Jumat, 30 Juni 2023

Renungan Pagi Matius 7:6

Menghargai Kebenaran dan Kebijaksanaan

Pendahuluan
Saudara-saudaraku yang dikasihi dalam Tuhan,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, kita berkumpul bersama dalam kehadiran Tuhan untuk memperoleh firman-Nya dan menyerap hikmat serta kebijaksanaan yang Dia berikan melalui Kitab Suci. Hari ini, kita akan merenungkan dan mendalami ajaran Tuhan yang terkandung dalam Alkitab Matius 7:6. Mari kita bersama-sama menggali makna dari ayat ini agar kita dapat hidup dalam kesalehan dan memuliakan nama Tuhan.

Teks: Matius 7:6 (TB):
"Janganlah kamu mengaruniakan apa yang kudus kepada anjing dan janganlah kamu melemparkan mutiara kamu kepada babi, supaya jangan mereka menginjak-injaknya dengan kakinya lalu berbalik melawan kamu dan mengoyak kamu."

I. Kebenaran Allah

Ayat ini mengajarkan kita untuk menghargai kebenaran dan hal-hal kudus yang berasal dari Tuhan. Seperti mutiara yang berharga, kebenaran Alkitab dan nilai-nilai-Nya adalah harta karun yang harus kita jaga dan pelihara. Kita hidup dalam dunia yang sering kali menentang prinsip-prinsip kebenaran, namun sebagai umat Tuhan, kita harus teguh berpegang pada Firman-Nya dan tidak mengubahnya untuk menyesuaikan dengan dunia. Kita tidak boleh memberikan kebenaran-Nya kepada mereka yang dengan sengaja menolak-Nya atau tidak menghargainya.

II. Bijaksanalah dalam Memberi Nasehat

Bagian kedua dari ayat ini mengingatkan kita untuk bijaksana dalam memberikan nasehat dan penerimaan kebenaran kepada orang lain. Seperti anjing dan babi, ada orang-orang yang mungkin tidak akan menghargai atau menerima kebenaran yang kita bagikan. Ini bukan berarti kita harus menutup mulut kita dan tidak memberikan nasehat atau berbicara tentang Tuhan, tetapi kita harus memilih cara dan waktu yang tepat dalam memberikan pesan kebenaran. Kadang-kadang, lebih bijaksana untuk berdoa bagi mereka yang belum siap menerima kebenaran dan menunjukkan kasih dan kesabaran dalam membantu mereka mencari-Nya.

III. Lindungi Kebenaran dari Penistaan

Ayat ini juga mengingatkan kita untuk melindungi kebenaran dari penistaan dan penyalahgunaan. Seperti mutiara yang berharga, kebenaran itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, dan kita harus berhati-hati untuk tidak membiarkan orang lain menyalahgunakan atau mencemoohkan kebenaran tersebut. Kita harus berani berdiri untuk kebenaran dan tidak takut untuk menyatakan keyakinan kita dengan tetap mengasihi sesama.

Kesimpulan
Saudara-saudaraku, ajaran dari Matius 7:6 mengajarkan kita untuk menghargai kebenaran dan memperlakukannya sebagai harta yang berharga. Mari kita jaga dan pelihara kebenaran Alkitab, dan bijaksana. Amin

Disini Wamena, 1 Juli 2023
An Yoel Giban

Renungan Malam

Matius 7:12-14

Pada bagian ini, Yesus memberikan ajaran tentang hukum kasih yang sering disebut sebagai "Hukum Emas." Ajaran ini memberikan panduan hidup yang sangat penting bagi setiap orang yang mengikuti-Nya. Mari kita renungkan pesan-pesan berharga dari bagian Alkitab ini:

Matius 7:12 (TB) berkata: "Jadi, segala sesuatu yang kamu ingin orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka, karena inilah hukum Taurat dan kitab para nabi."

1. Kasih yang Saling Mengasihi: Perintah "segala sesuatu yang kamu ingin orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka" merupakan inti dari ajaran kasih yang Yesus ajarkan. Kita diajak untuk saling mengasihi dan memperlakukan sesama seperti kita ingin diperlakukan.

2. Standar Etika: Hukum Emas ini mengandung standar etika yang tinggi dan universal. Ketika kita bertindak dengan kasih, kita dapat membangun hubungan yang baik dengan sesama dan menciptakan suasana yang harmonis dalam masyarakat.

3.Matius 7:13-14 (TB) berbunyi: "Masuklah melalui pintu yang sempit itu! Sebab lebar pintu dan luas jalan yang menuju kebinasaan dan banyak orang yang masuk melaluinya. Betapa sempit pintu dan sempit jalan yang menuju kepada hidup dan sedikit orang yang mendapatinya!"

4.Pintu yang Sempit: Yesus menyampaikan peringatan tentang jalan hidup yang benar. Pintu yang sempit ini menekankan bahwa jalan kehidupan yang benar bukanlah jalan yang mudah, melainkan jalan yang penuh tantangan dan kesulitan. Namun, inilah jalan yang benar dan membawa hidup yang kekal.

5.Pintu yang Lebar: Sebaliknya, pintu yang lebar menandakan jalan yang mudah dilalui oleh banyak orang, tetapi akan berujung pada kebinasaan. Jalan yang lebar ini seringkali menawarkan kenikmatan duniawi sementara mengabaikan nilai-nilai moral dan rohaniah yang penting.

6.Pilihan dan Konsekuensi: Pesan ini mengajarkan tentang pentingnya memilih dengan bijaksana dalam hidup. Setiap orang memiliki pilihan, tetapi perlu diingat bahwa setiap pilihan juga memiliki konsekuensinya. Memilih untuk mengikuti jalan yang sempit dengan kasih dan kebenaran akan membawa kita menuju hidup yang kekal.

Renungkanlah betapa besar ajaran kasih dan kebenaran yang diajarkan oleh Yesus dalam Matius 7:12-14 ini. Mari kita memilih untuk hidup dengan kasih dan memasuki pintu yang sempit menuju hidup yang kekal. Dalam menghadapi pilihan-pilihan hidup, mari tetap teguh berpegang pada ajaran-Nya dan memilih jalan yang benar, meskipun mungkin penuh tantangan. Tuhan memberkati kita dalam perjalanan hidup yang penuh makna ini. Amin.

Disini tanggal 30 Juni 2023
An Yoel Giban

Kamis, 29 Juni 2023

Renungan Pagi Matius 5:20

 "Sebab Aku berkata kepadamu, jika kebenaranmu tidak lebih besar daripada kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu sama sekali tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga." (Matius 5:20)

Renungan dalam Injil Matius 5:20: Ayat ini merupakan bagian dari khotbah Yesus dalam kitab Matius yang dikenal sebagai "Pesan di Bukit". Dalam ayat ini, Yesus menekankan pentingnya kebenaran yang sejati dan mengkritik kehidupan agama formal yang dijalankan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi pada waktu itu.

Yesus menunjukkan bahwa untuk memasuki Kerajaan Surga, kebenaran yang dimiliki oleh orang percaya haruslah lebih besar daripada kebenaran para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terkenal karena kepatuhan mereka terhadap hukum-hukum Taurat dan ritual keagamaan, tetapi seringkali hati mereka jauh dari Tuhan.

Yesus ingin mengajarkan kepada pengikut-Nya bahwa kebenaran sejati adalah lebih dari sekadar memenuhi tuntutan hukum-hukum formal. Ia menginginkan agar hati, pikiran, dan perbuatan setiap pengikut-Nya tercermin dalam kebenaran yang lebih dalam. Yesus menyerukan kepada umat-Nya untuk hidup dengan motivasi yang benar, bukan hanya melakukan perbuatan baik secara eksternal, tetapi juga memiliki motivasi dan niat yang baik di dalam hati.

Renungan dari ayat ini adalah bahwa kita perlu mencari kebenaran yang sejati dalam hubungan kita dengan Tuhan. Hidup sebagai orang percaya bukanlah hanya tentang mematuhi hukum-hukum secara formal, tetapi juga tentang memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan dan orang lain. Kita perlu memperhatikan motivasi di balik perbuatan kita, menyucikan hati kita, dan hidup dengan integritas yang tulus di hadapan Allah.

Selain itu, ayat ini juga mengingatkan kita bahwa kita tidak bisa memasuki Kerajaan Surga hanya dengan usaha dan kepatuhan kita sendiri. Kita membutuhkan kasih karunia Tuhan dan iman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita. Hanya melalui pengorbanan-Nya di salib kita dapat memiliki kebenaran sejati dan masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Jadi, renungan ini mengajak kita untuk mengevaluasi hati dan motivasi kita dalam hidup sebagai orang percaya. Kita diajak untuk mencari kebenaran yang sejati, hidup dalam kasih karunia Tuhan, dan membangun hubungan yang benar dengan Tuhan dan sesama.Amin

Disini tanggal 30 Juni 2023

An Yoel Giban

Renungan malam dari Matius 5:17-18

Matius 5:17-18 adalah bagian dari ajaran Yesus dalam khotbahnya di Bukit. Ayat-ayat tersebut berbunyi:

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi; Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi."

Renungan dari ayat-ayat ini adalah bahwa Yesus datang bukan untuk menghapus atau melanggar hukum Taurat, tetapi untuk memenuhinya. Yesus mengakui dan menghormati otoritas hukum Taurat yang telah diberikan oleh Allah sebelumnya. Dia tidak datang untuk menggantikan atau membatalkan hukum tersebut, tetapi untuk menggenapinya.

Dalam ayat ini, Yesus menekankan bahwa hukum Taurat tetap berlaku dan tidak akan hilang sampai semua terjadi. Tidak ada bagian kecil pun dari hukum Taurat yang akan diabaikan atau dihapus. Ia memperjelas bahwa hukum-hukum itu memiliki nilai dan relevansi yang terus berlaku dalam kehidupan orang percaya.

Namun, perlu dicatat bahwa Yesus dalam khotbahnya juga mengajarkan interpretasi dan pengertian yang lebih dalam tentang hukum Taurat. Dia mengungkapkan bahwa kepatuhan yang diperlukan tidak hanya sebatas kepatuhan fisik, tetapi juga kepatuhan hati dan pikiran. Yesus mengajarkan prinsip-prinsip kasih, belas kasihan, dan pengampunan yang melampaui pemahaman tradisional tentang hukum-hukum itu.

Dalam renungan malam ini, kita dapat merenungkan betapa pentingnya hukum Allah dan penggenapannya melalui Kristus Yesus. Kita dipanggil untuk hidup dalam kepatuhan terhadap kehendak-Nya, sambil mengasihi sesama dengan kasih yang tulus. Yesus tidak hanya mengajarkan kita untuk mengikuti hukum-hukum-Nya, tetapi juga memberi kuasa melalui Roh-Nya agar kita dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Dalam hidup kita sebagai orang percaya, penting bagi kita untuk memahami dan menghormati hukum-hukum Allah yang terungkap dalam Firman-Nya. Kita tidak boleh mencoba mengabaikan atau mengubahnya sesuai dengan keinginan kita sendiri. Namun, kita juga perlu memahami bahwa hukum-hukum itu diilhami oleh kasih dan ditujukan untuk membimbing kita menuju hidup yang benar di hadapan Allah dan sesama.

Renungan malam ini mengajak kita untuk menjadikan hukum-hukum Allah sebagai pedoman hidup kita, sambil melibatkan hati, pikiran, dan perbuatan kita dalam penggenapan hukum-hukum itu. Melalui persekutuan dengan Kristus dan kuasa Roh Kudus, kita dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah. Amin

Wamena, 29 Juni 29 2023

An Yoel Giban

Rabu, 28 Juni 2023

Renungan Hari ini Mazmur 109

Mazmur 109 memberikan kita banyak sekali pesan moral dan hikmah dalam kehidupan kita yang singkat ini. Dalam renungan pagi ini, kita akan membahas beberapa ayat dari mazmur ini.

"Aku akan memuji Tuhan sepenuh hati, di tengah-tengah jemaah yang saleh." (ayat 1)

Bagi kita sebagai orang percaya, memuji Tuhan adalah sesuatu yang sangat penting. Kita harus selalu bersyukur atas segala karunia-Nya dan mempersembahkan segala yang kita miliki pada-Nya. Dalam ibadah yang difokuskan pada Tuhan, kita akan mendapatkan kekuatan dan ketenangan dari-Nya.

"Biarlah ia memakai kutuk itu seperti pakaian, biarlah itu selalu menjadi tali pinggangnya." (ayat 18)

Dalam ayat ini, David ingin menjelaskan bahwa seseorang yang sengaja melakukan kejahatan dan tidak mau bertobat akan hidup dalam kutukan. Mereka yang mengikuti kehendak duniawi dan tidak memikirkan kebaikan akan selalu dikelilingi oleh kegelapan dan terus-menerus merasa tidak puas. Oleh karena itu, sebagai orang Kristen, kita harus selalu bersikap bijaksana dengan menjauhi segala macam perbuatan yang tidak menyenangkan Tuhan.

"Aku akan terus berbicara tentang kasih setia-Mu, di hadapan raja-raja dan tidak akan malu." (ayat 30)

Setiap orang percaya harus selalu siap untuk memberikan kesaksian tentang kasih dan kebaikan Tuhan, tidak peduli pada situasinya. Berpersepsi positif dan mempercayai kemampuan-Nya dalam memimpin kehidupan kita adalah kunci untuk menjalani hari-hari kita dengan penuh sukacita. Kita harus memerlukan keberanian dan keputusan untuk berbicara tentang Allah dalam semua situasi, karena Dia layak mendapat penghormatan, pujian, dan penyembahan dari kita.

Kesimpulannya, Mazmur 109 mengajarkan kita untuk memuji dan berseru kepada Tuhan dalam segala situasi dan memberikan kesaksian tentang kasih-Nya di depan semua orang yang kita temui. Mari kita mengambil satu ayat dari mazmur ini dan menerapkannya dalam hidup kita sehingga kita dapat bertumbuh dalam iman dan memperoleh kebahagiaan yang sejati.Amin

Disini tanggal 29 Juni 2023
An Yoel Giban

Selasa, 27 Juni 2023

Renungan Pagi Mazmur 108:14

"Maka dengan Allah kita akan berani berbuat kuat, dan Ia akan menginjak-injak lawan-lawan kita." - Mazmur 108:14

Renungan:

Mazmur ini menjelaskan tentang keyakinan dan kekuatan yang hanya dapat ditemukan dalam Allah. Saat kita bersama dengan Allah dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya, maka Ia akan memperkuat kita. Kita mampu menghadapi segala rintangan dalam hidup karena Allah ada di pihak kita. Meskipun terkadang kita merasa lemah, namun bersama dengan Allah, kita mampu melakukan hal-hal yang tiada batasnya.

Tidakkah terkadang kita merasa bahwa kekuatan kita tidak mencukupi? Atau bahwa kita tidak mampu menghadapi situasi yang sulit dalam hidup? Mari berpegang pada iman kita, dan percayalah bahwa Allah akan menginjak-injak lawan-lawan kita. Dalam kekuatan-Nya, kita dapat memperoleh kemenangan dan keberhasilan.

Jadi, mari berani untuk hidup dalam iman yang kuat dan terus-menerus belajar untuk bergantung pada Allah. Kita akan menemukan kekuatan yang tak terduga dan kemampuan untuk mengatasi setiap situasi hidup dengan keberanian dan keyakinan. Amin.

Senin, 26 Juni 2023

Mazmur 119

Mazmur 119:105 mengatakan, "Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."

Firman Tuhan adalah jalan terang yang memandu kita dalam hidup ini. Ketika kita berdiri di bawah cahaya Firman Tuhan, kita tidak akan tersesat dalam kegelapan dosa dan kebingungan. Sebaliknya, kita akan menemukan kebenaran, hidup yang sejati, dan keberhasilan yang abadi.

Mazmur 119:105 juga menunjukkan bahwa Firman Tuhan adalah pelita bagi kakiku. Gambaran ini mewakili tindakan Tuhan yang memimpin dan membimbing kita dalam setiap langkah hidup kita. Seperti pelita yang memberi cahaya pada jalur yang kita tempuh, Firman Tuhan adalah panduan yang memberi kita jalan yang benar untuk mencapai tujuan hidup kita.

Selain itu, Firman Tuhan juga memberi kita kekuatan dan keberanian untuk menghadapi tantangan hidup. Dalam hidup, kita sering dihadapkan pada rintangan dan kesulitan yang sulit diatasi. Namun, Firman Tuhan memberi kita kekuatan untuk menghadapi rintangan ini dengan keberanian dan keyakinan yang berasal dari iman kita kepada Allah.

Dalam kesimpulannya, Mazmur 119:105 mengingatkan kita bahwa Firman Tuhan adalah satu-satunya pedoman yang dapat memimpin kita dalam hidup ini. Kita harus berpegang teguh pada Firman Tuhan dan membiarkannya menjadi pelita bagi langkah kita sehingga kita dapat hidup dalam kebenaran dan keberhasilan yang abadi. Mari berdoa agar Roh Kudus membimbing kita dalam memahami dan menerapkan Firman Tuhan dalam hidup kita sehari-hari.Amin

Disini tanggal 27 Juni 2023
An Yoel Giban

Sabtu, 24 Juni 2023

Alam menceritakan Kebesaran Tuhan

Renungan Mazmur 19:1-7

"Mazmur 19:1-7 memperlihatkan keindahan dan keagungan ciptaan Allah, serta kebijaksanaan dan sempurna dari firman-Nya. Dalam setiap barisnya, kita dipanggil untuk memperhatikan kebesaran Tuhan yang tercermin dalam alam semesta dan dalam Firman-Nya yang diwariskan kepada kita.

Ayat 1-4 menggambarkan alam semesta sebagai saksi bisu yang menyatakan kemuliaan Allah. Langit menceritakan kebesaran-Nya, cakrawala memberitakan karya-Nya. Matahari seperti pengantin yang keluar dari pelaminan-Nya, siap untuk menyebar cahaya-Nya di seluruh bumi. Allah telah memberikan tanda-tanda yang nyata dalam ciptaan-Nya, yang memberikan kesaksian akan kuasa dan kebijaksanaan-Nya.

Ayat 5-7 mengalihkan fokus pada Firman Allah, yang sempurna dan memberikan petunjuk yang jelas bagi kita. Hukum Tuhan adalah sempurna, memulihkan jiwa. 

Kesaksian Tuhan adalah benar, memberikan kebijaksanaan kepada orang yang tidak berpengalaman. Perintah Tuhan adalah murni, memberi terang bagi mata. Ketakwaan kepada Tuhan adalah bersih, tetap abadi. Firman Allah memberikan petunjuk yang jelas dan hidup bagi setiap aspek kehidupan kita.

Ketika kita melihat ke alam semesta yang indah ini, kita diingatkan akan keagungan dan kekuasaan Allah sebagai Pencipta-Nya. Ketika kita membaca Firman-Nya, kita diberi petunjuk yang sempurna dan kebijaksanaan untuk menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya.

Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan kebesaran Allah di dalam ciptaan-Nya dan untuk memperhatikan Firman-Nya yang sempurna. 

Keduanya adalah sumber pengetahuan tentang Allah dan petunjuk untuk hidup yang benar. Marilah kita menghargai dan mempelajari ciptaan-Nya yang indah serta Firman-Nya yang memberikan hidup dan kebijaksanaan."

Semoga renungan ini memberkati dan menginspirasi Anda dalam memahami keagungan Allah dan betapa berharganya Firman-Nya bagi kehidupan kita. Amin

Kamis, 22 Juni 2023

Bersatu untuk memberitakan Injil

Filipi 1:27-30 
Ayat-ayat ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi saat ia sedang dalam penjara. 

Meskipun ia berada dalam kondisi sulit, ia membagikan beberapa petunjuk yang relevan bagi orang percaya untuk hidup yang berkenan kepada Allah.

Filipi 1:27-30 berkata, "Hiduplah dengan sikap yang sama seperti Kristus Yesus, agar sama-sama kalian, dengan satu hati dan suara, bersatu berjuang demi Injil, tanpa terguncang oleh lawan-lawanmu dalam segala sesuatu yang menakutkan. Itu adalah tanda bagi mereka bahwa mereka ditakdirkan untuk binasa, tetapi bagi kalian itu adalah tanda dari Allah bahwa kalian akan diselamatkan. Dan ini adalah pemberian dari Allah: kamu boleh berpegang teguh kepada Kristus, tidak saja percaya kepada-Nya, tetapi juga menderita demi Dia, dan mengalami kesengsaraan yang sama seperti yang kalian lihat padaku dan yang kalian dengar tentang aku."

Hiduplah dengan sikap yang sama seperti Kristus Yesus: Sikap Kristus adalah sikap kasih, rendah hati, dan pelayanan kepada orang lain. Kita dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya dalam hidup kita sehari-hari. Dalam segala tindakan dan hubungan kita, marilah kita menunjukkan sikap Kristus kepada dunia di sekitar kita.

Bersatu berjuang demi Injil: Kita adalah bagian dari tubuh Kristus yang lebih besar. Oleh karena itu, kita harus bersatu sebagai satu umat, dengan satu tujuan yaitu menyebarkan Injil dan membawa kemuliaan bagi Allah. Kita tidak boleh terpecah-belah oleh perbedaan-perbedaan kita, tetapi harus bersatu dalam kasih dan kebenaran.

Tidak terguncang oleh lawan-lawanmu: Kehidupan Kristen tidak dijamin bebas dari tantangan dan penentangan. Kita akan menghadapi rintangan dan lawan-lawan yang ingin menghalangi kita. Namun, kita tidak boleh takut atau terguncang oleh mereka. Kita harus tetap teguh dalam iman kita dan percaya bahwa Allah akan memelihara dan melindungi kita.

Berpegang teguh kepada Kristus dalam penderitaan: Paulus mengajak kita untuk tidak hanya percaya kepada Kristus, tetapi juga menderita demi Dia. Kadang-kadang, mengikut Yesus dapat membawa penderitaan dan kesengsaraan. Namun, kita tidak sendirian dalam penderitaan kita. Kristus adalah sumber kekuatan dan penghiburan kita. Ketika kita mengalami kesengsaraan, kita dapat memercayakan diri kita sepenuhnya kepada-Nya.

Tanda bahwa kita akan diselamatkan: Paulus mengatakan bahwa penderitaan yang kita alami karena iman kita adalah tanda dari Allah bahwa kita akan diselamatkan. Penderitaan tidak selalu menjadi indikator bahwa kita telah melakukan sesuatu yang salah, tetapi bisa menjadi bukti bahwa kita hidup untuk Kristus.

Kesimpulan 
Dalam Renungan Filipi 1:27-30 menyimpulkan bahwa sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dengan sikap yang sama seperti Kristus Yesus. Kita harus bersatu dalam tujuan yang sama, yaitu menyebarkan Injil dan membawa kemuliaan bagi Allah. Meskipun kita mungkin menghadapi tantangan dan penentangan, kita tidak boleh takut atau terguncang oleh lawan-lawan kita. Sebaliknya, kita harus berpegang teguh kepada Kristus dalam penderitaan dan mengandalkan-Nya sebagai sumber kekuatan dan penghiburan. 

Penderitaan yang kita alami karena iman kita adalah tanda dari Allah bahwa kita akan diselamatkan. Oleh karena itu, marilah kita hidup dengan keyakinan dan ketekunan, menunjukkan sikap Kristus kepada dunia di sekitar kita. Amin

Disini tanggal 23 Juni 2023

Rabu, 21 Juni 2023

Perlindungan Allah yang Tak Terbatas

Pendahuluan

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus, hari ini kita akan menyelami Firman Tuhan yang terdapat dalam Mazmur 18:7-15. Mazmur ini adalah ungkapan dari Daud, seorang raja yang mengalami berbagai ujian dan tantangan dalam hidupnya. Dalam ketidakpastian dan kesulitan, Daud datang kepada Allah sebagai sumber kekuatannya. Melalui Mazmur ini, kita diajak untuk merenungkan tentang kuasa dan perlindungan Allah yang tak terbatas bagi kita. Mari kita belajar bersama tentang Allah yang setia sebagai pelindung dan penolong kita.

I. Perlindungan Allah dalam Kekuatan-Nya (ayat 7-9) 

Daud memulai mazmurnya dengan menggambarkan situasi yang sulit dan putus asa yang dihadapinya. Ia merasa dikelilingi oleh bahaya dan kegelapan yang menakutkan. Namun, pada saat yang paling genting, Daud berpaling kepada Allah, yang menjadi batu karang dan kubu yang kokoh baginya. Allah adalah tempat perlindungan yang teguh dalam saat-saat kita terjepit oleh kesulitan. Ia adalah sumber kekuatan kita yang tak terbatas. Seperti Daud, kita juga dipanggil untuk mengandalkan Allah dalam segala situasi yang kita hadapi.

