Selasa, 02 Juni 2020

Ampuni

Ampunilah dan Terimalah!
2 Korintus 2:5-11

Antara pengampunan dan penerimaan, mana yang dipilih? Jika kedua kata itu kita terapkan dalam konteks orang yang bersalah, maka akan terlihat respons yang berbeda dari sisi manusia dan Allah. Manusia cenderung memilih salah satunya. Sedangkan, Allah menunjukkan keduanya. Ia mengampuni sekaligus menerima. Betapa mengerikannya jika Tuhan hanya mengampuni dosa, tetapi tidak menerima manusia berdosa.

Rasul Paulus mengakui bahwa ada orang yang menyebabkan kesedihan (5). Orang itu telah menolak Paulus dan ajarannya. Dengan demikian, orang itu secara tidak langsung telah menyakiti umat Tuhan. Jemaat pun menegurnya (6). Teguran adalah salah satu sarana utama agar orang tersebut berintrospeksi dan menyesali kesalahannya. Namun, dalam kasih Kristus, teguran belumlah cukup.

Teguran itu harus diikuti dengan kesediaan untuk mengampuni dan menerima (7). Artinya, jemaat bukan mengusir orang yang bersalah, tetapi menerimanya kembali dengan sikap ramah. Maka, hasilnya bukan kebinasaan, melainkan pertobatan. Hal ini harus dilakukan demi mencegah pekerjaan Iblis memecah belah jemaat (11).

Perpecahan jemaat sangat mungkin terjadi karena masalah internal. Salah satunya adalah tidak adanya kesediaan untuk saling mengampuni dan menerima. Ketika ada orang melakukan kesalahan, bukannya ditegur secara baik-baik, malah dijadikan bahan pergunjingan. Tidak berhenti di situ, orang itu pun dikucilkan dalam kehidupan berjemaat.

Teguran yang dilandasi kasih merupakan cara terbaik untuk membuat orang bisa memperbaiki kesalahannya. Selanjutnya, orang yang telah bertobat dirangkul dan diterima kembali sebagai saudara seiman. Dengan demikian, kesatuan jemaat akan terpelihara dalam kekudusan bersama yang dilandasi oleh kasih Kristus.

Kesatuan jemaat perlu diwujudkan dengan saling menegur, serta saling mengampuni dan menerima dengan tulus hati selayaknya saudara seiman di dalam Kristus. [KRS]

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung