Sabtu, 25 September 2021

Minggu 26 September 2021

BODOH YANG BERHIKMAT

 Teks: 1 Korintus 1:27, Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,.. Terjemahan Sederhana Indonesia [TSI] 1 Korintus 1:27 Tetapi Allah memilih ajaran dan orang-orang percaya yang dianggap bodoh oleh manusia di dunia ini, untuk mempermalukan orang-orang yang dianggap bijak. Dan Dia memilih para penginjil dan Kabar Baik tentang Kristus yang dianggap lemah oleh manusia di dunia ini, untuk mempermalukan orang-orang kuat.

 PENDAHULUAN

 Diantara para penginjil “kejadian” menganggap ayat ini sebagai dasar pemikiran untuk tidak mau mengikuti studi teologi sehingga mereka lebih tertarik untuk menghafal ayat-ayat yang dapat dijadikan sebagai pendukung pelayanan mereka. Memang benar bahwa menghafal ayat Firman Tuhan sangat penting dan sangat baik bagi setiap orang percaya kepada Tuhan Yesus, akan tetapi untuk mengerti suatu teks tidak cukup dengan menghafal ayat per ayat. Ayat terdapat dalam suatu teks sehingga ayat itu tidak dapat menjelaskan suatu konteks akan tetapi konteks dapat menjelaskan suatu ayat secara lengkap  maksud penulisan dan mengapa ayat itu dituliskan.

Memahami ayat-ayat Alkitab baik perjanjian lama (PL) dan perjanjian baru (PB) diperlukan pengetahuan tentang “konteks” atau sering juga disebutkan  zite in laben  artinya pada teks itu terdapat, konteks budaya, politik, ekonomi dan sosial serta kepada siapa teks itu di tujukkan dan untuk apa dituliskan. Seorang pembicara terutama pengkhotbah wajib memperhatikan zite in laben dimaksud agar tidak keliru dalam menjelaskan suatu konteks kepada umat Allah. Saya bermaksud untuk memberitahukan bahwa memahami zite in laben sangat pentingnya untuk mendukung pengetahuan akan hermeunetika yang baik dalam mepersiapkan Firman Allah secara logis dan akademik sehingga pengajaran tersebut menjadi berkualitas dan berwibawa dalam pendengaran umat Allah.

Oleh sebab itu saya maksudkan dengan “bodoh yang berhikmat” adalah suatu pemikiran akademik yang menjelaskan tentang hikmat Allah dan hikmat Manusia. Manusia tidak dapat memahami pemikiran Allah dangan hikmat manusia, sebab untuk memahami hikmat Allah diperlukan pengetahuan tentang Allah. Bagaimana kita mengetahui Allah yang transenden ? Hal itu dapat dipahami dan diketahui melalui Firman-Nya. Oleh karena itu saya menjelaskan tiga hal penting  yang harus kita pahami yaitu bodoh bagi dunia dan bodoh bagi surga dan bodoh yang berhikmat:

 A.  PENGERTIAN BODOH 

Definisi kata kebodohan/ke·bo·doh·an/  adalah pertama, sifat-sifat bodoh; ketidaktahuan; kedua kekeliruan; kesalahan sementara kata bodoh/bo·doh/  adalah pertama tidak lekas mengerti; tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dan sebagainya) dan hal yang kedua adalah tidak memiliki pengetahuan (pendidikan, pengalaman) ketiga cak terserah (kepadamu)[1] Sementara Kebodohan” menurut Wikipedia  adalah keadaan dan situasi di saat kurangnya pengetahuan terhadap sesuatu informasi yang bersifat subjektif[2]. Hal ini tidak sama dengan tingkat kecerdasan yang rendah (kedunguan), seperti kualitas intelektual dan tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang. Kata "bodoh" adalah kata sifat yang menggambarkan keadaan di saat seseorang tidak menyadari sesuatu hal, tetapi masih memiliki kemampuan untuk memahaminya. Istilah bodoh dapat ditempatkan seperti dalam kalimat "Seseorang memiliki kemahiran dalam matematika, tetapi sama sekali bodoh dalam ilmu bahasa". Di sisi lain secara umum, kata bodoh sering ditempatkan seperti dalam kalimat "Orang itu bodoh karena membiarkan hal itu terjadi". Penggunaan istilah bodoh pada contoh kalimat yang kedua tersebut bermakna sebuah ucapan penghinaan yang merendahkan kualitas kecerdasan seseorang, tetapi sebenarnya itu tidak tepat dalam hal makna sebenarnya 

B.  BODOH BAGI DUNIA

Rasul Paulus tidak membahas makna kata bodoh dalam pengertian etimologis tetapi yang Rasul Paulus maksudkan adalah konsep dunia atau orang-orang duniawi yang menganggap mengambil keputusan untuk melayani Tuhan adalah suatu penghinaan karena Yesus di salibkan dan disamakan dengan orang jahat sebab itu salib adalah tanda penghinaan atau suatu pilihan kebodohan. Karena itulah  Rasul Paulus dalam surat 1 Korintus 1:27 …bodoh bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan orang berhikmat ? Rasul Paulus juga memberitahukan  dalam  1 Korintus 1:18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah

Dunia memang menganggap suatu kebodohan jika mengambil keputusan untuk melayani Tuhan, sebab melayani Tuhan tidak ada jaminan materi, tidak ada jaminan kesehatan dan tidak ada masa depan menurut dunia. Beberapa ayat dalam Alkitab hanya dianggap sebagai suatu tulisan biasa yang tidak berpengaruh apapun dalam kehidupan nyata. Oleh sebab itulah beberapa orang bahkan hamba Tuhan sekalipun tidak mau mengambil resiko untuk anak-anak mereka dan keluarga mereka dalam melayan Tuhan, ini FAKTA. Jadi bodo bagi dunia adalah mengambil keputusan untuk melayani Tuhan. Banyak anak-anak muda saat ini lebih tertarik untuk kuliah di sekuler dibandingkan dengan masuk kuliah di seminari-seminari atau sekolah-sekolah alkitab, sebab sekolah Alkitab atau seminari lebih banyak  mempelajari tentang pelayanan.

C.  BODOH BAGI SURGA

Kebodohan bagi dunia berbeda dengan kebodohan bagi surga. Kebodohan bagi dunia adalah  bersifat material sementara kebodohan bagi surga bersifat kekal adanya, karena itu barang siapa yang mengabaikan yang bersifat kekal adalah suatu kebodohan bagi surga. Rasul Paulu menggingatkan kita dalam surat Roma 14:20  Janganlah engkau [1] Merusakkan pekerjaan Allah[3] oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung! Terjemahan [BIS] Janganlah, karena soal makanan, Saudara merusak apa yang sudah dikerjakan oleh Allah. Segala makanan memang halal untuk dimakan; tetapi kalau apa yang Saudara makan menyebabkan orang lain berdosa, maka Saudara bersalah.  Kebodohan bagi surga adalah [2] Meninggalkan pelayanan dan [3] Mementingkan MATERI serta lebih mencintai hal-hal duniawi adalah kebodohan. Jadi suatu kebodohan besar jika mengabaikan pelayanan dengan segala alasan untuk memuaskan kedagingan kita itulah suatu kebodohan kita.  Jadi, kebodohan bagi sorga adalah jika kita merusak pekerjaan Allah, meninggalkan pelayanan dan mementingkan material.

D.  BODOH YANG BERHIKMAT

Hikmat adalah ketrampilan atau kekhususan seseorang diluar kemampuannya. Walaupun hikmat sering dikaitkan dengan Kemampuan rohani untuk melihat dan menilai kehidupan dan kelakuan dari sudut pandangan Allah Ams 1:2. (2  untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna). Hal ini meliputi pengadaan pilihan yang tepat serta melakukan hal-hal yang benar menurut kehendak Allah yang dinyatakan dalam Firman-Nya dan pimpinan Roh Rom 8:4-17. Kita dapat menerima hikmat dengan menghampiri Allah dan memohonnya dengan iman, Yak 1:6-8; dikatakan bahwa [6  Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.8  Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya] dan  Ams 2:6 (6 Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian).  Demikian juga dalam 1Kor 1:30.(30,Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita).

Dalam kaitannya itu “orang bodoh yang berhikmat” adalah seperti contoh perumpamaan Yesus dalam Injil Matius 25:1-13  5 gadis yang bodoh dan 5 gadis yang bijaksana atau Lukas 15:11-32kembalinya anak yang hilang” kedua teks ini menjadi contoh yang sangat tegas dan lugas bagi setiap orang percaya. Rasul Paulus mengatakan bahwa “bodoh yang berhikmat” adalah dia yang mempertaruhkan hidupnya melakukan tiga hal yaitu mengambil keputusan untuk:

1.    Melayani Tuhan sebagai tugas muliah/ panggilan muliah

Yohanes 14:21, Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yohanes 14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Rasul Paulus berkata dalam 1 Korintus 7:35 bahwa 35 berkata bahwa “Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan”. Jadi mengambil keputusan untuk melayani Tuhan harus lari dari hati dan komitmen yang kuat,  sehingga akan berdampak dalam pelayanan kita  bahwa pelayanan kita tidak pamri, entah dikaji atau tidak, melayani adalah suatu panggilan muliah yang tidak boleh diabaikan. Yohanes 14:21 dalam terjemahan Firman Allah yang hidup dikatakan bahwa “Orang yang taat kepada-Ku ialah orang yang mengasihi Aku; dan sebab ia  mengasihi Aku, Bapa-Ku akan mengasihi dia. Aku juga akan mengasihi dia serta menyatakan diri-Ku kepadanya."

2.    Mengerjakan keselamatan

Dalam suratnya Rasul Paulus berpesan kepada jemaat di Filipi 2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, demikian juga Kolose 3:23 bahwa “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”. Jadi, Keselamatan itu harus dikerjakan melalui perbuatan sebab mengerjakan keselamatan berkaitan dengan tri tugas Gereja yaitu:  

a.    Diakonia/ Pelayanan sosial/ memberi tanpa…

Matius 25:35 “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; Matius 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum”. Kemudian Matius 25:40 (TB)  “Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”. 

b.    Koinonia/ Melayani

Lukas 10:40 “sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."  Markus 10:45 “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Yohanes 12:26 “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa”

c.    Marturia / kesaksian

Matius 24:14 “ Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya." Yesaya 8:20 "Carilah pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar. Yesaya 19:20 Itu akan menjadi tanda kesaksian bagi TUHAN semesta alam di tanah Mesir: apabila mereka berseru kepada TUHAN oleh karena orang-orang penindas, maka Ia akan mengirim seorang juruselamat kepada mereka, yang akan berjuang dan akan melepaskan mereka.

Setiap orang yang berhikmat harus mengerjakan keselamatannya dengan sunguh-sungguh sebab keselamatan tidak terwakilkan oleh siapapun.

 3.    Mempunyai Pengharapan kekal

Yonahes 14:1-4: ayat 1  "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. 2  Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. 3  Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. 4  Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."  Yeremia 29:10-13 ayat 10  Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. 11  Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.  Kapan terjadi masa depan penuh harapan ? ayat 12  Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; 13  apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati. 

KESIMPULAN

Bapak ibu saudara yang setia dalam mengiring Tuhan dan melayani Tuhan sesuai dengan karunia yang Tuhan berikan kepada setiap kita mulai hari ini percayalah bahwa kita punya tempat di SORGA. Alasan utama pengakuan ini adalah bapak ibu saudara beranikan diri  mengambil keputusan untuk:

1.    Melayani Tuhan dengan segenap hati;

2.    Menjadi saksi Kristus, apapun resikonya;

3.    Tidak memusingkan hal-hal duniawi;

4.    Mengerjakan keselamatan dengan sunguh-sungguh; maka akan

5.    Mencapai garis finis secara maksimal.

 

 

Wamena, 26 September 2021
Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jemaat Anugerah Wamena
Pengkhotbah
Pdm.Yoel Giban, S.Th.M.Pd.K

 

 

 



[3]Contohnya adalah mulut yang penuh dengan tipu muslihat/ suka menjelekkan orang/ suka menceritakan kelemahan pelayan/ suka membuka aib orang di depan umum/ suka menertawakan penderitaan orang lain / suka bersukacita atas dukacita orang lain adalah orang yang meruksak pekerjaan Allah/ Kematian Yohanes disebabkan oleh kedengkian Herodias dan Herodes, Matius 14:1-12.

Kamis, 23 September 2021

Komentari

TEKS 1 KORINTUS 1:17-31 "KEBERHASILAN  PEMBERITAAN INJIL"
HIKMAT ALLAH DAN HIKMAT MANUSIA

Terjemahan Bebas 17  Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. 18  Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. 19  Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." 20  Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? 21  Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. 22  Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, 23  tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, 24  tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. 25  Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. 26  Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. 27  Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, 28  dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, 29  supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. 30  Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. 31  Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."

 I.     CARA RASUL PAULUS MEMBERITAKAN INJIL

Bukan dengan hikmat perkataan (ay. 17), dan kata-kata hikmat yang meyakinkan (2:4), bukan dengan kefasihan berbicara yang berbunga-bunga atau dengan kecermatan bahasa filsafat, yang dengan itu orang-orang Yunani membanggakan diri mereka, dan yang tampaknya menjadi kebanggan khas dari beberapa pemimpin kelompok di dalam jemaat yang sangat memusuhi rasul ini. Ia tidak memberitakan Injil dengan cara ini, supaya salib Kristus jangan sampai menjadi sia-sia, supaya jangan sampai keberhasilan Injil dianggap berasal dari kehebatan seni bicara dan tidak datang dari kebenaran, tidak dari pengajaran yang jelas mengenai Yesus yang disalibkan, tetapi dari kefasihan berbicara yang hebat dari orang-orang yang menyebarkannya, sehingga dengan demikian kehormatan salib menjadi berkurang atau pudar. Paulus telah mendidik dirinya sendiri di bawah pimpinan Gamaliel dalam pengajaran bangsa Yahudi, namun di dalam pemberitaan salib Kristus ia mengesampingkan semua pengajarannya itu. Ia memberitakan Yesus yang disalibkan dengan bahasa yang jelas, memberitahukan kepada banyak orang bahwa Yesus yang disalibkan di Yerusalem adalah Anak Allah dan Juruselamat manusia, dan bahwa semua orang yang ingin diselamatkan harus bertobat dari dosa-dosa mereka, dan percaya kepada-Nya, serta tunduk kepada pemerintahan dan hukum-hukum-Nya. Kebenaran ini tidak membutuhkan hiasan buatan, ia terbit dengan keagungan terbesarnya dalam terangnya sendiri dan menang di dalam dunia ini oleh kekuasaan ilahinya dan pekerjaan Roh, tanpa bantuan manusia apa pun. Pemberitaan yang jelas mengenai Yesus yang disalibkan lebih kuat dari pada semua kefasihan berbicara dan filsafat dunia kafir ini.

 II.  PENGARUH PEMBERITAAN INJIL

 Bagi mereka yang akan binasa, pemberitaan tentang salib adalah suatu kebodohan, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah (ay. 18). Untuk orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah (ay. 23-24).

 1.    Kristus yang disalibkan menjadi suatu batu sandungan untuk orang-orang Yahudi.

Mereka tidak dapat menerima hal itu. Mereka memiliki kebanggaan bahwa Mesias mereka yang ditunggu-tunggu haruslah seorang raja seperti layaknya seorang raja di dunia ini. Itulah sebabnya mereka tidak akan pernah mengakui orang yang penampilannya begitu hina di dalam kehidupannya dan mengalami kematian yang begitu terkutuk sebagai Penyelamat dan Raja mereka. Mereka memandang rendah dan menganggap Dia benar-benar orang buruk, karena Ia digantung di atas kayu salib, dan juga karena Ia tidak memuaskan hati mereka dengan sebuah tanda yang sesuai dengan keinginan mereka, walaupun kuasa ilahi-Nya tampak di dalam berbagai mujizat yang tidak terhitung jumlahnya. Orang-orang Yahudi menghendaki tanda (ay. 22, dan Mat. 12:38).

 2.    Kristus yang disalibkan menjadi suatu kebodohan bagi orang-orang bukan Yahudi.

 Mereka menertawakan kisah Juruselamat yang disalibkan, dan memandang rendah cara rasul-rasul menceritakan hal itu. Mereka mencari hikmat. Mereka adalah orang-orang yang cerdas dan berpengetahuan. Orang-orang yang telah mengembangkan seni dan ilmu pengetahuan, serta telah berabad-abad lamanya sangat mahir dalam ilmu pengetahuan dan pembelajaran. Tidak ada suatu apa pun di dalam pengajaran tentang salib yang begitu jelas itu yang cocok dengan selera mereka, atau menyenangkan rasa bangga mereka. Juga tidak dapat memuaskan rasa ingin tahu dan sifat suka berbantah mereka. Itulah sebabnya mereka menyambut pengajaran itu dengan caci maki dan penghinaan. Apa gunanya berharap diselamatkan oleh orang yang tidak dapat menyelamatkan diri-Nya sendiri! Dan mana mungkin kita harus percaya kepada orang yang dihukum dan disalibkan sebagai seorang penjahat, seorang yang dilahirkan dalam kehinaan dan memiliki kehidupan yang miskin, serta meninggal karena kematian yang begitu keji dan hina! Inilah yang tidak dapat diterima oleh keangkuhan nalar dan pengetahuan manusia. Bagi orang-orang Yunani, bodohlah untuk menerima ajaran seperti itu dan menghargai orang yang demikian. Karena itu, pantaslah untuk membiarkan saja orang-orang Yunani itu binasa di dalam kesombongan dan ketegaran mereka. Perhatikanlah, sangat adil bagi Allah untuk membiarkan mereka tetap ada di dalam kekerasan hati mereka, yang dengan angkuh telah menghina hikmat dan kasih karunia ilahi sedemikian rupa.

 3.    Kepada orang-orang yang dipanggil dan diselamatkan, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

 Orang-orang yang dipanggil dan dikuduskan, yaitu mereka yang mau menerima Injil dan diterangi oleh Roh Allah, lebih dapat melihat berbagai pengungkapan hikmat Allah dan kekuatan Allah yang mulia di dalam ajaran mengenai Kristus yang disalibkan dari pada di dalam semua pekerjaan-Nya yang lain. Perhatikanlah, orang-orang yang diselamatkan, diperdamaikan dengan ajaran tentang salib itu, dan dibawa mengalami sendiri segala rahasia tentang Kristus yang disalibkan.

 III. KEMENANGAN SALIB ATAS HIKMAT MANUSIA

 Yesaya. 29:14 Aku akan membinasakan hikmat orang-orang yang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Ku-lenyapkan. Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Bukanlah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? (ay. 19-20). Semua pengetahuan dunia yang dihargai tinggi itu dikacaukan, diguncang, dan dipudarkan oleh pewahyuan Kristen dan kemenangan gilang-gemilang dari salib. Para politikus dan ahli-ahli filsafat kafir, ahli-ahli Taurat dan rabi-rabi Yahudi, para pencari rahasia alam yang penuh rasa ingin tahu, semuanya bertanya-tanya dan tercengang-cengang. Pewahyuan ini sama sekali tak terjangkau oleh para negarawan dan ahli-ahli filsafat, dan segala ahli hebat yang berlagak menguasai pengetahuan, baik itu orang Yahudi maupun Yunani atau bangsa-bangsa lainnya.

 Ketika Allah hendak menyelamatkan dunia ini, Ia merancangnya dengan jalan-Nya sendiri. Dan ada alasan yang baik mengapa begitu, oleh karena dunia tidak mengenal Allah oleh hikmatnya (ay. 21). Segala ilmu pengetahuan yang dibangga-banggakan dunia kafir ini tidak mampu membawa dunia ini kepada Allah. Tak peduli dengan segala hikmat yang mereka miliki, ketidaktahuan tetap ada, ketidakadilan masih berlimpah-limpah. Manusia menjadi sombong oleh pengetahuan mereka yang semu, dan malah menjadi semakin terasingkan dari Allah. Dan itulah sebabnya Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. Oleh kebodohan pemberitaan Injil, maksudnya bukan benar-benar bodoh dalam arti yang sebenarnya, tetapi ini hanya ungkapan kasarnya saja.

 1. Hal yang diberitakan merupakan kebodohan menurut pandangan orang berhikmat dari dunia ini. Kita hidup melalui orang yang sudah mati, kita diberkati oleh orang yang dikutuk, kita dibenarkan oleh orang yang diri-Nya sendiri dihukum, semuanya merupakan kebodohan dan tidak sejalan dengan orang yang telah dibutakan oleh kesombongan diri dan terpaut dengan segala prasangkanya sendiri serta dengan segala temuan akal dan filsafat yang mereka bangga-banggakan.

 2. Cara pemberitaan Injil juga tampak bodoh bagi mereka. Pada masa Kristus, tidak ada orang yang terkenal karena berhikmat atau fasih berbicara ditugaskan untuk mendirikan jemaat atau memberitakan Injil. Yang dipanggil adalah beberapa nelayan sederhana, dan diutus untuk melaksanakan pekerjaan ini. Orang-orang ini diutus untuk menjadikan bangsa-bangsa sebagai murid Tuhan. Bejana-bejana ini dipilih untuk menyampaikan harta karun pengetahuan yang menyelamatkan dunia. Pada pandangan pertama, tidak ada dalam diri mereka yang tampak cukup agung atau mulia yang datang dari Allah. Alhasil, orang-orang yang mengaku-ngaku diri berpengetahuan dan berhikmat pun memandang rendah ajaran itu, semata-mata karena memandang orang-orang yang menyampaikannya. Akan tetapi, yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia (ay. 25). Cara-cara pimpinan ilahi yang cenderung dicela oleh orang-orang sombong sebagai tidak berhikmat dan lemah, justru sebenarnya memiliki lebih banyak hikmat yang benar, kukuh, dan berhasil di dalamnya, dibandingkan dengan semua pengetahuan dan hikmat yang ada di antara manusia: “Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil, menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang (ay. 26 dan seterusnya). Kamu sudah melihat bagaimana keadaan Kekristenan, tidak banyak orang yang terpelajar, berkuasa, atau keturunan orang terhormat, yang dipanggil.” Ada banyak keburukan dan kelemahan yang tampak pada tampilan luar agama kita. Sebab:

 (1)     Hanya sedikit orang hebat yang dipanggil untuk melakukan pekerjaan pelayanan.

 Allah tidak memilih ahli filsafat, ahli pidato, negarawan, dan orang kaya, orang berkuasa, atau orang penting di dunia ini untuk memberitakan Injil kasih karunia dan damai sejahtera itu. Bukan orang yang bijak menurut ukuran manusia, walaupun orang cenderung menganggap bahwa kehebatan karena hikmat dan pengetahuan akan banyak berperan bagi keberhasilan Injil. Bukan orang yang berkuasa dan mulia, meskipun orang cenderung membayangkan bahwa kemegahan dan kekuasaan duniawi akan membuka jalan supaya Injil dapat diterima di dalam dunia ini. Tetapi Allah tidak melihat seperti manusia. Ia telah memilih hal-hal yang bodoh, hal-hal yang lemah, hal-hal yang hina dan tercela dari dunia ini, orang-orang yang asalnya hina, dari kalangan rendah, tidak memiliki pendidikan yang tinggi, untuk menjadi pemberita Injil dan pendiri jemaat. Sebab rancangan-Nya bukanlah rancangan kita, dan jalan-Nya bukanlah jalan kita. Ia adalah hakim yang lebih baik dari pada kita, untuk menilai alat-alat dan ukuran apa yang terbaik untuk melayani tujuan-tujuan kemuliaan-Nya.

 (2)     Hanya sedikit orang hebat dan terkenal yang dipanggil menjadi Kristen

 Sama seperti guru-gurunya yang miskin dan hina, begitulah juga pada umumnya dengan orang-orang yang bertobat dan percaya kepada Kristus. Hanya ada sedikit orang-orang berhikmat, berkuasa, dan terhormat yang memeluk ajaran salib. Orang-orang Kristen pertama, baik di kalangan Yahudi maupun Yunani, merupakan orang-orang yang lemah, bodoh, dan hina. Orang-orang sederhana dalam hal kemampuan akal budi, dan berkedudukan rendah dalam hal keadaan lahiriah. Namun, betapa mulianya pemahaman mereka tentang hikmat ilahi di dalam keseluruhan rancangan Injil, dan keberhasilannya dalam keadaan seperti ini!

 IV. SEGALA SESUATU DIBUAT BERGUNA.

 1.    Untuk menaklukkan kesombongan dan kesia-siaan manusia.

 Allah telah memilih apa yang bodoh bagi dunia, untuk memalukan orang-orang yang berhikmat. Orang-orang yang tidak terpelajar mengalahkan mereka yang paling terpelajar. Dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat. Orang-orang yang berasal dari kalangan dan keadaan yang hina mengalahkan dan menang atas semua kekuatan dan kekuasaan raja-raja dunia ini. Apa yang tidak terpandang dan apa yang hina bagi dunia, yaitu hal-hal yang sangat tidak dihargai orang atau yang ada di dalam kehinaan yang amat sangat, yang tidak dihargai dan dihormati orang dengan sangat. Bahkan apa yang tidak berarti untuk meniadakan apa yang berarti, yaitu pertobatan orang-orang bukan Yahudi (yang paling dipandang rendah dan jijik oleh orang Yahudi) membuka jalan untuk menghapuskan hukum dasar yang begitu mereka banggakan serta yang di atasnya mereka menyombongkan diri sedemikian rupa untuk memandang rendah seluruh isi dunia lainnya. Sudah menjadi hal yang lazim bagi orang-orang Yahudi untuk mengatai orang-orang bukan Yahudi sebagai sesuatu yang tidak berarti. Begitulah, di dalam kitab apokrifa Ester 14:11, dikatakan bahwa Ester memanjatkan doa supaya Allah tidak menyerahkan tongkat kerajaan-Nya kepada orang-orang yang tidak berarti. Begitu juga, Esdras, di dalam salah satu kitab apokrifa yang dinamai menurut namanya, yaitu 2 Esdras 6:56-57, berdoa kepada Allah mengenai para penyembah berhala yang dianggap sebagai orang-orang yang tidak berarti. Tampaknya Rasul Paulus menggunakan bahasa umum yang biasa digunakan oleh orang-orang Yahudi dalam pandangannya ketika ia menyebut Abraham sebagai bapa banyak bangsa, di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah ... dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada (Rm. 4:17). Injil itu cocok untuk menjatuhkan kesombongan orang Yahudi maupun orang Yunani, untuk memalukan ilmu dan pengetahuan orang Yunani yang dibangga-banggakan itu, serta merendahkan hukum dasar yang olehnya orang-orang Yahudi telah menyombongkan diri mereka sendiri dan memandang rendah semua orang lain di dunia ini, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah (ay. 29), supaya tidak ada alasan untuk menyombongkan diri. Hanya hikmat ilahi sendiri yang memiliki cara penebusan, dan hanya kasih karunia sendiri yang mengungkapkan serta memasyhurkannya. Dan keduanya tak terjangkau oleh manusia. Meskipun menghadapi banyak perlawanan yang datang dari dunia ilmu pengetahuan atau kekuasaan manusia, pengajaran dan pengungkapan ini tetap unggul. Betapa berhasilnya Allah menutup kemuliaan dan memalukan kesombongan manusia di dalam semua hal. Ketetapan Injil merupakan keberhasilan bagi orang yang rendah hati.

 2.    Secara mengagumkan Injil dipakai untuk memuliakan Allah

 Terdapat banyak kuasa dan kemuliaan di dalam hakikat dan kehidupan Kekristenan. Meskipun para pelayan Tuhan miskin dan tidak terpelajar, dan para petobat berasal dari kalangan yang paling rendah, namun tangan Tuhan menyertai para pemberita Injil, dan dengan kuat menggenggam hati orang-orang yang mendengarkan. Yesus Kristus telah menjadi begitu agung dan mulia bagi para pemberita Injil dan orang-orang Kristen. Semua yang kita miliki berasal dari Allah sebagai sumber, dan di dalam dan melalui Kristus sebagai saluran yang menyampaikannya kepada kita. Oleh Allah, Yesus Kristus telah menjadi hikmat, kebenaran, pengudusan, dan penebusan bagi kita (ay. 30), yaitu semua yang kita butuhkan atau dapat kita inginkan.

 Dengan semua pengetahuan yang kita agung-agungkan, kita adalah orang-orang yang bodoh, dungu, dan buta dalam perkara-perkara Allah, tetapi Kristus telah dijadikan hikmat bagi kita. Kita adalah orang-orang yang bersalah, jahat di hadapan keadilan, dan Ia dijadikan sebagai kebenaran, pendamaian dan korban persembahan. Kita telah menjadi bejat dan rusak, dan Ia dijadikan sebagai pengudusan bagi kita, menjadi mata air kehidupan rohaniah kita. Dari Dia yang adalah Kepala, semuanya itu diturunkan kepada kita, yaitu seluruh anggota tubuh rohaniah-Nya, oleh Roh KudusNya. Kita dipersatukan, dan Ia dijadikan penebusan bagi kita, menjadi Juruselamat dan Penebus kita. Ketika Kristus menjadi kebenaran bagi setiap jiwa, Ia juga menguduskan. Ia tidak pernah membebaskan orang dari kesalahan dosa tanpa melepaskannya dari kuasa dosa. Ia menjadi kebenaran dan pengudusan, supaya pada akhirnya Ia menjadi penebusan yang sempurna, supaya dapat membebaskan jiwa dari dosa yang merajalela serta membebaskan tubuh dari ikatan kubur. Apa yang dirancang di dalam semuanya itu adalah supaya segala yang hidup dapat bermegah di dalam Tuhan (ay. 31). Perhatikan baik-baik, sudah menjadi kehendak Allah bahwa semua ungkapan pengagungan kita haruslah di dalam Tuhan. Karena keselamatan kita hanya melalui Kristus, maka pengagungan kita itu pun memang harus pula di dalam Dia. Manusia direndahkan, dan Allah dimuliakan serta diagungkan, oleh seluruh rancangan Injil itu.

 Amin Solideo Gloria

Selasa, 21 September 2021

SIAPA KEFAS

Kefas adalah seorang murid Yesus dan Rasul. Sebetulnya ia bernama Simon. Ia putera seorang yang bernama Yona (Mat 16:17) atau Yohanes (Yoh 1:42; 21:15), saudara kandung Andreas (Mat 10:2 nelayan seperti dia (Mark 1:16). Dilahirkan di Betsaida (Yoh 1:44). Waktu bertemu Yesus ia tinggal di Kapernaum (Mark 1:29; Luk 4:38). Bersama Yohanes dan Yakobus ia termasuk murid-murid Yesus yang terdekat (Mark 5:37; 9:2; 14:33). Ia menyangkal Yesus (Mark 14:66-72), tetapi juga menjadi salah seorang dari para saksi pertama atas kebangkitanNya (Mark 16:7; 1Kor 15:5). Keaselian janji yang diberikan kepada Petrus (Mat 16:13-20) lama ditentang oleh para eksegit protestan, yang melihat pelukisan jemaat purba di dalam kata-kata itu. Sekarang ini semakin diakui bahwa naskah itu asli. Setelah kematian Yesus, Petrus mengambil-alih pimpinan jemaat muda di Yerusalem (Kis 1:15-5:32) dan mengunjungi para kristen di Samaria, Lod, Yafo, dan Kaisarea (Kis 8:14-11:18). Setelah Yakobus tua dibunuh (44), Petrus juga dijebloskan ke dalam penjara, tetapi (Kis 15:1-41) ia berada kembali di Yerusalem. Oleh sikapnya yang tidak jelas dalam persoalan sunat, Paulus melawannya secara terbuka (Gal 2:11). Soal kelanjutan karya Petrus tidak ada yang tahu. Hidupnya di Roma dan kematiannya selaku martir pada zaman kekuasaan Nero (antara 64-67) boleh dianggap sebagai pasti, meskipun penggalian-penggalian di bawah Gereja St. Petrus di Roma (1940-1949) tidak dapat memberikan bukti-bukti yang meyakinkan atas makam Petrus di situ. Dengan nama Petrus ada dua pucuk surat (Surat-surat Petrus) dan berbagai tulisan apokrif (Akta P. Wahyu ~P, Injil ~P dan Kotbah ~P).

Menurut  [Ensiklopedia]

I. Latar belakang
Agaknya nama asli Petrus ialah nama Ibrani 'Simeon' (seyogianya demikian dlm Kis 15:14; 2 Ptr 1:1, tapi dlm TBI semuanya menjadi 'Simon'); barangkali, seperti banyak orang Yahudi dipakainya juga nama 'Simon', hal yg biasa dalam PB sebagai nama Yunani yg bunyinya sama. Nama bapaknya ialah Yunus (Mat 16:17); Petrus berkeluarga (Mrk 1:30), dan dalam perjalanan misinya ia disertai istrinya (1 Kor 9:5). Menurut Injil Yoh, Petrus berasal dari Betsaida, suatu kota di daerah Golan (atau Gaulanitis), yg penduduknya kebanyakan orang Yunani (Yoh 1:44). Tapi ada juga rumah Petrus di Kapernaum di Galilea (Mrk 1:21 dab). Kedua kota itu terletak di tepi pantai Danau Galilea, tempat Petrus mencari nafkah sebagai nelayan. Di kedua kota itu terbuka banyak sekali hubungan dengan bangsa-bangsa non-Yahudi. (Nama adiknya nama Yunani.) Bahasa sehari-hari Petrus adalah bh Aram dengan logat khas utara (Mrk 14:70). Ia menerapkan kesalehan dan memegang teguh pengharapan umatnya (bnd Kis 10:14) kendati tidak belajar hukum Taurat (Kis 4:13; maksudnya bukan melek huruf). Agaknya dia sudah dipengaruhi gerakan Yohanes Pembaptis (bnd Kis 1:22): adiknya, Andreas, adalah murid Yohanes Pembaptis (Yoh 1:39 dab).

II. Panggilan

Injil Yoh memberitakan kegiatan Kristus pada prapelayanan-Nya di Galilea, termasuk pertama kalinya Petrus diperkenalkan oleh Andreas kepada Yesus (Yoh 1:41). Perkenalan ini membuat lebih dimengerti tanggapan Petrus atas panggilan berikutnya di pantai Galilea (Mrk 1:16 dab). Lalu menyusul penetapan 12 murid (Mrk 3:16).

Dalam keadaan sebagai murid Simon memperoleh gelarnya yg baru, Kepha, dari kata Aram (TBI Kefas), 'batu karang' atau 'batu besar' (1 Kor 1:12; 15:5; Gal 2:9). Nama itu muncul di PB biasanya dalam bentuk Yunani Petros. Menurut Yoh 1:42 gelar ini diberikan Yesus (yg sebelumnya tidak diketahui orang sebagai nama diri) pada perjumpaan pertama. Sebutan yg biasa dipakai Yohanes ialah 'Simon Petrus'. Markus menyebutnya 'Simon' sampai 3:16, dan sesudah itu hampir tidak pernah berubah dari 'Petrus'. Memang tidak ada sesuatu yg mengisyaratkan, bahwa kata-kata khidmat dalam Mat 16:18 diberikan pertama sekali pada saat itu dengan mengacu pada nama itu.

III. Petrus dalam pelayanan Yesus

Petrus adalah murid Yesus yg pertama dipanggil; ia selalu disebut yg pertama dalam urutan murid-murid; ia juga seorang dari ketiga murid yg merupakan kelompok akrabdengan Guru mereka (Mrk 5:37; 9:2; 14:33; bnd 13:3). Tindak pelayanannya yg didorong gelora hatinya, sering dilukiskan dalam Alkitab (bnd Mat 14:28; Mrk 14:29; Luk 5:8; Yoh 21:7), dan dia bertindak sebagai jurubicara dari ke-12 murid itu (Mat 15:15; 18:21; Mrk 1:36dab; 8:29; 9: 5; 10:28; 11:21; 14:29 dab; Luk 5:5; 12:41). Dalam saat penentuan dekat Kaisarea Filipi dialah jurubicara dari kelompok ke-12 murid: sebab pertanyaan itu ditujukan kepada mereka semua (Mrk 8:27, 29), dan semua mereka tergenggam satu dalam pandangan mata Yesus, yg menyertai tempelakan-Nya yg menyusul kemudian (8:33).

Pemuliaan Yesus di atas gunung (Mrk 9:1) sangat erat hubungannya dengan pengakuan rasul-rasul yg mendahuluinya. Pengalaman itu berkesan sekali dalam diri Petrus: 1 Ptr 5:1; 2 Ptr 1:16 dab ditafsirkan berdasarkan pemuliaan Yesus itu, dan -- sekalipun tidak berasal dari Petrus -- juga Apocalypse dan Acts of Peter ( --> APOKRIFA PB) menunjukkan, bahwa para penulis kedua kitab ini menghubungkan pemberitaan tentang peristiwa pemuliaan itu dengan rasul Petrus.
Dapat dikatakan 'omong gede' Petrus dalam Mrk 14:29dab adalah mewakili ke-12 murid; hanya karena suara Petrus paling lantang mengungkapkan kesetiaannya, dan karena penyangkalan Petrus yg paling kentara (Mrk 14:66dab) maka kelemahannya paling menonjol. Tapi dalam berita kebangkitan, ia secara khusus ditampilkan ke depan (Mrk 16:7), dan secara pribadi ia dikunjungi Tuhan Yesus yg sudah bangkit itu (Luk 24:34; 1 Kor 15:5).

IV. Tugas panggilan Petrus

Mat 16:18 dab adalah bagian PB yg paling banyak diperbincangkan. Ada yg menolak ucapan ini sungguh pernah diucapkan Yesus, tapi itu hanyalah keputusan yg sewenang-wenang, dan umumnya didasarkan pada pra-dalil dogma saja (kadang-kadang dgn pra-dalil bahwa Yesus tidak pernah bermaksud mendirikan gereja). Sebaliknya, pendapat lain mengemukakan bahwa ucapan ini benar-benar diucapkan, tapi tempatnya bukan di situ. Stauffer melihatnya sebagai kebijakan sesudah kebangkitan, seperti Yoh 21:15. Cullmann cenderung menempatkannya dalam kait naskah masa penderitaan, seperti Luk 22:31 dab. Tapi penataan ulang seperti itu tidak memberi tempat wajar kepada keistimewaan Mat 16:18 dab. Ucapan ini adalah suatu berkat disertai janji: ay-ay sebelumnya adalah perintah. Dalam laporan Markus yg jelas terang mengenai peristiwa Kaisarea Filipi, ia memusatkan perhatian kepada kegagalan murid-murid memahami watak mesianis yg baru saja mereka akui: tapi ini bukan alasan menyangkal bahwa ungkapan 'batu karang' termasuk kepada peristiwa pengakuan di Kaisarea itu.

Belum ada kesepakatan tafsir atas bagian Alkitab ini. Saran yg mengatakan bahwa 'batu karang' adalah melulu salah pengertian atas bentuk seruan (vokatif) 'Petrus' dalam bh Aram yg menjadi dasarnya (SB, 1, hlm 732) terlalu cetek, karena: jelas ucapan ini berkaitan dengan makna nama Petrus, yg ditunjukkan oleh beberapa ay dalam Injil sebagai dikaruniakan oleh Yesus dengan khidmat. Sejak dahulu ada dua tafsiran utama, disertai banyak ragamnya.

1. Pada dasarnya 'batu karang' adalah ihwal paling inti yg diungkapkan Petrus: apakah itu iman Petrus atau pengakuan akan mesianis Yesus. Inilah tafsiran tertua (bnd Origenes ttg ay ini, 'Anti Batu Karang ialah setiap murid Kristus'). Tafsiran ini memperhatikan kait naskah Injil Mat dan menekankan makna agung pengakuan iman di Kaisarea Filipi seperti Mrk 8 menekankannya dengan cara yg berbeda. Dalam perspektif sejarah 'batu karang' itu bukanlah melulu iman kepada Kristus, tapi pengakuan para rasul akan Kristus, yg di lain tempat diungkapkan sebagai dasar gereja (bnd Ef 2:20). Ungkapan 'batu karang' menyinggung sari pati jabatan rasul ( --> RASUL), dan nama Petrus -- rasul utama -- mengungkapkan pengertian sari pati itu. Bahwa iman dan pengertian Petrus sendiri masih sangat kurang pada saat itu, tidaklah setuju dengan ihwal: gereja harus didirikan di atas dasar pengakuan rasul-rasul.

2. Batu karang adalah Petrus sendiri. Tafsiran ini hampir sama tuanya dengan yg pertama. Baik Tertulian maupun Uskup (uskup Roma atau Kartago) yg dikritiknya dalam bukunya De. Pudicitia, menerima tafsiran ini, kendati dengan kesimpulan-kesimpulan yg berbeda. Kekuatan tafsiran ini terletak pada fakta bahwa Mat 16:19 adalah dalam bentuk tunggal, dan ucapan itu pasti ditujukan langsung kepada Petrus, kendati dapat dikatakan, seperti Origenes, bahwa untuk mempunyai kepercayaan dan kebajikan-kebajikan Petrus berarti mempunyai kunci-kunci Petrus. Bisa juga dibuat perbandingan dengan Midrasy tentang Yes 51:1. Waktu Allah melihat Abraham, yg akan tampil mendekat, Allah berkata, 'Lihat, telah Ku-dapati sebuah gunung batu, yg di atasnya dapat Ku-dasarkan dan Ku-bangun dunia ini. Karena itu disebut-Nya Abraham gunung batu' (SB, 1, hlm 733).
Banyak penafsir Protestan, termasuk Cullmann, memegang pandangan kedua ini. Tapi pandangan Cullmann bahwa ucapan ini harus dipisahkan dari pola Matius, kita tolak. Lebih baik membacanya di tempat yg ditentukan Matius, daripada menalarnya sebagai ucapan Kristus yg berdiri sendiri tanpa terkait dengan perikop lainnya.

Dapat ditekankan di sini, bahwa tafsiran batu karang itu sebagai Petrus sendiri, tidak mengukuhkan atau mendukung tuntutan kedudukan utama dari suatu gereja mana pun atau pimpinannya, yg muncul melalui perkembangan dan keadaan sejarah. Bahkan seandainya dapat ditunjukkan, bahwa pimpinan suatu gereja merupakan pengganti Petrus (hal yg tak mungkin dilakukan), namun ini tidak mengizinkan kedudukan utama Petrus (jika ada) dialihkan kepada pengganti yg mana pun. Ucapan ini menunjuk kepada pendirian (pembentukan) gereja, yg tak dapat diulangi.

Kata-kata yg menyusul tentang kunci Kerajaan Sorga harus diperhadapkan dengan Mat 23:13. Orang-orang Farisi, sekalipun mempropagandakan keagamaan mereka, menutup pintu Kerajaan sorga. Tapi Petrus, yg mengenal Yesus sebagai yg menguasai seluruh isi rumah Bapak dan memegang kuncinya (bnd Why 1:18; 3:7; 21:25), menerima kunci sebab diserahkan kepadanya (bnd Yes 22:22) untuk membuka pintu Kerajaan Sorga. Kata-kata 'mengikat dan melepaskan', yg sejajar dengan ungkapan-ungkapan rabi, di sini ditujukan kepada Petrus, tapi di tempat lain ditujukan kepada semua rasul (bnd Mat 18:18). 'Dalam Kerajaan Allah yg akan datang, rasul akan serupa dengan seorang ahli Taurat atau Rabi Agung, yg akan memberi keputusan bukan berdasarkan hukum Yahudi, melainkan berdasarkan ajaran Yesus, yg menggenapi hukum itu' (A. H McNeile).

Tapi bahwa di sana sini diberikan kedudukan utama kepada Petrus di antara para rasul, tak dapat disangsikan. Luk 22:31 dab menunjukkan kedudukan Petrus yg begitu penting seperti dilihat oleh Tuhan Yesus maupun Iblis, dan pengetahuan yg jelas tentang pengkhianatan yg sudah dekat, menunjukkan tugas penggembalaannya di hari mendatang. Tuhan yg bangkit itu memperkokoh lagi tugas panggilan ini (Yoh 21:15 dab), dan bahkan Injil keempat (yg menyatakan hubungan khusus rasul Yohanes dgn Kristus) yg mencatat hal ini.

V. Petrus dalam gereja zaman rasuli
Sebelum Pentakosta Petrus memegang pimpinan dalam persekutuan rasuli (Kis 1:15 dab); sesudah Pentakosta dialah pengkhotbah utama (2:14 dan; 3:12), jurubicara di hadapan penguasa Yahudi (4:8), dan pimpinan dalam pelaksanaan tata tertib (5:3). Walaupun gereja memberi kesan mendalam kepada masyarakat, tapi khusus mengenai kuasa-kuasa adikodrati, yg dianggap menerimanya adalah Petrus (5:15). Di Samaria, daerah pertama yg diinjili, citra kepemimpinan Petrus juga seperti Itu (8:14 ).

Di antara para rasul, Petrus adalah rasul yg pertama dihubungkan dengan penginjilan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi. Hal itu terjadi tentu dengan kehendak Allah (10:1 dab; bnd 15:7 dab), tapi langsung mengundang kecaman terhadap dirinya sendiri (11:2 dab); dan itu bukan yg terakhir kali. Dalam Gal 2:11 dab diceritakan Petrus di Antiokhia, yakni gereja pertama yg anggotanya sebagian besar non-Yahudi. Ia turut bersekutu pada meja perjamuan bersama non-Yahudi yg sudah bertobat, tapi karena menghadapi tantangan dari golongan Kristen Yahudi maka Petrus mengundurkan diri. Aib ini dicela keras oleh Paulus; tapi sedikitpun tak ada perselisihan teologis pada mereka. Sorotan Paulus hanyalah mengenai praktik hidup Petrus yg tidak selaras dengan ajarannya. Teori lama (yg dihidupkan kembali oleh S. G. F Brandon dlm The Fall of Jerusalem and the Christian Church, 1951), yg mengatakan ada pertentangan yg terus-menerus antara Paulus dan Petrus, tidak mempunyai dasar dalam Alkitab.

Kendati peristiwa kejatuhan ini, tidak ada sahabat yg lebih setia kecuali Petrus dalam upaya menginjili non-Yahudi. Berita Paulus sama dengan berita Petrus, sekalipun ada beda pengungkapan: amanat-amanat Petrus dalam Kis, Mrk dan 1 Ptr berasaskan teologi salib, sama dengan teologi Paulus yg berakar pada konsepsi Kristus sebagai Hamba yg menderita. Petrus selalu siap bekerja sama dengan Paulus, sambil menyadari misi penginjilannya kepada Yahudi, dan misi penginjilan Paulus kepada non-Yahudi, sebagai bagian dari pelayanan tugas yg sama (Gal 2:7 dab); dan pada Sidang di Yerusalem Petrus tercatat sebagai yg pertama mendesak yg lain untuk menerima non-Yahudi melulu berdasarkan iman (Kis 15:7 dab).

Jalan hidup Petrus sesudah kematian Stefanus sukar dilacak. Ay-ay yg memberitakan Petrus di Yope, Kaisarea, dan di tempat lain mengisyaratkan bahwa dia menginjili di Palestina (pada saat itu pastilah Yakobus memegang pimpinan di Yerusalem). Petrus dipenjarakan di Yerusalem, dan sesudah terlepas secara ajaib ia berangkat 'ke tempat lain' (Kis 12:17). Semua usaha untuk menentukan tempat lain itu sia-sia. Kita tahu dia pergi ke Antiokhia (Gal 2:11 dab); mungkin ia pergi ke Korintus, walau barangkali tidak begitu lama (1 Kor 1:12). Namanya dihubungkan erat sekali dengan orang Kristen di Asia Kecil (1 Ptr 1:1), dan larangan terhadap Paulus untuk pergi ke Bitinia (Kis 16:7) mungkin karena Petrus sudah bekerja di sana.

Tentang Petrus tinggal di Roma telah diperdebatkan, tapi dasar perdebatan itu lemah. Surat 1 Ptr hampir pasti ditulis dari Roma (1 Ptr 5:13, dan PETRUS, SURAT PERTAMA). Dalam surat itu ada tanda-tanda bahwa waktu penulisannya adalah tidak lama sebelum atau pada masa penganiayaan zaman Nero. Dan 1 Clement 5 berpendapat bahwa Petrus, seperti Paulus, meninggal dalam penganiayaan ini. Keraguan terhadap tafsiran 1 Clement (bnd M Smith, NTS 9, 1960, hlm 86 dst) mempunyai dasar yg lemah. Di pihak lain, saran Cullmann perlu dipertimbangkan dengan sungguh, berdasarkan kait naskah 1 Clement dan singgungan-singgungan Paulus dalam Surat-surat kepada Filipi tentang ketegangan-ketegangan di gereja Roma, bahwa Petrus, barangkali karena permintaan Paulus, khusus datang di Roma untuk mencegah perpecahan, dan bahwa perselisihan antara orang Kristen mengakibatkan kematian kedua rasul itu. Cerita dalam Kitab Apokrifa Acts of Peter tentang martirnya, yaitu penyaliban (bnd Yoh 21:18 dab) dengan kepalanya ke bawah, tak dapat diterima sebagai mutlak benar, tapi kitab ini (APOKRIFA PB) mungkin mengandung beberapa tradisi sah. Memang pasti kitab ini, seperti kesaksian-kesaksian lain dari abad 2, menekankan kerja sama para rasul di Roma.

Penggalian-penggalian di Roma mengungkapkan suatu ibadah Petrus kuno di bawah gereja Santo Petrus (bnd Eusebius, EH 2. 25): namun masih kurang pasti jika dituntut lebih dari ibadah itu kepada mereka.

KEPUSTAKAAN. 
F. J Foakes Jackson, Peter, Prince of Apostles, 1927; E Stauffer, Zeitschrift fur Kirchengeschicte, 62, 1944, hlm 1 dst (bnd New Testament Theology, 1955, hlm 30 dst); 0 Cullmann, Peter: Disciple -- Apostle-Martyr2, 1962; JEH 7, 1956, hlm 238 dst (ttg penggalian-penggalian); J Toynbee dan J Ward Perkins, The Shrine of St. Peter and the Vatican Excavations, 1956; H Chadwick, JTS (ns) 8, 1957, hlm 31 dst; 0 Karrer, Peter and the Church, 1963; R. E Brown, K. P Donfried, J Reumann (red.), Peter in the New Testament, 1973. AFW/MHS/HAO

Statistik Pengunjung