Jumat, 24 April 2020

JANGAN BURU-BURU

 1 TOMOTIUS, 5:17-25

TEKS Terjemahan Bebas (TB): Ayat 17  Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. 18  Bukankah Kitab Suci berkata: "Janganlah engkau memberangus[1] mulut lembu yang sedang mengirik[2]," dan lagi "seorang pekerja patut mendapat upahnya." 19  Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi. 20  Mereka yang berbuat dosa hendaklah kautegor di depan semua orang agar yang lain itupun takut. 21  Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihan-Nya kupesankan dengan sungguh kepadamu: camkanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak. 22  Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu. 23  Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah. 24  Dosa beberapa orang menyolok, seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi baru menjadi nyata kemudian. 25  Demikianpun perbuatan baik itu segera nyata dan kalau tidak demikian, ia tidak dapat terus tinggal tersembunyi.

PENGANTAR

Teks ini merupakan bagian dari nasehat Rasul Paulus kepada Timotius tentang bagaimana seharusnya menghormati pimpinan sebagai orang yang bekerja keras dalam pelayanan yaitu mereka yang berkhotbah dan yang mengajar.  Sebagai pengkhotbah dan pengajar mempersiapkan segala hal yang terkait dengan kehidupan umat Tuhan mereka melakukan  secara sadar dan terencana dan itu tidak terburu-buru. Semua kata-kata yang mereka ucapkan adalah bersumber dari refleksi rohani  bagi umat, agar hidupnya tidak terburu-buru alias tidak sembarangan di hadapan manusia dan di hadapan Tuhan. Terburu-buru yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mengatakan atau melakukan segala sesuatu tanpa mempertimbangkan dampaknya yang mengakibatkan hilangnya kepercayaan, hilangnya kekeluargaan, hilangnya segala hal baik yang melekat dalam diri setiap anak Tuhan. Sebagai umat Tuhan mempertimbangkan segala sesuatu sebelum bertindak adalah bentuk dari kedewasaan rohani dalam keKristenan sebagai anak-anak Tuhan.

Segala sesuatu yang dikerjakan dengan terburu-buru akan berdampak negative dalam kehidupan kita sebagai umat Tuhan.  terburu-buru itu penting tetapi tidak terlalu penting, sebab terburu-buru selalu meninggalkan kesan negative dalam menjalani hidup sebagai umat Tuhan. Seperti halnya terburu-buru terhadap pekerjaan, terburu-buru terhadap sesuatu hal itu baik tetapi terkadang terburu-buru selalu meninggalkan kesan lain yaitu pekerjaan yang dikerjakan hasilnya tidak memuaskan atau ada saja yang dilewatkan. Oleh karena itu Rasul Paulus mengajarkan kepada kita bahwa sebagai Anak Tuhan harus mampu mengendalikan diri secara bijak. Dalam ayat 22 dikatakan bahwa  Janganlah engkau terburu-buru” menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu. Atas dasar pesan Rasul Paulus kepada Tomotius ini, memberikan gambaran bagaimana seharusnya anak Tuhan menjalani hidup dan menghormati orang lain. Dalam ayat tersebut diatas memberitahu kita bahwa “jagalah kemurnian dirimu”. Empati dan simpati terhadap penderitaan orang lain itu penting dan baik tetapi Rasul Paulus mengingatkan agar memperhatikan kondisi dimana kita berbicara dan dimana kita ada. Terkadang karena terburu-buru melihat penderitaan atau kehidupan orang lain yang menyedikan, kita seringkali melibatkan diri dalam hal-hal yang harusnya tidak terlibat. Sebab dengan keterlibatan kita bisa berdampak negative bagi diri kita sendiri tetapi juga bagi orang lain. Karena itu memperhatikan konteks dimana kita sedang berada dan dimana kita sedang berbicara itu sangat penting, tujuannya supaya kita terhidar dari segala hal yang berdampak balik terhadap kehidupan kita. Terburu-buru akan berdampak bagi kita sebagai anak-anak Tuhan seperti;

1.    Merusak Nama Tuhan
Terburu-buru dalam melibatkan diri atas persoalan atau kehidupan orang lain tanpa memperhatikan konteks kehidupan orang yang kepadanya kita melibatkan diri akan berdampak balik kepada diri kita. Menolong dan memberi bantuan itu penting yang lebih sering disebutkan dengan empati dan simpati itu baik, tetapi hal –hal itu bisa saja menjadi batu sandungan yang dari padanya nama Tuhan dipermalukan. Suatu pekerjaan yang menurut kita baik dan memuliahkan Tuhan belum tentu itu baik untuk orang lain. Seperti 1 Samuel 13:9-10, Saul mempersembahkan korban untuk Tuhan. Tetapi dampak balik bagi Saul adalah kehilangan hak sebagai raja bangsa Israel. Apa yang salah dalam teks ini, bukankah Saul melakukan yang benar ? Namun Tuhan tidak berkenan akan hal itu. Lalu apa yang harus dilakukan? Semuanya terlambat. Tindakan Daniel berbeda dengan tindakan Musa ataupun Abraham dan banyak nabi-nabi dan raja-raja yang bisa menjadi contoh untuk menjalani hidup yang takut akan Tuhan dan memuliahkan Tuhan melalui nama kita.

2.    Merusak nama baik  kita sendiri
Selain sebagai anak Tuhan, suatu perbuatan kita akan berbalik kepada diri kita sendiri baik itu perbuatan yang bersifat menolong ataupun yang bersifat hanya empati terhadap kehidupan orang lain. Jika kita melakukan suatu perbuatan yang baik maka dampaknya adalah nama kita juga akan ikut baik tetapi jika kita melakukan  kebalikannya maka nama kita sendiri juga yang akan dipertaruhkannya. Karena itu sangat penting bagi seorang anak Tuhan untuk belajar mengandalkan Tuhan dalam segala hal, sebelum menolong orang lain atau melibatkan diri dalam persoalan hidup orang lain mintalah petunjuk Tuhan supaya Tuhan memberikan kecerahan dan memberikan jalan keluar yang saling menguntungkan yang di dalamnya kita menjadi berkat dan orang lain mengalami berkatnya dan akhirnya nama Tuhan yang di permuliahkan di dalam pelayanan kita.

3.    Merusak nama organisasi
Setiap hal atau perbuatan kita di ikuti oleh organisasi atau lembaga yang daripadanya kita bernaung dan belindung. Karena itu semua pelayanan dan perbuatan yang melibatkan diri kita terdapat nama organisasi. Itulah sebabnya sebagai anak Tuhan mempertimbangkan sebelum bertindak adalah jalan bijak untuk terhidar dari segala hal yang memalukan nama oraganisas melalui keterlibatan kita. Misalnya seorang hamba Tuhan mengambil tindakan untuk memberkati orang lain tanpa memperhatikan kebenarannya akan berdampak balik, seperti seorang gembala memberkati orang yang mempunyai istri lebih dari satu akan berdampak dalam pengajaran suatu organisasi.

4.    Merusak nama Keluarga
Sadar atau tidak sesungguhnya dalam diri kita terdapat nama besar keluarga kita sebagai anak Tuhan. Kita masih hidup dalam dunia dan hal-hal seperti hubungan kekeluargaan masih sangat melekat dalam diri kita. Oleh karena itu sebagai anak Tuhan sangat penting menjaga nama baik keluarga kita sendiri. Sebab Yerusalem yang dimaksudkan oleh Yesus adalah dimulai dari keluarga kita sendiri. Apalah artinya jika kita mempunyai pelayanan yang hebat di luar sana tetapi keluarga kita sendiri hidup berantakan. Karena itu melalui pelayanan kita harusnya mempermuliahkan nama keluarga kita dan daripadanya nama Tuhan lebih di tinggihkan dan di mazsyurkan.

Jika demikian maka apa yang harus kita lalukan ?

1.    Mendengarkan terlebih dahulu akan kebenarannya
Salah satu kunci mempertahankan kehidupan yang lebih baik adalah “mendengarkan” segala sesuatu yang kita dengarkan. Mendengarkan artinya adalah “memperhatikan, mengindahkan dan menuruti, tidak tergesah-gesah” berbeda dengan “dengar” yang artinya (menangkap suara) tidak ada esensinya. Mendengarkan jauh lebih penting daripada melibatkan diri tanpa memahami kebenaran yang sebenarnya. Pengkhotbah 4-17)  mengajarkan kita bahwa “Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat”.

2.    Memberikan arahan secara bijak
Kunci suksesnya terletak dalam tindakan kita yaitu memberikan jalan keluar atas segala hal yang terjadi dalam kehidupan orang lain. Memberikan bimbingan dan arahan setelah memahami kebenaran jauh lebih berakar dan berdampak baik daripada melibatkan diri tanpa memahami konteks kehidupan orang secara buru-buru akan tidak berakar dan tidak berdampak positip. Oleh karena itu sebagai anak Tuhan memohon hikmat dan kuasa Tuhan untuk memberikan pertolongan  secara rohani kepada orang lain sebagai bukti Allah menyertai kita dalam perbuatan dan dalam kata-kata kita yang daripadanya orang lain bisa mengenal Tuhan secara pribadi dan mengakui Tuhan adalah jalan kebenaran dan kehidupan.

3.    Mengambil tindakan tepat tanpa meninggalkan luka hati
Tidak ada yang tidak mungkin dilakukan oleh anak-anak Tuhan, semua pasti mungkin kuncinya adalah seberapa besar kita mengandalkan Tuhan dan memohon pertolongan-Nya. Jika kita banyak mengandalkan Tuhan dalam tuturkata dan dalam perbuatan pasti kita akan menjadi garam dan terang bagi kehidupan orang lain. Matius 5:13-16 mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya garam itu berfungsi. Demikianlah harusnya kehidupan seorang anak Tuhan, sehingga menjadi garam bagi kehidupan orang lain.

4.    Mengambil waktu untuk berdoa sebagai akhir dari tindakan tersebut
Setelah mengetahui dan memahami serta memberikan jalan keluar bagi persoalan hidup orang lain maka akhirnya sebagai anak Tuhan diakhiri dengan Doa sebagai tanda kita berhasil menyelesaikan konflik atau pproblematik kehidupan orang lain. Doa merupakan jembatan yang menghubungkan antara kita sebagai manusia yang bermasalah dengan Tuhan sebagai pihak yang memberikan pertolongan maka dalam hal ini kita menyampaikan terimakasi melalui jembatan yang disebut DOA. Doa dapat membangun komunikasi yang intim antara sesama kita dan dengan Tuhan. Dengan tindakan-tindakan yang demikian kita menjadi pembawa damai bagi sesama kita dan nama Tuhan dipermuliahkan.

Kesimpulan
Akhirnya dalam kesempatan ini dibuat suatu kesimpulan bahwa terburu-buru adalah hal negative yang harus dihindari oleh setiap anak Tuhan. Sebab terburu-buru akan menjauhkan kita dari kehidupan yang saling mengasihi dan saling menolong, hidup yang lebih baik adalah dengan adanya melibatkan Tuhan dalam segala hal dan bertindak hati-hati akan membawa kita untuk menikmati janji-janji Allah sebagaimana Janji Allah kepada Yosua 1:8 bahwa “jangan lupa memperkatakan Firman Allah sebab di dalamnya terdapat hidup kelimpahan. Tuhan Yesus memberkati kita semua”.

Ambon, 25 April 2020
Yoel Giban, S.Th. M.Pd.K



[1] Devinisi menurut Kamus kata “memberangus” adalah,  Melarang, atau menutup mulut, mengeluarkan.
[2] Mengirik artinya: Menginjak, menebah agar terlepas dari tangkainya seperti (padi kering, kacang dan sebagainya)

Statistik Pengunjung