalam Pembaptisan, supaya bangkit bersama-Nya: baiklah kita turun bersama-Nya supaya ditinggikan bersama-Nya; kita naik lagi bersama-Nya supaya dimuliakan di dalam-Nya" (Gregorius dari Nasiansa, or. 40,9).
"Segala sesuatu yang terjadi pada Kristus, membuat kita mengerti bahwa sesudah Pembaptisan, Roh Kudus melayang layang dari surga ke atas kita dan bahwa kita menjadi putera-putera Allah, melalui suara Bapa" (Hilarius, Matth. 2).
2. Percobaan Yesus
                     Injil-injil berbicara tentang waktu kesendirian yang Yesus lewati di sebuah tempat sunyi, langsung sesudah pembaptisan-Nya oleh Yohanes : "Dibawa" oleh Roh Kudus ke padang gurun, Yesus tinggal di sana selama empat puluh hari, tanpa makan. Ia hidup di antara binatang-binatang buas, dan malaikat-malaikat melayani-Nya. Pada akhirnya setan mencobai-Nya sebanyak tiga kali, dengan berusaha menggoyahkan sikap keputeraan Yesus terhadap Allah. Yesus menampik serangan-serangan ini, dalamnya cobaan Adam di firdaus dan cobaan Israel di padang gurun sekali lagi diangkat ke permukaan, dan setan mundur dari hadapan-Nya, supaya kembali lagi "pada waktunya" (Luk 4:13).
                      Injil-injil menunjukkan arti keselamatan dari kejadian yang penuh rahasia ini. Yesus adalah Adam baru, yang tetap setia, sedangkan Adam pertama menyerah kepada percobaan. Yesus melaksanakan perutusan Israel secara sempurna. Bertentangan dengan mereka yang dulu selama empat puluh tahun di padang gurun menantang Allah, Kristus memperlihatkan Diri sebagai Hamba Allah, yang taat sepenuhnya kepada kehendak Allah. Dengan demikian Yesus adalah pemenang atas setan: ia sudah "mengikat orang kuat", untuk merampas kembali darinya jarahannya. Kemenangan Kristus atas penggoda di padang gurun mendahului kemenangan kesengsaraan, bukti ketaatan cinta-Nya yang paling tinggi sebagai anak kepada Bapa-Nya.
                   Percobaan itu menunjukkan, alas cara apa Putera Allah itu Mesias, bertentangan dengan peranan yang setan usulkan kepada-Nya dan di mana manusia lebih senang melihatnya. Karena itu Kristus mengalahkan penggoda demi kita. "Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibr 4:15). Oleh masa puasa selama empat puluh hari setiap tahun, Gereja mempersatukan diri dengan misteri Yesus di padang gurun.
3. "Kerajaan Allah sudah Dekat"
                     "Sesudah Yohanes ditangkap, datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, katanya: `Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil" (Mrk 1:14 15). "Untuk memenuhi kehendak Bapa, Kristus meresmikan Kerajaan surga di dunia" (LG 3). Tetapi kehendak Bapa itulah "mengangkat manusia untuk ikut serta menghayati hidup ilahi" (LG 2). Ia melakukan itu, dengan mengumpulkan manusia-manusia di keliling Anak-Nya Yesus Kristus. Perhimpunan ini adalah Gereja; ia merupakan "benih serta awal Kerajaan Allah di dunia" (LG 5).
                   Kristus adalah pusat, dan di sekeliling-Nya dikumpulkan manusia-manusia menjadi "keluarga Allah". Ia memanggil mereka kepada-Nya melalui tutur kata, melalui tanda-tanda, yang mewartakan Kerajaan Allah, dan melalui perutusan para murid-Nya. Ia akan menegakkan Kerajaan-Nya terutama melalui misteri Paska-Nya: kematian-Nya di salib dan kebangkitan-Nya. "Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada Ku" (Yoh 12:32). Semua orang dipanggil untuk persatuan dengan Kristus.
 5.Pewartaan Kerajaan Allah
                                  Semua orang dipanggil supaya masuk ke dalam Kerajaan. Kerajaan mesianis ini pertama-tama diwartakan kepada anak-anak Israel, tetapi diperuntukkan bagi semua orang dari segala bangsa. Siapa yang hendak masuk ke dalam Kerajaan itu, harus menerima sabda Yesus.
                 "Memang, sabda Tuhan diibaratkan benih, yang ditaburkan di ladang (lih. Mrk 4:14); mereka yang mendengarkan sabda itu dengan iman dan termasuk kawanan kecil Kristus (lih. Luk 12:32), telah menerima Kerajaan itu sendiri. Kemudian benih itu bertunas dan bertumbuh atas kekuatannya sendiri hingga waktu panen (lih. Mrk 4:26 29)" (LG 5).
                   Kerajaan itu adalah milik kaum miskin dan kecil, artinya mereka yang menerimanya dengan rendah hati. Yesus diutus, "untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin" (Luk 4:18)3. Ia menyebut mereka bahagia, karena "merekalah yang mempunyai Kerajaan surga" (Mat 5:3). Kepada "orang kecil" Bapa hendak menyatakan apa yang Ia sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai. Dari palungan sampai salib Yesus turut serta dalam kehidupan orang miskin; Ia menderita lapar, haus, dan kekurangan. Lebih lagi: Ia mengidentikkan Diri dengan segala jenis orang miskin dan menetapkan cinta yang aktif kepada mereka sebagai prasyarat untuk penerimaan di dalam Kerajaan-Nya.
                   Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah: "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17). Ia mengajak mereka supaya bertobat, karena tanpa tobat orang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada mereka perkataan dan perbuatan belas kasihan Bapa yang tidak terbatas dan "kegembiraan" yang luar biasa, yang "akan ada di surga, karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan" (Luk 15:7). Bukti cinta-Nya yang terbesar ialah penyerahan kehidupan-Nya "untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28).
                                  Melalui perumpamaan   satu bentuk mengajar-Nya yang khas  Yesus mengajarkan supaya masuk ke dalam Kerajaan-Nya". Lewat perumpamaan Ia mengundang ke perjamuan Kerajaan-Nya, tetapi menuntut juga keputusan yang radikal. Untuk memperoleh Kerajaan itu, orang harus melepaskan segala sesuatu; kata-kata hampa tidak mencukupi; perbuatan sangat dibutuhkan". Perumpamaan-perumpamaan itu seakan akan menempatkan sebuah cermin di depan manusia, dalamnya ia dapat mengerti: Apakah ia menerima kata-kata itu sebagai tanah yang berbatu batu atau sebagai tanah yang baik? Apa yang ia lakukan dengan talenta yang ia terima? Yesus dan kehadiran Kerajaan di dunia adalah inti semua perumpamaan. Orang harus masuk ke dalam Kerajaan, artinya harus menjadi murid Kristus, untuk "mengetahui rahasia Kerajaan surga" (Mat 13:11). Untuk mereka yang "ada di luar" (Mrk 4:11), segala sesuatu tinggal rahasia.
 6. Tanda-tanda Kerajaan Allah
           Yesus mengiringi kata kata-Nya dengan "kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda" (Kis 2:22). Semuanya ini menunjukkan bahwa Kerajaan hadir di dalam-Nya, karena memberi kesaksian bahwa Yesuslah Mesias yang di  janjikan itu.
                 Tanda-tanda yang dikerjakan `Yesus memberi kesaksian bahwa Bapa mengutus-Nya. Tanda itu mengundang supaya percaya kepada-Nya. Kepada mereka yang berpaling kepada-Nya dengan penuh kepercayaan, Ia memberikan apa yang mereka minta. Dengan demikian mukjizat-mukjizat memperkuat iman kepada Dia, yang melaksanakan pekerjaan Bapa-Nya: mereka memberi kesaksian bahwa Ia adalah Putera Allah. Tetapi tanda-tanda juga dapat menjadi sebab bagi "skandal" (Mat 11:6). Tanda-tanda bukan hendak memuaskan rasa ingin tabu dan keinginan-keinginan magis. Kendati mukjizat-mukjizat-Nya yang begitu nyata, Yesus ditolak oleh beberapa orang; malahan orang menuduh Dia bahwa Ia bekerja dengan bantuan roh-roh jahat".
                 Dengan membebaskan orang-orang tertentu dari kemalangan duniawi: dari kelaparan", ketidakadilan, penyakit, dan kematian". Yesus menampilkan tanda -tanda mesianis. Namun Ia tidak datang untuk melenyapkan segala kemalangan di dunia ini", tetapi untuk membebaskan manusia dari perhambaan terburuk, dari dosa. Dosa inilah yang menghalang halangi mereka dalam panggilannya menjadi anak-anak Allah dan membawa ke dalam aneka ragam ketergantungan.
                   Kedatangan Kerajaan Allah adalah kekalahan kerajaan setan: "Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu" (Mat 12:28). Pengusiran setan [eksorsisme] yang dilakukan Yesus membebaskan manusia dari kekuasaan setan". Mereka mendahului kemenangan Yesus yang besar atas "penguasa dunia ini" (Yoh 12:31). Kerajaan Allah secara definitif didirikan oleh salib Kristus: "Dari salib, Allah kita memerintah" (LH. Madah "Vexilla Regis").

6. "Kunci-kunci Kerajaan"
               Sejak awal kehidupan-Nya di muka umum Yesus memilih laki-laki sebanyak dua belas orang; mereka ini harus ada bersama Dia dan mengambil bagian dalam perutusan-Nya. Ia membolehkan mereka mengambil bagian dalam otoritas-Nya dan mengutus mereka "untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang" (Luk 9:2). Mereka tetap berhubungan dengan Kerajaan Kristus, karena Kristus memimpin Gereja melalui mereka:
"Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa Ku menentukannya bagi Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan Ku dan kamu akan duduk
   Dalam kolegium kedua belas orang itu Simon Petrus menduduki tempat yang pertama. Yesus mempercayakan kepadanya satu perutusan yang khusus. Berkat wahyu yang Petrus terima dari Bapa, ia mengakui: "Engkaulah Mesias, Putera Allah yang hidup". Dan Tuhan kita berkata kepadanya: "Engkaulah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat Ku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Mat 16:16 18). Kristus "batu yang hidup" (1 Ptr 2:4) menjanjikan kepada Gereja-Nya yang didirikan atas Petrus itu, kemenangan atas kekuasaan maut. Alas dasar iman yang ia akui, Petrus tetap tinggal wadas Gereja yang tidak tergoyangkan. Ia menerima perutusan supaya menjaga iman itu jangan sampai gugur, dan supaya menguatkan saudara saudaranya di dalam iman itu.
                 Yesus mempercayakan kepada Petrus wewenang yang khusus: "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga" (Mat 16:19). "Kuasa kunci-kunci" berarti wewenang untuk memimpin rumah Allah, ialah Gereja. Yesus "gembala yang baik" (Yoh 10:11), menegaskan tugas ini sesudah kebangkitan-Nya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku" (Yoh 21:15 17). Wewenang untuk "mengikat" dan "melepaskan" menyatakan wewenang di dalam Gereja untuk membebaskan dari dosa, mengambil keputusan menyangkut ajaran dan memberikan keputusan-keputusan disipliner. Kristus mempercayakan otoritas ini kepada Gereja melalui pelayanan para Rasul dan terutama melalui Petrus, kepada siapa Ia secara khusus menyerahkan kunci-kunci Kerajaan-Nya.

7. Pantulan Kerajaan: Perubahan Rupa [transfigurasi]

                    Sejak saat Petrus mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Putera Allah yang hidup, "Yesus mulai menyatakan kepada murid murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan... lalu dibunuh, dibangkitkan pada hari ketiga" (Mat 16:21). Petrus menolak pernyataan itu; juga yang lain-lain tidak mengerti perkataan itu. Dalam hubungan ini terdapatlah kejadian perubahan rupa Yesus yang penuh rahasia di alas gunung yang tinggi di depan tiga saksi yang terpilih oleh-Nya: Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Wajah dan pakaian Yesus menjadi putih berkilau kilauan; Musa dan Elia nampak dan berbicara "tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem" (Luk 9:31). Awan datang menaungi mereka dan satu suara dari surga berkata: "Inilah Anak Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia" (Luk 9:35).
                                  Untuk sementara Yesus membiarkan kemuliaan ilahi-Nya bersinar, dengan demikian meneguhkan pengakuan Petrus. Ia juga menunjukkan bahwa Ia harus menderita kematian di salib di Yerusalem "untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya" (Luk 24:26). Musa dan Elia telah melihat kemuliaan Allah di alas gunung; hukum dan para nabi telah mengumumkan penderitaan Mesias. Kesengsaraan Yesus 2576, 2583 adalah kehendak Bapa. Putera bertindak sebagai Hamba Allah; awan adalah tanda kehadiran Roh Kudus; "Seluruh Tritunggal tampak: Bapa dalam surga, Putera 257 sebagai manusia, dan Roh Kudus dalam awan yang bersinar" (Tomas Aqu., s. th. 3,45,4 ad 2).
                 "Engkau dimuliakan di alas gunung, dan sejauh mereka mampu untuk itu, murid murid-Mu memandang kemuliaan-Mu, Kristus Allah, supaya apabila memandang Engkau yang tersalib, mereka mengerti bahwa kesengsaraan Mu adalah sukarela, dan dengan demikian mereka menyampaikan kepada dunia bahwa Engkau sesungguhnya cahaya Bapa" (Liturgi Bisantin, Kontakion pada pesta "Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya").
               Pada awal kehidupan-Nya di depan umum terdapat Pembaptisan, pada awal Paska perubahan rupa. Dalam Pembaptisan Yesus diumumkan "rahasia kelahiran baru yang pertama": Pembaptisan kita; perubahan rupa adalah "Sakramen kelahiran kembali kedua": kebangkitan kita (Tomas Aqu., s. th. 3,45,4, ad 2). Sejak sekarang kita mengambil bagian dalam kebangkitan Tuhan melalui Roh Kudus, yang bekerja di dalam Sakramen-sakramen Gereja, Tubuh Kristus. Perubahan rupa memberi kepada kita satu bayangan mengenai kedatangan Kristus kembali dalam kemuliaan, "yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia" (Flp 3:21). Tetapi ia juga mengatakan kepada kita bahwa kita "harus mengalami banyak sengsara untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Kis 14:22).
                 "Itulah yang Petrus belum mengerti, ketika ia hendak hidup bersama Kristus di atas gunung. Ia menunda itu bagimu, Petrus, sampai waktu sesudah kematian-Nya. Tetapi sekarang Ia sendiri mengatakan: Turunlah, untuk bekerja keras, untuk melayani, untuk dihina dan disalibkan di atas bumi. Kehidupan turun untuk membiarkan dirinya dibunuh; roti turun, untuk menderita kelaparan; jalan turun, supaya menjadi letih di jalan; sumber air turun untuk menderita kehausan   dan kamu menolak untuk berusaha keras?" (Agustinus, serm. 78,6).

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung