Senin, 12 April 2021

PESAN YESUS UNTUK PARA RASUL EPISODE VII

(1)   Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang (ay. 27).

"Apa pun risiko yang kamu hadapi, teruslah bekerja, siarkan dan nyatakan Injil kekal ke seluruh dunia; ini adalah pekerjaanmu, ingat itu! Musuh membuat rancangan bukan hanya untuk menghancurkan kamu, melainkan juga untuk mengekang Injil, dan karena itu, apa pun akibatnya, beritakanlah Injil itu." Apa yang Kukatakan kepadamu, katakanlah itu. Perhatikanlah, apa yang disampaikan para rasul kepada kita sama dengan apa yang mereka terima dari Yesus Kristus (Ibr. 2:3). Mereka memberitakan apa yang Dia katakan kepada mereka -- itu saja, hanya itu, dan tidak ada yang lain kecuali itu. Duta-duta ini menerima perintah-perintah secara pribadi, di dalam gelap, dengan berbisik-bisik, di sudut ruangan, dalam perumpamaan-perumpamaan. Kristus berbicara tentang banyak hal secara terbuka, namun apa yang dibicarakan-Nya secara pribadi tidak ada yang berbeda dengan apa yang disampaikan-Nya kepada umum (Yoh. 18:20). Akan tetapi, perintah-perintah khusus yang Dia berikan kepada murid-murid-Nya tentang Kerajaan Allah setelah kebangkitan-Nya disampaikan secara pribadi (Kis. 1:3), karena pada waktu itu Ia memang tidak pernah memperlihatkan diri-Nya secara terbuka. Namun demikian, mereka harus memberitakan kata-kata-Nya di depan umum, dalam terang, dan dari atas rumah, karena ajaran Injil merupakan kepedulian dari semua orang (Ams. 1:20-21; 8:2-3), dan oleh sebab itu siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar. Tanda pertama yang menunjukkan diterimanya orang-orang bukan-Yahudi ke dalam gereja dapat dilihat dari atas rumah (Kis. 10:9). Perhatikanlah, tidak ada satu bagian pun dalam Injil Kristus yang karena suatu alasan apa pun perlu disembunyikan, seluruh maksud Allah haruslah diberitakan (Kis. 20:27). Di dalam jemaat yang begitu beragam, hendaklah Injil diberitakan dengan jelas dan disampaikan dengan seutuhnya.

Dengan memberikan penghiburan dan dorongan. Banyak hal yang dikatakan di sini untuk menghibur dan mendorong, dan semuanya itu hanya sedikit jika kita melihat banyaknya kesulitan yang harus mereka hadapi selama perjalanan pelayanan mereka. Dengan melihat kelemahan mereka pada waktu itu, tampak juga bahwa tanpa adanya dukungan yang kuat, mereka tidak akan bisa bertahan mengabarkan Injil dalam keadaan seperti itu. Oleh karenanya Kristus menunjukkan kepada mereka mengapa mereka harus merasa berbahagia:

(1)     Ada satu pernyataan khusus mengenai misi mereka pada saat itu, "Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang" (ay. 23).

Mereka harus memberitakan bahwa kerajaan Anak Manusia, yang adalah Sang Mesias, sudah dekat. Mereka harus berdoa, "Datanglah kerajaan-Mu." Sekarang mereka tidak harus mengunjungi seluruh kota-kota di Israel, tetapi mereka harus berdoa dan mengabarkan Injil sebelum kerajaan itu datang, yang ditandai oleh kemuliaan Kristus dan pencurahan Roh Kudus. Sungguh menghibur:

1)      Bahwa apa yang mereka katakan akan terpenuhi. Mereka berkata bahwa Anak Manusia akan datang, dan lihatlah, Ia datang. Kristus akan menguatkan perkataan hamba-hamba-Nya (Yes. 44:26).

2)      Bahwa perkataan mereka itu akan terwujud segera. Perhatikanlah, pekerja-pekerja Kristus bisa merasa tenang karena waktu kerja mereka hanya sebentar, dan akan selesai dengan segera. Pekerja upahan bekerja pada hari yang ditentukan; pekerjaan dan perjuangan sebentar lagi akan tuntas.

3)      Bahwa pada waktu itu mereka akan diangkat untuk menduduki tempat yang lebih tinggi. Pada saat Anak Manusia datang, mereka akan menerima kuasa dari Yang Mahatinggi. Sekarang mereka diutus sebagai pelaku dan utusan, tetapi sebentar lagi amanat mereka akan diperluas, dan mereka akan diutus sebagai duta-duta berkuasa penuh ke seluruh dunia.

(2) Berikut ini adalah perkataan-perkataan yang banyak berhubungan dengan pekerjaan mereka pada umumnya, dan masalah-masalah yang akan mereka temui dalam melakukan pekerjaan itu, dan semua perkataan ini sungguh indah dan menghibur.

[1] Bahwa penderitaan-penderitaan yang mereka alami adalah untuk kesaksian bagi para penguasa dan raja, dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah (ay. 18).

Apabila majelis-majelis Yahudi menyerahkan kamu kepada para penguasa Romawi untuk dihukum mati, penyerahanmu dari satu pengadilan ke pengadilan lain itu akan membantu membuat kesaksianmu lebih diketahui umum, dan akan memberimu kesempatan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi dan juga kepada orang-orang Yahudi itu sendiri. Ya, begitulah, kamu akan bersaksi kepada mereka dan melawan mereka melalui masalah-masalah yang kamu hadapi itu. Perhatikanlah, umat Allah, terutama pelayan-pelayan Tuhan, adalah saksi-saksi-Nya (Yes. 43:10), bukan hanya di dalam perbuatan baik, melainkan juga di dalam penderitaan mereka. Karena itulah mereka disebut martir, yakni saksi-saksi bagi Kristus, bahwa kebenaran-kebenaran yang dinyatakan-Nya tidak diragukan lagi pasti benar dan sangat bernilai. Dengan menjadi saksi-saksi bagi-Nya, mereka juga menjadi saksi-saksi yang melawan orang-orang yang menentang Dia dan Injil-Nya. Penderitaan-penderitaan para martir adalah karena mereka bersaksi bagi Injil yang mereka akui kebenarannya, dan dengan demikian mereka menjadi saksi-saksi mengenai permusuhan dari para penganiaya mereka. Dalam kedua hal tersebut mereka merupakan saksi-saksi yang melawan musuh mereka, dan akan dijadikan bukti pada hari penghakiman besar, di mana orang-orang kudus akan menghakimi dunia; dan alasan bagi penghakiman yang akan diberikan nanti adalah, "Segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku." Nah, jika penderitaan mereka adalah suatu kesaksian, maka sudah sepantasnya mereka menanggung penderitaan itu dengan penuh sukacita! Karena kesaksian itu tidak akan selesai sebelum datangnya penderitaan-penderitaan (Why. 11:7). Jika mereka adalah saksi-saksi Kristus, mereka harus memastikan bahwa mereka menanggung beban-beban mereka.

[2] Bahwa dalam segala kesempatan mereka harus mengalami kehadiran Allah secara khusus bersama mereka dan bantuan langsung dari Roh Kudus-Nya, terutama ketika mereka dipanggil untuk memberikan kesaksian di hadapan penguasa-pengusasa dan raja-raja.

Semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu (kata Kristus) pada saat itu juga ketika kamu akan berbicara. Murid-murid Kristus dipilih dari yang bodoh menurut dunia, orang-orang yang tidak berpendidikan dan tidak berpengetahuan, dan karena itu wajar saja kalau mereka tidak memercayai kemampuan-kemampuan mereka sendiri, terutama ketika diperhadapkan dengan para pembesar. Ketika Musa diutus untuk menghadap Firaun, ia mengeluh, "Aku ini tidak pandai bicara" (Kel. 4:10). Ketika Yeremia dipanggil untuk merobohkan kerajaan-kerajaan, ia berkeberatan, "Aku ini masih muda" (Yer. 1:6, 10). Nah, sebagai tanggapan dari pernyataan ini,

pertama, mereka diberi janji bahwa semuanya itu akan dikaruniakan kepada mereka, bukan beberapa saat sebelumnya, melainkan pada saat itu juga ketika mereka harus berbicara. Mereka akan berbicara tanpa persiapan, namun akan berbicara sesuai yang diperlukan, dan mereka akan melakukannya dengan begitu baik seperti yang tidak pernah dilakukan orang sebelumnya. Perhatikanlah, ketika Allah memanggil kita untuk berbicara bagi-Nya, kita boleh bergantung pada-Nya untuk mengajar kita apa yang harus kita katakan, bahkan ketika kita sedang berjuang di dalam kemalangan dan ketawaran hati.

Kedua, mereka diyakinkan bahwa Roh Kudus akan mengungkapkan pembelaan-pembelaan yang harus mereka ajukan. Bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu, yang berkata-kata di dalam kamu (ay. 20). Mereka tidak ditinggalkan sendiri pada saat-saat seperti itu, Allah yang menanggungnya untuk mereka. Roh-Nya yang penuh hikmat berbicara di dalam mereka, seperti halnya pemeliharaan ilahi-Nya yang kadang-kadang berbicara secara ajaib bagi mereka, dan oleh Roh hikmat dan pemeliharaan ilahi itu, mereka bahkan akan menyentuh hati nurani para penganiaya mereka. Allah memberi mereka kemampuan, bukan hanya untuk berbicara tepat seperti yang diperlukan, melainkan juga dalam apa yang mereka katakan, mereka mengatakannya dengan semangat yang kudus. Roh yang sama yang membantu mereka di mimbar, akan membantu mereka juga di pengadilan. Mereka pasti akan melaluinya dengan baik, karena mereka mempunyai Pembela yang begitu hebat seperti itu. Kepada mereka Allah berkata, seperti yang dikatakan-Nya kepada Musa, "Pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan diam di dalam hatimu" (Kel. 4:12). Bersambung

Statistik Pengunjung