Sabtu, 23 November 2024

Jangan Merusak Pekerjaan Allah

Roma 14:13-23

Jemaat mula-mula yang hidup di Roma menjadi tempat pertemuan antara orang Yahudi dan non-Yahudi, sehingga situasi ini memicu perbedaan pemahaman berkenaan dengan kebiasaan makan dan tradisi lainnya, bahkan perselisihan.

Atas perselisihan inilah Paulus mengingatkan mereka untuk tidak saling menghakimi (13), agar mereka tidak menjadi batu sandungan dan menyakiti saudara seiman (15). Ternyata perihal makanan pun bisa menjadi biang kerok dari rusaknya persekutuan umat Allah. Maka, secara tegas Paulus mengingatkan bahwa umat tidak sepatutnya merusak pekerjaan Allah hanya karena makanan (20).

Hati yang tersandung dapat berakibat fatal, yaitu hilangnya kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita, padahal inilah inti dari Kerajaan Allah (17). Makanan mungkin terkesan sepele, tetapi dampaknya dapat menjadi besar. Karena makanan, tak sedikit orang menjadi sombong dan merusak kesaksian hidup Kristennya.

Janganlah kita berdosa karena makanan. Perbedaan pendapat tentang aturan makan hanya satu bagian kecil yang tidak perlu menjadi masalah di tengah jemaat. Firman Tuhan mengingatkan kita betapa kita mesti sangat berhati-hati dalam bertutur, bersikap, dan berperilaku. Kekeliruan dalam ini semua dapat menyebabkan rusaknya persekutuan.

Alangkah mulianya jika kita mengendalikan emosi, ego, dan kepentingan diri sendiri demi kebaikan saudara seiman. Kita bisa kecewa dengan pendeta, pengurus, atau jemaat lainnya, namun hendaknya kita tidak melupakan tujuan iman Kristen, yaitu melayani Allah. Perlulah kita memohon kepada Allah agar Ia memperlengkapi diri kita dengan sikap dan perilaku yang menyenangkan Allah dan menghormati sesama demi hangatnya persekutuan.

Marilah kita menjadi orang bijak yang dapat menjaga pikiran, tatapan, kata, dan perlakuan kita. Mari kita selalu menahan dan mengendalikan diri supaya kita menjadi bagian dari jemaat yang bersama-sama mengeratkan persekutuan dan memajukan pekerjaan Allah, turut serta membangun dan menumbuhkan iman sesama, bukan sebaliknya.


Wamena, 24 November 2024


Selasa, 20 Agustus 2024

Komitmen Pemimpin

Mazmur 45

Dalam acara pernikahan, salah satu momen yang lazim adalah mempelai pria dan wanita diperkenalkan oleh orang-orang dekatnya. Umumnya, yang disampaikan adalah karakter sang mempelai. Demikian juga, mazmur ini mengenalkan mempelai pria yang adalah raja, dan mengundang mempelai wanita untuk menjadi permaisuri yang tunduk kepada raja.

Pemazmur ini menyampaikan bukan hanya perawakan, gaya bicara, dan kekuatannya, tetapi juga komitmennya dalam kebenaran, perikemanusiaan, dan keadilan (3-6). Pemazmur tahu bahwa untuk itulah raja diangkat (7-8). Raja-dan para pemimpin umat Israel-diangkat untuk mencintai keadilan dan kebenaran (bdk. Ul 16:18-20).

Sehubungan dengan itu, pemazmur berseru kepada permaisuri, "lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu" (11). Ini adalah ajakan agar permaisuri merelakan kepentingan dirinya, keluarganya, dan bangsanya. Ketika ia menjadi istri raja, permaisuri bersama-sama raja akan berbakti kepada Allah, juga berkomitmen dalam kebenaran dan keadilan.

Dalam Alkitab, kebenaran dan keadilan diwujudkan dengan tidak menyembah berhala, tidak menindas orang lain, tidak mengambil untung dari kesusahan sesama, tetapi menjauhkan diri dari kecurangan dan melakukan hukum yang benar dengan setia (Yeh 18:5-9). Pendeknya, tindakan orang yang benar dan adil akan menyejahterakan banyak orang dan bukan diri sendiri saja.

Kepemimpinan yang benar dan adil bukan hanya tugas raja, tetapi juga pasangannya. Itulah komitmen yang tak dapat dipandang remeh. Dalam sejarah Israel, beberapa raja seperti Salomo, Ahab, atau Yoram terbuai dengan rayuan istri sehingga meninggalkan Allah dan menjadi lalim.

Bacaan hari ini mengundang kita untuk berdoa bagi para pemimpin kita, termasuk presiden. Mari kita berdoa agar mereka dapat menyejahterakan Indonesia dan tidak terbuai dengan kepentingan sepihak. Mari kita berdoa agar mereka memimpin sebagai wakil Allah yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan di negeri kita. [JMH]

Selasa, 20 Februari 2024

Renungan Tanggal 21 Februari 2024

Eksklusivitas Pernikahan Kristen
Markus 10:1-12

Pernikahan Kristen adalah ikatan yang kudus dan eksklusif. Namun, pada kenyataannya, pernikahan Kristen juga diperhadapkan pada berbagai persoalan rumit, salah satunya adalah perceraian.

Pada zaman Tuhan Yesus, perceraian juga menjadi isu yang hangat diperbincangkan. Karena itu, orang Farisi sengaja menanyakan perihal ini untuk mencobai Yesus (2). Menurut pandangan orang Yahudi, perceraian diperbolehkan asalkan ada surat cerainya (4).

Namun, Yesus berkata bahwa Musa menulis hukum tersebut karena kekerasan hati mereka (5). Allah sejak semula tidak pernah merancangkan perceraian. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan supaya keduanya bersatu (7-8). Karena apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia (9), secara teologis pernikahan adalah rancangan Allah yang bersifat kudus dan ekslusif.

Eksklusivitas ini dapat kita pelajari dari setidaknya tiga hal. Pertama, pasangan pernikahan adalah satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Prinsip ini menjadi satu hal yang urgen mengingat tren relasi dan pernikahan masa kini. Kedua, hanya Allah yang berhak atas ikatan pernikahan. Ikatan ini disatukan atas restu Allah sehingga manusia tidak mempunyai hak untuk memutuskannya. Dengan kata lain, tidak ada kata perceraian. Ketiga, ikatan pernikahan berlaku seumur hidup. Artinya, ikatan pernikahan hanya akan berakhir jika salah satu pasangan meninggal dunia.

Oleh karena itu, sekalipun karena kerasnya hati ada pasangan yang bercerai, bukan berarti perceraian telah diizinkan dan diperkenankan oleh Allah. Pernikahan Kristen tetap bersifat kudus dan ekslusif.

Oleh karena itu juga, bagi kita yang belum menikah, berdoalah dan mintalah hikmat dari Allah agar kita menemukan pasangan yang tepat. Sedangkan bagi kita yang sudah menikah, hormatilah kekudusan dan eksklusivitas pernikahan. Karena pernikahan yang setia dan penuh kasih adalah rancangan Allah bagi manusia sejak awal penciptaan, komitmen untuk memperbaiki dan menjaga pernikahan sampai akhir hidup harus terus kita perjuangkan! [YGM]

Statistik Pengunjung