Suatu pertanyaan yang menarik untuk di bahas adalah apakah benar ada hukum karma ? Saya mengutip tulisan dari jawaban.com yang dimuat pada tanggal 10 Juli 2017 bahwa:
Pernah nggak ngelihat ada orang yang memperlakukan orang lain sangat buruk dan percaya kalau suatu saat nanti dia akan mendapat balasan dari perbuatannya? Atau apakah kamu pernah melakukan hal baik kepada orang lain dan berpikir kamu juga akan mendapat balasan dari kebaikan itu? Ini adalah konsep soal karma yang banyak dipercaya. Sementara karma sendiri adalah konsep yang dipercaya oleh penganut Budha dan Hindu, dimana dalam ajarannya mereka percaya bahwa caramu hidup akan menentukan kehidupanmu setelah reinkarnasi.
Melihat kutipan diatas maka sesungguhnya secara pribadi saya tidak terpengaruh sedikitpun dengan pemahaman adanya hukum karma. Sebab konsep hukum karma identik dengan menerima upa dari suatu pekerjaan, seperti contoh seorang petani menanam di ladang dengan harapan akan menuai hasil yang memuaskan. Jika kita percaya adanya hukum karma maka KARMA itu akan berlaku seperti contoh diatas, jika ada orang yang jahat pada kita dan kita berharap suatu saat dia harus mendapatkan balasan atau UPA atas kejahatannya sebagai hasil dari perbuatannya.
Sebenarnya konsep seperti ini bertentangan dengan ajaran Yesus dalam Injil Lukas 6:27-36. Secara khusus pada ayat 27-29 "...: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
Dalam dua ayat diatas sangat jelas bahwa dilarang bagi seorang anak Tuhan untuk mengharapkan suatu kejahatan dibalas dengan kejahatan lainnya sebagai suatu hukum yang disebutkan karma. Dalam Ibrani 10:30 Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya." Jadi sesungguhnya yang mengaku sebagai anak Tuhan dan percaya akan kedaulatan Tuhan harusnya berfikir bahwa segala kejahatan manusia akan di hakimi Tuhan sesuai dengan keadilan Tuhan pada waktu-Nya, BUKAN KEADILAN TUHAN PADA WAKTU KITA. Sehinga orang percaya seharusnya tidak mengaminkan penderitaan orang lain dengan apa yang kita alami sebelumnya dan mengatakan apa yang dialaminya adalah balasan dari kejahatannya. Kosep" semacam ini adalah pengaruh dari kepercayaan kita tentang hukum karma atau pengaruh ajaran Hindu Budha.
Sebagai anak Tuhan harusnya mempercayakan hidup dan kehidupannya kepada Tuhan Sang pemilik Kehidupan. Namun faktanya adalah hukum karma yang diyakini dalam konsep Budha dan Hidup mempengaruhi keyakinan orang percaya akan adanya hukum karma. Sehingga membuat kita kerdil dalam pertumbuhan Iman kepada Tuhan. Anak Tuhan selalu memandang segala sesuatu secara positif bahwa apapun yang terjadi adalah dalam proses pendewasaan Iman.
Apakah hukum karma bertentangan dengan Ajaran Alkitab.
Tentu saja jawabannya adalah HUKUM KARMA bertentangan dengan Ajaran Alkitab. Alkitab mengajarkan kepada kita untuk mengampuni bukan menghukum, alkitab mengajarkan kita untuk mengasihi bukan membenci. Alkitab mengajarkan kita untuk berbuat baik walaupun kita disakiti, dihina, dibenci di cacimaki dan sebagainya. Jadi ajaran Alkitab bagi setiap orang percaya adalah kejahatan harus dibalas dengan kebaikan sebagai jawaban akan adanya penghakiman Allah atas segala perbuatan manusia. Pengkhotbah 12:14 "Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat."
Sebagai kesimpulan saya bahwa jangan pernah aminkan penderitaan orang lain sebagai balasan kejahatan yang diperbuat kepada kita tetapi sebaliknya berdoalah baginya supaya Tuhan memberikan kekuatan untuk menanggungnya sebagai bentuk pendewasaan iman. Sebab segala perbuatan Manusia akan di HAKIMI ALLAH SESUAI DENGAN UKURAN YANG KITA PAKAI UNTUK MENGHAKIMI ORANG LAIN.
AYAT PENUTUP.
"Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
By.tulisanyg.blogspot.com