Selasa, 12 November 2019

PENGETAHUAN AKAN HIDUP YANG KEKAL BAGIAN I

DOSA YANG MENDATANGKAN MAUT 

Teks: 1 Yohanes 5:14-17 (TB)  Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.

Di sini kita mendapati bahwa,

I. Hak istimewa dalam beriman kepada Tuhan Yeaus Kristus, adalah doa kita dikabulkan

Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya (ay. 14). YESUS Kristus Tuhan membuat kita berani datang kepada Allah dalam semua keadaan, dengan segala permohonan dan permintaan kita. Melalui Dia permohonan-permohonan kita diakui dan diterima Allah. Pokok doa kita harus sesuai dengan kehendak Allah yang sudah dinyatakan. Tidak pantas kita meminta apa yang bertentangan entah dengan keagungan dan kemuliaan-Nya atau dengan kebaikan kita sendiri, sebab kita adalah milik-Nya dan bergantung padanya. Sesudah itu, barulah kita bisa yakin bahwa apa yang didoakan dengan iman akan didengar di sorga.

II. Keuntungan yang kita peroleh dengan hak istimewa sebagai orang percaya adalah Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya (ay. 15). 

Sungguh besar segala pembebasan, belas kasihan, dan berkat yang dibutuhkan oleh si pemohon yang kudus. Mengetahui bahwa permohonan-permohonannya didengar atau diterima sama baiknya dengan mengetahui bahwa permohonan-permohonan itu dikabulkan. Oleh sebab itu ia juga yakin pasti dikasihani, diampuni, atau dinasihati, dikuduskan, dibantu, dan diselamatkan (atau akan diperlakukan demikian) sepasti ia diperbolehkan untuk meminta dari Allah.

III. Petunjuk untuk berdoa dalam kaitannya dengan dosa-dosa orang lain

Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa (ay. 16). Di sini kita dapat mencermati bahwa,

1. Kita harus berdoa bagi orang lain seperti juga bagi diri kita sendiri. Bagi saudara-saudara kita sesama manusia, supaya mereka dicerahkan, dipertobatkan, dan diselamatkan. Bagi saudara-saudara kita yang mengakui iman Kristen, supaya mereka tulus, supaya dosa-dosa mereka diampuni, dan supaya mereka dibebaskan dari yang jahat dan dari hukuman-hukuman Allah, dan dipelihara di dalam Kristus Yesus.

2. Ada pembedaan yang besar dalam hal kekejian dan kebersalahan dosa: Ada dosa yang mendatangkan maut (ay. 16), ada dosa yang tidak mendatangkan maut (ay. 17).

(1) Ada dosa yang mendatangkan maut. Semua dosa, berkenaan dengan kelayakan dan hukumannya, mendatangkan maut. Upah dosa ialah maut, dan terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat (Gal. 3:10). Tetapi ada dosa yang mendatangkan maut sebagai lawan dari dosa yang dikatakan di sini tidak mendatangkan maut. Oleh sebab itu,

(2) Ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Ini pasti mencakup semua dosa yang oleh ketetapan ilahi atau manusiawi dapat berdampingan dengan hidup. Dalam ketetapan manusiawi, dosa itu dapat berdampingan dengan hidup duniawi atau jasmani, sementara dalam ketetapan ilahi, dosa itu dapat berdampingan dengan hidup jasmani atau hidup rohani secara Injil.

[1] Ada dosa-dosa yang, oleh ketetapan manusia yang benar, tidak mendatangkan maut, misalnya seperti berbagai macam bentuk ketidakadilan, yang dapat dihukum tanpa kematian si penjahat. Sebagai lawannya, ada dosa-dosa yang, oleh ketetapan yang benar, mendatangkan maut, atau dapat mencabut hidup secara sah, seperti yang kita sebut dengan kejahatan yang diancam dengan hukuman mati.

[2] Lalu ada dosa-dosa yang, oleh ketetapan ilahi, mendatangkan maut, entah maut jasmani atau rohani dan Injil. Pertama, dosa-dosa yang mendatangkan atau dapat mendatangkan maut jasmani. Dosa-dosa seperti itu mungkin dilakukan entah oleh orang yang jelas-jelas munafik, seperti Ananias dan Safira, atau, seperti yang kita tahu, oleh saudara-saudara yang betul-betul Kristen, seperti ketika Rasul Paulus berkata tentang anggota-anggota jemaat Korintus yang bersalah, sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal (1Kor. 11:30). Bisa jadi ada dosa yang mendatangkan maut jasmani di antara orang-orang yang mungkin tidak dihukum bersama dengan dunia. Dosa seperti itu, saya katakan, adalah, atau bisa jadi, mendatangkan maut jasmani. Ketetapan hukum ilahi di dalam Injil tidak secara pasti atau khusus mengancam maut untuk dosa-dosa yang lebih kasat mata, yang diperbuat oleh anggota-anggota Kristus, tetapi dosa-dosa itu hanya diancam dengan suatu hukuman Injil. Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak (Ibr. 12:6). Ada ruang yang tersisa untuk hikmat atau kebaikan ilahi, atau bahkan kerasnya Injil, untuk menentukan seberapa jauh hukuman atau cambuk dapat berlanjut. Kita tidak bisa mengatakan ini, tetapi adakalanya hukuman itu dapat (in terrorem – sebagai peringatan bagi orang lain) berlanjut bahkan sampai pada kematian. Kemudian, kedua, ada dosa-dosa yang, oleh ketetapan ilahi, mendatangkan maut rohani dan Injil, yaitu yang tidak sesuai dengan hidup rohani dan Injil, dengan hidup rohani di dalam jiwa dan dengan hak Injil untuk mendapat hidup yang di atas. Seperti itulah dosa orang yang pada saat ini tidak mau bertobat dan percaya. Tidak mau bertobat dan percaya yang terus berlanjut sampai akhir sudah pasti akan berujung pada kematian kekal, seperti juga menghujat Roh Allah, dengan menyangsikan kesaksian yang telah diberikanNya mengenai Kristus dan Injil-Nya. Ini juga termasuk kemurtadan sepenuhnya dari terang dan bukti yang meyakinkan dari kebenaran agama Kristen. Inilah dosa-dosa yang menimbulkan kesalahan yang pantas diganjar dengan kematian kekal. Lalu sampailah kita pada,

IV. Penerapan petunjuk doa ini menurut jenis-jenis dosa yang sudah dibedakan seperti itu. 

Doa seharusnya meminta hidup: Hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya. Hidup harus diminta dari Allah. Dia adalah Allah atas hidup. Dia memberikan hidup kapan dan kepada siapa seperti yang dikehendaki-Nya, dan mengambilnya entah dengan ketetapan atau pemeliharaan-Nya, atau kedua-duanya, sebagaimana yang dipandang-Nya pantas. Dalam hal dosa saudara seiman, yang tidak (dengan cara yang sudah disebutkan) mendatangkan maut, kita dalam iman dan pengharapan boleh berdoa bagi dia, dan khususnya bagi kehidupan jiwa dan tubuhnya. Akan tetapi, dalam hal dosa yang mendatangkan maut dengan cara-cara yang sudah disebutkan, kita tidak diperbolehkan untuk berdoa. Mungkin maksud dari ucapan Rasul Yohanes, tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa, tidak lebih dari, “Aku tidak bisa menjanjikan kamu apa-apa dalam hal itu. Tidak ada dasar untuk berdoa dengan iman.”

1. Hukum-hukum keadilan harus dijalankan, demi keamanan bersama dan kepentingan umat manusia: dan bahkan saudara seiman yang bersalah dalam perkara seperti itu harus diserahkan pada keadilan umum (yang dasarnya bersifat ilahi), dan pada saat yang sama juga diserahkan pada belas kasihan Allah.

2. Penghapusan hukuman-hukuman Injil (sebagaimana itu bisa disebut), atau pencegahan kematian (yang tampaknya memang sudah menjadi akibat, atau yang ditimpakan karena, suatu dosa tertentu), dapat didoakan hanya dengan syarat tertentu, yaitu asalkan hal itu sejalan dengan hikmat, kehendak, dan kemuliaan Allah bahwa hukuman-hukuman itu harus dihapus, dan khususnya kematian seperti itu dicegah.

3. Kita tidak dapat berdoa supaya dosa-dosa orang yang tidak mau bertobat dan tidak percaya harus diampuni, selama mereka masih begitu, atau supaya belas kasihan terhadap hidup atau jiwa, yang mengandaikan pengampunan dosa, dapat diberikan kepada mereka, selama mereka terus seperti itu. Tetapi kita bisa berdoa supaya mereka bertobat (dengan menganggap bahwa mereka tidak termasuk dalam dunia yang tidak mau bertobat), supaya mereka diperkaya dengan iman kepada Kristus, dan dari situ berdoa meminta semua belas kasihan lain yang menyelamatkan.

4. Kalau ada orang yang tampak melakukan penghujatan terhadap Roh Kudus yang tidak dapat diampuni, dan telah murtad sepenuhnya dari kuasa-kuasa yang menerangi dan meyakinkan, tampaknya mereka tidak perlu didoakan. Sebab yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka (Ibr. 10:27). Yang terakhir inilah tampaknya yang terutama dimaksudkan Rasul Yohanes dengan sebutan dosa yang mendatangkan maut.

5. Yohanes berpendapat bahwa ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Jadi, semua kejahatan adalah dosa (ay. 17)

Akan tetapi, seandainya semua kejahatan mendatangkan maut (karena kita semua pernah sedikit banyak berbuat jahat terhadap Allah atau manusia, atau kedua-duanya, dengan menghilangkan dan mengabaikan sesuatu yang sudah semestinya mereka dapatkan), maka mutlak kita semua harus diserahkan kepada maut. Tetapi karena tidak demikian halnya (sebab saudara-saudara seiman, kalau kita berbicara secara umum, memiliki hak untuk hidup), maka pasti ada dosa yang tidak mendatangkan maut. 

Meskipun tidak ada dosa ringan (sebagaimana yang diterima pada umumnya), tetapi ada dosa yang diampuni, dosa yang tidak menuntut kewajiban penuh untuk diganjar dengan kematian kekal. Seandainya tidak demikian, tidak mungkin orang bisa dibenarkan dan dapat terus berada dalam keadaan yang dibenarkan. Ketetapan atau perjanjian Injil akan memperpendek, mempersingkat, atau membatalkan kesalahan dosa. Amin

===Semoga menambah pengetahuan anda===

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung