MATIUS 10:16-42
(1) Dari sanak saudara mereka sendiri. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh (ay. 21).
Dalam
keadaan ini anak akan melawan ayahnya sendiri. Bahkan orang-orang dari jenis
kelamin yang lebih lemah dan lembut pun akan menjadi penganiaya dan yang
dianiaya. Anak perempuan akan menganiaya ibunya yang percaya, padahal orang
menyangka bahwa kasih sayang orangtua dan kewajiban seorang anak akan dapat
mencegah atau menghentikan pertengkaran. Jadi tidaklah heran jika menantu
perempuan melawan ibu mertuanya, karena sering kali kasih yang menjadi dingin
membuat orang ingin mencari gara-gara (ay. 35). Pada umumnya, musuh orang ialah
orang-orang seisi rumahnya (ay. 36). Orang-orang yang seharusnya menjadi kawan
akan dipanas-panasi untuk melawan seseorang yang memeluk iman Kristen. Apalagi
ketika sang kawan tetap setia kepada imannya ketika dianiaya, mereka akan
bergabung dengan para penganiaya yang lain untuk melawannya. Perhatikanlah,
ikatan persaudaraan yang kuat yang dibangun di atas dasar kasih dan kewajiban
pun sering kali dapat dihancurkan oleh rasa permusuhan terhadap Kristus dan
ajaran-Nya. Begitu kuatnya prasangka terhadap agama yang benar, dan begitu
berkobarnya semangat untuk agama palsu, sehingga segala kepentingan yang lain,
yang paling kodrati dan suci, yang paling menarik dan menawan hati, dikorbankan
begitu saja kepada dewa Molokh. Orang-orang yang bermufakat bersama-sama
melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya bahkan sanggup memutuskan ikatan-ikatan ini,
dan membuang tali-tali persaudaraan itu dari mereka (Mzm. 2:2-3).
Mempelai-mempelai Kristus menanggung penderitaan-penderitaan yang berat dari
kemarahan putera-putera ibu mereka sendiri (Kid. 1:6). Penderitaan yang
ditimbulkan dari orang-orang seperti itu pasti lebih menyedihkan. Tiada hal
lain yang lebih menusuk hati daripada hal ini, engkau, orang yang dekat dengan
aku (Mzm. 55:14), dan permusuhan dari orang-orang seperti itu biasanya dipenuhi
dengan kebencian yang paling mendalam; saudara yang dikhianati lebih sulit
dihampiri daripada kota yang kuat (Ams. 18:19). Permasalahan-permasalahan
seperti ini banyak dijumpai oleh para martir baik pada zaman dulu maupun sekarang.
Secara keseluruhan, tampak bahwa semua orang yang hidup kudus dalam Yesus
Kristus harus menderita penganiayaan, dan melalui banyak pencobaan kita harus
berharap akan masuk ke dalam kerajaan Allah.
II.
Bersama dengan nubuat-nubuat kesengsaraan ini, Kristus juga memberikan sejumlah
nasihat dan penghiburan kepada mereka ketika sedang menghadapi masa pencobaan.
Kristus memang mengutus mereka di dalam keadaan yang rentan terhadap bahaya,
dan itu memang diharapkan-Nya, tetapi Ia juga memperlengkapi mereka dengan
segala petunjuk dan dorongan yang cukup untuk menguatkan mereka dan membantu
mereka mengatasi semua pencobaan ini.
(1)
Hendaklah kamu cerdik
seperti ular (ay. 16).
"Kamu
boleh cerdik seperti itu" (demikianlah sebagian orang hanya mengartikannya
sebagai suatu izin). "Kamu boleh bersikap sewaspada mungkin, asalkan kamu
tulus seperti merpati." Namun sebenarnya pernyataan ini lebih tepat
dimengerti sebagai suatu pedoman yang mengajar kita bahwa hikmat orang bijak,
yaitu memahami jalan-jalannya, sungguh bermanfaat kapan saja, terutama pada
masa-masa penderitaan. "Oleh sebab itu, karena
kamu rentan terhadap bahaya, seperti domba di tengah-tengah serigala, hendaklah
kamu cerdik seperti ular. Bukan cerdik seperti serigala, yang menggunakan
kelicikannya untuk menipu yang lain, melainkan seperti ular, yang menggunakan
kecerdikannya hanya untuk membela dan menyelamatkan diri."
Murid-murid Kristus dibenci dan dianiaya sebagai ular, dan kehancuran mereka
diharapkan banyak orang, oleh karena itu mereka perlu cerdik seperti ular. Perhatikanlah,
adalah kehendak Kristus sendiri bahwa karena umat dan pelayan-pelayan-Nya pada
umumnya akan dihadapkan pada masalah-masalah di dunia ini, maka mereka tidak
perlu membahayakan diri sendiri, melainkan harus menggunakan segala sarana yang
baik dan benar dan yang tidak melawan hukum untuk melindungi diri mereka
sendiri. Kristus memberi kita suatu contoh bagaimana bersikap cerdik seperti
ini (21:24-25; 22:17-19; Yoh. 7:6-7), selain banyak kejadian lain yang
menggambarkan bagaimana Ia menghindar dari tangan-tangan musuh, sampai saat-Nya
tiba. Lihat bagaimana Paulus bertindak bijak dalam Kisah Para Rasul 23:6-7.
Dalam melakukan pekerjaan Kristus, kita tidak boleh terikat dengan hidup kita
sendiri dan segala kenikmatannya dan tidak boleh berlebihan menikmati segala
kesenangan hidup itu. Kebijaksanaan ular adalah untuk melindungi kepalanya
supaya tidak diremukkan, supaya tidak mendengarkan suara pembaca mantera yang
pandai (Mzm. 58:6), dan untuk berlindung di dalam lekuk-lekuk di gunung batu.
Dalam hal inilah kita harus cerdik seperti ular. Kita harus bijak, untuk tidak
mendatangkan masalah bagi diri kita sendiri; bijak untuk berdiam diri pada
waktu yang jahat dan berusaha sebaik mungkin untuk tidak menyerang.
(2)
Hendaklah
kamu tulus seperti merpati.
"Hendaklah
kamu bersikap lemah lembut, tunduk dan sabar dan tidak pemberang; jangan
menyakiti orang lain, berniat jahat pun tidak. Jangan cepat marah, seperti halnya
merpati. Sifat ini harus berjalan seiring dengan sifat yang sebelumnya."
Mereka diutus ke tengah-tengah serigala, oleh sebab itu mereka harus cerdik
seperti ular, tetapi mereka juga diutus seperti domba, karena itu mereka harus
tulus seperti merpati. Kita harus cerdik untuk tidak menyalahkan diri. Namun,
lebih baik menyalahkan diri sendiri daripada menyalahkan orang lain. Kita harus
menggunakan ketulusan merpati untuk menanggung berbagai penderitaan daripada
memakai kecerdikan ular untuk menyakiti orang lain atau membalas dendam.
Perhatikanlah, murid-murid Kristus harus terus berusaha bersikap tulus dan
sopan di dalam perkataan dan perbuatan, terutama dalam berhubungan dengan
musuh-musuh mereka yang ada di antara mereka. Kita perlu mempunyai sifat seperti
burung merpati ketika kita diserang oleh burung pemangsa, agar kita tidak
memancing keributan atau menjadi terpancing karenanya. Daud lebih menginginkan
sayap-sayap merpati, untuk terbang dan merasa tenang, daripada sayap rajawali.
Roh yang turun kepada Kristus mengambil rupa burung merpati, dan semua orang
percaya ikut ambil bagian dalam Roh Kristus, yakni roh yang seperti burung
merpati, yang terlahir untuk mewujudkan kasih, bukan peperangan.
(3)
Waspadalah
terhadap semua orang (ay. 17).
"Teruslah
berjaga-jaga, dan hindarilah pergaulan yang membahayakan. Perhatikan apa yang
kamu katakan dan lakukan, janganlah terlalu mempercayai orang dan janganlah
mudah tertipu oleh manusia yang berpura-pura. Berhatilah-hatilah terhadap
hal-hal atau orang-orang yang paling dekat denganmu, janganlah percaya kepada
teman, atau bahkan kepada perempuan yang berbaring di pangkuanmu" (Mi.
7:5). Perhatikanlah, orang-orang yang berbelas kasihan harus juga berhati-hati,
karena kita diajar untuk tidak berharap kepada manusia. Betapa suramnya dunia
yang kita tinggali ini sampai-sampai kita tidak tahu lagi siapa yang harus
dipercaya. Sejak Tuhan kita dikhianati dengan sebuah ciuman oleh salah seorang
murid-Nya sendiri, maka untuk selanjutnya pun kita perlu waspada terhadap semua
orang, dan terhadap saudara-saudara yang palsu. Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar