YESUS MENYEMBUHKAN HAMBA SEORANG PERWIRA
Matius 8:5-13 (TB):
ayat 5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang
perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 6 "Tuan, hambaku
terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." 7 Yesus
berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya."8 Tetapi jawab perwira itu
kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan
saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.9 Sebab aku sendiri seorang
bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah
seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!,
maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia
mengerjakannya." 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia
dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini
tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.11 Aku berkata
kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan
bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,12
sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang
paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."13
Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu
seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Dalam
perikop ini diceritakan tentang Kristus yang menyembuhkan hamba seorang perwira
dari penyakit lumpuh. Penyembuhan ini dilakukan di Kapernaum, tempat tinggal
Kristus saat peristiwa itu terjadi (4:13). Kristus pergi berkeliling ke
berbagai tempat untuk melakukan perbuatan baik, dan Ia pulang untuk berbuat
baik juga. Setiap tempat yang Ia kunjungi merupakan kesempatan yang lebih baik
lagi bagi-Nya untuk melakukan perbuatan baik.
Kali ini orang yang berurusan
dengan Yesus adalah: Seorang perwira; ia adalah orang yang memohon kepada Yesus.Ia
seorang bukan-Yahudi, seorang Romawi, seorang perwira, mungkin seorang pemimpin
tertinggi dari suatu bagian ketentaraan Romawi yang bermarkas di Kapernaum dan
mempunyai pasukan di sana.
(1) Walaupun ia seorang perwira (dan
biasanya untuk orang seperti itu, memiliki kesalehan sedikit saja sudah sangat
luar biasa), ia orang yang saleh; bahkan ia sangat saleh. Perhatikanlah,
sisa-sisa umat Allah tersebar di antara berbagai macam orang. Orang tidak bisa
menggunakan panggilan atau pekerjaannya di dunia ini sebagai alasan untuk tidak
percaya dan bersikap tidak saleh. Tidak ada yang akan bisa berkata pada hari
penghakiman, "Saya bisa berlaku saleh sebelumnya seandainya saja saya
bukan seorang prajurit," karena prajurit terhitung dalam umat tebusan
Allah. Terkadang ketika anugerah Allah menaklukkan sesuatu yang kelihatannya
tidak mungkin. Anugerah-Nya itu lebih dari sekadar penakluk; perwira yang baik
ini bukan hanya baik, tetapi malah sangat baik.
(2) Walaupun ia seorang
perwira Romawi, dan keberadaannya di antara orang Yahudi menunjukkan tunduknya
bangsa Yahudi kepada kuk Roma, tetapi Kristus, yang adalah Raja orang Yahudi,
merasa senang kepadanya. Dalam hal ini Kristus mengajar kita untuk berbuat baik
kepada musuh-musuh kita dan agar kita tidak perlu mencampuri urusan permusuhan
antarnegara.
(3) Walaupun ia seorang
bukan-Yahudi, Yesus menunjukkan perasaan bersahabat kepadanya. Benar bahwa Kristus tidak
pergi ke satu kota pun dari kota-kota orang bukan-Yahudi (karena tanah
Kanaanlah yang merupakan negeri Imanuel, Yes. 8:8), namun demikian Ia menerima
permohonan dari orang-orang bukan-Yahudi. Pada saat ini perkataan Simeon tua yang
baik itu mulai digenapi, bahwa Yesus akan menjadi terang yang menerangi
bangsa-bangsa lain dan juga menjadi kemuliaan bagi umat-Nya Israel.
Dengan memadukan kisah penyembuhan ini dengan kisah penyembuhan orang sakit
kusta, yang adalah orang Yahudi, Matius memperlihatkan penggenapan perkataan
tersebut. Orang Yahudi yang menderita kusta dijamah dan disembuhkan Kristus
karena Ia mengajar mereka secara pribadi, tetapi orang bukan-Yahudi yang
menderita lumpuh Ia sembuhkan dari jauh, karena Ia tidak pergi secara pribadi
kepada mereka, melainkan hanya dengan menyampaikan firman-Nya dan menyembuhkan
mereka. Namun, sekalipun begitu, di antara mereka ini Ia lebih dipermuliakan.
Hamba seorang perwira; ia adalah orang yang
menderita sakit lumpuh. Dalam hal ini juga tampak bahwa Allah tidak mengenal
pangkat; karena di dalam Kristus Yesus, tidak ada orang bersunat atau orang
tidak bersunat, dan tidak ada lagi hamba atau orang merdeka. Ia bersedia
menyembuhkan hamba yang paling miskin, seperti Ia bersedia menyembuhkan tuan
yang paling kaya; karena Ia sendiri mengambil rupa seorang hamba, untuk
menunjukkan perhatian-Nya kepada orang yang paling hina.
Dalam kisah penyembuhan hamba
ini, kita dapat mengamati percakapan atau pertukaran rasa saling menghargai
yang sangat menakjubkan antara Kristus dan si perwira. Perhatikanlah di sini:
I. Pemikiran si perwira
terhadap Kristus. Dapatkah sesuatu yang baik datang dari seorang perwira
Romawi? Sesuatu yang dapat diterima, apalagi yang terpuji? Coba amatilah, dan
kita akan menemukan berlimpah-limpah hal-hal yang baik yang keluar dari si
perwira yang penting dan patut dijadikan contoh ini. Perhatikanlah:
Permohonannya terhadap Yesus
Kristus yang menyentuh hati, yang menunjukkan:
(1) Rasa hormatnya yang
didasari kesalehan kepada Tuan yang
Agung.
Perwira itu menganggap-Nya sebagai seorang yang mampu dan bersedia untuk
menolong dan memberikan kelegaan kepada orang-orang malang yang datang memohon
kepada-Nya. Dia datang kepada-Nya dan memohon, tidak seperti Naaman orang Aram
(seorang perwira juga) yang datang kepada Elisa untuk menuntut kesembuhan,
sambil menawarkan harta kekayaannya, dan berdiri sebagai orang yang terpandang.
Tidak, si perwira yang satu ini justru melepaskan topi perwiranya dan memohon
dengan rendah hati. Dengan demikian tampak bahwa perwira ini melihat sesuatu
yang lebih dalam pada diri Yesus walaupun hanya pada pandangan pertama. Ia
melihat dalam diri-Nya sesuatu yang menuntut penghormatan, walaupun bagi orang
yang tidak melihat lebih dalam, wajah-Nya lebih buruk dari siapa pun juga. Para
perwira, karena mereka bertugas mengawasi kota, pastilah sangat dihormati
orang, namun perwira ini mengesampingkan kehormatan yang dimilikinya itu ketika
ia berbicara dengan Kristus dan datang memohon kepada-Nya. Perhatikanlah,
orang-orang yang terbesar sekalipun harus menjadi pengemis ketika mereka
berurusan dengan Kristus. Perwira itu mengakui kedaulatan Kristus
ketika ia memanggil-Nya Tuan, dan ia menyerahkan permasalahannya kepada-Nya dan
kepada kehendak serta hikmat-Nya dengan memberikan sanggahan yang disampaikan
dengan rendah hati, dan tidak memberikan permohonan resmi dan langsung.
Dia tahu bahwa dia berurusan dengan Tabib yang bijak dan berbelas kasihan, yang
bagi-Nya keluhan rasa sakit sudah cukup untuk menunjukkan adanya permintaan
yang sungguh-sungguh untuk disembuhkan. Jika kita dengan rendah hati mau
mengakui kebutuhan dan penyakit rohani kita, maka kita pasti mendapat jawaban
damai sejahtera dari-Nya. Curahkanlah keluhanmu, maka belas kasihan akan
dicurahkan juga kepadamu.
(2) Perhatian yang penuh
kasih sayang dari perwira itu kepada hambanya yang malang. Kita sudah sering
membaca mengenai banyak orang yang datang kepada Kristus untuk anak-anak
mereka, tetapi ini satu-satunya kejadian mengenai seseorang yang datang
kepada-Nya untuk seorang hamba: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena
sakit lumpuh." Perhatikanlah, adalah kewajiban tuan-tuan untuk
memperhatikan hamba-hambanya ketika mereka sedang menderita. Penyakit lumpuh itu membuat hambanya
tidak bisa melakukan pekerjaannya, dan membuat orang lain susah dan lelah
seperti umumnya orang yang sedang sakit. Namun demikian, ia tidak mengusir
hambanya itu ketika ia sedang sakit (seperti yang dilakukan orang Amalek kepada
hamba-hambanya, 1Sam. 30:13). Ia juga tidak menyuruhnya pergi ke rumah
temannya, ia tidak membiarkannya terbaring tidak terurus, melainkan ia berusaha
mencari kesembuhan terbaik yang bisa ia dapatkan untuknya. Hamba itu tidak akan
pernah bisa melakukan sesuatu yang lebih baik lagi bagi tuannya seperti yang
sedang dilakukan tuannya saat ini untuknya. Hamba-hamba perwira itu sangat
patuh kepadanya (ay. 9), dan di sini kita melihat apa yang membuat mereka
demikian patuh; dia sangat baik kepada mereka, dan itu membuat mereka
mematuhinya dengan riang hati. Sama seperti kita tidak boleh mengabaikan hak
hamba-hamba kita ketika mereka beperkara dengan kita (Ayb. 31:13, 15), demikian
pula kita tidak boleh mengabaikan hak mereka ketika Allah beperkara dengan
mereka; karena kita semua dibuat dari tanah yang sama, oleh tangan yang sama,
dan berdiri sederajat di hadapan Allah. Jadi, kita tidak boleh
menganggap mereka sama seperti kawanan anjing-anjing kita. Perwira itu tidak
memohon kepada penyihir atau dukun untuk kesembuhan hambanya, melainkan ia memohon
kepada Kristus. Kelumpuhan adalah penyakit yang biasanya tidak dapat ditangani
oleh keahlian medis para dokter, karena itu dengan datang kepada-Nya untuk
minta kesembuhan, ini merupakan bukti yang besar akan imannya kepada kuasa
Kristus, yang melebihi kuasa alam. Perhatikanlah bagaimana perwira itu
menggambarkan kondisi hambanya dengan begitu menyedihkan; ia menderita sakit
lumpuh. Penyakit lumpuh biasanya membuat penderita tidak bisa merasakan sakit,
tetapi hambanya ini merasa sangat tersiksa; karena ia masih muda, maka tubuhnya
secara alami masih kuat berjuang melawan penyakit itu, dan ini membuatnya
sangat kesakitan. (Penyakit yang dideritanya itu bukan penyakit lumpuh biasa
melainkan penyakit lumpuh yang membuatnya merasa kesakitan luar biasa.) Dengan
demikian kita harus peduli dengan jiwa anak-anak dan hamba-hamba kita, yang
secara rohani sedang menderita penyakit lumpuh, yaitu lumpuh yang membuat mati
rasa, yang tidak peka terhadap kejahatan-kejahatan rohani, tidak giat melakukan
hal-hal yang baik secara rohani. Kita harus membawa mereka untuk menemukan
jalan yang dapat menyembuhkan dan menyehatkan mereka.
Lihatlah betapa rendah
hatinya si perwira itu. Setelah Kristus menyatakan kesediaan-Nya untuk datang
dan menyembuhkan hambanya (ay. 7), perwira itu menanggapi-Nya dengan
lebih rendah hati lagi. Perhatikanlah, orang yang rendah hati akan dibuat lebih
rendah hati lagi oleh kerendahan hati Kristus dalam menyatakan diri-Nya kepada
mereka. Amatilah bahasa yang dipakai perwira itu ketika mengungkapkan kerendahan
hatinya, "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku" (ay.
8). Ini menunjukkan bahwa ia memandang rendah dirinya sendiri dan memandang
tinggi Yesus Tuhan kita. Ia tidak berkata, "tidak layak bagi Tuan untuk
mendatangi kamar hamba saya, karena ia hanya tinggal di gubuk," melainkan
"Aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku." Perwira itu
seorang pembesar, namun ia mengakui ketidaklayakannya di hadapan Allah.
Perhatikanlah, dengan mempunyai sifat rendah hati kita bisa menjadi orang yang
terpuji. Kristus pada waktu itu hanyalah orang yang hina di mata dunia, namun
perwira ini, dengan melihat-Nya sebagai seorang nabi, ya, bahkan lebih daripada
nabi, memberi-Nya penghormatan ini. Perhatikanlah, kita harus menghargai orang
dengan melihat apa yang sedang dikerjakan Allah pada orang itu, bahkan kepada
mereka yang dari penampilan luarnya tampak lebih rendah dari pada kita. Perwira itu datang kepada
Kristus dengan suatu permohonan, dan karena itu ia berbicara dengan begitu
rendah hati. Perhatikanlah, ketika kita datang kepada Kristus, dan kepada Allah
melalui Kristus, kita harus merendahkan diri dan bersimpuh di hadapan-Nya
dengan mengakui diri kita tidak layak, sebagai makhluk yang hina dan pendosa
yang keji, untuk melakukan apa pun bagi-Nya, untuk menerima apa saja yang baik
dari-Nya, atau untuk berurusan dengan Dia dalam hal apa saja.
Perhatikanlah, iman perwira
itu yang sangat besar. Semakin rendah hati orang semakin besarlah imannya;
semakin lemah kita menganggap diri kita sendiri, semakin kuat keyakinan kita
kepada Yesus Kristus. Ia mempunyai keyakinan iman bahwa bukan saja Kristus bisa
menyembuhkan hambanya, tetapi juga:
(1) Bahwa Kristus bisa
menyembuhkannya dari jarak jauh. Badannya tidak perlu disentuh, seperti yang umumnya
dilakukan ketika dokter mengobati orang sakit, apa lagi pada bagian tubuhnya
yang sakit. Penyembuhan itu diyakininya bisa dilakukan tanpa harus mempertemukan
Sang Tabib dengan si sakit. Setelah kisah ini kita membaca mengenai mereka yang membawa seseorang yang
sakit lumpuh kepada Kristus, yang setelah melalui banyak rintangan, akhirnya
menaruhnya di hadapan-Nya, dan Kristus memuji iman mereka sebagai iman yang
bekerja.Perwira ini tidak membawa hambanya yang sakit lumpuh,
dan Kristus memuji imannya sebagai iman yang percaya. Iman yang benar pasti
akan diterima Kristus walaupun ditunjukkan dengan berbagai cara. Cara-cara yang
berbeda yang digunakan orang untuk menyatakan iman mereka akan dipakai Kristus
untuk membawa sesuatu yang terbaik, dan Ia mengajar kita untuk melakukan yang
demikian juga. Perwira
ini percaya, dan itu pasti benar, bahwa kuasa Yesus Kristus tidak terbatas,
sehingga dekat atau jauh tidak ada bedanya bagi Dia. Jarak suatu tempat tidak
dapat menghalangi-Nya untuk mengetahui dan melakukan suatu pekerjaan karena Ia
memenuhi segala ruang. Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat, demikianlah
firman TUHAN, dan bukan Allah yang dari jauh juga? (Yer. 23:23).
(2) Bahwa Kristus bisa
menyembuhkannya dengan mengucapkan sepatah kata, bukan dengan memberinya obat,
apalagi jimat-jimat; katakan saja sepatah kata, dan aku tidak ragu hambaku itu
akan sembuh. Dalam hal ini ia mengakui bahwa Kristus mempunyai kuasa ilahi, yaitu
suatu wewenang untuk memerintah semua makhluk dan kekuatan alam, dan ini
membuat-Nya mampu berbuat apa saja sesuai kehendak-Nya di kerajaan alam;
seperti pada waktu pertama kali Ia mendirikan kerajaan alam itu dengan
mengucapkan perkataan yang penuh kuasa, "Jadilah terang!" Bagi
manusia, berbicara dan berbuat itu dua hal yang berbeda, tetapi tidak
demikian bagi Kristus. Oleh sebab itulah Kristus disebut Tangan Allah, karena
Ia adalah Firman yang kekal. Perkataan-Nya, "Kenakanlah kain panas dan
makanlah sampai kenyang" (Yak. 2:16), dan sembuhlah! benar-benar akan
menghangatkan, mengenyangkan, dan menyembuhkan.
Perwira itu memperlihatkan imannya
akan kuasa Kristus dengan cara membandingkan kuasa seorang perwira atas
prajurit-prajuritnya atau kuasa seorang tuan atas hamba-hambanya, yang bisa
memberikan perintah kepada yang seorang, "Pergi!, maka ia pergi,"
dst. Mereka semua menuruti perintahnya, sehingga melalui mereka dia bisa
melakukan berbagai hal dari jauh; perkataan-Nya merupakan sebuah hukum bagi merekadictumfactum;
prajurit yang sangat disiplin tahu bahwa perintah atasannya tidak boleh
disanggah melainkan harus dipatuhi. Demikian pula, Kristus hanya berbicara
saja, maka terjadilah apa yang dikatakan-Nya itu. Kuasa yang demikian Dia
miliki atas segala macam penyakit tubuh. Perwira itu memberikan perintah
semacam ini kepada prajurit-prajuritnya, walaupun ia sendiri seorang bawahan,
bukan seorang panglima tertinggi, melainkan perwira yang berpangkat di bawah
itu. Jadi, betapa lebih hebatnya lagi Kristus yang memiliki kuasa demikian,
karena Dia adalah Tuhan yang memegang kuasa dan kedaulatan tertinggi atas
segalanya. Hamba-hamba perwira itu sangat patuh, mereka akan datang dan pergi
sesuai perintah tuan mereka yang paling kecil sekalipun. Sekarang perhatikanlah:
[1] Kita harus menjadi
hamba-hamba yang demikian pula terhadap Allah. Kita harus datang dan pergi
menuruti perintah-Nya, sesuai dengan petunjuk-petunjuk firman-Nya dan apa yang
sudah disediakan-Nya bagi kita untuk kita pergunakan. Kita pergi ke tempat Ia
mengutus kita, kembali ke tempat Ia mengirim kita, dan melakukan apa yang Ia
perintahkan. "Apakah yang akan dikatakan Tuanku kepada hambanya ini?"
Apabila kehendak-Nya bertentangan dengan kehendak kita, maka kita harus
mendahulukan kehendak-Nya dan mengesampingkan kehendak kita.
[2] Penyakit-penyakit tubuh juga berlaku seperti hamba-hamba yang
demikian terhadap Kristus. Penyakit-penyakit itu menyerang kita apabila Dia
mengirimnya, dan meninggalkan kita apabila Dia memanggilnya kembali. Mereka
menggerogoti tubuh dan jiwa kita apabila Dia memerintahkannya. Tetapi, kita
yang menjadi milik kepunyaan Kristus boleh merasa terhibur dan tenang, karena
dalam kebaikan-Nya, Dia bisa melepaskan dan menjalankan kuasa-Nya itu dan
setiap penyakit menuruti dan melaksanakan perintah-Nya. Setiap penyakit ini ada
di bawah kendali-Nya dan dipakai untuk melayani maksud anugerah-Nya. Kita tidak
perlu takut terhadap penyakit atau akibatnya terhadap diri kita, kalau kita
percaya bahwa penyakit itu ada di dalam tangan Sahabat kita yang baik ini.
II. Berikut ini adalah
kemurahan hati Kristus kepada perwira itu; karena kepada orang yang bermurah
hati, Ia juga akan bermurah hati.
Kristus langsung memenuhi
permohonannya. Perwira itu baru mengatakan masalah yang dialami hambanya dan
hendak meneruskan dengan memohon kesembuhan, tetapi Kristus mencegahnya
terlebih dulu dengan mengucapkan perkataan yang baik dan menenangkan ini,
"Aku akan datang menyembuhkannya" (ay. 7). Kristus tidak berkata, "Aku
akan datang melihatnya" untuk menunjukkan bahwa Ia adalah seorang
Penyelamat yang baik, melainkan berkata, "Aku akan datang
menyembuhkannya" -- yang menunjukkan bahwa Ia adalah seorang Penyelamat
yang mahakuasa. Perkataan-Nya itu luar biasa, tetapi hanya Dia yang bisa
mewujudkan sesuatu yang baik dari perkataan ini, karena kesembuhan ada pada
sayap-Nya, dan kedatangan-Nya adalah kesembuhan. Orang yang mengadakan mujizat
dengan suatu kuasa yang diperoleh dari sumber lain tidak akan berbicara
sedemikian yakinnya seperti Kristus, karena Dia mengadakan mujizat dengan
kuasa-Nya sendiri, seperti seseorang yang memang mempunyai kewenangan untuk
melakukannya. Ketika seorang hamba Tuhan diutus untuk menengok temannya yang
sedang sakit, ia hanya bisa berkata, "Aku akan datang dan berdoa untuknya."
Tetapi Kristus berkata, "Aku akan datang menyembuhkannya." Sungguhlah
baik bahwa Kristus bisa berbuat sesuatu bagi kita melebihi apa yang bisa
diperbuat oleh pelayan-pelayan Tuhan. Perwira itu ingin Kristus menyembuhkan
hambanya, dan Kristus berkata, "Aku akan datang menyembuhkannya."
Jadi, Ia bersedia menolong melebihi apa yang diminta atau dipikirkan perwira
itu. Perhatikanlah, Kristus sering kali melakukan sesuatu melebihi apa yang
diharapkan oleh orang-orang malang yang memohon kepada-Nya. Lihatlah kerendahan
hati Kristus di sini, bahwa Ia mau menjenguk prajurit yang sedang menderita. Ia
tidak mau datang menengok anak pegawai istana yang sedang sakit, walaupun
pegawai itu bersikeras supaya Ia datang (Yoh. 4:47-49). Tetapi di sini Ia
menawarkan untuk datang melihat seorang hamba yang sedang sakit. Demikianlah Ia
memperhatikan kerendahan umat-Nya, dan memberikan penghormatan khusus kepada
mereka yang berkekurangan. Kerendahan hati Kristus dengan bersedia untuk datang
itu memberikan suatu teladan bagi perwira itu dan membuatnya bersikap rendah
hati juga dalam mengakui ketidaklayakannya untuk menerima-Nya di rumahnya.
Perhatikanlah, kerendahan hati Kristus kepada kita harus membuat kita lebih
rendah hati lagi di hadapan-Nya.
Kristus memuji imannya, dan
mengambil kesempatan ini untuk berbicara dengan ramah mengenai orang-orang
bukan-Yahudi yang malang (ay. 10-12). Lihatlah, hal-hal hebat apa yang bisa
kita peroleh, bahkan untuk hal-hal yang bersifat umum sekalipun, dari Yesus
Kristus kalau kita bisa memiliki iman yang kuat yang disertai penyangkalan
diri.
(1) Mengenai perwira itu
sendiri; Kristus tidak hanya membenarkan dan menerimanya (kehormatan itu
menjadi milik semua orang percaya yang benar), tetapi juga memuji dan
meneguhkannya: Kehormatan seperti itu hanya dimiliki oleh orang-orang besar,
seperti Ayub; tiada seorang pun di bumi seperti dia.
[1] Kristus mengaguminya, bukan
karena kehebatannya melainkan karena kebaikan hatinya. Setelah Yesus
mendengar hal itu, heranlah Ia; bukan karena seolah-olah itu merupakan hal yang
baru dan membuat-Nya terkejut. Ia tahu iman perwira itu, karena perwira
itu sudah membuktikannya. Tetapi yang membuat Kristus kagum adalah karena iman
si perwira itu sungguhlah hebat, langka, dan tidak biasa. Dalam
pandangan Kristus, iman yang demikian benar-benar indah. Oleh sebab itu Dia
mengajarkan kita untuk mengagumi hal seperti ini, bukan kemegahan dan kemewahan
duniawi, melainkan keindahan kekudusan dan berbagai perhiasan yang sangat
berharga di mata Allah. Perhatikanlah, keajaiban anugerah harus menyentuh hati
kita lebih dari keajaiban alam ataupun pemeliharaan ilahi. Demikian pula, keberhasilan
rohani harus menyentuh kita lebih dari keberhasilan apa pun di dunia ini.
Kepada mereka yang kaya dalam imanlah, dan bukan kepada mereka yang kaya dalam
emas dan perak, kita harus berkata bahwa mereka telah membangun segala
kekayaannya (Kej. 31:1). Tetapi apa pun yang mengagumkan dalam iman siapa saja,
haruslah pada akhirnya memberikan kemuliaan kepada Kristus, yang segera akan
dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya, sebagai seseorang yang telah
melakukan keajaiban-keajaiban di dalam mereka dan untuk mereka.
[2] Kristus memuji
perwira itu di dalam perkataan-Nya kepada mereka yang mengikuti-Nya. Semua orang percaya di
dunia lain, tetapi hanya sebagian saja di dunia ini, yang akan diakui dan
diumumkan oleh Kristus di hadapan manusia. Di depan orang banyak Dia akan
menampakkan diri dengan agung bagi mereka dan bersama mereka. Sesungguhnya
iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang
Israel. Nah, perkataan ini berbicara mengenai:
Pertama, penghormatan bagi si perwira;
yang walaupun bukan anak Abraham secara daging, namun merupakan keturunannya
secara iman, dan Kristus mendapatinya demikian. Perhatikanlah,apa yang dicari Kristus adalah
iman, dan di mana pun iman itu berada, Dia akan menjemputnya, walaupun hanya
sebesar biji sesawi. Dia tidak pernah menjumpai iman sebesar ini, yang
menimbang segala sesuatu dan membandingkan semuanya sesuai ukuran
masing-masing, seperti yang dikatakan mengenai si janda miskin bahwa ia memberi
lebih banyak daripada semua orang itu (Luk. 21:3). Walaupun perwira ini seorang
bukan-Yahudi, ia diberi pujian seperti itu. Perhatikanlah, kita tidak boleh segan-segan memberikan pujian kepada mereka yang patut
mendapatkannya, sekalipun mereka tidak termasuk dalam persekutuan kita.
Kedua, perkataan itu berbicara mengenai
sesuatu yang memalukan bagi Israel, karena justru merekalah yang seharusnya
menerima pengangkatan sebagai anak, kemuliaan, perjanjian-perjanjian, dan semua
bantuan serta dorongan supaya beriman. Perhatikanlah, ketika Anak
manusia datang, Ia mendapati sedikit iman, dan karena itu, yang dilihat-Nya
hanya ada begitu sedikit buah. Perhatikanlah, anugerah yang diperoleh orang
yang hanya mendapat bimbingan rohani sedikit saja bagi jiwa mereka akan
memperberat dosa dan kehancuran banyak orang lain yang mempunyai sarana
anugerah berlimpah tetapi tidak memanfaatkannya dengan baik. Kristus mengatakan
ini kepada mereka yang mengikuti-Nya, dengan maksud supaya dengan segala cara
Ia bisa menggugah hati mereka untuk meniru iman seperti ini dengan kudus,
seperti yang dikatakan Paulus dalam Roma 11:14. Orang Yahudi adalah keturunan
Abraham; oleh karena itu, supaya jangan mereka menjadi cemburu dengan kehormatan
yang mereka miliki itu,janganlah sampai mereka membiarkan diri
dikalahkan oleh orang-orang bukan-Yahudi, terutama dalam hal anugerah yang
membuat Abraham unggul.
(2) Mengenai orang lain; melalui peristiwa ini Kristus mengambil kesempatan untuk membandingkan
orang Yahudi dan orang bukan-Yahudi, dan memberi tahu mereka dua
hal, yang pasti sangat mengejutkan mereka yang selama ini diajar bahwa
keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Kedua hal tersebut adalah:
[1] Bahwa banyak orang bukan-Yahudi akan diselamatkan
(ay.11). Iman perwira itu baru merupakan suatu gambaran mengenai pertobatan
bangsa-bangsa bukan-Yahudi dan suatu pendahuluan bagi pengangkatan mereka ke
dalam jemaat Allah. Ini merupakan topik yang sering kali dibicarakan Yesus
Tuhan kita. Ia mengatakannya dengan penuh kepastian, "Aku berkata
kepadamu, Aku yang mengetahui semua umat manusia," dan tidak ada hal lain
yang bisa Ia katakan untuk lebih menyenangkan hati-Nya atau untuk lebih
menjengkelkan hati orang Yahudi. Pernyataan semacam ini membuat orang-orang
Nazaret marah kepada-Nya (Luk. 4:27-28). Kristus di sini memberi kita suatu
gagasan.
Pertama, mengenai orang-orang yang akan
diselamatkan; banyak orang dari Timur dan Barat. Sebelumnya ia berkata
(7:14), Hanya sedikit orang di sana yang mendapatkan jalan yang menuju kepada
kehidupan, di sini justru banyak orang akan datang ke jalan itu. Sedikit dalam
arti pada suatu waktu dan pada suatu tempat. Tetapi, walaupun begitu, ketika
semuanya datang berkumpul, jumlahnya menjadi sangat banyak. Kita sekarang hanya
melihat satu orang di sini dan satu orang di sana diselamatkan oleh anugerah
Allah, tetapi sebentar lagi kita akan melihat Panglima keselamatan kita membawa
banyak orang kepada kemuliaan (Ibr. 2:10). Ia akan datang dengan beribu-ribu
orang kudus-Nya (Yud. 14), dengan suatu kumpulan besar yang tidak dapat
terhitung banyaknya (Why. 7:9), dengan bangsa-bangsa yang diselamatkan (Why.
21:24). Mereka akan datang dari Timur dan dari Barat, yakni dari tempat-tempat
yang saling berjauhan satu sama lain, dan walaupun demikian, mereka semua akan
bertemu di sebelah kanan Kristus, Pusat kesatuan mereka. Perhatikanlah, Allah
memiliki sisa-sisa umat-Nya di segala tempat, dari terbitnya sampai kepada
terbenamnya matahari (Mal. 1:11). Umat pilihan Allah akan dikumpulkan dari
keempat penjuru bumi (24:31). Mereka ditabur di bumi, sebagian berserakkan di
sudut-sudut ladang. Dunia bangsa-bangsa bukan-Yahudi terbentang dari timur ke
barat, dan merekalah yang secara khusus dimaksudkan di sini. Walaupun mereka
ini tadinya tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan
terhadap sekarang ini, dan sudah demikian sejak lama, siapa tahu Allah
mempunyai sisa-sisa umat-Nya yang tersembunyi di antara mereka, seperti pada
masa Elia di Israel (1Raj. 19:14), yang segera setelah masa Elia itu
berduyun-duyun masuk ke dalam jemaat Allah dalam jumlah yang luar biasa
banyaknya (Yes. 60:3-4). Perhatikanlah,ketika kita sampai di sorga, kita akan kehilangan banyak orang yang
kita pikir sudah pergi mendahului kita di sana. Dan sebaliknya pula, kita akan
bertemu banyak orang di sana yang tidak kita duga sebelumnya.
Kedua, Kristus memberi kita suatu gagasan mengenai keselamatan itu sendiri.
Mereka akan datang, datang berhimpun, dan berkumpul kepada Kristus (2Tes. 2:1).
Mereka akan diperbolehkan masuk ke dalam kerajaan anugerah di bumi, ke dalam
perjanjian anugerah yang dibuat dengan Abraham, Ishak, dan Yakub. Mereka akan
diberkati bersama Abraham yang setia, yang berkatnya sampai kepada
bangsa-bangsa lain (Gal. 3:14). Hal ini membuat Zakeus terhitung sebagai anak
Abraham (Luk. 19:9).
Mereka akan diperbolehkan
masuk ke dalam kerajaan mulia di sorga. Mereka akan datang dengan riang
gembira, terbang seperti merpati ke pintu kandangnya. Mereka akan duduk
beristirahat dari kerja keras mereka, seperti orang yang sudah menyelesaikan
pekerjaan mereka sepanjang hari. Duduk menandakan suatu keadaan yang
keberlanjutan: sewaktu kita berdiri, kita siap pergi, sedangkan sewaktu kita
duduk, kita berniat menetap. Sorga adalah tempat peristirahatan abadi, kota
yang terus-menerus ada. Mereka akan duduk seperti duduk di atas takhta (Why.
3:21). Mereka seperti duduk di meja,
yang secara kiasan berarti mereka hendak dijamu dengan suatu pesta, yang
menandakan komunikasi yang seutuh-utuhnya maupun persekutuan yang sebebas dan
seakrab-akrabnya (Luk. 22:30). Mereka akan duduk dengan Abraham. Mereka
yang di dunia ini begitu berjauhan satu sama lain dalam waktu, tempat, atau
karena keadaan-keadaan luar lainnya, akan bertemu bersama di sorga; orang-orang
dari zaman dulu dan zaman sekarang, orang Yahudi dan orang bukan-Yahudi, orang
kaya dan orang miskin. Orang kaya di neraka melihat Abraham, tetapi Lazarus
duduk bersamanya, ia duduk di pangkuannya. Perhatikanlah, persekutuan para
kudus merupakan bagian dari kebahagiaan besar di sorga, dan mereka yang ada di
ujung-ujung dunia sebagai orang yang paling tidak dikenal, akan berbagi
kemuliaan dengan bapa-bapa orang Yahudi yang masyhur di sorga.
[2] Bahwa banyak orang Yahudi akan
binasa (ay.12). Perhatikanlah:
Pertama, ada pernyataan mengherankan yang
disampaikan: anak-anak kerajaan akan dicampakkan. Orang-orang Yahudi
yang bersikeras untuk tidak percaya, walaupun secara lahiriah mereka adalah
anak-anak kerajaan, akan dikeluarkan dari keanggotaan gereja yang kasat mata.
Kerajaan Allah, yang mereka banggakan karena mereka adalah anak-anaknya, akan
diambil dari mereka, dan mereka tidak akan menjadi umat yang memperoleh belas
kasihan (Rm. 11:20; 9:31). Pada hari penghakiman, menjadi orang Yahudi atau
orang Kristen tidaklah menjadi jaminan orang akan diterima sebagai anak-anak
kerajaan, karena manusia akan dihakimi bukan menurut panggilan yang disebutkan
kepada mereka, melainkan menurut siapa sebenarnya mereka ketika masih hidup di
dunia. Jika mereka memang anak-anak kerajaan, maka mereka ahli waris. Namun,
banyak juga orang yang mengaku-ngaku sebagai anak di dalam keluarga, tetapi
mereka tidak menjadi bagian dari keluarga itu, dan karena itu tidak berhak
mendapatkan warisan. Kalau kita dilahirkan dari orangtua yang mengakui kita
sebagai anak-anak mereka, maka itu berarti kita adalah anak-anak kerajaan;
tetapi jika kita hanya mengandalkan pengakuan itu dan tidak bisa menunjukkan
hal-hal lain lagi kepada sorga, maka kita akan dicampakkan.
Kedua, hukuman yang mencengangkan bagi orang-orang yang berbuat kejahatan
digambarkan: Mereka akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Kegelapan yang sebetulnya diperuntukkan bagi mereka yang tidak mempunyai
apa-apa, bagi orang-orang bukan-Yahudi yang bukan menjadi bagian dari jemaat
Tuhan. Ke dalam kegelapan itulah orang-orang Yahudi akan dicampakkan, dan lebih
buruk lagi, mereka akan dibutakan, dikeraskan, dan dipenuhi dengan ketakutan
seperti yang digambarkan oleh Rasul Paulus (Rm. 11:8-10). Orang yang telah
berada di luar gereja dan diserahkan untuk dihakimi sedemikian sebenarnya sudah
berada di dalam kegelapan yang paling gelap. Akan tetapi kegelapan ini barulah
suatu permulaan yang samar-samar saja dan akan berlanjut pada keadaan yang
sebenarnya, yaitu di neraka yang menjadi tempat bagi orang-orang berdosa yang
terkutuk. Mereka akan dibuang dari hadapan Allah, dan dari segala
sesuatu yang sungguh dapat mendatangkan ketenteraman, dan dicampakkan ke dalam
kegelapan. Di neraka ada api, tetapi tidak ada cahaya; neraka adalah kegelapan
yang paling gelap, kegelapan yang sangat luar biasa gelap, kegelapan yang
segelap-gelapnya, tanpa harapan akan ada setitik atau segaris pun cahaya,
kilasan atau secercah pun tidak. Ini adalah kegelapan yang diakibatkan karena
mereka dihalangi dari pandangan sorga, yang adalah tanah cahaya; mereka yang
berada di luarnya ada di daerah kegelapan. Namun, ini belumlah yang terburuk,
karena di sana akan terdapat ratap dan kertak gigi.
[1] Di neraka akan ada dukacita yang sangat mendalam dan
banjir air mata yang tertumpah dengan sia-sia. Mereka akan menderita ketakutan
yang sangat luar biasa untuk selama-lamanya. Kesadaran akan murka Allah adalah
siksaan orang-orang terkutuk.
[2] Di neraka juga akan ada
kegeraman yang dahsyat: orang-orang berdosa yang terkutuk akan mengertakkan
gigi mereka karena benci dan geram, mereka dipenuhi dengan murka Allah. Dengan
iri mereka melihat kebahagiaan orang lain, dan dengan takut dan gemetar mereka
membayangkan kesempatan yang dulu mereka sendiri miliki untuk memperoleh kebahagiaan
kekal, tetapi yang sekarang sudah terlambat.
Kristus menyembuhkan
hambanya. Ia tidak hanya memuji perwira itu karena sudah memohon kepada-Nya,
tetapi juga mengabulkan apa yang dimohonkannya, yang benar-benar merupakan
suatu jawaban sesungguhnya (ay. 13).
(1) Apa yang dikatakan
Kristus kepadanya. Ia
mengatakan sesu
atu yang membuat kesembuhan itu sangat berarti baik bagi si
perwira itu maupun bagi hambanya, dan bahkan jauh lebih dari itu, "Jadilah
kepadamu seperti yang engkau percaya." Hambanya disembuhkan dari
penyakitnya, tetapi tuannya memperoleh peneguhan dan pujian atas imannya.
Perhatikanlah, Kristus sering kali memberikan jawaban yang meneguhkan iman
kepada umat-Nya ketika mereka sedang mendoakan orang lain. Baiklah bagi kita jika
kita turut berdoa untuk orang lain. Allah memulihkan keadaan Ayub setelah ia
berdoa untuk sahabat-sahabatnya (Ayb. 42:10). Sungguh besarlah kehormatan yang
diberikan Kristus kepada si Perwira ini ketika Kristus memberikan jawaban yang
penuh kebebasan kepadanya, "Jadilah kepadamu seperti yang engkau
percaya." Apalagi yang kurang baginya ketika diberi jawaban seperti ini?
Tetapi apa yang dikatakan kepadanya itu dikatakan juga kepada kita semua,
"Percayalah, maka kamu akan menerima, hanya percaya saja." Lihatlah
kuasa Kristus dan kuasa iman di sini. Seperti halnya Kristus bisa melakukan apa
yang dikehendaki-Nya, begitu pula orang yang sungguh-sungguh percaya dengan
tindakan iman bisa mendapatkan apa yang dikehendakinya dari Kristus. Minyak
anugerah akan terus mengalir dengan melimpah, dan tidak akan berhenti sampai
bejana-bejana iman tidak mampu lagi menampungnya.
(2) Dampak yang diakibatkan
dari perkataan ini: doa yang diucapkan dengan iman
adalah doa yang ampuh, selalu begitu dan akan selalu begitu. Dengan
terjadinya kesembuhan itu secara tiba-tiba, tampak bahwa kesembuhan itu
merupakan suatu mujizat, dan karena kesembuhan itu bertepatan dengan perkataan
Kristus, maka itu adalah mujizat-Nya; Dia berfirman, maka semuanya jadi.
Kejadian ini juga memberikan bukti bahwa Dia mahakuasa, bahwa Dia mempunyai
lengan yang terulur panjang. Seorang dokter yang sangat berpengetahuan mendalam
mengamati bahwa penyakit-penyakit yang disembuhkan Kristus kebanyakan penyakit
yang paling susah disembuhkan dengan cara-cara biasa, terutama penyakit lumpuh
ini. "Omnisparalysis, præsertimvetusta, autincurabilisest,
autdifficiliscuratu, etiampueris: atquesoleo ego dicere, morbosomnesqui Christo
curandifueruntpropositi, difficillimos sua maturacuratuesse”Segala
jenis penyakit lumpuh, terutama yang sudah menahun, baik yang tidak bisa
disembuhkan atau yang membutuhkan keahlian kedokteran yang sangat tinggi,
bahkan termasuk keahlian yang masih baru. Karena itu, saya sering kali
mengatakan bahwa segala jenis penyakit yang disebutkan sebagai disembuhkan oleh
Kristus tampaknya merupakan penyakit-penyakit yang paling tidak mudah diatasi
dan tidak bisa disembuhkan" (MercurialisDeMorbisPuerorum, lib. 2. ps. 5).
Amen
========WALHEBAK
WA========
Tidak ada komentar:
Posting Komentar