Karena Sukacita
Yohanes 8:30-36
Ada orang yang mengatakan bahwa hidup beragama itu membuat pemeluknya tidak bebas karena harus melakukan banyak aturan. Dengan melakukan aturan itu, maka seseorang akan disebut umat beragama yang taat.
Banyak orang Yahudi yang percaya kepada Yesus (30). Kehadiran-Nya mengundang perhatian banyak orang. Bagi mereka yang mulai percaya kepada-Nya, Yesus ingin mereka mempertahankan kepercayaan itu dengan tetap berada dalam firman-Nya (31). Firman itu akan mendatangkan kebenaran yang memerdekakan mereka (32).
Orang Yahudi belum memahami siapakah Yesus sebenarnya. Sebagai keturunan Abraham, mereka merasa tidak dapat dilepaskan dari hukum Taurat demi menghilangkan dosa-dosanya (33). Lalu Yesus menjelaskan bahwa setiap orang berdosa adalah hamba dosa dan butuh pengampunan (34).
Yesus hendak menyatakan di sini bahwa kebutuhan mereka yang sesungguhnya adalah pengampunan dosa. Mereka hanya perlu percaya kepada Anak Allah supaya dapat menerima penebusan dosa (35-36).
Yesus menginginkan para pengikut-Nya mempunyai kepercayaan yang teguh kepada-Nya. Dengan menerima-Nya, mereka membebaskan diri dari ikatan dosa. Inilah anugerah Allah. Hanya anugerah Allah yang dapat membebaskan orang berdosa. Hal ini sepatutnya mendatangkan sukacita.
Sebagai respons, orang percaya melakukan kehendak-Nya dengan sukacita, bukan sebagai beban atau terpaksa. Bukan karena takut pada hukuman jika tidak melakukannya. Tetapi dengan penuh sukacita menaati Tuhan.
Marilah kita menjadikan hidup rohani penuh sukacita. Melakukan kehendak-Nya bukan menjadi suatu beban yang menyedihkan. Hal itu merupakan kuk ringan yang akan menghadirkan sukacita surgawi. Jika kita mengikut Yesus dengan hati yang masih berbeban berat dan tidak ada sukacita, maka ada yang salah dengan pemahaman kita.
Doa: Mampukan kami bersukacita dalam segala hal dan rela melakukan kehendak-Mu, ya Yesus. [JST]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar