Kamis, 21 November 2019

DOA BERKAT DARI PAULUS

Teks: Filipi 1:1-2 (TB)  Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken.Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.

======================

Rasul Paulus memulai pasal ini dengan pesan pembukaan dan doa berkat (ay. 1-2). Ia mengucap syukur atas orang-orang kudus di Filipi (ay. 3-6). Ia menyatakan kasih sayang dan kepeduliannya yang besar atas kesejahteraan rohani mereka (ay. 7-8). Ia berdoa bagi mereka (ay. 9-11). Kepeduliannya supaya mereka jangan sampai merasa gusar atas penderitaannya (ay. 12-20). Kesiapannya untuk mempermuliakan Kristus melalui kehidupan dan kematiannya (ay. 21-26), dan kemudian ia menutup pasal ini dengan nasihat ganda supaya mereka tetap teguh (ay. 27-30).

Doa Berkat Kerasulan (1:1-2)

Di sini kita dapati kata pembukaan dan doa berkat. Amatilah,

I. Orang-orang yang menulis surat kerasulan ini, yaitu Paulus dan Timotius.

Walaupun Paulus sendiri yang memperoleh pewahyuan ilahi, ia mengikutsertakan Timotius bersamanya, untuk menunjukkan kerendahan hatinya dan memberikan kehormatan kepada Timotius. Mereka yang sudah berusia lanjut, kuat, dan terkenal, harus menaruh rasa hormat serta mendukung nama baik orang-orang yang lebih muda dan lebih lemah, serta yang kurang dikenal. Hamba-hamba Kristus Yesus, tidak saja dalam hubungan secara umum dengan Kristus sebagai murid-murid-Nya, tetapi juga dalam pekerjaan pelayanan yang bersifat khusus, yaitu sebagai seorang rasul dan pemberita Injil. Amatilah, kehormatan tertinggi dari seorang rasul terbesar dan pelayan-pelayan Tuhan yang paling terkenal adalah menjadi hamba-hamba Yesus Kristus. Bukan menjadi tuan-tuan atas jemaat, melainkan menjadi hamba-hamba Kristus. Amatilah,

II. Orang-orang yang menjadi tujuan surat itu.

1. Kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi. Rasul Paulus menyebutkan jemaat terlebih dahulu daripada para pelayan jemaat, sebab para pelayan itu ada untuk kepentingan jemaat, demi kemajuan dan manfaat rohaniah mereka. Bukan jemaat untuk para pelayan gereja, untuk keagungan mereka, kekuasaan mereka, dan kekayaan mereka. Bukan karena kami mau memerintahkan apa yang harus kamu percayai.... Sebaliknya, kami mau turut bekerja untuk sukacitamu (2Kor. 1:24). Mereka ini bukan saja hamba-hamba Kristus, melainkan juga hamba-hamba jemaat untuk kepentingan-Nya. Dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus (2Kor. 4:5). Perhatikanlah, orang-orang Kristen di sini disebut sebagai orang-orang kudus, dipisahkan untuk Allah, atau dikuduskan oleh Roh-Nya, baik melalui pengakuan yang dapat disaksikan oleh orang lain maupun melalui kekudusan mereka yang sebenarnya. Dan mereka yang sungguh-sungguh tidak kudus di bumi ini, tidak akan menjadi orang kudus di sorga. Amatilah, surat ini ditujukan kepada semua orang kudus, kepada yang satu dan juga kepada yang lain, bahkan kepada yang paling hina, yang paling miskin, dan mereka yang memiliki karunia paling sedikit. Kristus tidak pernah membeda-bedakan orang, yang kaya dan miskin, semuanya bertemu bersama-sama di dalam Dia. Itulah sebabnya mengapa para pelayan Tuhan tidak boleh membeda-bedakan orang ketika menunjukkan kepedulian dan keramahan mereka. Saudara-saudaraku ... janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka (Yak. 2:1). Semua orang kudus di dalam Kristus Yesus. Orang-orang kudus diterima hanya karena keberadaan mereka di dalam Kristus Yesus, atau sebab mereka adalah orang-orang Kristen. Di luar Kristus, orang-orang kudus yang terbaik pun akan tampil sebagai orang-orang berdosa, dan tidak sanggup berdiri di hadapan Allah.

2. Surat ini juga ditujukan kepada para pelayan Tuhan, atau para pejabat jemaat, para penilik jemaat dan diaken. Pertama-tama para penilik jemaat atau penatua, yang jabatannya adalah mengajar dan mengatur, dan kemudian para diaken, atau penilik atas orang-orang miskin, yang bertugas menangani urusan-urusan di luar rumah Allah, misalnya: tempat, perabotan, kebutuhan hidup para pelayan Tuhan, serta santunan untuk orang miskin. Semua ini adalah jabatan-jabatan yang kemudian dikenal ada di dalam jemaat, jabatan yang berasal dari penetapan ilahi. Di dalam pengarahannya melalui sebuah surat kerasulan kepada salah satu jemaat, Rasul Paulus hanya menyebut dua jabatan saja, yaitu penilik dan diaken. Dan siapa pun juga akan menganggap bahwa ciri dan gelar yang sama, persyaratan yang sama, pelaksanaan tugas jabatan yang sama, kehormatan dan rasa hormat yang sama, yang di mana-mana dianggap berasal dari seluruh Perjanjian Baru, bagi mereka yang disebut sebagai penilik dan penatua (seperti yang diperbolehkan oleh Dr. Hammond, [seorang cendekiawan Inggris abad ketujuh belas – pen.], dan orang-orang terpelajar lainnya), akan merasa kesulitan untuk menjadikan gelar-gelar itu sebagai jabatan yang berbeda atau sebagai golongan pelayanan yang berbeda di dalam zaman Alkitab.

III. Inilah doa berkat kerasulan itu: Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu (ay. 2). 

Ini adalah doa yang sama, hampir sama kata demi kata, di semua surat kerasulan, untuk mengajarkan kepada kita supaya jangan merasa malu dengan bentuk tutur sapa, walaupun kita tidak terikat pada bentuk itu, khususnya bentuk yang tidak ada di Alkitab. Satu-satunya bentuk yang ada di dalam Perjanjian Lama adalah doa berkat (Bil. 6:23-26), Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka, TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Begitu jugalah di dalam Perjanjian Baru, kebaikan yang diharapkan dari doa berkat itu adalah kebaikan rohaniah, kasih karunia dan damai sejahtera, yaitu kebaikan dan kehendak baik dari Allah, serta segala buah dan hasil yang melimpah darinya, dan semua itu datang dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, bersama-sama datang dari kedua Pribadi itu, meskipun dengan cara yang berbeda. Perhatikan baik-baik,

1. Tidak ada damai sejahtera tanpa kasih karunia. Kedamaian batin berasal dari kesadaran akan kebaikan ilahi.

2. Tidak ada kasih karunia dan damai sejahtera selain yang berasal dari Allah, Bapa kita, sumber dan asal usul dari semua berkat, Bapa segala terang, yang dari-Nya diturunkan setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna (Yak. 1:17).

3. Tidak ada kasih karunia dan damai sejahtera yang datang secara langsung dari Allah, Bapa kita, selain di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus. Kristus, sebagai Pengantara, menjadi saluran untuk menyampaikan semua berkat-berkat rohaniah kepada jemaat, dan menyalurkannya kepada semua anggota jemaat. Amin

Statistik Pengunjung