MATIUS 10:16-42
Kebencian
orang terhadap mereka itu tidak ada henti-hentinya, dan mereka tidak berdaya
untuk melawannya. Orang tidak hanya akan berusaha, melainkan juga akan berhasil
menyerahkan kamu kepada majelis agama (ay. 17-18), ke dewan-dewan pengadilan
yang bertugas untuk menjaga ketenteraman masyarakat. Perhatikanlah, banyak
kejahatan sering kali dilakukan terhadap orang-orang baik, dengan dalih untuk
menjaga hukum dan keadilan. Di tempat pengadilan ada ketidakadilan,
ketidakadilan yang menghukum (Pkh. 3:16). Mereka harus berharap akan datangnya
masalah, bukan hanya dari hakim-hakim yang lebih rendah di dewan pengadilan,
melainkan juga dari penguasa-penguasa dan raja-raja, sang hakim-hakim
tertinggi. Digiring ke hadapan orang-orang seperti itu dengan tuduhan kejahatan
seperti yang biasa dituduhkan kepada murid-murid Kristus sangatlah menakutkan
dan juga membahayakan, karena kemarahan raja adalah seperti raung singa muda.
Kita sering kali melihat hal ini digenapi dalam kisah para rasul.
(2) Mereka
harus sadar benar bahwa mereka akan dihukum mati (ay. 21).
Mereka
akan diserahkan untuk dibunuh, mereka akan mengalami kematian dalam keangkuhan
orang dan kemuraman, pada waktu kematian menunjukkan dirinya sebagai raja yang
mengerikan. Kebencian musuh-musuh mereka sedemikian memuncaknya sehingga mereka
sanggup melakukan semuanya ini. Mereka haus akan darah orang-orang kudus, namun
iman dan kesabaran orang-orang kudus akan tetap teguh menghadapinya: aku tidak
menghiraukan nyawaku sedikit pun, karena semuanya ini terjadi oleh hikmat
Kristus, yang mengubah darah para martir menjadi meterai kebenaran dan benih
gereja. Oleh bala pasukan mulia yang tidak menyayangkan nyawa mereka sendiri
ini Iblis ditaklukkan, dan kerajaan Kristus beserta kepentingan-kepentingannya
menjadi sangat berkembang (Why. 11:11). Mereka dihukum mati sebagai penjahat,
menurut pandangan musuh-musuh mereka, namun sebenarnya mereka diserahkan
sebagai korban persembahan (Flp. 2:17; 2Tim. 4:6), sebagai korban bakaran dan
persembahan pujian bagi kemuliaan Allah dan kebenaran-Nya dan kepentingan-Nya.
(3) Di
tengah-tengah penderitaan ini, mereka harus sadar bahwa mereka akan dicap
dengan berbagai sebutan dan sifat yang paling menjijikkan dan memalukan dari
semua yang mungkin diberikan orang.
Para
penganiaya mereka di dunia ini akan merasa malu jika mereka tidak terlebih dulu
memberikan kepada murid-murid Kristus tuduhan-tuduhan palsu yang membuat mereka
dihukum, dan dakwaan-dakwaan dan fitnah-fitnah untuk membenarkan kebiadaban
para penganiaya itu sendiri. Dalam perikop ini disebutkan bahwa murid-murid
dipanggil dengan sifat yang teramat sangat jahat, yaitu sebagai Beelzebul,
nama penghulu setan (ay. 25). Mereka menggambarkan murid-murid Kristus sebagai
biang keladi yang melayani kepentingan kerajaan kegelapan, dan karena mereka
tahu bahwa semua orang merasa membenci Iblis, maka dengan berbuat demikian
mereka berusaha membuat murid-murid Kristus dibenci oleh semua umat manusia.
Lihatlah, betapa sudah tertipunya dunia ini:
[1]
Musuh-musuh bebuyutan Iblis justru digambarkan sebagai teman-temannya. Para
rasul, yang meruntuhkan kerajaan Iblis, malah disebut setan. Demikianlah
manusia membuat penilaian sendiri terhadap hal-hal yang bukan hanya tidak
mereka ketahui, melainkan juga yang mereka benci, yang bertentangan, dan yang
merupakan kebalikan dari apa yang mereka sukai.
[2]
Hamba-hamba Iblis akan dipandang sebagai musuh-musuhnya, dan dengan mengaku
berjuang melawan Iblis, mereka justru bisa melakukan pekerjaannya dengan sangat
mudah dan berhasil. Sering kali orang yang dengan sendirinya merupakan kawan
Iblis yang paling dekat adalah orang yang paling cocok untuk menggiring orang
lain menjadi hamba-hamba Iblis, dan orang yang menggambarkan Iblis dengan
gambaran-gambaran lain justru membuatnya bertakhta di dalam hati mereka
sendiri. Untunglah, akan datang harinya ketika (seperti yang dinyatakan dalam
ay. 26) apa yang tersembunyi akan dibukakan. Bersambung