Pengkhotbah 5:1-7
Tanpa kita sadari sering kali kita menyamakan Tuhan dengan manusia. Kita berpikir bahwa Tuhan pasti senang jika kita datang beribadah kepada-Nya dengan membawa persepuluhan dan banyak persembahan. Dengan berpikir demikian, kita sudah keliru dan membahayakan diri kita.
Pengkhotbah memberi peringatan kepada kita supaya berhati-hati ketika kita datang beribadah kepada Tuhan. Ia menyatakan bahwa mendengarkan lebih baik daripada mempersembahkan kurban (17). Ayat ini menunjukkan bahwa bisa saja orang yang rajin beribadah disebut sebagai orang bodoh. Ayat ini juga menekankan bahaya jika seorang umat memberikan persembahan tanpa disertai sikap takut akan Tuhan ataupun hati yang hancur (bdk. Mzm 51:18-19). Bukan saja persembahannya tidak diperkenan Tuhan, tetapi ia juga dianggap melakukan perbuatan jahat kepada Tuhan.
Karena itu, "mendengar" dalam arti menaati lebih baik daripada memberi persembahan kurban yang diberikan dengan hati yang tidak benar. Tuhan hanya menuntut satu hal dari kita, yaitu ketaatan. Manusia senang dengan hadiah mahal, tetapi Tuhan hanya senang dengan hati yang taat. Karena itu, percuma kita memberikan banyak persembahan kepada Tuhan jika kita tidak mendengarkan dan menjalankan apa yang Tuhan firmankan.
Jika kita berpikir bahwa kita sudah hidup berkenan kepada Tuhan karena kita rajin memberikan persepuluhan dan persembahan, maka kita perlu berpikir ulang. Tuhan adalah pemilik seluruh dunia. Tidak ada yang bisa kita berikan sebagai milik kita. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan di dunia ini adalah menaati-Nya. Tuhan hanya menghendaki hati kita, yang mengasihi-Nya dan menaati kehendak-Nya dengan sungguh-sungguh.
Ketika kita mendengarkan firman Allah dan menepati janji iman kita kepada-Nya, kita menghayati hidup takut akan Tuhan. Itulah yang membuat hidup kita berkenan di hadapan Tuhan dan mendatangkan sukacita. Mari kita menjalani kehidupan ini dengan taat hanya kepada Tuhan. [INT]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar