Cari Blog Ini
Minggu, 28 September 2025
Santapan Harian
Sabtu, 27 September 2025
Renungan Harian
Brutalnya Tokoh Agama
Lukas 19:45-48
Kejahatan yang paling mengerikan adalah kejahatan yang dilakukan di ritus sakral agama. Terlebih lagi ketika hal tersebut dilakukan oleh para pemuka agama. Kenyataan inilah yang kita lihat dari bacaan kita hari ini.
Para imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan orang-orang terkemuka di negeri itu berusaha mengakhiri hidup Yesus (48). Barangkali hal ini dipicu oleh kekesalan mereka akan sikap Yesus yang merusak bisnis mereka di Bait Suci (45). Juga, menyakitkannya kata-kata tajam Yesus yang secara tidak langsung menyatakan mereka "penyamun", padahal mereka adalah para pemuka agama, ahli kitab, dan orang-orang besar yang biasa mendapatkan hormat dari umat Israel.
Namun, oleh mereka, kesucian Bait Allah ternodai. Pelataran khusus di Bait Suci untuk orang asing berdoa, malah mereka jadikan tempat bisnis yang menguntungkan mereka sendiri dan merugikan orang banyak. Tidaklah heran, Yesus menegur dengan sangat keras (46). Mereka adalah para tokoh agama dan tidak seharusnya hal tersebut terjadi. Bait Suci tidak hanya seperti tempat bisnis, bahkan tempat yang merugikan orang banyak. Mereka seperti mengalami perampokan atas nama Tuhan dan ibadah.
Akan tetapi, teguran ini tidak membuat mereka bertobat, malahan mereka berusaha mencari celah untuk dapat membinasakan Yesus. Bayangkan, hal ini direncanakan para tokoh agama dan dilakukan di tempat paling sakral umat Israel. Lebih parah lagi, mereka merencanakan hal itu karena mereka takut kekuasaan mereka terdampak. Mereka takut kehilangan muka dan tidak mau kehilangan pengaruh di hadapan orang banyak.
Ketika kita menjadi orang-orang penting di gereja, hati-hatilah! Kita melihat hal yang mengerikan dan tidak manusiawi bisa terjadi di tempat yang sangat sakral dan dilakukan oleh tokoh-tokoh terkemuka secara agama. Kita juga tidak kebal dengan hal itu. Mari kita menyadari dan berhati-hati, serta saling mengingatkan. Mari kita datang kepada Tuhan dengan berserah penuh dan meminta Tuhan senantiasa membimbing kita. [JHN]
Baca dan Renungkan
Lukas 19:45-48
Bait Allah di Yerusalem adalah pusat ibadah dan tempat yang sangat dihormati oleh orang Yahudi. Di pelataran Bait Allah, banyak pedagang dan penukar uang yang melakukan transaksi perdagangan. Mereka mengambil keuntungan dari para peziarah yang datang ke Yerusalem untuk beribadah.
Yesus masuk ke Bait Allah dan mulai mengusir orang-orang yang berjual beli di sana. Yesus menegaskan bahwa Bait Allah seharusnya menjadi tempat untuk berdoa dan beribadah, bukan tempat untuk berbisnis yang merugikan orang lain. Yesus mengajar setiap hari di Bait Allah, namun para imam kepala, ahli Taurat, dan pemuka-pemuka bangsa berusaha membinasakan-Nya. Akan tetapi, mereka tidak menemukan cara untuk melakukannya, karena seluruh rakyat terpukau oleh pengajaran-Nya.
Apa saja yang Anda baca?
1. Ke manakah Yesus dan apa yang Ia lakukan? (45)
2. Apa yang Yesus katakan? (46)
3. Apa yang Yesus lakukan di Bait Allah dan apa yang hendak dilakukan oleh Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat? (47-48)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah Anda melayani dan beribadah dengan motivasi yang murni atau ada kepentingan pribadi yang Anda kejar?
2. Bagaimana Anda bisa memastikan bahwa motivasi Anda dalam pelayanan adalah untuk memuliakan Tuhan?
3. Apakah Anda berani berbicara dan bertindak untuk kebenaran seperti Yesus?
Apa respons Anda?
1. Bagaimana ajaran Yesus memengaruhi cara Anda berinteraksi dengan orang lain dan menghadapi tantangan hidup?
2. Bagaimana Anda menghadapi konflik atau ketidaksepakatan dengan pemegang otoritas keagamaan atau pemimpin di sekitar Anda?
Pokok Doa:
Mari kita berdoa agar kita menjauhkan diri dari kepentingan pribadi yang dapat merusak pelayanan.
Jumat, 26 September 2025
Santapan Harian
Kamis, 25 September 2025
Santapan Harian
Selasa, 23 September 2025
RENUNGAN HARIAN
Yesus, Minta Dijamu?
Lukas 19:1-10
Sebagai orang Kristen, kepada kita selalu diajarkan agar kita berkorban bagi sesama demi menyatakan cinta Tuhan yang besar. Ya, pengorbanan Kristus adalah sesuatu yang besar, tetapi apakah hanya itu yang Dia teladankan bagi kita?
Ketika Yesus datang ke suatu daerah pastilah banyak orang berpengaruh dan terpandang yang ingin menjamu-Nya makan. Uniknya, perhatian Yesus justru tertuju kepada seorang pemungut cukai yang bertubuh pendek (3).
Masyarakat Yahudi pada masa itu mendeskripsikan seorang pemungut cukai sebagai orang berdosa yang najis dan harus dihindari. Namanya Zakheus. Ia sangat kaya, tetapi kesepian karena orang Yahudi dilarang duduk dan makan bersama serta berelasi dengan pendosa seperti dirinya. Ia hanya ingin melihat Yesus. Ia pun berpikir mustahil menjamu Yesus. Dia sadar akan dirinya yang berdosa dan ketidaklayakan dirinya. Apalagi Yesus adalah seorang Rabi, dan dia sudah melihat bagaimana tokoh agama di sekitarnya dan masyarakat Yahudi melihat dan memperlakukan dirinya.
Meskipun demikian, Yesus malah menghampiri Zakheus dan meminta dijamu olehnya (5). Sepertinya, ini pertama kali setelah sekian lama Zakheus tak pernah makan bersama seorang sahabat. Kali ini seorang Rabi, bahkan Juru Selamat mau bersahabat dengan dia, dan ini mendatangkan sukacita yang besar bagi dirinya yang penuh dosa. Hari itu menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan oleh Zakheus.
Yesus tak hanya meneladankan kepada kita sebuah pengorbanan diri. Dia juga menunjukkan teladan untuk berkorban memberi diri dijamu dan dikasihi orang yang berdosa. Yesus mau duduk gembira dan tertawa bersama dengan mereka yang disisihkan oleh masyarakat. Ia tidak takut kehilangan reputasinya dan dianggap tidak rohani. Maukah kita sebagai gereja belajar mengasihi sesama kita dengan memberi diri untuk dikasihi? Mari kita belajar menjadi sahabat bagi sesama dengan duduk, makan, minum, tertawa, bercerita, dan berterima kasih untuk kebaikan sesama yang mengasihi kita. Mari kita saling menjamu dalam kasih! [JHN]