Selasa, 25 Juli 2023

Renungan pagi Matius 5:1-12

Kotbah di Bukit yang merupakan kumpulan ajaran-ajaran Yesus yang terkenal dalam Kitab Suci. Di sini, Yesus berdiri di sebuah bukit dan mulai mengajar kepada murid-murid-Nya serta orang banyak yang hadir.

Verse 1 menyatakan bahwa ketika Yesus melihat orang banyak tersebut, Ia naik ke atas sebuah bukit dan murid-murid-Nya datang kepada-Nya. Yesus duduk dan mulai mengajar mereka.

Verse 3-12 kemudian menjelaskan tentang sembilan pengucapan salam yang dikenal sebagai "Berbahagialah" atau "Bahkan": "Berbahagialah orang yang miskin di dalam roh, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memperoleh bumi sebagai milik pusaka mereka." "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." "Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan melihat Allah." "Berbahagialah orang yang tulus hati, karena mereka akan melihat Allah." "Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan melihat Allah." "Berbahagialah orang yang memberi damai, karena mereka akan dipanggil anak-anak Allah." "Berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."

Pengajaran Yesus dalam pengucapan salam ini menunjukkan sikap hati dan jiwa yang diterima dan dipermuliakan oleh Allah. Yesus menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki sikap hati seperti ini akan menerima berkat dan penghiburan dari Allah, serta akan memperoleh kerajaan-Nya.

Verse 13 kemudian menyatakan bahwa Yesus juga mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka adalah "garam dunia" dan "terang dunia." Mereka dipanggil untuk mempengaruhi dan memperbaiki dunia di sekitar mereka, dengan memberikan rasa garam (menjaga moralitas dan keadilan) dan cahaya (menyebarkan kebenaran dan kasih Allah).

Renungan dari pasal ini mengajarkan kepada kita beberapa hal:

1. Kehidupan berbahagia tidak bergantung pada keadaan materi atau kepuasan duniawi, melainkan didasarkan pada sikap hati yang murni dan relasi yang benar dengan Allah. Kita harus mencari dan mengutamakan kerajaan-Nya di dalam hidup kita.

2. Orang yang hidup dengan sikap hati yang miskin di dalam roh, rendah hati, lemah lembut, lapar serta haus akan kebenaran, murah hati, tulus hati, murni hati, pemberi damai, dan siap menderita karena iman akan memperoleh berkat dan penghiburan dari Allah.

3. Sebagai murid-murid Yesus, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi garam dunia dan terang dunia. Kita harus mempengaruhi dunia di sekitar kita dengan moralitas yang tinggi, kebenaran, dan kasih yang tulus. Kita juga harus siap untuk menderita dan dianiaya karena iman kita.

Mari kita belajar dari ajaran Yesus ini dan berkomitmen untuk hidup dengan sikap hati yang benar di dalam hidup kita. Marilah kita menjadi garam dan terang di dunia ini, mempengaruhi dan menyebarkan kebaikan serta kasih Allah kepada orang-orang di sekitar kita. Semoga hidup kita menjadi saksi yang kuat bagi kemuliaan Allah dan memberkati banyak orang di sepanjang perjalanan kita.Amin

Disini
Wamena, 26 Juli 2023
An Yoel Giban

Statistik Pengunjung