MENGUCAPKAN SYUKUR KEPADA TUHAN SEBAGAI CIRI ANAK-ANAK TUHAN
Teks. Efesus 5:20-21 (TB) Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.
pembahasan akhir dari Efesus 5:20-21 merupakan kata kunci dalam pengajaran Rasul Paulus agar anak Terang senantiasa mengucapkan syukur dalam segala hal karena itulah yang dikehendaki oleh Tuhan kepada anak-anak-Nya. Mengapa harus
mengucap syukur dan memiliki kerendahan hati ?
[] Mengucapkan syukur
Hampir semua surat Paulus diakhiri dengan ajakan Rasul Paulus untuk mengucapkan syukur. Misalnya 1 Tesalonika 5:18. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Karena itu MENGUCAP SYUKUR harus terlihat DALAM SEGALA HAL.
Ayat ayat 18 mengatakan bahwa mengucapkan sukur harus Dalam segala hal. Artinya mengucap syukur itu dalam semua situasi, termasuk ketika dalam penganiayaan atau masa-masa yang sulit. Sekalipun dalam bentuk tunggal, rupanya mencakup ketiga perintah dalam 5.16,17 Termasuk adalah kehendak Allah sebab sikap bersukacita senantiasa, berdoa tanpa berkeputusan, dan mengucap syukur tanpa batas, yang penting dan mungkin diwujudkan di dalam Kristus Yesus.
1 Tesalonika 5:18 (BIMK) Dalam segala keadaan hendaklah kalian bersyukur, sebab itulah yang Allah inginkan dari kalian sebagai orang yang hidup bersatu dengan Kristus Yesus.
1 Tesalonika 5:18 (FAYH) Apa pun yang terjadi hendaklah Saudara bersyukur, karena itulah kehendak Allah bagi Saudara sebagai milik Kristus Yesus.
Jika kita berdoa tanpa henti, maka kita tidak akan kekurangan alasan untuk bersyukur dalam segala hal. Sama seperti dalam segala hal kita harus menyatakan permintaan-permintaan kita kepada Allah dengan permohonan, demikian pula kita tidak boleh melewatkan ucapan syukur (Flp. 4:6). Kita harus mengucap syukur dalam segala keadaan, bahkan dalam kesusahan atau dalam kemakmuran. Keadaan kita mungkin tidak pernah begitu buruk, tetapi bisa jadi lebih buruk. Kita diberi banyak kesempatan untuk menyampaikan keluhan kita dengan rendah hati kepada Allah, jadi kita tidak akan pernah bisa mempunyai alasan apa saja untuk mengeluhkan Allah, dan selalu mempunyai banyak alasan untuk memuji Dia dan mengucap syukur kepada-Nya. Rasul Paulus berkata, inilah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu, supaya kita mengucap syukur, sebab Allah sudah berdamai dengan kita di dalam Kristus Yesus. Di dalam Dia, oleh Dia, dan demi Dia, Allah mengizinkan kita bersukacita senantiasa, dan meminta kita untuk mengucap syukur dalam segala hal. Mengucap syukur adalah hal yang berkenan kepada Allah.
[]Kerendahan Hati
Rasul Paulus memberitahukan bahwa sebagai anak Allah harusnya mengikuti teladan yang di berikan-Nya. Mzm 113:5, 6 melukiskan betapa tinggi dan agungnya Allah dan tanpa bandingan, namun Ia merendahkan diri untuk mengawasi ciptaan-Nya. Dalam Perjanjian Lama (PL) memuji sifat itu (mis Ams 15:33; 18:12), berkat Tuhan sering dicurahkan atas orang yang rendah hati. Musa dibenarkan karena kerendahan hatinya (Bil 12:3). Belsyazar ditegur oleh Daniel (Dan 5:22) karena tidak belajar pada pengalaman Nebukadnezar, yang dapat mengajarkan sikap merendahkan diri. Menurut 2 Taw kerendahan hati menjadi tolok ukur suksesnya pemerintahan raja. Kebaikan itu berhubungan erat dengan penderitaan yang seringkali disebabkan oleh manusia, tapi juga oleh Allah, namun selalu bermaksud menghasilkan kerendahan hati.
Demikian pula dalam Perjanjian Baru (PB) (Mat 23:12 dan ayat-ayat sejajar) kata yang sama menyatakan hukuman atas kecongkakan (yaitu penghinaan karena hukuman Allah), dan syarat untuk mendapat kedudukan tinggi (yaitu kerendahan hati yang memberi kesempatan bagi Allah untuk memberkati). Paulus dalam Flp 4:12 menggambarkan penderitaannya dan menjelaskan bahwa manfaatnya terletak dalam sikap menerima pengalaman sehingga keadaan mendesak menjadi kesempatan untuk mengembangkan sikap rendah hari.
Dalam Flp 2:8 ia menyebut teladan Kristus yang sengaja mengesampingkan hak istimewa-Nya dan merendahkan diri langkah demi langkah. Pada waktunya Ia akan ditinggikan.
Sama seperti kebaikan lainnya, kerendahan hati dapat berupa perbuatan pura-pura. Bahaya ini dijelaskan dalam Kol. Kol 2:18 dan 2:23 memang sulit ditafsirkan, tapi jelas kerendahan hati di situ adalah kepura-puraan. Guru-guru palsu membanggakan diri sebagai orang penting dan mempertentangkan sistem spekulatifnya dengan penyataan Allah. Mereka menyangkal hal yg nampaknya dituntut oleh asketisme mereka. Paulus memperingatkan pembacanya akan bahaya kerendahan hari yg palsu; dalam 3:12 ia mendesak supaya memiliki kerendahan hati yg sejati.
[]Penutup.
sebagaimana dua point penting diatas bahwa betalah pentingnya seorang anak Tuhan memahami Tuhan sangat mengasihi orang yang sadar diri yaitu mereka yang selalu mengucapkan syukur atas segala yang Tuhan berikan sekaligus belajar merendahkan diri seorang terhadap yang lain. Kedua hal ini dapat dilaksanakan oleh anak-anak terang karena hal itu adalah perintah Tuhan. Amin
===========SEKIAN DAN TERIMA KASIH TUHAN YESUS MEMBERKATI==========
Tidak ada komentar:
Posting Komentar