Sabtu, 20 Februari 2021

PERBEDAAN

Golongan Farisi, Golongan Saduki, Golongan Eseni dan

 Golongan Pengikut Yesus

Matius 16:1-4

 

Perbedaan antar golongan dan antar etnik dapat diketahui dari simbol-simbol atau cara komunikasi antar sesama dan antar orang lain. Sebagaimana komunikasi antar personal yang terjadi selama ini pada masyarakat pegunungan tengah Papua. Demikianlah perbedaan antar golongan yang terjadi pada zaman Yesus, bahwa perbedaan antar golongan itu terlihat jelas pada pergaulan antar sesama mereka bahwa:

1. Golongan FARISI

Orang Farisi adalah Suatu golongan dari para "rabi, guru atau pengajar" dan ahli Taurat yang sangat berpengaruh. Mereka berpegang pada Taurat Musa dan "adat istiadat nenek moyang" (Mat 15:2). Seluruh hukum dan peraturan mereka taati secara mutlak. Mereka adalah Golongan agama dalam bangsa Yahudi. Orang-orang Farisi sangat taat kepada hukum-hukum agama Yahudi dan peraturan-peraturan yang sudah ditambahkan pada hukum-hukum itu dari zaman ke zaman.

Mereka perjuangkan pengetahuan yang mendasar tentang Taurat dan tradisi para nenek-moyang (Misna; Talmud). Mereka menuntut penafsiran yang paling keras, terutama tentang soal-soal yang berhubungan dengan Sabat, kebersihan rituil (tahir) dan yang berkaitan dengan soal persepuluhan.

Walaupun mereka begitu serius di dalam bidang agama, sebenarnya pelaksanaan pandangan dasar mereka yang berat-sebelah, kerajinan mereka terhadap hukum yang keterlaluan, maupun ketahiran rituil membuat mereka memisahkan diri secara sombong dengan memandang rendah rakyat sambil mempertahankan sifat kelompok mereka pribadi. Sikap mereka terhadap hukum jatuh pada formalisme kosong (pemenuhan hukum secara harafiah), sehingga orang Farisi bukan lagi pembawa iman yang hidup.

Teguran yang keras Yesus terhadap orang Farisi adalah tidak menyangkut ajaran mereka, melainkan terutama menyangkut mentalitas mereka (sikap angkuh dan sikap berpura-pura) dan tingkah-laku mereka (Mat 23:13-36). Perlawanan mereka yang tidak dapat didamaikan akhirnya membuat Yesus dihukum mati (Mark 3:6).

 2. Golongan SADUKI

Golongan Orang Saduki adalah Suatu golongan pemimpin agama Yahudi, yang sebagian besar terdiri dari imam-imam. Mereka mendasarkan pengajarannya pada kelima kitab Musa dan menolak segala adat istiadat yang ditambahkan kemudian. Mereka tidak percaya kepada kebangkitan dan adanya malaikat. Terhadap kebudayaan Yunani golongan ini sangat terbuka.

Mereka mendasarkan kepercayaan mereka hanya atas kelima buku pertama dalam Perjanjian Lama (PENTATEUKH). Itu sebabnya pendirian mereka banyak berlainan dengan golongan Farisi yang percaya adanya hidup sesudah mati dan adanya malaikat. Golongan Farisi adalah golongan yang banyak anggotanya.

Mereka tidak mengakui kebangkitan dan kematian (Mark 12:18) dan berbeda pendapat dalam banyak persoalan rituil maupun yuridis dengan para Farisi. Asal mula partai mereka itu terselubung dalam kegelapan, namun sudah sejak perlawanan kelompok mereka terhadap Yonatan, yang memusatkan kekuasaan politik dan religius pada Imam Agung (153 sebelum Mas.), kelompok mereka itu sudah memperoleh bentuk tertentu. Di dalam mahkamah agama orang saduki selalu bisa mempertahankan pengaruhnya, tetapi selalu menjadi musuh orang-orang Farisi.

Orang Saduki itu di dalam Injil memang jarang disebut (Misalnya: Mat 3:7; 16:1; Mark 12:18; Luk 20:27). Meskipun demikian kekuasannya sangat mantap, sebab Imam Agung selalu diambil dari golongan mereka dan mereka lebih mudah menyesuaikan diri mereka pada bangsa Roma. Pada permulaannya mereka hampir tidak pernah mengadakan pertikaian dengan Yesus, namun demikian mereka di kemudian harinya bergabung dengan orang-orang Farisi di dalam rasa kebenciannya terhadap Yesus (Mark 12:18-27 dsj.). Orang Saduki yang bernama Kayafas akhirnya memutuskan hukuman mati. Setelah tahun 70 sesudah Masehi.

 3. Golongan Eseni

Orang Eseni adalah sebuah mazhab Yahudi dengan kecenderungan melakukan askese secara keras. Kata Eseni itu (: barangkali berasal dari bahasa Aram) berarti: "orang-orang saleh". Menurut kesaksian Filo dari Aleksandria dan Flavius Yosefus, dapatlah dipastikan kegiatan mereka pada waktu di antara tahun 150 sebelum Mas. (di bawah pimpinan Yonatan dari Makabe) dan tahun 70 ses. Mas.

Mereka hidup terutama di dekat En-Gedi, tidak jauh dari Laut mati. Hidup mereka menggunakan bentuk semacam persekutuan hidup biara. Mereka taat pada seorang pemimpin yang mereka pilih sendiri. Aliran mereka ini mempunyai mempunyai ciri yang khas karena hidup selibat, meninggalkan harta-milik maupun perdagangan, melakukan pertanian, mempertahankan perintah Sabat dengan keras, mengadakan pembersihan-pembersihan rituil, novisiat dan merahasiakan beberapa ajaran terhadap orang luaran. Aliran mereka ini menolak ibadat kenisah dan tidak melakukan persembahan kurban binatang. Meski unsur-unsur utama dari ajaran mereka itu Yahudi, namun nampaknya dicampuri dengan pengaruh-pengaruh asing (: Parsisme, Neopitagorisme?). Dengan dasar alasan yang kuat, para ahli berpendapat, bahwa Jemaat Kumran bergantung pada gerakan

 4. Golongan PENGIKUT YESUS

Pengikut Yesus rata-rata adalah orang-orang yang tidak mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan golongan Orang Farisi, orang Saduki dan golongan Eseni. Mereka semuanya berasal dari masyarakat biasa yaitu dari golongan petani, neyalan dan pengemis yang dianggap orang Farisi atau Saduki sebagai rakyat jelata yang tidak ada artinya.

Dari latarbelakang kehidupan murid-murid-Nya yang tidak berpendidikan itu membuat Yesus seringkali mengulang maksud pengajaran-Nya kepada murid-murid-Nya.  Oleh sebab itulah murid-murid-Nya  sering kali sulit mengerti kata-katan Yesus, Misalnya dalam Injil Matius 16:7 repos murid-murid-Nya berbeda dengan maksud pengajaran Yesus, yang mana dikaitkan dengan makanan.

            Pelajaran apa yang kita dapatkan dari ketiga golongan ini ?

Sifat EKSKLUSIVISME/ EKSKLUSIV

Klaim eksklusiv merupakan suatu tanda kesombongan yang mendatangkan murka Tuhan, sebab sifat itu menunjukkan diri yang paling benar dari yang lain. Karena itulah Yesus menentang sifat kesombongan mereka. Yesus tidak menentang PENGAJARAN MEREKA tetapi Yesus menentang SIFAT Mereka yang sombong terhadap masyarakat kecil dan menganggap diri mereka yang paling suci dan paling benar.

Eksklusivisme adalah salah satu cara pandang suatu agama terhadap agama-agama yang berbeda dari agama tersebut. Pendekatan eksklusivisme merupakan salah satu pendekatan di dalam studi teologi agama-agama. Pendekatan eksklusivisme menyatakan bahwa agama Kristen merupakan satu-satunya jalan keselamatan.

Quraish Shibab mengatakan “malapetaka dapat terjadi bukan saja karena umat beragama tidak memahami agama orang lain, tetapi juga karena ketidakmampuan untuk mengerti agamanya sendiri. Jika setiap pemeluk agama yang berbeda-beda itu didorong untuk menyusun kerangka teologis menurut kacamata agamanya, setidaknya mereka didesak untuk menggali dari agamanya sendiri nilai-nilai positif yang mendukung bahkan menggiatkan hubungan-hubungan antar penganut agama-agama yang berbeda-beda itu, sehingga sedapat mungkin konflik-konflik yang tidak perlu dapat dihindarkan”

Eksklusiv adalah tanda KESOMBONGAN. MERASA DIRI PALING BENAR,kepura puraan dan munafik

 Jika demikian apa yang harus kita lakukan ?

1. Merendakan diri dan mencari Tuhan,

(teladan Perwira dari Kapernaum) Matius 8:5-13

Merendahkan diri identik  dengan "kita sedang ada di rumah orang lain". Apa yang harus kita lakukan, ketiga berada di rumah orang lain ? Setidak-tidaknya mengerjakan apa yang harus dikerjakan supaya mereka senang. Harusnya kita sadar bahwa sedang menikmati berkat kebaikan tuhan, sehingga tidak ada alasan untuk membanggakan diri tetapi berusaha untuk menyenangkan dia dalam segala hal yang dia berikan. Semua bersumber dari dia, Roma 11:36, dan harus kita, 1 tesalonika 5:18 bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita adalah dalam rencana dan kehendak-Nya.

Apa yang terjadi akhir-akhir ini adalah bagian dari rencana Tuhan untuk mendewasakan iman kita. Untuk mengajar kita agar taat dalam beribdah, taat dalam melakukan tugas sebagai anak tanpa mempertakan mengapa semua ini terjadi. Segala keputusan Tuhan bagian dari kebaikan bagi kita untuk belajar mengucap syukur dan memuliahkan dia dalam segala hal.

 2. Mengikut Tuhan  dengan ketulusan, dan kerinduan Matius 15:21-28 (perempuan Kanaan)

 Mengikut Tuhan tidak untuk memaksa Tuhan apalagi mencobai Tuhan, Matius 4:7, Ulangan 8:2, Lukas 4:12, Kisah para Rasul 5:9 dan 1Korintus 10:9.  Mengikut Tuhan sebabai tanda pertobatan dan keseriusan untuk melaksanakan segala ketentuan dan perintah-nya, Yohanes 14:15.

Mengikut Tuhan juga sebagai bukti kasih sayang sehingga apapun perintah-nya dilaksanakan atas dasar kasih kepada Allah sebagai Tuhan atas segala TUHAN, termasuk melaksanakan pelayanan sebagai bukti pengabdian kita,Kolose 3.23. Jadi mengikut Tuhan adalah bukti kasih sayang kepada tuhan sehingga apapun yang terjadi dalam hidup ini adalah bagian dari proses pendewasaan Iman. Kalau talenta dilatih dalam kesunyian hidup, sementara IMAN harus di LATIH dalam badai-badai kehidupan.

 3. Melakukan yang Tuhan perintahkan (Janji Penghiburan dari Tuhan) Yohanes 14:15-31

Perintah-Nya adalah jikalau kamu mengasihi AKU maka kamu akan menuruti segala pentintahku. Bapak ibu saudara mari kita praktekkan kuasa yang Tuhan berikan kepada kita dalam hal melakukan perintah-Nya. Sebabaimana dikatakan bahwa setiap oranh yang menerima-Nya diberinya kuasa, Yohanes 1:12. Jadi tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa saya tidak mempunyai kuasa, sekarang tergantung pada kita untuk mempraktekkan segala karunia yang tuhan kasih, sebagai pengajar, sebagai  pelayan, dan apa saja yang Tuhan percayakan lakukan itu dengan ketulusan sehingga dapat penyertaan Tuhan.

 Dampaknya adalah kita akan menikmati segala yang dijanji oleh Tuhan yaitu

1.    Keluarga kita diberkati, 2 Samuel 7:1-17 (2 Samuel 7:12)

Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.

 2.    Ladang dan LUMBUNG kita diberkati Ulangan 28:1-14

 Ulangan 28:3-6 (TB) 3 Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. 4 Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu.5 Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. 6 Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.

 3.    Hidup kita diberkati Ulangan 30:11-20

 Ulangan 30:16

karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya.

 Kesimpulannya

1. Datanglah kepada Tuhan dengan hati yang rindu akan Tuhan dan berlutut dihadapan-Nya maka Tuhan akan memberkati dan menguasai hidup kita,

2. Jaukan segala kesombongan dan kebanggaan diri atas segala hal supaya Tuhan jangan membuang kita dari hadapan-Nya,

3. Mendekatlah kepada-Nya dengan ketaatan agar kita dilayakkan untuk masuk dalam rencana dan kehendak-Nya.

 

Wamena, 21 Februari 2021

Pdm.Yoel Giban, S.Th, M.Pd.K

Statistik Pengunjung