Rabu, 03 Juni 2020

Menepi sejenak

Menepi Sejenak
2 Korintus 2:12-17

Dalam percakapan sehari-hari, kita kerap mendengar istilah me-time. Istilah ini artinya meluangkan waktu dengan melakukan aktivitas yang disukai seorang diri, tanpa diganggu oleh kehadiran orang lain. Me-time ini dapat bermanfaat menurunkan stres dan meningkatkan produktivitas seseorang. Dengan sejenak menarik diri, kondisi fisik dan psikis akan pulih kembali, sehingga ia mampu melanjutkan tanggung jawabnya di tempat kerja, rumah, gereja, dan sebagainya.

Kelelahan psikis tampak memenuhi hati Rasul Paulus saat tiba di Troas. Sekalipun jalan pemberitaan Injil terbuka di sana, ia memilih pergi ke Makedonia agar bisa bertemu dengan Titus (12-13). Ada perasaan tidak tenang karena ia ingin segera mendengar kabar tentang jemaat di Korintus.

Paulus menunda perjalanannya ke Troas bukan karena ia menyangkal panggilannya, melainkan ada persoalan yang harus diatasi dahulu, yaitu kegundahan hatinya. Dengan menarik diri sejenak untuk menenangkan hati, Paulus menemukan kembali semangatnya. Ia menyadari bahwa kesempatan mengabarkan Injil adalah berkat Tuhan dan ia tidak mau memanfaatkannya untuk keuntungan diri (14-17).

Kegalauan dan kekhawatiran acap kali muncul dalam hati manusia, apalagi jika hal itu berkaitan dengan ketidakpastian akan masa depan. Belajar dari pengalaman Paulus, jika kita galau, ada baiknya untuk menepi sejenak dari segala rutinitas. Menepi sejenak bisa dilakukan dengan mengikuti retret, atau sekadar minum kopi sendirian di kedai kopi, duduk berdoa di gereja, dan sebagainya. Kita dapat melakukannya secara berkala di tengah segala usaha kita.

Gunakan metode itu sebagai ruang untuk melihat kembali berapa banyak kebaikan dan penyertaan Allah telah hadir dalam hidup kita. Dengan begitu, barulah ketenangan hati bisa diperoleh dan semangat kembali berkobar.

Sumber kekuatan kita untuk melakukan kebaikan adalah Allah yang hidup. Mari kita bersemangat dalam menghayati firman Tuhan dan mewartakan Kabar Baik. [KRS]

Statistik Pengunjung