NABI [Kamus Browning]
Terjemahan dari kata Ibrani, nebiim, sekalipun ada juga istilah-istilah lain. Demikianlah ada 'pelihat' (bahasa Ibrani ro'eh, pelihat, 1Sam. 9:9), yang menyampaikan pesan-pesan dari Allah melalui mimpi atau ramalan.Ada juga penyihir dan petenung yang kegiatannya dikutuk sebagai pekerjaan kafir (Ul. 18:10-11). Mereka itu juga man diakui sebagai yang mampu meramalkan peristiwa-peristiwa yang akan datang sama dengan kemampuan para nabi Tuhan, sebagaimana dituliskan dalam cerita-cerita dari Kitab Samuel dan Raja-raja. Tetapi, menurut tradisi deuteronomik dari pertengahan abad ke-6 sM, Musalah yang dipandang sebagai nabi yang terutama. Dia adalah manusia berwenang yang berbicara langsung dengan Allah dan yang mengerjakan tanda-tanda dan *mukjizat-mukjizat (Ul. 34:9-12), dan yang melihat ke masa depan (Ul. 18:18). Mukjizat tetap menjadi ciri kebenaran para nabi, seperti pada Elia dan Elisa di abad ke-9 sM sekalipun sebelum masa itu Natan diakui sebagai nabi di istana Raja *Dazed (2Sam. 7) sekitar 1000 sM. Juga pandangan yang lazim bahwa para nabi melebihi semua orang yang terilhami, mampu menyatakan peristiwa-peristiwa yang akan datang didasarkan atas tulisan deuteronomik. Seorang nabi dikenali benar manakala nubuatnya terpenuhi (Ul. 18:22). Hal itu dapat meminta waktu lama. Misalnya, nubuat penghukuman Allah, oleh penulis Deuterokanonik dipandang digenapi di dalam penghancuran Yerusalem (586 sM), yang bukanlah suatu malapetaka yang tak terpahami, karena terjadi sesuai dengan nubuat.Para nabi juga biasa berperan di dalam kehidupan keagamaan dan kemasyarakatan Israel. Walaupun kadang-kadang mereka juga diancam (Am. 7:10-13; Yer. 26:8) atau dianggap sepi (Yes. 6:9 dst.), pada umumnya mereka cukup diterima dengan terbuka, sekalipun pernyataan-pernyataan mereka menakutkan dan tidak disukai. Beberapa nabi mendapat perlindungan dari raja ( Yesaya, --> Hulda, --> Yeremia); beberapa lagi di zaman kerajaan awal, mendapatkan dukungan dengan menjadi anggota serikat sekerja para nabi (2Raj. 4:38). Beberapa nabi mungkin membangkitkan pesona karena gejala ekstatis dan paranormal pada diri mereka, dan karena hiruk-pikuk tentang mereka (1Sam. 10:6), tetapi dalam beberapa kasus gejala-gejala itu juga dipandang sebagai tanda-tanda dikuasai oleh suatu roh jahat (1Raj. 18:26-29; Yer. 29:24-28). Bagaimanapun, ada kalanya para nabi itu terserang aphasi (suatu macam sakit bisu, Yeh. 3:26) dan halusinasi (khayalan-khayalan, Yer. 4:19) dan beberapa nabi berpakaian sangat mencolok (2Raj. 1:8). Tidak ada bukti bahwa para nabi itu mempunyai murid-murid untuk mencatat nubuat-nubuatnya (satu-satunya petunjuk yang mungkin ke arah itu, Yes. 8:16, sangat sulit ditafsirkan). Tetapi, Yeremia mempunyai seorang sekretaris (Yer. 36:4) dan bagaimanapun ada seseorang yang mengumpulkan ajaran Yesaya, untuk tujuan menyimpan dan memeliharanya, dan untuk interprestasi serta penambahan-penambahan semasa pembuangan.Walaupun nabi-nabi itu hidup biasa di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari (Am. 1:1) dan biasa memuji Yerusalem (Yes. 2:3) atau malah terlibat di dalam pelayanan Bait Suci (Yeh. 1:3), mereka menyampaikan nubuatmereka, kadang-kadang dengan segan, apabila firman Tuhan mendesak mereka (Yes. 1:6). Sering mereka itu sangat kritis terhadap tata peribadahan berkorban umat (mis. Yes. 1:10 dst.; Am. 5:24-25) apabila hal itu dipisahkan dari tanggung jawab moral. Tetapi, mereka tidak menentang peribadahan itu sendiri, seperti nyata dari banyaknya bahan peribadahan di dalam tulisan para nabi itu (mis. Yes. 38 dan Hab. 3). Yesaya mengalami penglihatan yang luar biasa di dalam Bait Suci dan di situ pula ia menjadi sadar bagaimana kekudusan itu menghukum keberdosaan dirinya dan keberdosaan masyarakat (Yes. 6:5).Para nabi itu sering mempunyai sikap kritis terhadap istana dan lembaga-lembaga kerajaan, dan oleh karena itu dirasakan sebagai yang mengancam kekuasaan yang ada. Bersamaan dengan itu adalah bagi dari tugas kenabian untuk menyampaikan kutukan terhadap musuh bangsanya, jika memang pada tempatnya, juga terhadap perbuatan jahat musuh yang telah mereka lakukan di waktu yang sudah jauh berlalu (Am. 1:3-2:6) dan tidak akan didengar oleh musuh itu. Namun, umat Israel akan mendengarnya, lalu menjadi lebih sadar mendengarkan kutukan-kutukan atas Israel sendiri.Para nabi adalah pejuang keadilan sosial; mereka mengutuk para pemilik tanah (Mi. 2:2), orang-orang yang terus-menerus mabok (Yl. 1:5) dan perempuan-perempuan yang menghiasi diri secara berlebihan dengan pakaian dan perhiasan (Yes. 3:6-23). Mereka mengingatkan bahwa ada hukuman tertimbun untuk kejahatan bangsanya, sekalipun akhirnya oleh karena Allah tidak mungkin tidak setia pada janji-janji perjanjian-Nya ada tersisa penghiburan pengharapan yang teguh. Apabila para nabi itu mengutuk penyalahgunaan agama (Yes. 1:9-17) dan kejahatan sosial (Yes. 5:8) dan memberikan nasihat politik (Yes. 7:4; Yer. 32), maka ada perbedaan tekanan antara para nabi itu di dalam apa yang mereka nubuatkan. Tetapi, semua nabi menerima kepercayaan dasar bahwa Israel dipilih Allah menjadi umat-Nya yang khusus dan bahwa hal itu mempunyai konsekwensi, moral.Para nabi itu adalah salah satu pengaruh atas ideologi perjanjianyang akhirnya dikukuhkan dengan resmi oleh aliran Deuteronomis. Keyakinan ini menyebabkan iman umat itu mampu melewati kesukaran di dalam pembuangan pada abad ke-6 sM. Sesudah para nabi dari masa itu ( Hagai, Zakharia dan Maleakhi) nubuat itu menghilang dalam awan kecurigaan dan kebencian (Za. 13:2-6). Sejak itu hubungan antara Allah dan umat-Nya berlangsung dalam bentuk sastra apokalyptik, kalaupun tidak ada Batas pemisah yang jelas antara apokalyptik dan kenabian. Pengharapan para nabi akan keselamatan akhir disertai ancaman penghukuman, yang ada di dalam nubuat kemudian, seperti Yes. 58:1-12, menjadi bagian dan isi penantian apokalyptik akan hari Tuhan.Pada saat Yohanes Pembaptismulai memberitakan dan membaptiskan di tepi Sungai Yordan, hal itu disambut sebagai bangkitnya kembali kenabian yang telah lama mati (Mat. 3:4).Kenabian bukanlah suatu gejala khusus dari Israel.
Penemuan-penemuan di Mari memperlihatkan surat-surat (abad ke-18 sM) yang menggambarkan kegiatan keagamaan orang yang serupa dengan kegiatan para nabi PL. Di Israel ada kemungkinan munculnya 'nabi-nabi palsu', seperti pada waktu *Hanania ditantang oleh Yeremia (Yer. 28); kebenarannya hanya dapat dikenali oleh orang-orang yang mendengarkan perbantahan mereka sambil menantikan apa yang terjadi (Ul. 18:21-22). Kendati demikian, nubuat yang tidak digenapi juga dicatat dengan setia: Mikha, pada abad ke-8 sM menubuatkan bahwa Yerusalem akan jatuh (Mi. 3:12), sedangkan Yesaya, nabi sezamannya, menubuatkan bahwa kota itu akan diselamatkan. Dan agaknya melalui masa-masa dan tahun-tahun yang lewat nabi-nabi ini mendapatkan kewibawaan khusus. Tidak terpenuhinya suatu nubuat tidaklah sepenting keadaan seluruh bangsa dibawah penindasan musuh. Dilihat dari sudut itu, nubuat-nubuat itu disahkan.Di dalam PB ada nabi-nabi yang mempunyai tugas khusus (Ef. 2:20) dan mereka itu dapat ditelusuri sampai ke belahan kedua dari abad kedua M. Lalu mereka itu menghilang, mungkin karena sejumlah nabi palsu dan nabi spontan menjadikan mereka dicurigai oleh para pemimpin Gereja. Paulus jelas tidak terlalu senang dengan pelayanan kenabian itu; nubuat mereka harus diuji (Rm. 12:6; 1Kor. 12:3). Tetapi, nabi masih lebih dapat diterima daripada bahasa yang tidak dapat dimengerti, dan di dalam setiap daftar karunia-karunia rohani nubuat itu disebut. Nubuat dianggap cukup membantu untuk membangun persekutuan iman (1Kor. 14:1-5), tetapi agaknya hanya sesekali saja nubuat itu berhubungan dengan peramalan peristiwa yang akan terjadi, tidak seperti nubuat di dalam PL.
NABI-NABI DALAM PB Menurut [Ensiklopedia]
a. Nabi-nabi PL diakui sah
Nubuat dan nabi-nabi merupakan gadis tumpu kesinambungan antar PL dan PB. Garis nubuat boleh dikatakan tidak berakhir dengan Maleakhi, tapi dengan Yohanes Pembaptis. Tuhan Yesus tegas berkata, 'Semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes...' (Mat 11:13). Sayang, pembagian Alkitab menjadi dua 'Perjanjian' mengaburkan kesatuan yg menakjubkan dari rencana penyataan Allah, yg membentang langsung dari Musa hingga Yohanes. Kita lihat pola nubuat PL dalam diri Yohanes, dan tentu juga dalam diri ayahnya, Zakharia, yaitu pemberitaan dan nubuat. Nubuatlah yg membuat amanat Yohanes demikian merangsang bagi angkatannya, yaitu nubuat tentang murka yg akan datang (Luk 3:7) dan tentang kasih karunia yg akan datang (Luk 3:16; Yoh 1:29 dab).
Selanjutnya, hubungan PB dengan amanat nabi-nabi PL, terletak pada pemenuhan atau penggenapannya. Berulangkali pemenuhan itu dikumandangkan dalam PB: apa yg dahulu difirmankan Allah kini digenapi (Mat 1:22; 26:56; Luk 24:25, 27, 44; Kis 10:43, dll). Ciri khas PB dalam mengakui kesahihan PL seperti itu adalah penting sekali. Begitu pentingnya sehingga boleh dikatakan tidak dapat ditambahi lagi. Nabi-nabi tidak boleh menjadi tokoh yg menarik hanya karena antiknya. Sekalipun mereka merupakan golongan minoritas yg dianiaya (Mat 5:12; 23:29-37; Luk 6:23, dll), namun mereka adalah suara yg penting, bahkan yg paling penting, yg membahana dari zaman kuno yg telah lampau, sebab mereka bukan pemimpin atau pengkhayal belaka. Mereka proklamator-proklamator kebenaran yg abadi, karena kata-kata mereka yg agung dibenarkan oleh kejadian yg paling akbar dari segala kejadian, yakni pribadi dan karya Kristus.
Hal itu dapat dirumuskan lengkap seutuhnya sbb: Tuhan Yesus Kristus sendiri menunjukkan kepada kita kembali nabi-nabi dan amanat mereka, sebagai penyataan Allah yg tetap. Merekalah penulis-penulis yg diberi kuasa dalam gereja Kristen. Kata-kata mereka wajib diperhatikan sebagai firman Allah, sebab Allah memberikan meterai-Nya atas kata-kata mereka berupa pemenuhannya dan karena ajaran AnakNya yg positif (Mat 5:17dab).
b. Nabi-nabi dalam gereja Kristen
Pada dasarnya setiap orang Kristen adalah nabi. Pencurahan Roh ke atas setiap insan akan berdampak 'mereka akan bernubuat' (Kis 2:18). Paulus menghimbau umat Kristen Korintus supaya 'mengusahakan dirinya memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat' (1 Kor 14:1). Hal ini terjadi pada peristiwa di Efesus (Kis 19:6), atas anak-anak perempuan Filipus (Kis 21:9) dan atas para lelaki dan perempuan di gereja Korintus (1 Kor 11:4, 5).
Agaknya di gereja PB juga ada kelompok khusus yg dikenal sebagai 'nabi-nabi', yg dikhususkan bagi pelayanan bernubuat. Mereka disebut segera setelah para rasul dalam daftar para pelayan (1 Kor 12:28, 29; Ef 4:11), dihubungkan dengan pengajar-pengajar di gereja di Antiokhia (Kis 13:1). Pada Kis dan Surat-surat fungsi mereka adalah melayani kenabian rangkap yg biasa yaitu memberitakan dan bernubuat. Agabus, salah seorang dari nabi yg namanya diketahui, disebut bernubuat (Kis 11:28; 21:10, 11); dengan memanfaatkan kuasa untuk melihat, terlebih dahulu ia memberi bimbingan rohani kepada gereja. Seluruh Why menjadi teladan paling penting dalam Alkitab tentang bernubuat, yg dimanfaatkan bagi tugas meneruskan berita. Dalam fungsinya sebagai pemberita atau pengkhotbah kepada gereja, pekerjaan nabi-nabi diuraikan sebagai menasihati (Kis 15: 32), membangun dan menghibur (1 Kor 14:3). Reaksi orang-orang non-Kristen terhadap pelayanan nabi-nabi (1 Kor 14:24, 25) menunjukkan bahwa nabi-nabi itu adalah pemberita seluruh amanat tentang dosa dan keselamatan, murka dan kasih karunia.
Berkaitan dengan pertemuan gereja (1 Kor 14:26 dab) pelayanan nabi dibicarakan sebagai penyataan (ay 30). Pelayanan ini dapat berbentuk ucapan-ucapan spontan, dan dihubungkan dengan kegiatan Roh Allah (bnd 1 Tes 5:19). Kegiatan kenabian demikian tidaklah sama dengan berbicara dengan karunia lidah (lih 1 Kor 14:22-25, 27-29), juga bukan penafsiran bahasa lidah. Pelayanan itu ialah penerimaan kebenaran Allah yg diterangkan kepada jemaat. Adalah suatu penyalahgunaan nubuat jika nabi-nabi berpura-pura kerasukan dan hiruk-pikuk, sehingga mereka seolah-olah menjadi tidak dapat menguasai diri. Paulus menegaskan bahwa'roh nabi-nabi ditaklukkan kepada nabi-nabi'. Artinya, masing-masing memiliki kesadaran sepenuhnya, dan dapat menahan dorongan untuk berbicara jika tata tertib menuntutnya (ay 32, 33). Yg paling penting dari semuanya itu ialah, para nabi tidak boleh diberi kepercayaan tanpa pertimbangan.
Dua uji coba dapat diterapkan kepada tiap ucapan nubuat. Pertama, uji coba pengalaman nabi-nabi lain yg hadir. Rasul berkata, 'Biarlah yg lain menanggapi' (ay 29). Artinya, biarlah mereka menguji ucapan yg baru dikemukakan dengan pengetahuan mereka tentang Allah dan kebenaran-Nya. Kedua, uji coba apakah ucapan itu cocok dengan ajaran para rasul. Uji coba bagi nabi yg benar atau setiap orang yg menganggap dirinya bersifat rohani ialah, 'ia harus sadar, bahwa apa yg kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan', sebab lepas dari itu yg ada hanyalah ketidaktahuan (ay 37, 38). Ini mengajarkan bahwa nabi-nabi bukanlah sumber kebenaran baru bagi gereja, melainkan orang-orang yg menjelaskan kebenaran yg dinyatakan dengan cara lain. Sama seperti nabi PL ada di bawah Musa, yg memberikan norma ajaran yg sehat, demikianlah nabi PB berhubungan dengan rasul-rasul, dan harus tunduk kepada apa yg mereka umumkan sebagai firman Allah. Dalam arti inilah rasul mendesak gereja pada zamannya dan akan mendesak kita juga, supaya menginginkan dengan sungguh-sungguh untuk dapat bernubuat: maksudnya, bukan untuk menginginkan nama sebagai penemu ajaran baru, melainkan supaya tetap berjuang untuk mempertahankan kebenaran yg telah diberikan kepada para orang kudus, sekali untuk selamanya.
KEPUSTAKAAN.
H. A Guy, New Testament Prophecy, its origin and significance, 1947;
M. C Harper, Prophecy, 1964; A Bittlinger, Gifts and Graces, 1967; Gifts and Ministries, 1974; G Friedrich, TDNT 6, hlm 828-861;
J Lindblom, Gesichte and Offenbarungen, 1968; E. E Ellis, The Role of the Christian Prophet in Acts', dalam Gasque dan Martin, Apostolic History and the Gospel, 1970;
D Hill, 'On the evidence for the creative role of Christian prophets', NTS 20, 1973-1974, hlm 262-274; New Testament Prophecy, 1979;
J. D. G Dunn, Jesus and the Spirit, 1975, hlm 170 dst, 225 dst;
U. B Muller, Prophetie and Predigt im Neuen Testament, 1975;
J Panagopoulos (red.) Prophetic Vocation in the NT and Today (NovT Supp. 45), 1977;
C. H Peisker, C Brown, NIDNTT 3, hlm 74-92;
F. F Bruce, The Time is Fulfilled, 1978, hlm 97-114. JAM/AL/HAO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar