Kamis, 20 Februari 2020

Kepada siapa aku bisa berharap?

Oleh Andreas Nataatmadja

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku! Mazmur 42: 11

Kemarin media memberitakan adanya kejadian yang tragis di Brisbane. Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan 3 anak kecil tewas terbakar dalam sebuah mobil. Diduga ini adalah hasil pembunuhan-bunuh diri (murder-suicide). Orang yang bagaimana tega untuk membunuh seisi keluaga dan kemudian membunuh diri sendiri?

Murder-suicide memang sudah lama menjadi bagian gelap dari sejarah kejahatan di Australia, dan ini biasanya menyangkut pembunuhan yang dilakukan anggota keluarga yang kehilangan kontrol diri. Tentunya orang yang dapat menguasai pikirannya tidak akan melakukan hal seperti itu. Tetapi, jika pikiran manusia lagi tertekan atau terluka, semua yang jahat bisa dilakukannya. Manusia dalam kelemahannya memang seringkali tidak dapat mengendalikan emosi dan perbuatannya. Hal itu juga tertulis dalam Alkitab.

"Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat." Matius 15: 19

Dapatkah manusia sepenuhnya menghindari hal yang jahat dalam pikirannya? Selama hidup di dunia tidak ada seorang pun yang bisa. Orang Kristen juga tetap bisa tergoda untuk melakukan apa yang jahat atau yang tidak baik, tetapi karena Roh Kudus tinggal di hati mereka, adanya godaan dan pencobaan seharusnya lebih mudah untuk bisa diatasi. Walaupun demikian, Yesus pernah mengingatkan murid-muridNya bahwa sekalipun hati kita mau menurut perintahNya, tubuh jasmani kita mungkin lemah, mudah lelah dan gampang tergoda untuk melakukan apa yang tidak baik.

"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Matius 26: 41

Orang Kristen yang bagaimana pun bisa mengalami masalah jasmani, terutama mengenai kesehatan kejiwaan. Jika kita meneliti kehidupan Raja Daud, kita bisa menduga bahwa ia pernah menderita gangguan kejiwaan yang berbentuk depresi. Beberapa kali ia menunjukkan perasaan kosong, kekuatiran, jeritan, dan sebagainya. Ini bukanlah hal yang mudah diatasi, apalagi jika tidak ada orang yang bisa atau mau untuk memberikan penghiburan atau dukungan moril.

Dalam ayat pembukaan di atas Daud jelas menunjukkan pergumulannya. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Daud yang pernah mengalahkan Goliat ternyata bukanlah orang yang selalu kuat secara psikologis. Tetapi, kelemahan Daud bukanlah suatu yang aib baginya. Daud tidak merasa malu atau segan mengutarakan perasaannya. Sebaliknya, dengan mengutarakan isi hatinya ia mendapatkan kekuatan dari Tuhan. Karena itu, ia bisa melanjutkan jeritannya dengan keyakinan baru. Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Pagi ini, adakah kegundahan dalam hidup anda? Apakah anda merasa bahwa tidak ada seorang pun yang mengerti penderitaan yang anda alami? Apakah ada rasa segan dan malu dalam diri anda sehingga sulit bagi anda untuk mencurahkan isi hati anda kepada orang lain? Firman Tuhan berkata bahwa anda bisa berharap kepadaNya. Tuhan yang mahakuasa adalah Tuhan yang mahakasih yang bisa menolong anda melalui berbagai cara. Ia juga bisa memakai orang-orang di sekitar anda untuk menguatkan anda. Berdoalah selalu dan mohonlah agar Ia melindungi anda dari yang jahat dan menunjukkan jalan yang terbaik

https.tulisanyg.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung