Senin, 16 September 2019

MAKNA KATA KEMULIAAN

MEMAHAMI MAKNA KATA KEMULIAANMENURUT KAMUS

Pengertian Kata “Kemuliaan” dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah "keluhuran atau keagungan dan kehormatan” sementara dalam bahasa Yunani memakai kata “δοξα” doxa yang mempunyai arti MULIA. Maka sesungguhnya kata Doxa hanya di tunjukkan kepada kekuasaan dan kedaulatan Tuhan. Selanjutnya dapat di lihat pada refrensi kata Doxa di bagian akhir. Oleh karena itu kita perlu melihat penjelasan kata “KEMULIAAN” menurut Kamus Browning dan Ensiklpoedia, untuk mempertajam pemahaman kita tentang makna kata kemuliaan.

Menurut [Kamus Browning]

Konsep alkitabiah yang menggambarkan pengalaman mendasar dalam hubungan antara Allah dengan manusia, yang di dalamnya berbagai gambaran universal berpadu. Kata kemuliaan dalam bahasa Inggris "glory" artinya merupakan terjemahan kata Ibrani kabod, yang berarti 'beban', dan karena itu 'membinasakan', dan dihubungkan dengan fenomena fisik, yang melaluinya kehadiran Allah diperkenalkan (mis. guntur dan kilat). Kemudian hari digunakan untuk sifat Allah, seperti halnya kedaulatan dan kebenaran (Yes. 6:1-4; 10:4-5).

Dalam penglihatan Yehezkiel dikatakan bahwa kemuliaan Tuhan meninggalkan Yerusalem. Kemudian, sumber (P) Pentateukh menganggap ' awan' sebagai selubung yang dari dalamnya kemuliaan Allah bersinar (Kel. 24:16-17). Jadi, dalam cerita yang kemudian Tuhan dipahami, baik sebagai Allah yang transenden, maupun sebagai Allah yang memiliki tempat tinggal lokal di Bait Allah. Dalam tulisan-tulisan apokalyptik kemudian ('kemuliaan' masih dianggap sebagai sesuatu yang berasal dari Mesias.

Kata yang lain dalam bahasa Yunani  adalah *Shekinah, yang menyatakan aksesibilitas Allah bagi manusia, tanpa mengurangi transendensi-Nya, digabungkan dengan kata Ibrani kabod definisinya sama namun dalam terjemahan Septuaginta (LXX) dapat menggabungkan keduanya dan menggunakan kata doksa. Jadi pemakaian kata SHEKINAH dan KABOD digabung dalam bahasa Yunani maka  memiliki makna 'kehormatan'. Namun, konsep dalam Perjanjian Lama (PL) menjelaskan mengenai kecemerlangan, kemegahan, kedaulatan dan keadilan ilahi termuat dalam kata itu. Lebih jauh lagi, jika kata doksa menunjukkan sifat Allah tersebut, maka Yesus adalah kemuliaan itu.

Hal yang baru dalam Perjanjian Baru (PB) adalah bahwa kemuliaan itu (kabod, beban, membinasakan) dinyatakan di atas salib (Ibr. 2:9-10; Yoh 17:22).Kemuliaan berada dalam Gereja sebagai Bait Allah (1Ptr. 2:4-5; Ef. 2:21-22), meskipun hal itu baru cicipan kemuliaan yang akan datang (1Yoh. 3:2).

Tugas Gereja adalah memuliakan Allah, namun tidak berarti bahwa dengannya kita dapat menambahkan sesuatu pada kemuliaan Allah, tetapi kita mengakuinya dan berupaya menyebarkan pengakuan itu; menundukkan diri kepada-Nya dan mempersembahkan pujian untuk-Nya. Sebagaimana kemuliaan itu dinyatakan pada salib dan  kebangkitan Kristus (1Kor. 4:17), maka dalam surat-surat Paulus kemuliaan itu juga dinyatakan dalam penderitaan rasul (2Kor. 4:17).

Demikian pula, sebagaimana kesengsaraan rasul itu merupakan kemuliaannya, maka orang-orang yang telah bertobat pun ikut ambil bagian dalam kemuliaannya (Ef. 3:13).

Menurut  [Ensiklopedia]

Ensiklopedia dapat menjelaskan kata kemuliaan dalam dua bagian yaitu perjanjian lama dan perjanjian baru sebagai berikut.

I. Dalam PL
'Kemuliaan' pada umumnya menerjemahkan kata Ibrani kavod, yg menjadi akar ide 'keakraban' dan dengan demikian mengacu kepada 'bobot' atau 'nilai'. Pemakaian kata itu berkaitan dengan manusia mengacu kepada kekayaan, kemegahan, atau reputasi (meskipun dalam pengertian terakhir kavod sering diterjemahkan 'kehormatan'). Kemuliaan Israel bukanlah bala tentaranya tapi TUHAN (Yer 2:11). Kata ini dapat juga berarti dini atau jiwa (Kej 49:6).BKonsep yang terpenting ialah kemuliaan Tuhan. Ini menunjukkan penyataan diri, sifat, dan kehadiran Allah kepada umat manusia, kadang-kadang dalam wujud jasmani.

Dalam Pentateukh kemuliaan Tuhan berjalan bersama umat-Nya keluar dari Mesir, nampak dalam awan yang memimpin mereka melalui padang gurun (Kel 16:7, 10). Awan itu berhenti di Gunung Sinai, di mana Musa melihat kemuliaanNya (Kel 24:15-18), dan penglihatan tentang kemuliaanNya diberikan (Kel 34:5-8).

Kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci (Kel 40:34, 35) dan nampak khususnya pada saat penyerahan korban persembahan (Im 9:6, 23). Semua bagian penyataan kemuliaan Allah dikaitkan dengan 'petir dan guruh', tapi ada juga bagian Alkitab yang lebih menonjolkan sifat TUHAN yang harus diperkenalkan kepada seluruh bumi (Bil 14:21, 22).

Kitab-kitab sejarah menceritakan tentang Bait Allah sebagai tempat di mana kemuliaan Tuhan khususnya dapat ditemukan (1 Raj 8:11; 2 Taw 7:1-3).
Dalam kitab Nabi-nabi terdapat kedua konsep tentang kemuliaan Tuhan, baik konsep 'semi jasmaniah' seperti nampak dalam penglihatan Yehezkiel (Yeh 1:28,) maupun yang lebih batiniah (Yes 40:4, 5; 60:1-3). Penglihatan Yesaya di Bait Allah nampaknya adalah gabungan kedua gagasan tersebut (Yes 6:1-4).

Demikian juga dapat ditemukan dalam Mazmur berbagai acuan pada angin topan (Mzm 18; 29) dan juga gagasan tentang penampakan sifat Allah pada waktu yang akan datang kepada dunia (Mzm 57:11; 96:3).

Yudaisme memakai kata syekinah (asalnya sy-k-n, 'tinggal') sebagai ungkapan pengganti kemuliaan Allah. Khususnya diterapkan pada awan yang nampak di alas Kemah Suci di padang gurun. Kata itu menjadi sebutan bagi Allah sendiri, dengan tujuan menyingkirkan pikiran dan perasaan seperti manusia (antropomorfisme dan antropopatisme), yg tidak disukai oleh Yudaisme. Syekinah bersama Firman. Hikmat dan Roh, menjadi jembatan antara Allah yg supra kodrati dan manusia yg mempunyai tubuh, dan dengan demikian menjadi pra-dasar ajaran Kristologi.

II. Dalam PB

Dalam Septuaginta yang bersimbol LXX menerjemahkan kavod dengan kata Yunani doxa. Dalam bahasa Yunani sekular doxa berarti 'pendapat' atau 'reputasi' (nama). Gagasan dahulu yang sama sekali hilang dari LXX dan kata-kata yang seakar dengan kavod' juga diterjemahkan doxa.

Di tempat-tempat tertentu dalam PB doxa mengacu pada kehormatan manusia (Mat 4:8; 6:29), tapi penggunaannya yang utama adalah untuk menggambarkan penyataan sifat dan kehadiran Allah dalam Dini dan pekerjaan Yesus Kristus. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah (Ibr 1:3).

Kemuliaan Allah dilihat oleh para gembala pada saat kelahiran Kristus (Luk 2:9, 14) dan oleh murid-murid Yesus melalui hidup inkarnasi-Nya (Yoh 1:14). Kemuliaan dinyatakan khususnya dalam semeia (tanda ajaib-Nya) (Yoh 2:11) dan pada peristiwa di atas gunung (Mat 17:1-8; Mrk 9:2-8; Luk 9:28-36). Hal terakhir merujuk pada peristiwa Musa naik ke Gunung Sinai (Kel 24:15) dan nabi Elia ke Gunung Horeb (1 Raj 19:8) dan penglihatan-penglihatan mereka akar kemuliaan Allah. Kini Kristus melihat dan memantulkan kemuliaan ilahi, tapi Kemah Suci tidak perlu didirikan karena Firman Allah sendiri telah mendirikan kemah-Nya dalam daging manusia Yesus (Yoh 1:14), dan kemuliaan-Nya akan lebih dinyatakan sepenuhnya pada kepergianNya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem (Luk 9:31) dan akhirnya pada waktu Ia datang kembali (parousia).

Dalam Injil Yoh dikemukakan bahwa saat penyerahan diri Yesus untuk mati bagi orang banyak pada dasarnya adalah saat kemuliaan-Nya (Yoh 7:39; 12:23-28; 13:31; 17:5; bnd Ibr 2:9).

Kebangkitan dan kenaikan Yesus ke sorga juga dilihat sebagai manifestasi kemuliaan Allah dalam Kristus (Luk 24:26; Kis 3:13; 7:55; Rm 6:4; 1 Tim 3:16; 1 Ptr 1:21). Tapi di alas semuanya itu kemuliaan akan dinyatakan sepenuhnya pada parousia (Mrk 8:38; 13:26, dll).
Manusia, yg diciptakan menurut gambar dan kemuliaan Allah (1 Kor 11:7) untuk berhubungan dengan Dia, telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm 3:23); hal yg telah dipenuhi hanya oleh Kristus, Adam yg kedua (Ibr 2:6-9).

Kemuliaan Allah yg nampak pada wajah Yesus Kristus masih harus dilihat dan dipantulkan oleh gereja (2 Kor 4:3-6). Itulah kemuliaan perjanjian baru (2 Kor 3:7-11), dan kemuliaan itu teristimewa dialami baik waktu kini (1 Ptr 4:14) maupun di waktu yg akan datang kelak (Rm 8:18) oleh mereka yg menderita bersama Kristus. Tujuan gereja adalah untuk membuat dunia mengakui kemuliaan itu yg adalah Kemuliaan Allah (Rm 15:9) dan yg diperlihatkan dalam perbuatan-perbuatan dan tindakan-tindakan-Nya (Kis 4:21), dalam murid-murid-Nya (1 Kor 6:20), dan terutama sekali di dalam AnakNya, Tuhan Kemuliaan (Rm 16:27).

KEPUSTAKAAN.
A. M Ramsay, The Glory of God and the Transfiguration of Christ, 1949;

A Richardson, An Introduction to the Theology of the New Testament, 1958, hlm 64 dst;

C. H Dodd, The Interpretation of the Fourth Gospel, 1953, hlm 201 dst; S Aalen, NIDNTT 2, hlm 44-52; G Kittel, G yon Rad, T DNT 2, hlm 233-255. REN/JMP/HAO

Refrensi analitycal Yunani

Strongs #1391 δοξα doxa
δοξα doxa: kemuliaan, kehormatan, kemegahan (Kamus Yoppi) ης [feminin] kemuliaan; kemegahan; cahaya; hadirat Allah, surga (Tim 3.16); makhluk surgawi yang mulia (2Ptr 2.10; Yud 8); δος δοξαν τω θεω katakanlah kebenaran di hadapan Allah (Yoh 9.24) (Kamus Barclay)

Mulia [Statistik]
Jumlah dalam TB : 59 dalam 57 ayat (dalam OT : 31 dalam 31 ayat) (dalam NT : 28 dalam 26 ayat)

Refrensi Strong dalam PL : [<0117> אדיר ‎4x] [<0142> אדר ‎3x] [<01348> גאות ‎1x] [<01935> חוד ‎1x] [<03358> יקיר ‎1x] [<03513> כבד ‎9x] [<03519> כבוד ‎5x] [<05081> נדיב ‎2x] [<05331> נצח ‎1x] [<07682> שגב ‎1x] [<07685> שגח ‎1x]
Strong dalam PB : [<18> αγαθος ‎1x] [<819> ατιμια ‎1x] [<1391> δοξα ‎9x] [<1392> δοξαζω ‎2x] [<1741> ενδοξος ‎2x] [<2016> επιφανης ‎1x] [<2570> καλος ‎1x] [<2903> κρατιστος ‎2x] [<2909> κρειττον ‎1x] [<4586> σεμνος ‎1x] [<5092> τιμη ‎3x] [<5242> υπερεχω ‎1x] [<5302> υστερεω ‎1x]

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Cứ một muỗng gạt ngang Sữa Ensure Đức pha cùng với 60ml nước.

Statistik Pengunjung