Jumat, 03 April 2020

Dampak Covid 19 bagi Iman Kristen

Akhir-akhir ini Covid -19 benar-benar menjadi momok yang sangat menakutkan bagi siapa saja, tanpa memandang agama suku dan budaya. Hal itu dapat terlihat dari semua media baik televisi, media elektronik bahkan sampai kepada media sosial membicarakan tentang "COVID-19". 
                   Yoel Giban, M.Pd.K

Bukan tanpa alasan bukti-bukti menunjukkan bahwa virus Corona berhasil mengisolasi seluruh segi kehidupan masyarakat, secara fisikis dan bahkan sampai kepada spiritualitas masyarakat.

Akibatnya adalah gereja terpaksa harus di tutup dan semua kegiatan peribadatan diliburkan, dalam pengawasan pemerintah. Satu hal yang sangat bertentangan dengan iman Kristen.  

Dalam tinjauan terminologis bahwa Iman merupakan salah satu konsepsi penting dalam seluruh kitab suci. Susunan tata bahasa khas untuk iman yg menyelamatkan, ialah kata kerja pisteuo dalam PB yang disusuli kata eis. Arti harfiahnya ialah percaya 'ke dalam'. Maksudnya ialah iman yang mengeluarkan seseorang dari dirinya sendiri, dan menaruh dirinya di dalam Kristus (ungkapan yang sering dipakai Paulus mengenai orang Kristen yaitu'di dalam Kristus'). Pengalaman ini dapat juga disebut 'kesatuan dengan Kristus melalui iman'. Maksudnya bukan melulu iman dalam arti persetujuan intelektualis, tapi iman yang melaluinya orang percaya berpaut pada Juruselamat-nya dengan segenap hatinya. Orang percaya dalam pengertian ini tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalam dia (Yoh 15:4). Iman tidak berarti menerima hal-hal tertentu sebagai benar, tapi menyerahkan diri (mengandalkan diri) kepada suatu diri, yaitu diri Kristus.

Di mana-mana iman dituntut dan keutamaannya ditekankan. Iman membuang segala kepercayaan pada sumber-sumber kekuatan sendiri. Iman berarti pasrah menyerahkan diri sendiri tanpa syarat kepada Allah. Iman berarti memegang teguh kepada janji Allah di dalam Kristus dengan memautkan seluruh kepercayaan kepada karya Kristus yang genap seutuhnya demi keselamatan, dan kepada kekuasaan Roh Kudus demi kekuatan sehari-hari. Iman mencakup kepercayaan yang utuh dan ketaatan mutlak kepada Allah.

Numun Gereja mempunyai tafsiran lain terkait dengan iman. Gereja harus di liburkan semua orang mengamankan diri dengan mengatakan bahwa datangnya Covig 19 adalah kehendak Tuhan supaya keluarga bersatu dan ada kesempatan berdoa bersama dalam keluarga dan sebagaimana. Pendengarannya sangat rohani dan baik supaya ada Mesbah doa dalam keluarga tetapi apakah itu merupakan kehendak Tuhan? Siapa yang menjawabnya,?

Memang selama ini dalam keluarga tidak ada Mesbah doa ? Apakah selama ini hanya sibuk kerja dan tidak berdoa ? 

Disini terbukti bahwa ternyata semua orang percaya sesunggunya takut akan kematian dan itu fakta takterbatahkan. Harus mengarisbawahi bahwa Kematian itu adalah HUKUMAN TUHAN dan harus dijalani oleh siapapun orangnya entah kecil besar tua dan mudah jalan kematian sebagai akhir kehidupan setiap orang pada waktunya sesuai jadwalnya Tuhan. Tidak ada kematian tanpa jadwal dan tanpa rencana Tuhan. Semua kematian datang dengan segala cara dalam rencana dan waktu Tuhan sehingga kematian setiap orang tidak kebetulan. 

Pertanyaan saya dimana Iman kita ? Apakah Covid -19 adalah kutukan Tuhan ?

Sampai hari ini semua orang berbicara hanya spekulasi dan banyak hamba Tuhan tampil sebagai hakim untuk menyatakan kebenaran mereka masing- masing dari persembunyiannya. Sangat di sayangkan ternyata kualitas iman kita tidak sampai harapan Tuhan. Kita tidak dapat menguji iman kita dengan badai kehidupan, kita hanya bisa menguji iman dengan angin sepoi-sepoi.

Kita hanyalah omong kosong dan hanya cari sensasi di hadapan Tuhan tetapi percayalah "TUHAN MENGETAHUI HATIMU YANG PALING DALAM"  jika Tuhan berkehendak untuk orang percaya kembali kepada panggkuan BAPA di surga dengan kematian melalui Covid 19  jalani dan nikmati saja jangan mempersalahkan orang lain bahkan mengatakan ini kutukan Tuhan. Siapakah kita sehingga berkata ini kutukan Tuhan ? 

Pesan akhir
Jangan pernah Kawatir tetang apapun yang sedang terjadi dalam hidupmu akhir-akhir ini. Percaya kepada Tuhan adalah pilihan terbaik dan bukti yang akurat 
bahwa kita mengandalkan Tuhan. Tuhan sedang menguji kemurnian iman kita, dan ini sebenarnya belum apa-apa. Penderitaan dan ujian yang sebenarnya akan datang pada waktu yang telah ditetapkan Tuhan. Karena itu Alkitab mengajarkan kepada kita "Yosua 1:9 (TB)  Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi."  Amin [YGM]

FB group
#RH Lilin Kecil
#Santapan Harian Kristen
 

Statistik Pengunjung