Kamis, 01 April 2021

PESAN YESUS UNTUK PARA RASUL EDISI KE V

MATIUS 10:16-42

(1)   Dari sanak saudara mereka sendiri. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh (ay. 21).

Dalam keadaan ini anak akan melawan ayahnya sendiri. Bahkan orang-orang dari jenis kelamin yang lebih lemah dan lembut pun akan menjadi penganiaya dan yang dianiaya. Anak perempuan akan menganiaya ibunya yang percaya, padahal orang menyangka bahwa kasih sayang orangtua dan kewajiban seorang anak akan dapat mencegah atau menghentikan pertengkaran. Jadi tidaklah heran jika menantu perempuan melawan ibu mertuanya, karena sering kali kasih yang menjadi dingin membuat orang ingin mencari gara-gara (ay. 35). Pada umumnya, musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya (ay. 36). Orang-orang yang seharusnya menjadi kawan akan dipanas-panasi untuk melawan seseorang yang memeluk iman Kristen. Apalagi ketika sang kawan tetap setia kepada imannya ketika dianiaya, mereka akan bergabung dengan para penganiaya yang lain untuk melawannya. Perhatikanlah, ikatan persaudaraan yang kuat yang dibangun di atas dasar kasih dan kewajiban pun sering kali dapat dihancurkan oleh rasa permusuhan terhadap Kristus dan ajaran-Nya. Begitu kuatnya prasangka terhadap agama yang benar, dan begitu berkobarnya semangat untuk agama palsu, sehingga segala kepentingan yang lain, yang paling kodrati dan suci, yang paling menarik dan menawan hati, dikorbankan begitu saja kepada dewa Molokh. Orang-orang yang bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya bahkan sanggup memutuskan ikatan-ikatan ini, dan membuang tali-tali persaudaraan itu dari mereka (Mzm. 2:2-3). Mempelai-mempelai Kristus menanggung penderitaan-penderitaan yang berat dari kemarahan putera-putera ibu mereka sendiri (Kid. 1:6). Penderitaan yang ditimbulkan dari orang-orang seperti itu pasti lebih menyedihkan. Tiada hal lain yang lebih menusuk hati daripada hal ini, engkau, orang yang dekat dengan aku (Mzm. 55:14), dan permusuhan dari orang-orang seperti itu biasanya dipenuhi dengan kebencian yang paling mendalam; saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri daripada kota yang kuat (Ams. 18:19). Permasalahan-permasalahan seperti ini banyak dijumpai oleh para martir baik pada zaman dulu maupun sekarang. Secara keseluruhan, tampak bahwa semua orang yang hidup kudus dalam Yesus Kristus harus menderita penganiayaan, dan melalui banyak pencobaan kita harus berharap akan masuk ke dalam kerajaan Allah.

II. Bersama dengan nubuat-nubuat kesengsaraan ini, Kristus juga memberikan sejumlah nasihat dan penghiburan kepada mereka ketika sedang menghadapi masa pencobaan. Kristus memang mengutus mereka di dalam keadaan yang rentan terhadap bahaya, dan itu memang diharapkan-Nya, tetapi Ia juga memperlengkapi mereka dengan segala petunjuk dan dorongan yang cukup untuk menguatkan mereka dan membantu mereka mengatasi semua pencobaan ini.

(1)   Hendaklah kamu cerdik seperti ular (ay. 16).

"Kamu boleh cerdik seperti itu" (demikianlah sebagian orang hanya mengartikannya sebagai suatu izin). "Kamu boleh bersikap sewaspada mungkin, asalkan kamu tulus seperti merpati." Namun sebenarnya pernyataan ini lebih tepat dimengerti sebagai suatu pedoman yang mengajar kita bahwa hikmat orang bijak, yaitu memahami jalan-jalannya, sungguh bermanfaat kapan saja, terutama pada masa-masa penderitaan. "Oleh sebab itu, karena kamu rentan terhadap bahaya, seperti domba di tengah-tengah serigala, hendaklah kamu cerdik seperti ular. Bukan cerdik seperti serigala, yang menggunakan kelicikannya untuk menipu yang lain, melainkan seperti ular, yang menggunakan kecerdikannya hanya untuk membela dan menyelamatkan diri." Murid-murid Kristus dibenci dan dianiaya sebagai ular, dan kehancuran mereka diharapkan banyak orang, oleh karena itu mereka perlu cerdik seperti ular. Perhatikanlah, adalah kehendak Kristus sendiri bahwa karena umat dan pelayan-pelayan-Nya pada umumnya akan dihadapkan pada masalah-masalah di dunia ini, maka mereka tidak perlu membahayakan diri sendiri, melainkan harus menggunakan segala sarana yang baik dan benar dan yang tidak melawan hukum untuk melindungi diri mereka sendiri. Kristus memberi kita suatu contoh bagaimana bersikap cerdik seperti ini (21:24-25; 22:17-19; Yoh. 7:6-7), selain banyak kejadian lain yang menggambarkan bagaimana Ia menghindar dari tangan-tangan musuh, sampai saat-Nya tiba. Lihat bagaimana Paulus bertindak bijak dalam Kisah Para Rasul 23:6-7. Dalam melakukan pekerjaan Kristus, kita tidak boleh terikat dengan hidup kita sendiri dan segala kenikmatannya dan tidak boleh berlebihan menikmati segala kesenangan hidup itu. Kebijaksanaan ular adalah untuk melindungi kepalanya supaya tidak diremukkan, supaya tidak mendengarkan suara pembaca mantera yang pandai (Mzm. 58:6), dan untuk berlindung di dalam lekuk-lekuk di gunung batu. Dalam hal inilah kita harus cerdik seperti ular. Kita harus bijak, untuk tidak mendatangkan masalah bagi diri kita sendiri; bijak untuk berdiam diri pada waktu yang jahat dan berusaha sebaik mungkin untuk tidak menyerang.

(2)   Hendaklah kamu tulus seperti merpati.

"Hendaklah kamu bersikap lemah lembut, tunduk dan sabar dan tidak pemberang; jangan menyakiti orang lain, berniat jahat pun tidak. Jangan cepat marah, seperti halnya merpati. Sifat ini harus berjalan seiring dengan sifat yang sebelumnya." Mereka diutus ke tengah-tengah serigala, oleh sebab itu mereka harus cerdik seperti ular, tetapi mereka juga diutus seperti domba, karena itu mereka harus tulus seperti merpati. Kita harus cerdik untuk tidak menyalahkan diri. Namun, lebih baik menyalahkan diri sendiri daripada menyalahkan orang lain. Kita harus menggunakan ketulusan merpati untuk menanggung berbagai penderitaan daripada memakai kecerdikan ular untuk menyakiti orang lain atau membalas dendam. Perhatikanlah, murid-murid Kristus harus terus berusaha bersikap tulus dan sopan di dalam perkataan dan perbuatan, terutama dalam berhubungan dengan musuh-musuh mereka yang ada di antara mereka. Kita perlu mempunyai sifat seperti burung merpati ketika kita diserang oleh burung pemangsa, agar kita tidak memancing keributan atau menjadi terpancing karenanya. Daud lebih menginginkan sayap-sayap merpati, untuk terbang dan merasa tenang, daripada sayap rajawali. Roh yang turun kepada Kristus mengambil rupa burung merpati, dan semua orang percaya ikut ambil bagian dalam Roh Kristus, yakni roh yang seperti burung merpati, yang terlahir untuk mewujudkan kasih, bukan peperangan.

(3)   Waspadalah terhadap semua orang (ay. 17).

"Teruslah berjaga-jaga, dan hindarilah pergaulan yang membahayakan. Perhatikan apa yang kamu katakan dan lakukan, janganlah terlalu mempercayai orang dan janganlah mudah tertipu oleh manusia yang berpura-pura. Berhatilah-hatilah terhadap hal-hal atau orang-orang yang paling dekat denganmu, janganlah percaya kepada teman, atau bahkan kepada perempuan yang berbaring di pangkuanmu" (Mi. 7:5). Perhatikanlah, orang-orang yang berbelas kasihan harus juga berhati-hati, karena kita diajar untuk tidak berharap kepada manusia. Betapa suramnya dunia yang kita tinggali ini sampai-sampai kita tidak tahu lagi siapa yang harus dipercaya. Sejak Tuhan kita dikhianati dengan sebuah ciuman oleh salah seorang murid-Nya sendiri, maka untuk selanjutnya pun kita perlu waspada terhadap semua orang, dan terhadap saudara-saudara yang palsu. Bersambung

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung