Tampilkan postingan dengan label Renungan Akhir Tahun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Renungan Akhir Tahun. Tampilkan semua postingan

Kamis, 30 Desember 2021

RENUNGAN AKHIR TAHUN

EMPAT CARA MERAIH KEMENANGAN HIDUP DI TAHUN 2022

2 Korintus 2:14-17

 

12 Ketika aku tiba di Troas[1]perjalanan paulus ke II kejadian jatunya Eutikud dari jendela bangunan bertingkat” untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.

13 Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia[2].

14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?

17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

TERJEMAHAN [FAYH]

1)  14  Tetapi syukur kepada Allah! Sebab melalui apa yang telah dilakukan oleh

Kristus, Ia telah memperoleh kemenangan atas kami, sehingga ke mana pun kami pergi, Ia memakai kami untuk bercerita kepada semua orang mengenai Tuhan dan menyebarkan Injil bagaikan wangi-wangian yang harum semerbak.

2)  15  Bagi Allah, kami merupakan bau harum yang menyegarkan, yaitu keharuman Kristus yang ada di dalam kami, dan yang tercium oleh orang-orang di sekitar kami, baik yang sudah diselamatkan maupun yang belum.

3)  16  Bagi yang belum diselamatkan, kami seolah-olah bau kematian dan kebinasaan yang menakutkan. Sedangkan bagi yang sudah mengenal Kristus, kami menjadi wangi-wangian yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang mampu menunaikan tugas seperti itu?

4)  17  Yang mampu hanyalah orang-orang yang memegang kebenaran seperti kami, yang disuruh oleh Allah, yang berbicara dengan kuasa Kristus, dan yang selalu berada di bawah lindungan Allah. Kami tidak seperti orang-orang yang memberitakan Injil dengan maksud mencari keuntungan, dan orang-orang seperti itu jumlahnya tidak sedikit.

 

Pengantar 

Hidup kekristenan tidak dapat disamakan dengan/seperti roda yang berputar, yang suatu waktu dapat di bawah dan di waktu yang lain berada di atas. Yang berarti bahwa suatu saat akan mengalami kegagalan dan di waktu yang lain akan mengalami kesuksesan. Warna hidup seperti ini bukanlah warna hidup yang dijanjikan oleh Tuhan kepada kita sebagai anak-anak-Nya.

Janji Tuhan adalah hidup berkemenangan, karena di dalam Dia ada hidup berkemenangan, dan Tuhan sendirilah yang akan menggenapi segala janji-Nya. Walalu pun Begitu bukan berarti bahwa kekristenan bebas dari yang namanya masalah dan cobaan., karena Tuhan tidak pernah menjanjikan hal itu. Justru sebaliknya kekristenan itu pasti akan mengahadapi banyak masalah. Akan tetapi, Alkitab mencatat bahwa Allah di dalam Yesus Kristus akan selalu membawa orang percaya menuju  kepada jalan kemenangan-Nya (ay. 14).

Sebagai orang percaya, kita tidak hidup dan bergantung kepada kondisi dunia saat ini. Akan tetapi kita sepenuhnya bergantung kepada pimpinan Tuhan. Namun sekarang yang menjadi persoalan adalah bagaimana agar kita dapat hidup berkemenangan di tahun 2022 ?

1.  Menempatkan Tuhan sebagai priorotas utama (ay. 12)

Banyak orang yang mengalalmi kegagalan dalam menjalankan rencannya, karena tidak menjadikan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup mereka. Banyak orang yang berkata bahwa mereka telah menajdikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka secara pribadi, tetapi dalam menjalani hidup ini mereka yang memimpin di depan dan Yesus berada di belakang mereka Markus 4:35-41 [38] “Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?". Pada hal kenyataan yang sebenarnya harus trerjadi adalah yesus yang harus berada di depan kita dan bukan sebaliknya agar kita dapat meraih kemenangan.  Salah satu bukti yang akurat bahwa kita selalu mengutamakan Tuhan dalam hidup kita adalah dengan cara kita menjadi pelaku-pelaku firman. Serta kita juga harus senantiasa bersemangat untuk mau memberitakan Injil Kerajaan Allah. Tetapi persoalannya adalah seringkali kita menempatkan hal-hal yang lain yang menjadi prioritas dalam hidup  kita. Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup saudara dan saya. 

2.  Senantiasa hidup dalam ucapan syukur (ay. 14)

Hari-hari terakhir ini, banyak orang yang tidak lagi mau untuk mengucap syukur. Mengucap syukur sepertinya telah menjadi sebuah pekerjaan berat yang sulit untuk dapat dikerjakan. Rasul Paulus tegaskan dalam 1 Tesalonika 5:18 (TB)  Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Sesungguhnya “Orang yang tidak pernah mengucap syukur, adalah orang yang tidak tahu diri, dia adalah orang yang sombong, tidak tahu berterimakasih”. Mengapa? Di dalam ucapan syukur ada rasa hormat, Orang percaya yang hidup bersyukur adalah sesungguhnya orang yang kuat di dalam Tuhan, hidupnya dekat dengan Tuhan, dan selalu optimis/semangat bahwa Tuhan akan selalu menuntunnya ke jalan kemenangan.

3. Tidak mudah terpengaruh (ay. 15)

Dalam ayat 13 “Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia. Siapa sebenarnya Titus ?  Titus adalah rekan Paulus yang sangat dia dipercayai. Titus bertindak sebagai wakil Paulus di Korintus selama tahun menjelang penulisan 2 Kor, dengan tugas khusus mengatur pengumpulan persembahan untuk jemaat di Yerusalem. Tugas lain yang diemban oleh Titus ialah mengendorkan keadaan tenang yang timbul antara Paulus dan orang-orang Korintus. Titus berwatak lebih kuat daripada Timotius (1 Kor 16:10: 2 Kor 7:15) dan sanggup sebagai pengatur (pemegang tata usaha).

Akhirnya Titus bergabung lagi dengan Paulus di Makedonia (2 Kor 7:6) dengan membawa kabar baik. Sebagai buahnya 2 Kor ditulis dan dibawa dengan senang hati oleh Titus, yang nampaknya sangat prihatin akan keadaan masyarakat Kristen di Korintus (2 Kor 8:6). Paulus menyebut Titus sebagai 'temanku yang bekerja bersama-sama dengan aku untuk kamu' (8:23). seorang yang tidak akan menipu orang-orang yang dipercayakan pada pembinaannya (2 Kor 12:18).

Orang yang angkuh berbeda denga orang yang memiliki prinsip hidup. Orang yang memiliki prinsip hidup akan tapil seperti Titus yang tidak mudah untuk dipengaruhi. Dalam hidupnya, tegas, dan tidak dapat kompromi dengan siapapun, menyatakan kebenaran jika salah dan memperbaiki kelakuan.

4.  Memiliki hati yang bersih (ay. 17)

Secara eksplisit manusia tidak dapat membedakan kebersihan hati seseorang. Hal itu disebabkan oleh adanya natur manusia yang terbatas untuk melihat yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Keterbatasan manusia terletak dalam keberdosaan sifat manusia itu sendiri, yang mampu dapat membedakan antara baik dan benar berdasarkan nuraninya yang tidak terpengaruh oleh pihak eksternal. Sebab itu setiap kita di ingatkan untuk melatih diri melalui Ibadah sebagai pesan Paulus kepada anak didiknya Tomotius 4:12  {1 Timotius 4:7-8} 7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. 8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

Orang yang bersih hatinya adalah orang yang berhak dan layak untuk melihat serta mengalami mujizat Tuhan dalam hidupnya. Dosa adalah penghalang untuk kita dapat meraih kemengan, dan mengalami mujizat Tuhan.Tuhan menjajikan kemenangan besar bagi setiap orang percaya. Kemenangan itu akan kita raih apa bila kita selalu hidup seturut dengan kehendak-Nya dan setia untuk mentatati perintah-Nya. Jadi masa depan kita secerah janji-janji yang dijanjikan oleh Tuhan. Itulah jaminan hidup yang berkemenangan.

KESIMPULAN 

1)   Janji Tuhan adalah hidup berkemenangan, karena DI DALAM DIA ADA HIDUP, dan Tuhan sendirilah yang akan menggenapi segala janji-Nya.

2)      Salah satu bukti yang akurat bahwa kita mengutamakan Tuhan adalah dengan cara menjadi pelaku-pelaku firman

3)      Banyak orang yang mengalalmi kegagalan, karena tidak menjadikan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup mereka.

4)      Sesungguhnya “Orang yang tidak pernah mengucap syukur, adalah orang yang tidak tahu diri, dia adalah orang yang sombong, tidak tahu berterimakasih”

5)      Orang yang memiliki prinsip hidup akan tapil seperti Titus yang tidak mudah untuk dipengaruhi untuk kompromi

6)      Orang yang bersih hatinya adalah orang yang berhak dan layak untuk melihat serta mengalami mujizat Tuhan dalam hidupnya

7)      Jadikan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup saudara dan saya.

 

 
Wamena, 02 Januari 2012
Khotbah di Jemaat GBI Anugerah Wamena
Ibadah Raya  pukul 09.30 sampai selesai
Pembicara: Pdm.Yoel Giban,S.Th.M.Pd.K



[1] Kota Troas didirikan dekat kota Troya kuno, oleh raja pengganti Iskandar Agung dan disebut menurut namanya Aleksandria Troas. Kaisar Agustus menjadikan kota itu koloni Romawi. Menurut Suetonius, Yulius Kaisar mempertimbangkan untuk memindahkan pemerintahan ke sana dari Roma, karena menurut tradisi Aeneas orang Troya-lah yg mendirikan Roma, dan Yulius anak Aeneas, adalah leluhur dari marga Yulius Kaisar. Troas adalah pelabuhan utama dari Asia Kecil bagian barat laut, yg dimanfaatkan oleh para pelancong dari Asia ke Makedonia. Jemaat di Troas dua kali disinggung oleh Ignatius. Kata 'Troas' dapat mengacu kepada kota maupun kepada daerah sekitarnya.

[2] Suatu daerah yang indah, berpusat di dataran yang mengelilingi teluk Tesalonika,... Daerah ini terkenal karena kayu dan logam yang berharga. Pada zaman dahulu daerah ini diperintah oleh golongan bangsawan berkuda di bawah keluarga kerajaan yang dipengaruhi helenisme. Kemudian raja-rajanya menguasai pergolakan-pergolakan di Yunani sejak abad 4 sM, dan sesudah Iskandar (Agung) kekuasaan keturunan raja Makedonia meliputi seluruh daerah Laut Tengah bagian timur, hingga kerajaan-kerajaan itu digulingkan oleh bangsa Roma

Statistik Pengunjung