Mazmur 37: Intro
Mazmur ini merupakan sebuah khotbah, sungguh sebuah khotbah yang luar biasa bermanfaat, yang tidak dimaksudkan untuk dipakai sebagai bahan saat teduh kita (sebagaimana kebanyakan mazmur lainnya), melainkan untuk perilaku kita. Di dalam mazmur ini tidak ada doa atau pujian, yang ada hanya pengarahan. Mazmur ini adalah sebuah Maschil– mazmur pengajaran.
Mazmur ini menguraikan dan menjelaskan beberapa pokok bahasan tersulit yang ada dalam Buku Sang Pemelihara, yaitu tentang keberhasilan orang jahat dan aib orang benar, pemecahan masalah atas kesukaran-kesukaran yang ditimbulkan karena semua itu, serta himbauan bagaimana kita harus bersikap di dalam keadaan yang suram tersebut. Pekerjaan para nabi (dan Daud adalah salah satu dari mereka) adalah untuk menjelaskan hukum Taurat. Hukum Taurat Musa telah menjanjikan berkat-berkat fana bagi orang-orang yang menaatinya, dan mengumumkan kesengsaraan fana yang akan menimpa orang-orang yang tidak taat. Kedua hal ini pada dasarnya ditujukan kepada kumpulan manusia secara keseluruhan, kepada seluruh bangsa sebagai suatu bangsa, dan bukan kepada orang per orang. Sebab, ketika diterapkan secara orang per orang, maka yang terlihat justru adanya banyak contoh di mana para pendosa sejahtera dan orang-orang kudus sengsara.
Tujuan sang nabi dalam menuliskan mazmur ini adalah untuk menjembatani kesenjangan di antara contoh-contoh tersebut dengan firman yang telah diucapkan Allah.
Di dalam mazmur ini,
I. Dia melarang kita untuk merasa iri terhadap kemakmuran orang-orang jahat di dalam jalan mereka yang jahat (ay. 1, 7-8).
II. Dia mengemukakan alasan yang sangat baik mengapa kita tidak boleh merasa iri karenanya.
1. Oleh sebab perangai buruk orang-orang jahat (ay. 12, 14, 21, 32), sekalipun mereka itu makmur, dan juga oleh karena perangai mulia orang-orang benar (ay. 21, 26, 30-31).
2. Oleh karena kebinasaan yang akan segera menimpa orang jahat (ay. 2, 9-10, 20, 35-36, 38) dan keselamatan serta perlindungan yang pasti akan menaungi orang benar dari segala rencana busuk orang-orang jahat (ay. 13, 15, 17, 28, 33, 39-40).
3. Oleh karena belas kasihan yang disediakan Allah secara khusus bagi semua orang benar dan kebaikan yang ditunjukkan-Nya bagi mereka (ay. 11, 16, 18-19, 22-25, 28-29, 37).
III. Dia menuliskan resep obat yang manjur untuk melawan dosa iri hati terhadap keberhasilan orang jahat, dan memberi dorongan kuat untuk memanfaatkan obat penawar tersebut (ay. 3-6, 27, 34)
Saat menyanyikan mazmur ini, kita harus mengajar dan memperingatkan satu sama lain dengan cara yang benar bagaimana kita memahami pemeliharaan Allah dan menyesuaikan diri kita dengan pemeliharaan-Nya itu. Selain itu pula, kita perlu melaksanakan kewajiban kita di setiap waktu dan dengan sabar menyerahkan segala keadaan kepada Allah. Kita juga harus percaya bahwa betapa pun runyamnya keadaan saat ini, semuanya pasti “akan menjadi baik bagi orang-orang yang takut akan Allah, yang takut di hadapan-Nya.” [Sumber: Mathew Henry]