Minggu, 03 November 2019

YESUS MEREDAKAN ANGIN RIBUT

Teks. Matius 8:23-27 (TB)  Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya.Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"

YESUS sebelumnya menyuruh murid-murid-Nya (ay. 18), supaya bertolak ke seberang danau Tiberias, ke negeri orang Gadara, yang terletak di bagian timur dari sungai Yordan. Ke sana Yesus pergi untuk menyelamatkan seorang yang kerasukan satu legion setan, sekalipun Ia sudah mengetahui sebelumnya bagaimana Ia akan ditolak di sana.

Ia memilih pergi melalui jalan air. Walaupun tidak terlalu sulit bagi-Nya untuk pergi melalui jalan darat, Ia memilih menyeberang danau, supaya bisa mendapat kesempatan untuk menunjukkan bahwa Ia adalah Allah atas laut seperti juga Allah atas daratan, dan untuk memperlihatkan bahwa bagi-Nyalah segala kuasa baik di sorga maupun di bumi. Ini merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang yang berlayar dengan kapal laut, yang sering kali terancam bahaya di sana. Dengan merenungkan hal ini, mereka boleh percaya bahwa mereka mempunyai Juruselamat yang kepada-Nya mereka bisa berdoa, karena Ia tahu bagaimana rasanya berada di tengah laut dan menghadapi badai di sana. Tetapi perhatikanlah, ketika Ia pergi ke laut, Ia tidak dilayani dengan kapal pesiar atau kapal mewah untuk bersenang-senang, melainkan menggunakan kapal penangkap ikan milik murid-murid-Nya; begitu buruknya pelayanan yang Ia terima dalam segala hal.

Kedua belas murid-Nya tetap dekat kepada-Nya, sementara orang-orang lainnya tetap tinggal di darat, tempat mereka bisa berpijak dengan pasti. Perhatikanlah, murid-murid Yesus yang sejati adalah mereka, dan hanya mereka, yang mau pergi berlayar ke laut bersama-Nya dan mengikuti-Nya ke tempat-tempat yang penuh dengan bahaya dan rintangan. Banyak orang yang merasa puas untuk pergi ke sorga melalui jalan darat saja, karena keadaannya tenang-tenang saja, dan ada juga yang memilih pulang, daripada pergi mengarungi laut yang ganas. Akan tetapi, siapa yang mau beristirahat bersama Yesus, ia harus mengikuti-Nya sekarang ini kemana pun Dia membawa mereka, entah itu ke kapal, ke penjara, atau ke istana. 

I. Bahaya dan kebingungan murid-murid dalam perjalanan ini. Dalam hal ini benarlah apa yang baru saja dikatakan Yesus, yaitu bahwa orang yang mau mengikuti-Nya harus tahu bahwa mereka akan menjumpai berbagai kesulitan (ay. 20).

Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut (ay. 24). Yesus bisa saja mencegah datangnya angin ribut ini atau menyuruh mereka melalui jalan lain yang tenang, tetapi dengan begitu Ia tidak akan mempunyai kesempatan untuk memperlihatkan kemuliaan-Nya dan untuk meneguhkan iman mereka seperti yang bisa Ia lakukan. Angin ribut ini ada untuk kepentingan mereka sendiri, seperti dikatakan dalam Yohanes 11:15. Orang berharap bahwa dengan adanya Yesus bersama mereka, maka angin ribut yang mereka hadapi tidaklah membahayakan, tetapi justru sebaliknya, Yesus hendak menunjukkan bahwa orang yang sedang berlayar bersama-Nya melewati lautan dunia ini menuju ke seberang harus berharap akan menjumpai badai di tengah jalan. Gereja dilanggar angin badai (Yes. 54:11); hanya dunia atas yang menikmati ketenangan abadi, dunia bawah ini akan terus selalu diganggu dan mengganggu.

Yesus Kristus tidur di tengah angin ribut ini. Sebelumnya kita tidak pernah membaca bahwa Yesus sedang tidur selain pada saat ini; Ia sering kali terjaga dan terus berdoa sepanjang malam kepada Allah. Ini adalah tidur yang bukan untuk mencari keamanan, seperti Yunus yang tidur nyenyak di tengah badai besar, melainkan karena rasa tenteram yang kudus dan rasa bergantung sepenuhnya pada Bapa-Nya. Ia tidur untuk menunjukkan bahwa Ia benar-benar dan sungguh-sungguh manusia dan tidak luput dari kelemahan-kelemahan sifat manusia seperti kita, tetapi yang bukan merupakan dosa. Pekerjaan-Nya membuat-Nya lelah dan mengantuk, dan Ia tidak mempunyai kesalahan atau ketakutan di dalam diri-Nya yang bisa mengganggu istirahat-Nya. Orang yang bisa membaringkan kepala mereka di atas bantal dengan hati nurani yang bersih dapat tidur dengan tenteram dan nyenyak di tengah badai (Mzm. 4:9), seperti Petrus (Kis. 12:6). Yesus tidur pada saat ini untuk menguji iman para murid-Nya, apakah mereka masih bisa mempercayai-Nya atau tidak ketika Ia tampak tidak peduli terhadap mereka. Ia tidur bukan terutama supaya tubuhnya bisa segar kembali, melainkan terlebih dengan sengaja supaya Ia dibangunkan.

Murid-murid yang malang ini, meskipun sudah terbiasa dengan laut, ketakutan setengah mati, dan dalam ketakutan mereka datang kepada Guru mereka (ay. 25). Ke mana lagi mereka harus pergi? Beruntunglah mereka bahwa Kristus ada di dekat situ. Mereka membangunkan-Nya sambil memohon, "Tuhan, tolonglah, kita binasa." Perhatikanlah, orang yang mau belajar berdoa harus pergi berlayar ke laut. Kalau bahaya itu dekat dan dirasakan, ia akan menarik orang kepada-Nya, karena Dialah satu-satunya yang dapat memberi mereka pertolongan pada saat mereka membutuhkannya. Di dalam permintaan mereka itu, murid-murid memohon untuk hidup, "Tuhan, tolonglah, kita binasa."

(1) Mereka memohon, "Tuhan, tolonglah kami." Mereka percaya Ia dapat menyelamatkan mereka, dan mereka memohon supaya Ia mau melakukannya. Pekerjaan Yesus dengan datang ke dunia ini adalah untuk menyelamatkan, tetapi hanya orang yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan (Kis. 2:21). Orang yang dengan iman ingin memperoleh keselamatan kekal dari Kristus dapat dengan yakin dan rendah hati memohon kepada-Nya untuk mendapatkan keselamatan sementara di dunia ini. Perhatikanlah, mereka memanggil-Nya "Tuhan" dan kemudian memohon, "Tolonglah kami" (KJV: "Selamatkan kami"). Yesus hanya akan menyelamatkan orang-orang yang mau menerima-Nya sebagai Tuhan mereka; karena Ia adalah Penguasa dan Penyelamat.

(2) Mereka berseru, "Kita binasa," yang mengungkapkan:

[1] Ketakutan mereka; mereka sudah putus asa dengan masalah mereka ini dan hanya bisa pasrah saja. Dalam hati, mereka sudah menerima hukuman mati, sehingga berseru, "Kami binasa jika Engkau tidak menyelamatkan kami, karena itu kasihanilah kami."

[2] Seruan perasaan mereka yang paling dalam; mereka berdoa dengan sesungguh-sungguhnya, memohon keselamatan atas nyawa mereka. Seperti inilah juga kita seharusnya berjuang dan bergumul dalam doa. Karena itulah Kristus tidur, supaya Ia bisa membuat kita memohon-mohon seperti ini.

II. Kuasa dan anugerah Yesus Kristus untuk menolong mereka: lalu Tuhan Yesus terjaga, seperti orang yang disegarkan kembali (Mzm. 78:65). Kristus bisa saja tidur ketika gereja-Nya sedang menghadapi badai, tetapi Ia tidak akan terus membiarkan diri-Nya tertidur. Waktunya, waktu yang ditetapkan untuk menolong gereja-Nya yang sedang mengalami kesusahan pasti akan datang. (Mzm. 102:14).

Ia mencela murid-murid-Nya (ay. 26), "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Ia tidak memarahi mereka karena mengganggu tidur-Nya dengan permohonan mereka, tetapi karena mereka mengganggu diri mereka sendiri dengan ketakutan mereka. Kristus menegur mereka terlebih dulu, setelah itu baru menyelamatkan mereka. Ini cara yang dipakai-Nya dalam mempersiapkan hati kita untuk menerima belas kasihan-Nya, dan setelah itu barulah Ia memberikannya kepada kita.

(1) Rasa tidak suka-Nya terhadap ketakutan mereka; "Mengapa kamu takut?" "Kamu, murid-murid-Ku? Biarlah orang-orang berdosa di Sion merasa takut, biarlah para pelaut kafir gemetar menghadapi badai, tetapi engkau tidak boleh begitu. Tanyakan alasan-alasan kenapa kamu harus takut"

(2) Pengetahuan-Nya mengenai penyebab dan sumber ketakutan mereka: "Kamu yang kurang percaya." Banyak orang memiliki iman yang benar namun lemah, dan iman seperti ini bekerja tetapi hanya sedikit saja.

[1] Murid-murid Kristus cenderung merasa gelisah akibat ketakutan ketika sedang menghadapi badai, mereka selalu menyiksa diri dengan pikiran-pikiran bahwa hal-hal buruk sedang menimpa mereka, dan mereka menjadi semakin tertekan lagi dengan pikiran bahwa keadaannya akan menjadi semakin buruk.

[2] Sering, ketika kita menghadapi badai kehidupan, maka kita merasa takut yang disebabkan oleh lemahnya iman kita, padahal iman itu merupakan jangkar bagi jiwa kita, yang akan menggerakkan dayung doa kita. Dengan iman kita dapat melihat menembus badai bahwa ada tepi pantai yang tenang di seberang sana, dan ini menggugah semangat kita untuk berharap dan bertahan menghadapi badai ini sampai ke tepi yang tenang.

[3] Ketakutan murid-murid Kristus dalam badai dan ketidakpercayaan mereka, yang menyebabkan ketakutan itu, sangat tidak menyenangkan hati Tuhan Yesus, karena semuanya ini mencerminkan penghinaan mereka terhadap-Nya dan menimbulkan gangguan bagi diri mereka sendiri.

Ia menghardik angin itu; apa yang Ia lakukan terhadap ketakutan murid-murid sebelum ini Ia lakukan sebagai Allah anugerah dan Sang Penguasa hati, yang dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya di dalam diri kita; sedangkan yang sekarang ini Ia lakukan sebagai Allah atas alam, Sang Penguasa atas dunia ini, yang dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya untuk kita. Dan kuasa yang sama inilah yang meredakan deru lautan dan gejolak perasaan takut (Mzm. 65:8)

(1) Betapa mudahnya hal ini dilakukan, yaitu hanya dengan sepatah perkataan. Musa memberikan perintah kepada air dengan sebatang tongkat, Yosua dengan tabut perjanjian, Elisa dengan jubah seorang nabi, tetapi Kristus hanya dengan sepatah kata. Lihatlah kuasa-Nya yang mutlak atas segala makhluk, yang menyatakan baik kemuliaan-Nya maupun kebahagiaan orang yang berpihak kepada-Nya.

(2) Apa yang terjadi setelah Ia menghardik angin? Maka danau itu menjadi teduh sekali, segera dengan tiba-tiba. Biasanya, setelah ada angin ribut, air di danau masih bergoyang-goyang dan butuh beberapa waktu bagi air itu untuk bisa tenang. Akan tetapi, jika Kristus mengucapkan sepatah kata, bukan hanya angin ribut saja yang berhenti, melainkan juga semua yang mengikutinya, yang dibawanya serta turut terjadi. Badai keraguan yang besar dan ketakutan yang mencekam dalam jiwa, di bawah kuasa roh perbudakan, kadang-kadang berakhir dengan keteduhan yang indah, yang diciptakan dan diucapkan oleh Roh yang mengangkat kita menjadi anak-anak Allah.

Hal ini membuat mereka takjub (ay. 27). Heranlah orang-orang itu. Mereka sudah lama mengenal laut tetapi selama hidup belum pernah melihat angin ribut tiba-tiba berubah menjadi sangat teduh seperti ini. Semua tanda dan ciri suatu mujizat ada dalam peristiwa ini; hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata mereka. Perhatikanlah:

(1) Kekaguman mereka akan Kristus; "Orang apakah Dia ini?" Perhatikanlah, Kristus tiada taranya, segala sesuatu yang ada di dalam diri-Nya sungguh mengagumkan, tidak ada yang begitu bijak, begitu berkuasa, dan begitu baik hati seperti Dia.

(2) Alasan kekaguman murid-murid; "Angin dan danau pun taat kepada-Nya." Atas kejadian ini, Kristus patut dipuja karena Ia mempunyai kuasa bahkan untuk memerintah angin dan danau. Orang lain boleh mengaku-ngaku bahwa mereka bisa menyembuhkan penyakit, tetapi hanya Dia-lah yang benar-benar berkuasa memerintah angin. Datang dan perginya angin saja kita tidak tahu (Yoh. 3:8), apalagi mengendalikannya; tetapi Dia, yang mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaan-Nya (Mzm. 135:7), juga akan mengumpulkannya kembali dalam genggaman-Nya (Ams. 30:4). Ia yang mampu melakukan hal ini mampu melakukan apa saja, Ia mampu membangkitkan rasa aman dan keyakinan kita kepada-Nya saat menghadapi badai yang paling ganas, di dalam maupun di luar diri kita (Yes. 26:4). Tuhan bersemayam di atas air bah, dan lebih hebat daripada suara air besar. YESUS, memerintah lautan, menunjukkan bahwa diri-Nya sendirilah yang merupakan pribadi yang sama yang menciptakan dunia, yang dengan hardik-Nya air melarikan diri (Mzm. 104:7-8), seperti yang terjadi sekarang, yang dengan hardik-Nya air berguguran menunjukkan Dia berkuasa atas Laut dan Badai hidup. Amin 

======Tuhan Yesus Memberkati====

Statistik Pengunjung