II. Allah yang Mendengarkan Doa (ayat 10-12) 

Dalam keputusasaan dan kesulitan, Daud berteriak kepada Allah dengan suara yang kuat. Ia menyebutkan bagaimana doa-doanya sampai di hadapan-Nya dan Ia turun untuk menolongnya. Allah tidak hanya mendengar doa kita, tetapi Ia juga bertindak atas doa-doa kita. Seperti Daud, kita harus belajar untuk menghadap Allah dengan jujur dan penuh iman, karena Ia adalah Allah yang mendengar doa dan bersedia menolong kita dalam waktu yang tepat.

III. Kuasa dan Kemuliaan Allah (ayat 13-15) 

Daud melanjutkan dengan menggambarkan kekuasaan-Nya dalam tindakan penyelamatan. Ia mengibaratkan Allah sebagai seorang pemburu yang mengejar musuh-musuhnya dan menghancurkan mereka dengan kilat-Nya yang berapi-api. Daud menyadari bahwa Allah adalah sumber segala kemenangan dan keberhasilan dalam hidupnya. Ia adalah Allah yang berkuasa atas segala sesuatu, termasuk musuh-musuh kita dan tantangan-tantangan yang dihadapi. Allah yang kita sembah adalah Allah yang hebat dan mulia.

Kesimpulan: 

Saudara-saudara yang terkasih, melalui Mazmur 18:7-15, kita belajar bahwa Allah adalah Sang Perlindung dan Penolong kita dalam segala situasi. Kekuatan-Nya yang tak terbatas dan kehadiran-Nya yang tetap menguatkan dan melindungi kita. Kita dipanggil untuk mempercayai dan mengandalkan-Nya dalam segala keadaan, bahkan saat kita dihadapkan pada kesulitan yang tampak tak teratasi. Amin

Renungan Mazmur 16

Menemukan Kepuasan Keselamatan dalam Jalan Hidup Orang Saleh

Pendahuluan

Saudara-saudara yang terkasih, hari ini kita akan memperhatikan Mazmur 16, sebuah Mazmur yang penuh dengan pengharapan, kekuatan, dan anugerah dari Tuhan. Mazmur ini memberikan gambaran yang indah tentang jalan hidup orang saleh dan bagaimana mereka dapat menemukan keselamatan dan kepuasan di dalamnya. Marilah kita mempelajari Mazmur ini bersama-sama dan belajar dari teladan hidup orang-orang saleh.

I. Mengandalkan Tuhan sebagai Penyelamat 

👉Mazmur 16:1-2 mengajarkan kita untuk mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya penyelamat kita. Kita hidup dalam dunia yang penuh dengan kesulitan dan godaan, tetapi orang saleh tahu bahwa hanya Tuhan yang dapat menyelamatkan mereka. Mereka mempercayakan hidup dan masa depan mereka sepenuhnya kepada Tuhan, dan bukan pada kekayaan atau kekuatan dunia.

II. Ayat ini di bagi dua yaitu
A. Menyembah Allah dengan Setia 

👉Mazmur 16:3 menunjukkan bahwa orang saleh mengasihi Allah dan menyembah-Nya dengan setia. Mereka menolak untuk berbalik kepada berhala-berhala palsu dan tetap setia kepada Allah yang hidup. Mereka menyadari bahwa hanya dalam penyembahan yang tulus dan setia mereka akan menemukan kepuasan sejati dan hidup yang berarti.

B. Perduli terhadap pertumbuhan Iman Orang Lain

👉Mazmur 16:3 juga mengajarkan kepada kita tentang pentingnya memperhatikan teman-teman iman. Orang saleh tidak hanya hidup untuk diri mereka sendiri, tetapi mereka juga mengasihi dan peduli terhadap saudara-saudara seiman mereka. Mereka berbagi kasih, penghiburan, dan doa satu sama lain. Dalam komunitas yang saleh, kita dapat menemukan dukungan dan keteguhan iman yang memperkaya hidup kita.

III. Bersukacita dalam Pengharapan Surgawi 

👉Mazmur 16:5-6 memberikan pengharapan surgawi kepada orang saleh. Mereka tahu bahwa dalam hidup ini, mereka mungkin menghadapi penderitaan dan cobaan, tetapi mereka memiliki pengharapan yang teguh akan warisan surgawi yang Tuhan sediakan bagi mereka. Mereka bersukacita dalam janji-janji Tuhan dan memiliki keyakinan bahwa kehidupan abadi menanti mereka di sisi-Nya.

IV. Mendapatkan Kepuasan di Hadapan Tuhan 

👉Mazmur 16:7-11 menggambarkan kepuasan yang ditemukan oleh orang saleh dalam hadirat Tuhan. Mereka mengakui bahwa hanya di hadapan Tuhan mereka dapat menemukan sukacita dan kepuasan sejati. Mereka tidak mencari kepuasan dalam dunia atau hal-hal materi, tetapi hati mereka ditenangkan oleh kasih dan kehadiran Tuhan. Mereka hidup dengan keyakinan bahwa hanya di hadapan-Nya ada kelimpahan kehidupan yang sejati. Amin

Selasa, 20 Juni 2023

Renungan Pagi

Renungan Pagi Berdasarkan Mazmur 17

"Ya Allah, dengarlah pengaduanku, perhatikanlah doaku yang tak tersembunyi oleh bibir dusta" (Mazmur 17:1)

Dalam kehidupan ini, seringkali kita dihadapkan pada berbagai kesulitan, cobaan, dan pencobaan. Ada saat-saat ketika kebenaran dan keadilan tampak terlupakan dan kejahatan bersinar terang. Namun, sebagai umat Tuhan, kita memiliki tempat yang aman, yakni berlindung dalam pelukan-Nya.

Mazmur 17 ini adalah doa Daud, yang merindukan keadilan dan perlindungan dari Allah. Ia memohon Allah untuk mendengar doanya dan melihat pengaduannya yang datang dari hati yang jujur dan tulus. Dalam doanya, Daud mengungkapkan kepercayaannya bahwa Allah adalah tempat yang teguh dan setia untuk melindungi orang-orang yang beriman.

Dalam kegelapan dan ketidakpastian hidup ini, kita juga dapat mengambil inspirasi dari Mazmur 17. Kita dipanggil untuk mendaraskan doa-doa yang tulus kepada Allah, karena Dia adalah tempat perlindungan dan kebenaran yang tak tergoyahkan. Ketika kita menghadapi penghinaan, penindasan, atau perlakuan tidak adil, kita dapat datang kepada-Nya dengan keyakinan bahwa Dia mendengarkan dan berkuasa untuk mengubahkan keadaan.

Tetapi, renungan pagi ini juga mengingatkan kita untuk memeriksa hati dan tindakan kita. Daud berbicara tentang kejujuran hati dan tindakan dalam hidupnya. Ketika kita hadir di hadapan Allah dalam doa, kita juga harus memeriksakan hati dan motivasi kita. Apakah tujuan kita murni? Apakah perbuatan kita sesuai dengan firman-Nya? Apakah doa-doa kita didasarkan pada kebenaran yang kita kenal dan anugerahi ataukah bibir dusta?

Sebagai umat Tuhan yang beriman, kita diajak untuk hidup secara jujur, tulus, dan tunduk pada kehendak-Nya. Ketika kita menyertai doa kita dengan perbuatan yang benar dan hati yang tulus, Allah akan mendengar kita dan memberikan pertolongan-Nya sesuai dengan rencana-Nya yang sempurna.

Jadi, mari kita mengambil waktu untuk merenungkan Mazmur 17 pagi ini. Mari kita datang kepada Allah dengan keyakinan dan keyakinan bahwa Dia adalah tempat perlindungan tertinggi kita. Mari kita mengecek hati dan perbuatan kita, memastikan bahwa mereka sungguh jujur dan tulus. Dan mari kita mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Allah yang setia, mengetahui bahwa Dia adalah Allah yang adil dan penyelamat yang sempurna.

Selamat pagi, semoga hari ini penuh dengan berkat dan kasih karunia-Nya.Amin

Wamena, 20 Juni 2023
Dr. Yoel Giban

Statistik Pengunjung