Nats : Matius 26:47-50
Thema : Air Susu Dibalas dengan Air Tuba!!!
================
Setiap orang ingin menjalani hidupnya dengan baik tanpa ada tekanan dan gangguan dari pihak mana pun. Bergaul secara baik dengan orang-orang disekitarnya, dengan cara menjalin keakrban dengan orangtua dan anak, antar saudara, tetangga, rekan kerja, dan masyarakat. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Akan tetapi pada kenyataannya, sebaik apapun hubungan yang dibangun, ada saja hal-hal yang dapat membuat hubungan yang baik tersebut bisa retak bahkan hancur. Salah satunya adalah dari satu pihak melakukan penghianatan terhadap pihak yang lain.
Penghianatan merupakan salah satu dari sekian banyak perkara yang sering diperbincangakn oleh banyak orang akhir-akhir ini di tengah-tengash masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada masa-masa menuju kepada akhir zaman ini, banyak orang yang melakukan penghianatan terhadap seorang yang dekat dengan dirinya. Contohnya adalah: seorang suami yang menghianati istrinya dan sebaliknya ada istri yang menghianati suaminya. Dalam dunia misnis pun, sering terjadi yang namanya saling menghianati, dimana rekan bisnis yang satu menghianati rekan bisnis yang lain, dan juga dalam banyak hal lainnya.
Berbicara mengenai penghianatan, Alkitab juga mencatat sebuah kisah perjalanan seorang tokoh yang telah menjadi pusat sejarah sepanjang abad yaitu kisah Yudas yang menghianati Yesus, yang notabenenya adalah gurunya sendiri, dengan cara menjual Yesus kepada pemuka-pemuka agama dengan harga tiga puluh keeping perak, untuk disalibkan. Walaupun demikian, kita dapat melihat sebuah hal menarik ketika pada malam itu, ketika Yudas dan para serdadu Romawi datang untuk menangkap Yesus, Yesus tidak memarahi Yudas atau pun Ia menyuruh para murid-murid-Nya yang lain untuk menghajar Yudas.
Yesus tetap tenang menghadapi masalah pada malam itu. Yesus tidak membalas penghianatan Yudas itu dengan perbuatan yang setimpal dengan apa yang telah diperbuat oleh Yudas terhadap-Nya. Dari peristiwa ini, kita dapat mengambil hikmah untuk menjalani kehidupan ini, bahwa dengan berbuat demikian, Yesus sebenarnya ingin memberitahukan dan mengajarkan kepada kita bahwa walau pun Yesus disakiti, Dia tetap mengasihi bahkan tetap mau menerima Yudas sebagi sahabat-Nya.
Dari kisah penghianatan Yudas terhadap Yesus ini, kita dapat mempelajari beberapa hal, mengapa Yesus dapat memanggil Yudas yang adalah orang yang telah menghianati dan juga yang telah menyakti hati-Nya dengan panggilan “Teman?”. Rahasianya adalah:
1. Yesus tetap memanggil Yudas sebagai teman, walaupun mereka berbeda
Secara jelas bahwa Yesus dan Yudas berbeda secara kedudukan. Yesus adalah Tuhan, Yudas adalah seorang berdosa. Yesus adalah guru, sedangkan Yudas adalah murid dari Yesus. Yudas adalah bendahara yang suka korupsi sedangkan Yesus adalah seorang atasan yang tetap mepercayakan pekerjaan tersebut kepada Yudas.
Yesus adalah Tuhan yang mengasihi, Dia tidak akan membalas kejahatan dengan cara yaitu Dia juga melakukan tindakan kejahatan. Juga karena Yesus memahami benar mengenai apa yang telah Allah rencanakan dalam dalam hidup-Nya pasti akan terjadi dan digenapi, termasuk penyaliban-Nya.
2. Yesus tetap memanggil Yudas teman walaupun Dia dikhianati
Yesus dikhianati bukan oleh orang jauh, tetapi Dia dikhianati oleh murid-Nya sendiri yaitu orang yang selalu bersama-sama dengan Dia bahkan makan semeja dengan Yesus.
Yesus tahu dengan pasti bahwa Ia akan dikhianati oleh Yudas. Dan Yesus juga tahu bahwa dibalik penghianatan tersebut, sesungguhnya Allah telah menyediakan bagi-Nya nama di atas segala nama, sehingga setiap lutut bertelut dan semua lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Jururselamat.
3. Yesus tetap meanggil Yudas teman walaupun Dia telah disakiti
Dalam menjalani tugas penyaliban-Nya atau pengorbanan-Nya, Yesus harus menundukan diri dan juga menakluj\kan perasaan-Nya, serta merelakan diri-Nya untuk menderita aniaya, bahkan sampai Ia harus mati di atas kayu salib.
4. Yesus tetap memanggil Yudas teman karena Yesus mengerti rencana Allah
Yesus sangat mengetahui dengan pasti bahwa salib bukanlah akhir dari segala-galanya dalam hidup dan pelayanan Yesus. Akan tetapi, salib meruoakan awal dimulainya peperangan yang berakhir dengan kehancuran dari pada Iblis. Sehingga dengan demkian, setiap orang yang percaya dan berada dalam Yesus menjadi orang-orang yang merdeka, karena salib adalah jawaban untuk hidup kekal bagi kita.
Sikapilah setiap penghianatan dengan positif. Jika saudara merasa pernah dikhianati, ingatlah bahwa penghianatan itu telah lebih dahulu dialami oleh Yesus, karena itu, jangan kecewa jika saudara pernah dikhianati. Yudas secara terang-terangan telah mengkhianati Yesus. Namun, Yesus tidak menanggapinya dari sebuah perspektif/sudut pandang yang negatif.
Dengan demikian, jika saudara mengalami hal yang sama seperti yang telah Yesus alami, mungkin dikhianati oleh orang yang kita cintai dan sayangi atau oleh orang-orang yang sangat dekat dengan kita, maka tetaplah tenang, tanggapi secara positif, dan hal yang lebih utama lagi ialah jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi balaslah kejahatan dengan kebaikan. Sehingga pada akhirnya, kita dapat melihat kemuliaan Tuhan dinyatkan di dalam dan melalui hidup kita. Kita memang bukan Yesus, tetapi sebagai pengikut-Nya, kita juga dituntut untuk menjadi serupa dengan Dia. Jadi mintalah kekuatan dari pada Dia Sang sumber kekuatan itu sehingga kita pun dimampukan untuk menghadapi segala persoalan yang kita alami dalam hidup kita.
“AMIN”
“Soli Deo Gloria”