Siapa yang benar-benar mengenal kita? oleh Andreas Nataatmadja
TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh." Mazmur 139: 1 - 2
Melihat pergaulan antar muda-mudi di Indonesia pada zaman sekarang, kita tentu bisa menyadari bahwa ada banyak hal yang berbeda dengan apa yang terjadi pada zaman-zaman yang silam. Menurut cerita kakek-nenek, pergaulan muda-mudi di zaman dulu tidaklah sebebas sekarang. Mereka yang dapat mencapai pendidikan tinggi mungkin mempunyai kesempatan untuk berkenalan dan berpacaran, tetapi banyak orang lain mendapatkan jodohnya lewat bantuan mak comblang. Karena tidak adanya kesempatan untuk mengenal calon pasangannya, orang tentunya harus mau bekerja keras untuk mengerti jalan pikiran dan sifat pasangannya melalui hidup dan pengalaman sehari-hari sesudah menikah.
Di zaman modern ini, sepasang muda-mudi setidaknya mungkin berpacaran selama setahun sebelum menikah. Diharapkan bahwa selama itu masing-masing pihak akan bisa mengerti sifat dari yang lain. Walaupun demikian, sungguh mengherankan bahwa angka perceraian di zaman ini justru sangat tinggi. Kebebasan dan kesempatan bagi muda-mudi untuk bisa saling mengenal ternyata belum tentu bisa membuat mereka menjadi sehati dalam perkawinan mereka. Apa yang diharapkan sebagai jangka waktu yang cukup untuk membuat mereka sehati dan sepikiran ternyata sering tidak menjamin kelanggengan hubungan mereka. Dalm hal ini, perceraian seringkali terjadi karena satu pihak merasa tidak puas atau tidak senang dengan perlakuan atau tindak tanduk yang lain. Orang yang dulunya terasa paling bisa mengerti perasaan pasangannya, ternyata bukanlah seperti yang diharapkan.
Hidup manusia di zaman modern memang bisa terasa sepi dan hampa karena jarang orang yang bisa memahami diri kita. Dalam keadaan suka, memang ada banyak teman di sekitar kita yang bisa ajak untuk menikmati apa saja. Tetapi jika kita berada dalam kesukaran, sulitlah bagi kita untuk mendapatkan orang yang benar-benar bisa kita sandari. Orang yang terdekat, seperti orangtua, suami, istri dan anak pun ternyata terbatas kemampuannya dalam hal menolong kita. Mereka seringkali tidak dapat mengerti perasaan dan keluh kesah kita. Inilah yang bisa membuat kita merasa sedih dan merana; tetapi itu semua terjadi karena kita menaruh harapan kepada manusia dan bukannya Tuhan.
Pemazmur di atas menyatakan bahwa Tuhan menyelidiki dan mengenalnya; Tuhan tahu kalau ia duduk atau berdiri, dan Ia mengerti pikirannya dari jauh. Tuhan mahatahu, dan lebih dari itu Ia peduli atas keadaan umatNya. He cares. Tuhan bukanlah Oknum yang baru mau memandang umatNya jika mereka mempersembahkan sesuatu yang berharga kepadaNya. Tuhan tidak membutuhkan apa-apa dari manusia. Tuhan juga bukan Tuhan yang hanya mengasihi orang yang selalu taat kepadaNya. Sebaliknya, Tuhan adalah Tuhan yang mahakasih yang sudah memberikan seorang Juruselamat kepada manusia, agar mereka yang percaya kepadaNya bisa menerima keselamatan. Tuhan bisa melihat apa yang kita lakukan, dan Ia mengerti apa yang terjadi dalam hidup kita. Tuhan jugalah yang selalu berusaha untuk membimbing seluruh umatNya ke arah yang benar.
Saat ini, adakah kesedihan dalam hati anda karena anda seorang diri berjuang dalam hidup? Adakah perasaan bahwa tidakada seorang pun yang mengerti keadaan dan masalah anda? Firman Tuhan berkata bahwa jika manusia tidak dapat mengerti jalan pikiran anda, Tuhanlah yang bisa melihat apa yang anda pikirkan dan kuatirkan. Ia yang mahakuasa selalu mau menyelidiki dan mengenal siapa anda. Ialah yang bisa menolong anda, mengampuni anda dan mengembalikan anda ke jalan yang benar, agar anda bisa hidup berbahagia didalam Dia.
"Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" Mazmur 139: 23 - 24