Pada dasarnya setiap manusia berharap untuk menjadi sukses dalam bidang ekonomi, politik dan dalam sosial bermasyarakat. Namun sebelum mencapai puncak kesuksesannya setiap orang melalui proses perjuangan dari awal sampai pada puncaknya yang disebutkan kesuksesan. Walaupun sebenarnya standar sukses tidak dapat diukur dengan ukuran materi atau salah satu instrumen yang dipandang setiap orang sebagai sukses. Sebab ukuran sukses tidak terletak dalam materi semata seperti, punya uang yang banyak, punya Rumah, punya mobil dan sebagainya, itu bukan ukuran sukses. Karena definisi sukses itu sendiri tidak dijelaskan secara detail oleh Kamus besar bahasa Indonesia, hanya dikatakan "sukses adalah berhasil atau beruntung" jika demikian maka devinisi sukses adalah seseorang telah berhasil mencapai tujuannya.
Oleh karena itu keberhasilan tidak diukur dengan materi seperti yang disebutkan diatas. Karena ada orang yang hidupnya pas-pasan tetapi berbahagian dengan kesederhanaannya. Sebaliknya ada orang yang mempunyai harta kelimpahan tetapi menderita karena hartanya (seperti metafora TIKUS MATI DALAM LUNBUNG PADI). Dengan demikian kesuksesan tidak dapat di tetapkan standarnya, karena ukuran sukses atau tidaknya tidak ada standar yang valid.
Namun mencapai kesuksesan biasanya melewati proses peleburan yang disebut dengan penderitaan dalam berjuang mencapai kesuksesan. Banyak orang diantara mereka yang mencapai puncak kesuksesannya mereka melupakan proses peleburan yang dialaminya atau dilewatinya sebagai pengalaman pahit yang mengingatnya pun tidak apalagi mengulanginya.
Dalam proses peleburan biasa melibatkan unsur lain yaitu bisa teman, sahabat atau orang di sekitar kita yang ikut membantu mencapai kesuksesan. Orang-orang tersebut sebenarnya telah menjadi pahlawan kita yang mengangkat naik ke puncak kesuksesan itu. Namun kebanyakan dari mereka yang sukses melupakan orang-orang yang berjasah mengangkat mereka untuk kesuksesan itu.
Dengan demikian setiap orang yang berada pada puncak kejayaannya mereka melupakan orang-orang yang berjasa besar pada proses perjuangan itu untuk naik ke puncak kesuksesan. Itulah yang saya sebutkan dengan istilah "KACANG MELUPAKAN KULITNYA" melupakan kebaikan orang, melupakan jasah baik orang adalah sifat egoisme seseorang pada saat berada pada puncak kesuksesan, walaupun ada itu bisa dihitung dengan jari tangan. Manusia model seperti ini akan dibenci oleh orang-orang sekitarnya bahkan teman seperjuangan sekalipun. Jadilah manusia yang rendah hati dan takut akan Tuhan serta menyadari bahwa kesuksesan itu adalah titipan Tuhan karena itu harusnya membahagiakan orang lain dengan tutur kata dan perbuatan.
"Hargailah orang yang mengangkatmu untuk mencapai puncak kesuksesan itu, maka orang lain akan memghargaimu sebagai teman,kawan,sahabat dan sebagainya"
Have a nice day
Salam hormat,
Yoel Giban, M.Pd.K