Minggu, 29 Maret 2020

Perjamuan Kudus

Perjamuan Kudus
Lukas 22:14-23

Makan bersama kerap menjadi momen untuk memperingati peristiwa penting, salah satunya adalah perpisahan. Sebelum berpisah, biasanya, kita akan berkumpul bersama dengan orang terkasih. Tentu saja, acara utama pertemuan itu bukan untuk makan semata. Kesempatan itu biasanya kita pakai untuk berbicara dari hati ke hati bersama handai tolan sebelum momen perpisahan tiba.

Yesus pun melakukan hal serupa sebelum disalib dan "berpisah" dengan murid-murid-Nya. Ia menggunakan perjamuan makan Paskah terakhir untuk mencurahkan isi hati-Nya. Pada momen ini, Yesus memberi tahu mereka bahwa saat-saat penderitaan-Nya sebagai Anak Manusia akan segera tiba.

Yesus tidak menjadikan momen makan Paskah terakhir itu sebagai acara perpisahan belaka. Di situ, Ia menyelipkan sebuah pengajaran penting, bukan hanya kepada murid-murid-Nya saat itu, tetapi bagi setiap orang percaya di sepanjang zaman. Yesus berpesan agar perjamuan Paskah terus dilakukan untuk memperingati penderitaan-Nya. Roti melambangkan tubuh Kristus dan anggur adalah darah-Nya yang tertumpah bagi isi dunia.

Anak Manusia harus menderita agar menggenapi rancangan karya keselamatan Bapa. Perjamuan Kudus adalah momen bagi orang percaya untuk mengingat karya itu. Selain itu, Perjamuan Kudus juga menjadi momen bagi kita untuk mengingat janji kedatangan-Nya kembali. Saat itu, kita akan seperjamuan makan dengan-Nya.

Perjamuan Kudus memang momen penting bagi orang percaya. Sebab dalam ritual singkat itu, tersirat inti ajaran kekristenan, yaitu karya keselamatan dan janji kedatangan-Nya kembali. Dengan mengingat semua itu, seharusnya kita tetap hidup dalam kebenaran Allah. Oleh karena itu, mari kita menjalani kehidupan yang beriman kepada Kristus dengan terus mengingat pengorbanan dan karya keselamatan-Nya di setiap aspek kehidupan kita, dan tetap setia kepada-Nya selama menantikan kedatangan-Nya kembali. [YGM]

Statistik Pengunjung