Selasa, 20 Agustus 2024

Komitmen Pemimpin

Mazmur 45

Dalam acara pernikahan, salah satu momen yang lazim adalah mempelai pria dan wanita diperkenalkan oleh orang-orang dekatnya. Umumnya, yang disampaikan adalah karakter sang mempelai. Demikian juga, mazmur ini mengenalkan mempelai pria yang adalah raja, dan mengundang mempelai wanita untuk menjadi permaisuri yang tunduk kepada raja.

Pemazmur ini menyampaikan bukan hanya perawakan, gaya bicara, dan kekuatannya, tetapi juga komitmennya dalam kebenaran, perikemanusiaan, dan keadilan (3-6). Pemazmur tahu bahwa untuk itulah raja diangkat (7-8). Raja-dan para pemimpin umat Israel-diangkat untuk mencintai keadilan dan kebenaran (bdk. Ul 16:18-20).

Sehubungan dengan itu, pemazmur berseru kepada permaisuri, "lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu" (11). Ini adalah ajakan agar permaisuri merelakan kepentingan dirinya, keluarganya, dan bangsanya. Ketika ia menjadi istri raja, permaisuri bersama-sama raja akan berbakti kepada Allah, juga berkomitmen dalam kebenaran dan keadilan.

Dalam Alkitab, kebenaran dan keadilan diwujudkan dengan tidak menyembah berhala, tidak menindas orang lain, tidak mengambil untung dari kesusahan sesama, tetapi menjauhkan diri dari kecurangan dan melakukan hukum yang benar dengan setia (Yeh 18:5-9). Pendeknya, tindakan orang yang benar dan adil akan menyejahterakan banyak orang dan bukan diri sendiri saja.

Kepemimpinan yang benar dan adil bukan hanya tugas raja, tetapi juga pasangannya. Itulah komitmen yang tak dapat dipandang remeh. Dalam sejarah Israel, beberapa raja seperti Salomo, Ahab, atau Yoram terbuai dengan rayuan istri sehingga meninggalkan Allah dan menjadi lalim.

Bacaan hari ini mengundang kita untuk berdoa bagi para pemimpin kita, termasuk presiden. Mari kita berdoa agar mereka dapat menyejahterakan Indonesia dan tidak terbuai dengan kepentingan sepihak. Mari kita berdoa agar mereka memimpin sebagai wakil Allah yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan di negeri kita. [JMH]

Statistik Pengunjung