“Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”Roma 5:8
Dalam kehidupan yang penuh tantangan ini, kita sering merasa sendiri, ditinggalkan, bahkan tidak dikasihi. Namun, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa kasih Allah bagi umat-Nya tidak pernah berubah. Bahkan di saat kita jauh dari-Nya, kasih-Nya tetap nyata dan aktif bekerja.
Kasih Allah tidak bersyarat. Kita tidak perlu membuktikan apa-apa agar Allah mengasihi kita. Ia sudah lebih dulu mengasihi kita bahkan ketika kita belum mengenal-Nya. Bukti terbesar kasih itu adalah salib — Yesus Kristus menyerahkan diri-Nya demi menebus dosa manusia.
Kasih Allah bukan hanya dalam bentuk pengorbanan, tetapi juga dalam pemeliharaan dan kesetiaan-Nya setiap hari. Dia mendengar doa kita, menyertai dalam lembah kekelaman, dan menyediakan kekuatan saat kita lemah.
Tiga Ciri Kasih Allah Bagi Umat-Nya:
1. Kasih yang Tak Berkesudahan.
“Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya.” (Ratapan 3:22)
Apa pun keadaan kita, kasih-Nya tidak pernah habis.
2. Kasih yang Memulihkan
Saat kita jatuh dalam dosa atau kehilangan arah, kasih Allah bukan menghakimi terlebih dahulu, tetapi memulihkan.
3. Kasih yang Memanggil dan Mengutus
Allah mengasihi kita bukan hanya untuk memberkati, tetapi juga memanggil kita untuk menjadi saluran kasih bagi sesama.
Kesimpulan
Tidak ada kasih di dunia ini yang sebanding dengan kasih Allah. Kasih-Nya mengangkat kita dari lembah, memulihkan hati yang remuk, dan memberi kita pengharapan kekal. Apakah hari ini engkau sedang merasa jauh dari kasih itu? Datanglah kembali kepada-Nya. Kasih Allah tidak pernah berubah.
Doa Penutup
“Tuhan, terima kasih atas kasih-Mu yang tak berkesudahan. Ajarku untuk hidup dalam kasih itu dan membagikannya kepada orang lain. Meskipun aku tidak layak, Engkau tetap mengasihiku. Terima kasih, Yesus. Amin.”
1 komentar:
בעזרת השם
Shalom Bapak, Ibu, Saudara/i, dan adik-adik yang terkasih,
Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak kita semua untuk belajar bersama mengenai **Shema Yisrael** dan **Veahavta**—fondasi iman dalam tradisi Yahudi—yang juga diajarkan oleh Yeshua (ישוע), Sang Rabi (רבי) dan Moreh (מורה), sebagai bentuk pengakuan akan keesaan Tuhan.
Shema ini secara umum selalu diucapkan dalam setiap ibadah orang Yahudi, bahkan dalam saat-saat genting, seperti menghadapi bahaya atau ajal. Ini untuk mengingatkan bahwa hidup manusia berada di tangan Tuhan, sebagaimana saudara-saudara kita dari kalangan Muslim mengucapkan kalimat tauhid *Lailahaillallah* dalam kondisi serupa.
Yeshua—begitu Ia disebut oleh para pengikut-Nya dari kalangan Yahudi Mesianik—mengutip Shema dalam Injil (בשורה/Besorah) saat menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat (תורה/Torah) atau Soferim (סופרים) mengenai hukum yang paling utama.
Shema tersebut dikutip dalam:
* Matius 22:37–39
* Markus 12:29–31
* Lukas 10:27
Berikut adalah kalimat Shema Yisrael dan Veahavta dalam teks Ibrani tanpa tanda vokal, sebagaimana tertulis dalam **Ulangan (דברים/Devarim) 6:4–5**:
**שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד ואהבת את יהוה אלהיך בכל־לבבך ובכל־נפשך ובכל־מאדך**
(Sumber: [Sefaria](https://www.sefaria.org/Deuteronomy.6.4?lang=he&with=WebPages&lang2=he))
**Cara pengucapan menurut kaidah tata bahasa Ibrani:**
*Shema Yisrael, YHWH (Adonai) Eloheinu, YHWH (Adonai) ekhad. Veahavta et YHWH (Adonai) Eloheikha bekhol levavkha uvekhol nafshekha uvekhol me'odekha.*
Karena kasih tidak cukup hanya kepada Tuhan saja, Yeshua juga mengutip perintah untuk mengasihi sesama, dari **Imamat (ויקרא/Vayikra) 19:18**:
**ואהבת לרעך כמוך**
(Sumber: [Sefaria](https://www.sefaria.org/Leviticus.19.18?lang=he&with=all&lang2=he))
**Cara pengucapan:**
*Veahavta lere'akha kamokha.*
Bapak, Ibu, Saudara/i, dan adik-adik yang terkasih juga dapat mempelajari lebih lanjut melalui tautan-tautan berikut:
* [Hebrew Audio Bible – Torah Class](https://www.torahclass.com/further-study/hebrew-audio-bible/)
* [Mechon Mamre – Hebrew Bible with Audio](https://mechon-mamre.org/p/pt/ptmp3prq.htm)
Pada zaman Bait Suci (בית המקדש/Beit Hamikdash) Kedua, kalimat Shema dilanjutkan dengan kalimat berkat (ברכה/Brakhah):
**ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד**
(*Barukh Shem kevod malkhuto le’olam va’ed*)
yang berarti: *Diberkatilah Nama yang mulia, Kerajaan-Nya untuk selamanya dan kekal.*
Demikianlah yang dapat saya bagikan.
Para pengikut Yeshua dalam tradisi **Yudaisme Mesianik** (יהדות משיחית/Yahadut Meshikhit), atau *Meshikhim HaYehudim* (משיחים היהודים), juga mengucapkan kalimat ini bersama umat Yahudi lainnya di sinagoga.
Saya berdoa agar **Ruakh HaKodesh** (רוח הקודש)—Roh Kudus—membuka hati dan pikiran kita, agar kita dapat memahami pernyataan yang berasal dari Moshe (משה/Musa) ini.
**השם kiranya memberkati kita semua.
Posting Komentar