(1) Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang (ay. 27).
"Apa
pun risiko yang kamu hadapi, teruslah bekerja, siarkan dan nyatakan Injil kekal
ke seluruh dunia; ini adalah pekerjaanmu, ingat itu! Musuh membuat rancangan
bukan hanya untuk menghancurkan kamu, melainkan juga untuk mengekang Injil, dan
karena itu, apa pun akibatnya, beritakanlah Injil itu." Apa yang Kukatakan
kepadamu, katakanlah itu. Perhatikanlah, apa yang disampaikan para rasul kepada
kita sama dengan apa yang mereka terima dari Yesus Kristus (Ibr. 2:3). Mereka
memberitakan apa yang Dia katakan kepada mereka -- itu saja, hanya itu, dan
tidak ada yang lain kecuali itu. Duta-duta ini menerima perintah-perintah
secara pribadi, di dalam gelap, dengan berbisik-bisik, di sudut ruangan, dalam
perumpamaan-perumpamaan. Kristus berbicara tentang banyak hal secara terbuka, namun
apa yang dibicarakan-Nya secara pribadi tidak ada yang berbeda dengan apa yang
disampaikan-Nya kepada umum (Yoh. 18:20). Akan tetapi, perintah-perintah khusus
yang Dia berikan kepada murid-murid-Nya tentang Kerajaan Allah setelah
kebangkitan-Nya disampaikan secara pribadi (Kis. 1:3), karena pada waktu itu Ia
memang tidak pernah memperlihatkan diri-Nya secara terbuka. Namun demikian,
mereka harus memberitakan kata-kata-Nya di depan umum, dalam terang, dan dari
atas rumah, karena ajaran Injil merupakan kepedulian dari semua orang (Ams.
1:20-21; 8:2-3), dan oleh sebab itu siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.
Tanda pertama yang menunjukkan diterimanya orang-orang bukan-Yahudi ke dalam
gereja dapat dilihat dari atas rumah (Kis. 10:9). Perhatikanlah, tidak ada satu
bagian pun dalam Injil Kristus yang karena suatu alasan apa pun perlu
disembunyikan, seluruh maksud Allah haruslah diberitakan (Kis. 20:27). Di dalam
jemaat yang begitu beragam, hendaklah Injil diberitakan dengan jelas dan
disampaikan dengan seutuhnya.
Dengan
memberikan penghiburan dan dorongan. Banyak hal yang dikatakan di sini untuk
menghibur dan mendorong, dan semuanya itu hanya sedikit jika kita melihat
banyaknya kesulitan yang harus mereka hadapi selama perjalanan pelayanan
mereka. Dengan melihat kelemahan mereka pada waktu itu, tampak juga bahwa tanpa
adanya dukungan yang kuat, mereka tidak akan bisa bertahan mengabarkan Injil
dalam keadaan seperti itu. Oleh karenanya Kristus menunjukkan kepada mereka
mengapa mereka harus merasa berbahagia:
(1) Ada
satu pernyataan khusus mengenai misi mereka pada saat itu, "Sesungguhnya
sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah
datang" (ay. 23).
Mereka harus memberitakan bahwa kerajaan Anak
Manusia, yang adalah Sang Mesias, sudah dekat. Mereka harus berdoa,
"Datanglah kerajaan-Mu." Sekarang mereka tidak harus mengunjungi
seluruh kota-kota di Israel, tetapi mereka harus berdoa dan mengabarkan Injil
sebelum kerajaan itu datang, yang ditandai oleh kemuliaan Kristus dan pencurahan
Roh Kudus. Sungguh menghibur:
1)
Bahwa apa yang mereka
katakan akan terpenuhi. Mereka berkata bahwa Anak Manusia akan datang, dan
lihatlah, Ia datang. Kristus akan menguatkan perkataan hamba-hamba-Nya (Yes.
44:26).
2)
Bahwa perkataan mereka itu
akan terwujud segera. Perhatikanlah, pekerja-pekerja Kristus bisa merasa tenang
karena waktu kerja mereka hanya sebentar, dan akan selesai dengan segera.
Pekerja upahan bekerja pada hari yang ditentukan; pekerjaan dan perjuangan
sebentar lagi akan tuntas.
3)
Bahwa pada waktu itu mereka
akan diangkat untuk menduduki tempat yang lebih tinggi. Pada saat Anak Manusia
datang, mereka akan menerima kuasa dari Yang Mahatinggi. Sekarang mereka diutus
sebagai pelaku dan utusan, tetapi sebentar lagi amanat mereka akan diperluas,
dan mereka akan diutus sebagai duta-duta berkuasa penuh ke seluruh dunia.
(2)
Berikut ini adalah perkataan-perkataan yang banyak berhubungan dengan pekerjaan
mereka pada umumnya, dan masalah-masalah yang akan mereka temui dalam melakukan
pekerjaan itu, dan semua perkataan ini sungguh indah dan menghibur.
[1] Bahwa
penderitaan-penderitaan yang mereka alami adalah untuk kesaksian bagi para
penguasa dan raja, dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah (ay. 18).
Apabila
majelis-majelis Yahudi menyerahkan kamu kepada para penguasa Romawi untuk
dihukum mati, penyerahanmu dari satu pengadilan ke pengadilan lain itu akan
membantu membuat kesaksianmu lebih diketahui umum, dan akan memberimu
kesempatan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi dan juga
kepada orang-orang Yahudi itu sendiri. Ya, begitulah, kamu akan bersaksi kepada
mereka dan melawan mereka melalui masalah-masalah yang kamu hadapi itu.
Perhatikanlah, umat Allah, terutama pelayan-pelayan Tuhan, adalah
saksi-saksi-Nya (Yes. 43:10), bukan hanya di dalam perbuatan baik, melainkan
juga di dalam penderitaan mereka. Karena itulah mereka disebut martir, yakni
saksi-saksi bagi Kristus, bahwa kebenaran-kebenaran yang dinyatakan-Nya tidak
diragukan lagi pasti benar dan sangat bernilai. Dengan menjadi saksi-saksi
bagi-Nya, mereka juga menjadi saksi-saksi yang melawan orang-orang yang
menentang Dia dan Injil-Nya. Penderitaan-penderitaan para martir adalah karena
mereka bersaksi bagi Injil yang mereka akui kebenarannya, dan dengan demikian
mereka menjadi saksi-saksi mengenai permusuhan dari para penganiaya mereka.
Dalam kedua hal tersebut mereka merupakan saksi-saksi yang melawan musuh
mereka, dan akan dijadikan bukti pada hari penghakiman besar, di mana
orang-orang kudus akan menghakimi dunia; dan alasan bagi penghakiman yang akan
diberikan nanti adalah, "Segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk
salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk
Aku." Nah, jika penderitaan mereka adalah suatu kesaksian, maka sudah
sepantasnya mereka menanggung penderitaan itu dengan penuh sukacita! Karena
kesaksian itu tidak akan selesai sebelum datangnya penderitaan-penderitaan
(Why. 11:7). Jika mereka adalah saksi-saksi Kristus, mereka harus memastikan
bahwa mereka menanggung beban-beban mereka.
[2] Bahwa dalam segala
kesempatan mereka harus mengalami kehadiran Allah secara khusus bersama mereka
dan bantuan langsung dari Roh Kudus-Nya, terutama ketika mereka dipanggil untuk
memberikan kesaksian di hadapan penguasa-pengusasa dan raja-raja.
Semuanya
itu akan dikaruniakan kepadamu (kata Kristus) pada saat itu juga ketika kamu
akan berbicara. Murid-murid Kristus dipilih dari yang bodoh menurut dunia,
orang-orang yang tidak berpendidikan dan tidak berpengetahuan, dan karena itu
wajar saja kalau mereka tidak memercayai kemampuan-kemampuan mereka sendiri,
terutama ketika diperhadapkan dengan para pembesar. Ketika Musa diutus untuk
menghadap Firaun, ia mengeluh, "Aku ini tidak pandai bicara" (Kel.
4:10). Ketika Yeremia dipanggil untuk merobohkan kerajaan-kerajaan, ia
berkeberatan, "Aku ini masih muda" (Yer. 1:6, 10). Nah, sebagai
tanggapan dari pernyataan ini,
pertama,
mereka diberi janji bahwa semuanya itu akan dikaruniakan kepada mereka, bukan
beberapa saat sebelumnya, melainkan pada saat itu juga ketika mereka harus
berbicara. Mereka akan berbicara tanpa persiapan, namun akan berbicara sesuai
yang diperlukan, dan mereka akan melakukannya dengan begitu baik seperti yang
tidak pernah dilakukan orang sebelumnya. Perhatikanlah, ketika Allah memanggil
kita untuk berbicara bagi-Nya, kita boleh bergantung pada-Nya untuk mengajar
kita apa yang harus kita katakan, bahkan ketika kita sedang berjuang di dalam
kemalangan dan ketawaran hati.
Kedua,
mereka diyakinkan bahwa Roh Kudus akan mengungkapkan pembelaan-pembelaan yang
harus mereka ajukan. Bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu, yang
berkata-kata di dalam kamu (ay. 20). Mereka tidak ditinggalkan sendiri pada
saat-saat seperti itu, Allah yang menanggungnya untuk mereka. Roh-Nya yang
penuh hikmat berbicara di dalam mereka, seperti halnya pemeliharaan ilahi-Nya
yang kadang-kadang berbicara secara ajaib bagi mereka, dan oleh Roh hikmat dan
pemeliharaan ilahi itu, mereka bahkan akan menyentuh hati nurani para
penganiaya mereka. Allah memberi mereka kemampuan, bukan hanya untuk berbicara
tepat seperti yang diperlukan, melainkan juga dalam apa yang mereka katakan,
mereka mengatakannya dengan semangat yang kudus. Roh yang sama yang membantu
mereka di mimbar, akan membantu mereka juga di pengadilan. Mereka pasti akan
melaluinya dengan baik, karena mereka mempunyai Pembela yang begitu hebat
seperti itu. Kepada mereka Allah berkata, seperti yang dikatakan-Nya kepada
Musa, "Pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan diam di dalam hatimu"
(Kel. 4:12). Bersambung