Kamis, 10 Oktober 2019

Orang Farisi menurut Kamus Alkitab

Orang Farisi Menurut [Kamus Kecil]

Adalah Suatu golongan dari para rabi ahli Taurat yang sangat berpengaruh. Mereka berpegang pada Taurat Musa dan pada "adat istiadat nenek moyang" (Mat 15:2). Seluruh hukum dan peraturan mereka taati secara mutlak. Golongan agama dalam bangsa Yahudi. Orang-orang Farisi sangat taat kepada hukum-hukum agama Yahudi dan peraturan-peraturan yang sudah ditambahkan pada hukum-hukum itu dari zaman ke zaman.

Orang Farisi menurut [Kamus Haag]

Adalah sebuah kelompok religius di dalam Yudaisme. Mereka perjuangkan pengetahuan yang mendasar tentang Taurat dan tradisi para nenek-moyang (Misna; Talmud). Mereka menuntut penafsiran yang paling keras, terutama tentang soal-soal yang berhubungan dengan Sabat, kebersihan rituil (tahir) dan yang berkaitan dengan soal persepuluhan. Sumber-sumber sejarah yang paling penting membicarakan soal OF adalah Flav. Yosefus, dalam perjanjian Baru (PB) dan sastra para Rabi.

Soal susunan dan nama OF masih belum terpecahkan secarmenyeluruh. Mereka disebut sebagai "orang yang terpisah" di kalangan para penentangnya. Mereka namakan diri mereka "para teman". Nama ejekan mereka "orang Persia" secara etimologis tidaklah jelas. Pada umumnya orang-orang Kasidi (Kitab-kitab Makabe) dipandang sebagai pendahulu mereka. Nama OF pada kelompok itu baru disebut untuk yang pertama kalinya pada waktu kekuasaan Yonatan (160-143). Barangkali untuk pertama kalinya mereka tampil ke depan melawan politik duniawi para Hasmonit. Lambat-laun mereka kuasai pimpinan rokhani bangsa Yahudi, yang dapat mereka pertahankan sampai saat hancurnya Yerusalem.Masalah yang dikejar OF berpusat pada soal agama. Di dalam bidang politis (berbeda dengan para Zelot) mereka memegang sebuah pendapat yang lunak. Meskipun mereka itu awam, namun mereka menjadi pimpinan religius bangsa Yahudi yang sebenarnya. Dalam soal-soal ibadat, religius dan hukum mereka itu berlawanan dengan inspirasi imam-imam yang aristokrat dari para Saduki. Oleh karena kebanyakan Ahli Kitab termasuk ke dalam kelompok OF (bdkMat 5:20; 12:38; Mark 2:16; Kis 23:9 dbtl), maka mereka dapat tetap memaksakan pandangan dasar pada orang Saduki. Kecuali itu bahwa adat-istiadat nenek-moyang bukan hanya berdiri di samping Taurat, melainkan di atasnya. Walaupun mereka begitu serius di dalam bidang agama, sebenarnya pelaksanaan pandangan dasar mereka yang berat-sebelah, kerajinan mereka terhadap hukum yang keterlaluan, maupun ketahiran rituil ~OF itu membuat mereka memisahkan diri secara sombong dengan memandang rendah rakyat sambil mempertahankan sifat kelompok mereka pribadi. Sikap mereka terhadap hukum jatuh pada formalisme kosong (pemenuhan hukum secara harafiah), sehingga ~OF bukan lagi pembawa iman yang hidup. -- Putusan yang keras dari pihak Yesus terhadap ~OF kurang menyangkut ajarannya, melainkan terutama menyangkut mentalitas mereka (: sikap angkuh dan sikap berpura-pura) dan tingkah-laku mereka (Mat 23:13-36). Perlawanan mereka yang tidak dapat didamaikan akhirnya membuat Yesus dihukum mati (Mark 3:6).

Orang Farisi Merunut  [Glosari AYT]

Adalah Satu golongan religius dalam Yudaisme. Mereka memperjuangkan pengetahuan yang mendasar tentang Hukum Taurat dan tradisi nenek moyang agama Yahudi. Mereka menuntut penafsiran yang paling keras, terutama tentang soal-soal yang berhubungan dengan Sabat, kebersihan/kekudusan, dan yang berkaitan dengan soal persepuluhan.

ORANG FARISI MENURUT [Kamus Browning]

Adalah Dari kata dasar bahasa Ibrani yang berarti 'dipisahkan'; maka menurut Origenes dan lain-lain, orang Farisi adalah orang-orang yang memisahkan diri. Diduga, walaupun masih dipertanyakan, bahwa mereka adalah para Hasidim dari 1Mak. 2:42: 7:12 ).

Oleh Josephus mereka itu disebut sebagai salah satu sekte Yahudi bersama dengan orang Eseni dan Saduki.Orang Farisi sering dijumpai dalam PB. Paulus menyebut dirinya dulu orang Farisi (Flp. 3:5). Sebagai seorang Farisi Paulus memegang Taurat dengan teliti dan menyerang para pengikut Yesus orang Nazaret itu, yang adalah penantang dari ajaran dan peri kehidupan Farisinya. Tetapi, dalam tulisan-tulisannya Paulus sendiri tidak menyebut orang Farisi sebagai lawannya atau sebagai pemimpin persekutuan Yahudi; mungkin mereka tidak hidup di Galatia wilayah ke mana surat Paulus yang paling anti Yahudi dialamatkan.Banyak yang dituliskan dalam Injil-injil tentang orang Farisi, yang mencerminkan pertentangan antara Gereja dan sinagoga dan tidak menggambarkan keadaan sesungguhnya di Palestina sebelum 70 M. Dari keempat Injil, Markuslah yang memberi gambaran yang paling dapat dipercaya: Dalam Injil Markus orang Farisi hanya dimunculkan dalam cerita-cerita bila Yesus ada di Galilea atau 'di seberang Yordan' kecuali dalam Mrk. 12:13. Ada perdebatan mengenai berpuasa (Mrk. 2:8), mengenai memegang hukum Sabat (2:24) dan mengenai perceraian (10:2). Di Yerusalem, orang-orang Farisi dekat dengan para pendukung Herodes Antipas dan dengan demikian mereka tampil sebagai kelompok yang berhubungan dengan dunia politik dan mereka bertekad membela suatu persekutuan Yahudi yang dicela oleh Yesus dan mungkin lepas dari penguasaan Farisi. Golongan ahli Taurat (mis. Mrk. 12:28) tidak sama dengan kelompok Farisi, tetapi karena mereka itu berpengaruh dalam masyarakat, orang Farisi bergabung dengan mereka. Ahli Taurat adalah orang yang mempelajari dan menerangkan Taurat, sedangkan orang Farisi lebih memperhatikan perilaku orang menurut Taurat itu.Orang Farisi dalam Injil Matius adalah korban dari pertentangan Gereja/Sinagoga setelah 70 M. Mereka adalah pembela setia dari keyahudian yang berlawanan dengan penjelasan hukum Taurat menurut Yesus. Orang Farisi juga berlawanan dengan norma-norma yang diharapkan dari pemimpin-pemimpin Kristen generasi kedua. Mereka itu diserang tanpa ampun sebagai orang-orang yang gagal menjadi pelaku dari agamanya sendiri (Mat. 23:3) dan mereka disamakan dengan ahli Taurat yang tidak sesuai dengan kenyataan sejarah (Mat. 23:13, 23, 25, 27, 29).Lukas lebih hati-hati. Ia membedakan orang Farisi dari para ahli Taurat (Luk. 11:37, dan 45). Dia juga agak mendua dalam menilai orang-orang Farisi. Di satu pihak, ada orang-orang Farisi yang bersahabat, yang mengundang Yesus untuk makan bersama (Luk. 11:37; 14:1) dan dalam Kis. 15:5 disebutkan ada orang Farisi Kristen, sejalan dengan pandangannya bahwa ada kesinambungan antara keyahudian dan Gereja. Lukas juga yang berkali-kali menyebut Yerusalem sebagai tempat penyataan. Dan sebagai anggota Mahkamah Agama, orang Farisi bersikap simpatik ketika Paulus diadili (Kis. 23:9). Pada lain pihak, orang-orang Farisi itu kaya, sementara Lukas menekankan bahwa Yesus berpihak kepada yang miskin (Luk. 6:20). Orang-orang Farisi menyelenggarakan pesta-pesta makan, sementara Lukas mencatat rasa sepenanggungan Yesus dengan pengemis yang makan dari sisa-sisa dari meja-meja makan (Luk. 16:21).Injil Yohanes menggambarkan orang-orang Farisi sebagai mencurigai Yesus terus menerus. Dalam persekutuan dengan imam-imam kepala, mereka adalah lawan-lawan Yesus. Mereka tampil sebagai pengajar hukum Taurat. Mereka ditempatkan di Yerusalem (Yoh. 1:19-28), di mana penduduk kota itu datang kepada mereka sebagai pejabat yang bertugas mengurusi ketertiban umum (Yoh. 9:13).Bukti-bukti dari tulisan

Josephus, Injil-injil, dan tulisan rabinik sesudah 70 M dalam penelitian kritis, cenderung memberi gambaran bahwa orang-orang Farisi sebagai kelompok berpendidikan, dalam masyarakat berkedudukan di atas orang pedesaan tetapi di bawah dan bergantung pada lapisan pemerintah; pejabat bawahan, guru-guru, dan penegak hukum. Mereka muncul dalam semua periode sejak masa *Hasmonea sampai masa pemusnahan Yerusalem pada 70 M. Mereka dapat dilihat sebagai sekte yang mempunyai maksud tujuan pembaruan berangsur-angsur, secara hati-hati tidak reaksioner, dan mencari jalan-jalan alternatif sesuai dengan penyataan ilahi. Mereka terbuka untuk kepercayaan-kepercayaan baru, seperti kebangkitan orang mati dan mereka sangat memperlihatkan kemauan membarui hukum-hukum mengenai persepuluhan, kebersihan ritual dan perilaku menaati hukum --> Sabat. Mereka kurang tertarik pada aturan-aturan sekitar Bait Allah, yang lebih menjadi bagian orang-orang --> Saduki.

ORANG FARISI MENURUT [Ensiklopedia]

I. Sejarahnya

Pekerjaan Ezra dilanjutkan oleh orang-orang yg berusaha mendalami naskah dan ajaran hukum Taurat sampai kepada hal-hal yg sekecil-kecilnya ahli-ahli Taurat PB adalah penerus rohani mereka dan oleh kalangan yg lebih luas dari orang-orang yg berusaha melaksanakan ajaran mereka sampai ke tetek bengeknya. Pada awal abad 2 sM mereka disebut khasidim, yaitu orang-orang yg dikasihi Allah.

Nama Farisi pertama-tama nampak dalam naskah para raja imam orang Hasmon yg mula-mula. Golongan Hasidim agaknya sudah pecah. Golongan minoritas, berpendirian bahwa keimambesaran tidak sah dan sudah membuang tradisi tertentu. Golongan minoritas ini menjauhkan diri dari kehidupan umum, sambil menantikan suatu tindakan eskatologi dari pihak Allah. Golongan mayoritas bertujuan menguasai agama Negara. Tafsiran lama dari istilah Farisi sebagai 'yg memisahkan diri', jauh lebih mungkin dari saran T. W Manson tentang nama ejekan 'orang-orang Persia'. Pandangan mereka tentang persepuluhan (lih di bawah) menjadikan pemisahan diri dari orang banyak tak dapat dielakkan.
Selama kekuasaan Yohanes Hirkanus (134-104 sM) Farisi mempunyai pengaruh besar dan dukungan dari rakyat (Jos., Ant. 13.288-300). Tapi sesudah rakyat memutuskan hubungan dengan Hirkanus, dia mendekati golongan Saduki. Perlawanan golongan Farisi terhadap Aleksander Yanneus (103-76 sM) begitu hebat, sampai-sampai mereka mohon bantuan dari raja orang Seleukus, yaitu Demetrius III. Yanneus menang dan menyalibkan lawannya kr 800 orang, termasuk golongan pemimpin (Jos., Ant. 13.380). Tapi menjelang kematiannya ia menasihati istrinya, Aleksandra Salome, yg menggantikannya (76-67 sM), supaya menyerahkan pemerintahan kepada golongan Farisi saja, yg sejak saat itu mempunyai kedudukan dominan dalam Mahkamah Agama.

Mereka sangat menderita waktu kekuasaan Antipater dan Herodes (Jos., BJ 1.647-655), dan mereka mendapat tahu jelas bahwa tujuan-tujuan rohani tak bisa didapati melalui saluran-saluran politik. Justru sesudah Herodes mati, beberapa dari mereka memohon dengan sangat supaya mereka langsung diperintah oleh Roma. Dengan alasan itulah golongan mayoritas menentang pemberontakan melawan Roma (66-70 M). Dan karena itu pula Vespasianus menyukai Yohanan bin Zakai, salah seorang pemimpin mereka, dan mengizinkannya mendirikan sekolah kerabian di Yamnia. Pada saat inilah berakhir pertentangan antara golongan Syamai, yg keras ketat itu, dengan golongan Hillel, yg lebih liberal, yg dituangkan dalam suatu persepakatan; golongan Saduki menghilang dan golongan Zelot tidak dipercayai lagi, dan sesudah kekalahan Bar-Kokhba pada thn 135 M mereka menghilang juga -- dengan demikian kelompok Farisi menjadi pemimpin bangsa Yahudi tanpa saingan. Maka menjelang thn 200 M Yudaisme dan ajaran Farisi menjadi sinonim.

II. Hubungan dengan partai-partai lain
Golongan Farisi selalu merupakan minoritas. Pada pemerintahan Herodes jumlahnya hanya sedikit lebih 6.000 orang (Jos., Ant. 17.42).

Hubungan mereka dengan rakyat negeri ('am ha'arets) yg demikian pahitnya, nampak dalam banyak tulisan Talmud, menunjukkan bahwa kekakuan dan kekerasan tafsiran mereka tentang hukum Taurat tidak mempunyai daya tarik yg mendasar. Pengaruh para apokaliptis, yaitu orang-orang yg menerima wahyu-wahyu tentang akhir zaman, sedikit sekali itu pun hanya melalui golongan Zelot. Pengaruh mereka berperan hanya pada rakyat miskin yg sudah putus asa.

Golongan Saduki terdiri terutama dari tuan-tuan tanah yg kaya. Tradisi Talmud jelas membedakan Saduki dari sekutu-sekutu mereka, yaitu bani Boetos, kelompok imam besar. Dalam tata cara, mereka sama kerasnya dengan Farisi, bahkan mereka menerapkan Taurat dengan syariatnya tanpa peduli, sebab mereka cukup kaya untuk memikul akibat-akibatnya.

Farisi selalu mengindahkan kepentingan umum. Bukanlah kebetulan bahwa Syamai, orang Farisi yg keras itu, berasal dari keluarga kaya dan bangsawan, sedang Hillel dari masyarakat biasa. Daya tarik utama Farisi terhadap rakyat biasa ialah, bahwa kebanyakan mereka berasal dari lapisan menengah bagian bawah dan pengrajin yg lebih makmur dan, oleh karena mereka mengerti keadaan rakyat umum, mereka sungguh-sungguh berusaha membuat hukum Taurat terpikul oleh rakyat.

Perbedaan-perbedaan yg ditekankan oleh Yosefus (BJ 2.162-166) ialah, Farisi mempercayai immoralitas jiwa manusia (tidak dapat mati), yg akan dijelmakan kembali (artinya, menjiwai tubuh yg akan bangkit kembali); dan kuasa dari takdir (artinya, Allah). Sedangkan Saduki tidak mempercayai kedua hal itu (bnd Mat 22:23; Kis 23:8) -- jelas kurang penting. Pada dasarnya Saduki menganggap bahwa ibadah di Bait Suci adalah pusat dan tujuan utama dari hukum Taurat. Farisi menekankan keharusan seseorang menggenapi setiap segi hukum Taurat, dalam hal mana ibadah Bait Suci barulah suatu bagian saja. Perbedaan-perbedaan lahiriah mengungkapkan sikap-sikap batiniah mereka.

III. Ajaran

Konsep dasar agama bagi Farisi ialah kepercayaan, bahwa Pembuangan ke Babel adalah akibat dari kegagalan Israel melakukan Taurat (hukum yg diberikan Musa), dan bahwa pelaksanaan Taurat termasuk tugas perseorangan maupun tugas nasional. Namun Taurat tidak hanya berupa 'hukum', melainkan juga 'petunjuk' (Ul 17:11) dan 'ajaran' (Yes 2:3; Mi 4:2). Artinya tidak melulu perintah-perintah mutlak dan kaku, tapi 'pada' dan tetap kepada suasana yg berubah, dan dari situlah dapat disimpulkan apa kehendak Allah untuk keadaan-keadaan yg tidak khas disebut. Upaya pencarian ketepatan makna atau penyimpulan ini adalah tugas dari orang-orang yg khusus mempelajari Taurat, dan keputusan golongan mayoritas mengikat semua orang.
Salah satu tugas utama ahli Taurat ialah menetapkan isi Taurat tertulis (toga sye-bikhtav). Mereka menetapkan bahwa isinya adalah 613 perintah, 248 positif, dan 365 negatif. Tugas berikutnya, 'memasang pagar' sekelilingnya, artinya, menafsirkan dan melengkapinya sedemikian rupa, sehingga tak mungkin orang melanggarnya secara kebetulan atau karena ketidaktahuan. Contoh paling terkenal ialah 39 bentuk larangan pada hari Sabat, yg berulang-ulang dikutip. Tidak satu pun yg tidak masuk akal atau tidak logis mengenai semuanya itu, jika kita sekali menyetujui larangan harfiah melakukan pekerjaan pada hari Sabat. Selanjutnya perintah-perintah itu diterapkan kepada keadaan-keadaan yg tidak nyata disebut dalam Taurat. Semua perkembangan ini bersama ke-31 kebiasaan 'yg sudah lama dipakai' merupakan 'hukum lisan' (tora sye-be-`al peh), dan perkembangannya yg selengkapnya terjadi setelah PB. Meyakini bahwa tafsiran yg benar tentang Taurat adalah tafsiran mereka, maka mereka menuntut bahwa 'adat istiadat nenek moyang mereka' (Mrk 7:3) berasal dari Musa yg diberikan di Sinai.

Kecuali ajaran yg mempertahankan kemutlakan keesaan dan kekudusan Allah, dan pemilihan umat Israel serta kemutlakan kuasa Taurat atas orang Israel, maka yg ditekankan lagi dalam agama golongan Farisi adalah etika, bukan teologia. Kutukan Tuhan Yesus atas mereka harus ditafsirkan dalam terang fakta yg tak dapat disangsikan, bahwa secara etis kedudukan mereka lebih tinggi dari kebanyakan sebaya mereka. Penekanan khusus pada persepuluhan oleh Farisi dan menolak membeli makanan dari atau makan di rumah non-Farisi, adalah karena takut bahwa atas makanan itu tidak lebih dahulu diberlakukan persepuluhan, sebab persepuluhan merupakan beban yg amat berat di atas pajak pungutan orang Hasmon, Herodian atau Roma. Bagi Farisi membayar persepuluhan yg lengkap adalah bukti ketaatan kepada Allah.

KEPUSTAKAAN.

G. F Moore, Judaism in the First Centuries of the Christian Era, 1927;

L. I Finkelstein, The Pharisees, 1962;

J. W Bowker, Jesus and the Pharisees, 1973;

A Finkel, The Pharisees and the Teacher ofNazareth2, 1974;

J Neusner, The Rabbinic Traditions about the Pharisees before 70, 3 jilid 1971; From Politics to Piety, 1973. HLE/MHS

REFRENSI Yunani

Strongs #5330 φαρισαιος Pharisaios
φαρισαιος farisaiov: Farisi (Kamus Yoppi)
ου [maskulin] orang Farisi (anggota aliran agama Yahudi) (Kamus Barclay)

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung