Senin, 21 September 2020

MENGHADAPI BENCANA ALAM

Menghadapi Bencana Alam
Mazmur 107:33-43

Apakah bencana alam terjadi karena Tuhan ingin menghukum manusia? Ayat-ayat yang kita baca hari ini menunjukkan bahwa Allah yang menjadi "penyebab" bencana alam tersebut. Sungai-sungai menjadi kering, sumber air berhenti mengeluarkan air sehingga tanah menjadi gersang, berbagai mineral dalam tanah menjadi rusak dan tidak dapat ditanami lagi. Hal itu terjadi karena Tuhan menghukum orang-orang jahat yang tinggal di daerah itu (33-34).

Sebaliknya, Ia juga mencurahkan berkat. Padang gurun dibuat-Nya menjadi kolam dan tanah kering memancarkan air. Di sana Ia menempatkan orang-orang yang lapar untuk mendirikan kota, menanam di ladang, dan menghasilkan buah di kebun anggur (35-37). Jelas, bersama Allah tanah yang tandus bisa menjadi subur dan makmur.

Allah itu adil. Dia menghukum orang jahat dan mencurahkan berkat kepada orang benar. Orang yang diberkati bertambah jumlahnya dan hewannya tidak berkurang (38).

Kembali kepada pertanyaan awal: benarkah bencana alam merupakan hukuman Tuhan atas kejahatan manusia? Ada tiga jawaban yang bisa kita lihat. Pertama, bencana alam terjadi karena Tuhan menghukum perbuatan jahat manusia, seperti peristiwa Sodom dan Gomora. Kedua, bencana alam terjadi karena kesalahan manusia sendiri. Manusia membabat hutan sehingga tidak ada lagi pepohonan untuk menahan air. Akibatnya, banjir melanda. Ketiga, bencana alam terjadi secara natural, misalnya karena letusan gunung berapi; dan hal ini dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan.

Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah kita perlu mengevaluasi pikiran dan tindakan kita, apakah perbuatan kita lebih mementingkan keserakahan atau melihat diri sendiri sebagai utusan Allah yang bertanggung jawab atas kelestarian alam. Karena itu, bertobatlah! Kita harus bertobat sebab bisa jadi bencana itu merupakan peringatan Tuhan. Dan, apabila kita bukan orang yang terdampak langsung, kita wajib menolong korban bencana tersebut. [RMS]

Statistik Pengunjung