Sabtu, 15 Agustus 2020

Orang Berjiwa Pahlawan

 
Hakim-hakim 15:1-20

Simson ingin rujuk dengan istrinya. Ia datang sambil membawa buah tangan. Namun, ia ditolak mertuanya karena istrinya telah diberikan kepada orang lain. Lalu mertuanya menawarkan si adik sebagai pengganti. Hal ini merupakan penghinaan terhadap Simson. Sebab pernikahan semacam itu dilarang dalam Hukum Taurat (Im 18:18).

Simson tidak membalas penghinaan itu dengan melukai istri atau mertuanya. Ia membakar hasil panen kepunyaan orang-orang Filistin. Hal ini menimbulkan kerugian yang amat besar. Akibatnya, mereka marah dan membakar mertua dan istri Simson. Dendam ini dianggap sebagai persoalan keluarga bagi orang-orang Filistin. Sementara bagi Simson, perbuatannya itu bertujuan untuk menjatuhkan bangsa Filistin.

Simson membalas perbuatan tersebut dengan membantai mereka. Kemudian, ia menyerahkan diri kepada orang-orang Yehuda untuk melindungi mereka dari amarah orang-orang Filistin. Orang Filistin menyangka telah berhasil menundukkan Simson. Pada saat itu ia memutuskan tali pengikatnya dan membunuh 1.000 orang Filistin dengan tulang rahang keledai. Hal ini menunjukkan adanya kekuatan Allah yang membuatnya mampu melakukan tindakan itu.

Cerita Simson merupakan kisah kepahlawanan yang menginspirasi umat agar berani menghadapi masa sulit serta tetap memiliki pengharapan. Saat ini tidak ada musuh (fisik) yang harus kita lawan seperti orang Filistin. Namun, tetap dibutuhkan orang berjiwa pahlawan yang berani menghadapi masalah, rela berkorban, dan tidak mementingkan diri sendiri. Sebab, masalah ada bukan untuk melemahkan, tetapi untuk mengasah jiwa kepahlawanan di dalam diri kita.

Dengan berdoa kita tidak hanya menunggu bantuan saat menghadapi kesulitan. Mintalah penyertaan Roh Tuhan agar kita menjadi kuat dalam menanggulangi masalah. Pada zaman ini yang harus dikalahkan adalah sikap semena-mena yang bisa muncul pada diri siapa saja. Kita mesti rela berkorban demi keadilan dan kedamaian. [WTH]

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung