Penuai yang Adil
Matius 13:24-30, 36-43
Kejahatan dan ketidakadilan merajalela sehingga orang benar mengalami pergumulan dalam kehidupan mereka. Matius menceritakan pengajaran Yesus tentang bagaimana respons orang percaya di dunia ini.
Yesus mengajarkan tentang Kerajaan Surga melalui perumpamaan lalang di antara gandum supaya para murid mengintrospeksi diri. Gandum adalah sumber makanan penting. Oleh sebab itu, petani di Israel mengharapkan hasil panen gandum yang melimpah. Hanya saja pada masa itu, sering terjadi kesulitan karena musuh kerap menaburkan lalang ke ladang lawannya (25). Jelas sekali produktivitas gandum jadi terganggu. Lalang dikenal sebagai gandum palsu, ia tumbuh menyerupai gandum. Akar lalang mengait akar gandum sehingga sulit membedakan keduanya. Oleh karenanya petani perlu sabar menanti sampai masa panen. Pada masa itulah lalang dan gandum baru dapat dibedakan dan dipisahkan.
Penjelasan perumpamaan ini dipaparkan kepada murid-murid Tuhan Yesus. Penabur benih adalah Yesus (37), gandum adalah anak Allah yang sejati, dan lalang adalah pengikut Iblis yang menjalani kehidupan mirip gandum (38). Lalang terlihat rohani, mereka beribadah, berdoa, dan melayani, namun hatinya tidak berpaut kepada Tuhan. Kehadirannya menimbulkan penyesatan, kesulitan dan penderitaan bagi gandum.
Tentu orang percaya berharap dirinya bisa segera lepas dari situasi adanya lalang. Uniknya Yesus tidak menghendaki umat-Nya main hakim sendiri. Tuhan justru berkata, "Biarkan keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai" (30). Lalang tidak perlu segera disingkirkan, sebab Yesus lebih peduli pertumbuhan gandum. Akan ada masanya segala sesuatu akan dihakimi oleh Sang Tuan Yang Adil.
Realitas kejahatan ada dalam hidup kita, namun bukan hak kita untuk menilai dan menghakimi mereka yang jahat. Masa ini adalah masa ketika Tuhan menjadikan gandum meningkat kualitasnya melalui segala kesulitan kehidupan. Syukur kepada Tuhan yang memegang jalan hidup kita dan menjadi hakim yang adil. [MKG]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar