Rabu, 09 Desember 2020

Ritual tanpa Spiritualitas

 
Hosea 9:1-9

Spiritualitas yang digadaikan. Itulah yang sering kita lihat terjadi dalam kehidupan masyarakat di sekitar kita. Orang-orang menggunakan agama untuk berbagai kepentingan pribadi, mulai dari urusan politik sampai pada urusan jual beli tanah dan perumahan. Lalu, apakah masih ada nilai spiritualitas dalam perilaku mereka tersebut?

Pada pasal 2:10, Hosea telah menubuatkan bahwa Allah akan menghentikan segala perayaan hari-hari raya keagamaan Israel. Tidak akan ada lagi sukacita dan sorak-sorai perayaan. Nubuat ini tergenapi saat Israel sedang merayakan hari Pondok Daun. Perayaan itu untuk memperingati perjalanan hidup mereka selama di padang gurun, memperbarui perjanjian dengan Allah, dan bersyukur untuk hasil panen yang diperoleh.

Di tengah perayaan itulah, Hosea berkata: "Janganlah bersukacita... ! Janganlah bersorak-sorak... !" (1). Ada dua alasan dia berkata demikian. Pertama, hasil panen itu diperoleh dari ritual sinkretisme. Artinya, mereka tidak pantas bersukacita untuk sesuatu yang tak berkenan bagi Allah. Kedua, karena mereka akan dibuang ke tanah asing. Saat itu, mereka tidak akan dapat merayakan perayaan itu lagi (3-5).

Sayangnya, Israel tidak mengerti peringatan itu. Mereka malah menuduhnya sebagai seorang pandir (bodoh) dan gila. Mereka merasa paling tahu apa yang menyenangkan hati Allah. Padahal, mereka hanya menjalankan ritual demi ritual ibadah kosong.

Terjebak dalam ritual keagamaan bisa membuat ibadah kita kehilangan makna karena kita hanya memusatkan diri pada tata caranya, bukan esensinya. Ritual dapat menarik perhatian kita kepada berkat, bukan kepada Allah, Sang Sumber berkat. Akhirnya, ritual meminggirkan Allah dari pusat ibadah itu sendiri. Itulah ritual tanpa spiritualitas.

Ada baiknya, kita tidak terjebak pada rutinitas ritual ibadah yang terkadang bisa menjemukan. Pusat ibadah kita adalah Allah. Mari kita berbenah dengan membangun spiritualitas berdasarkan cinta kasih Allah! Setialah dalam menjalani komitmen kita dan tempatkanlah Allah di hati kita sebagai yang utama dan satu-satunya! [JMH]

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung